PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT PADA KELAS X IPA 1 SMA N 3 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

PEMBELAJARAN MEMAHAMI STRUKTUR DAN KAIDAH TEKS ANEKDOT PADA KELAS X IPA 1 SMA N 3 METRO

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

ANI SETIAWATI

Pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran di kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot di kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penulis mendeskripsikan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro. Teknik yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi,dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan guru melakukan tiga tahap kegiatan dalam pembelajaran. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kegiatan perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru, yaitu RPP.Guru telah menyusun RPP yang lengkap berdasarkan komponen-komponen RPP. Selanjutnya,kegiatan pelaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas guru dan siswa pada kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam, menanyakan kesiapan dalam pembelajaran, menanyakan kehadiran siswa, menyampaikan materi yang akan dibelajarkan, dan mengaitkan materi yang sebelumnya. Selanjutnya, pada kegiatan inti guru memberikan materi tentang memahami struktur dan kaidah teks anekdot, strategi yang digunakan dalam pembelajaran, pendekatanscientific, model pembelajarandiscovery learning,serta


(2)

AniSetiawati

media dan alat yang digunakan dalam pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru menuntut siswa untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Kemudian, pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi pembelajaran, terlebih dahulu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat. Setelah siswa menyampaikan pendapatnya tentang memahami struktur dan kaidah teks anekdot, guru menyimpulkan keseluruhan pembelajaran.Struktur dan kaidah teks anekdot dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru yaitu guru menerangkan tentang struktur teks anekdot yang terdiri atas abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda, sedangkan untuk kaidah yang dijelaskan oleh guru yaitu berupa lelucon atau cerit amenggelitik dan di dalamnya terkadang kebenaran tertentu yang bisa menjadi pelajaran bagi khalayak.Struktur dan kaidah teks anekdot dapat dipahami oleh semua siswa hal ini terbukti dengan hasil diskusi yang dinilai oleh guru rata-rata setiap kelompok dapat memahami struktur dan kaidah teks anekdot.Tahap kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu penilaian. Pada penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot, guru menggunakan teknik tes tertulis dan tes praktik.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 4 Januari 1991. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara pasangan suami-istri Sarji dan Wahyuni.

Jenjang akademik penulis dimulai dengam menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Kartika pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Astomulyo pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2007. Memasuki jenjang berikutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Metro pada tahun 2007 dan menamatkannya pada tahun 2010. Pada tahun yang sama (2010), penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur PKAB.

Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Udik Desa Karta, Kec. Tulang Bawang Udik, Kab. Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang diberikan Allah Subhanaullohuwataala, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang terkasih berikut ini.

1. Ayahanda tersayang Sarji dan Ibunda tercinta Wahyuni yang telah membesarkanku, mengasihiku, dan selalu mendoakan keberhasilanku.

2. Kakakku tersayang Agus Setyo yang selalu memberi semangat, dukungan, dan doa.

3. Keluarga besarku, atas motivasi yang telah diberikan dan doa yang terus terucap untuk keberhasilanku.

4. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu membuat keceriaan di kampus maupun di luar kampus.


(9)

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak

ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S. Ar-Ra’d: 11)

“Allah tempat meminta segala sesuatu” (Q.S. Al-Ikhlas: 2)


(10)

SANWACANA

Alhamdulillah, Segala pujiku untuk Allah Subhanaullohuwataala

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah Subhanaullohuwataala karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi “Pembelajaran Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot Pada Kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, masukan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai wujud rasa hormat sudah selayaknya penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak berikut. 1. Ibu Eka Sofia Agustina, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, waktu, dan kesabaran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

2. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan member pengarahan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Munaris, M.Pd.,selaku Penguji bukan pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasihat, motivasi dan saran kepada penulis.


(11)

5. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Lampung.

6. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum.,selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Lampung.

7. Dr. Hi. BujangRahman, M.Si.,selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 8. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung khusunya pada Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan.

9. Bapak dan Ibu staf admintrasi Jurusan Bahasa dan SeniUniversitas Lampung yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan.

10. Drs. Hi. Jumadi.,selaku Kepala SMA Negeri 3 Metro yang telah memberikan izin penelitian sehingga dapat terlaksana.

11. Dra. Hj. Susnelly, M.M., selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu pelaksanaan penelitian pembelajaran di SMA Negeri 3 Metro.

12. Orang tuaku tercinta, tersayang, dan terkasih , Bapak Sarji dan Ibu Wahyuni yang telah membesarkanku, mendidik, membimbing, memberikan doa tulus, cinta dan kasih sayang dengan penuh perhatian.

13. Kakakku tersayang Agus Setyo terimakasih atas kasih sayang, perhatian, doa, semangat, bantuan dan semua hal yang telah diberikan selama ini. Keluarga besarku yang telah memberikan keceriaan, motivasi dan doa yang terus terucap untuk keberhasilanku.


(12)

14. Sahabat tersayang ChintiaLarasati, EstiHayuningtias, Kristanti, Lengai Zulpa Anggraini, Mukti Arum, Nur Astri Aprilia, Rizki Yunaini, Shera Lovina, Oriza Pratiwi, dan Tika Yuni Arsinta terimakasih atas rasa kasih sayang, semangat yang tak pernahputus, masa-masa indah dikala suka duka yang tidak akan pernah terlupakan.

15. Teman-teman KKN dan PPL di Tulang Bawang Udik, Desa Karta, Annisa Nurlaila, Trian Hermawan, Sigit, Eli, Servia, LiaPutri, Fitma, Pariza, Jefri, Ruma, terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan selama ini.

16. Teman-teman seperjuanganku 2010 kelas B dan A yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semangat, kekompakan bantuan dan kebersamaanmya selama ini.

17. Kakak-kakak seniorku dan adik tingkatku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semangat

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga ketulusan dan kebaikan Bapak, Ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan pendidikan khususnya pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Bandarlampung,Oktober 2014 Penulis


(13)

Halaman

ABSTRAK...i

HALAMAN JUDUL...ii

PENGESAHAN...iii

RIWAYAT HIDUP...iv

MOTO...v

PERSEMBAHAN...vi

SANWACANA...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...6

II. LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran...7

2.1.1 Pengertian Pembelajaran ...7

2.1.2 Komponen Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum 2013 ... ...8

2.1.3 Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi ...8

2.2 Perencanaan Pembelajaran ...9

2.2.1 Silabus ...10

2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...11

2.3 Pelaksanaan Pembelajaran...15

2.3.1 Media Pembelajaran ...16

2.3.1.1 Ragam Media Pembelajaran ...17

2.3.1.2 Fungsi Media Pembelajaran ...17

2.3.2 Bahan Ajar ...18

2.3.3 Model Pembelajaran ...19


(14)

2.3.5 PendekatanScientificKurikulum 2013 ...21

2.3.6 Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013...25

2.3.7 Aktivitas Belajar ...27

2.4 Penilaian Pembelajaran ...30

2.4.1 Penilaian Autentik Kurikulum 2013...30

2.4.2 Pendekatan Penilaian Hasil Belajar ...33

2.4.3 Fungsi Penilaian Hasil Belajar ...34

2.4.4 Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar ...36

2.5 Teks Anekdot...37

2.5.1 Pengertian Humor ...38

2.5.2 Fungsi Humor dalam Masyarakat ...39

2.5.3 Struktur Teks Anekdot ...40

III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...42

3.2 Sumber Data...42

3.3 Teknik Pengumpulan Data...43

3.4 Teknik Analisis Data...49

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...51

4.1.1 Perencanaan Pembelajaraan ...52

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Guru ...58

4.1.2.1 Kegiatan Pendahuluan...58

4.1.2.2 Kegiatan Inti...62

4.1.2.3 Kegiatan Penutup ...75

4.1.2.4 Observasi Aktivitas Siswa...77

4.1.3 Penilaian Pembelajaran ...78

4.2 Pembahasan ...80

4.2.1 Pembahasan Pengamatan Perencanaan Pembelajaran ...80

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru ...103

4.2.2.1 Kegiatan Pendahuluan...103

4.2.2.2 Kegiatan Inti...109

4.2.2.3 Kegiatan Penutup ...134

4.2.2.4 Pembahasaan Observasi Aktivitas Siswa...137

4.2.3 Pembahasaan Penilaian Pembelajaran ...141

4.2.4 Pembelajaran Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot ...140

4.2.4.1 Temuan Hasil Penelitian ...143

4.2.4.2 PendekatanScientificdalam Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot...145


(15)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tingkatan Menanya... 23

2.2 Aktivitas Belajar Siswa ... 29

3.1 Instrumen Pengamatan Perencanaan Pembelajaran ... 44

3.2 Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru ... 46

3.3 Instrumen Aktivitas Siswa ... 47


(17)

Lampiran

1.Instrumen Pembelajaran Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot ... 151

2. Surat Izin Penelitian ... ... 152

3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 153

4. Silabus Bahasa Indonesia... ... 154

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ... 157

6. Powerpoint materi teks anekdot ... ... 165

7. Hasil tugas siswa ... ... 177


(18)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

4.1 Guru memberikan salam dan memulai apersepsi dan motivasi ... 103

4.2 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ... 104

4.3Guru menyampaikan manfaat pembelajaran... 105

4.4 Guru mendemonstrasikan terkait dengan materi pembelajaran ... 106

4.5 Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik ... 107

4.6 Guru menyampaikan rencana kegiatan ... 107

4.7 Guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata... 109

4.8 Guru menyajikan materi pembelajaran dengan tepat... 110

4.9 Guru menyajikan materi secara sistematis ... 110

4.10 Kegiatan Eksplorasi ... 112

4.11 Kegiatan elaborasi ... 113

4.12 Kegiatan konfirmasi ... 113

4.13Guru menguasai kelas ... 115

4.14 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual ... 116

4.15 Guru memancing peserta didik untuk bertanya ... 120

4.16 Guru memancing peserta didik untuk mencoba... 121

4.17 Guru memfasilitasi peserta didik untuk mengamati... 122

4.18 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis ... 120

4.19 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menalar ... 124

4.20 Guru memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi... 125

4.21 Keterampilan dalam penggunaans umber belajar ... 126

4.22 Guru menunjukan keterampilan menggunakan media ... 127

4.23 Guru melibatkan peserta didik sumber belajar... 128

4.24 Guru melibatkan peserta didik memanfaatkan media ... 129

4.25Guru menumbuhkan interaksi ... 130

4.26 Guru merespon positif peserta didik ... 131

4.27 Aktivitas mengamati ... 137

4.28 Aktivitas menanya... 138

4.29 Aktivitas mengumpulkaninformasi... 139

4.30 Aktivitas mengasosiasi... 140


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru, di dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran seperti media, metode, dan kurikulum yang digunakan. Pembelajaran yang diberikan guru harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum yang saat ini digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik. Implementasi pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 dapat diperoleh dari semua mata pelajaran yang menghubungkan dengan nilai-nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Penekanan pendidikan karakter diharapkan dapat menyiapakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi persaingan dunia global.

Kurikulum 2013 dalam kenyataanya belum berjalan sesuai harapan pemerintah, masih banyak guru yang bingung terhadap proses pembelajaran dalam kurikulum baru karena sosialisai yang tidak sempurna. Sosialisasi seharusnya dilakukan secara matang oleh berbagai pihak agar penerapan kurikulum baru dalam


(20)

2

pembelajaran dapat diterapkan secara optimal dan dapat menyukseskan implementasi kurikulum 2013.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 sangat berbeda dengan pembelajaran-pembelajaran kurikulum sebelumnya. Jika pembelajaran-pembelajaran dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) siswa sepenuhnya bergantung pada guru, tidak demikian pembelajaran kurikulum 2013. Pembelajaran kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jaringan atau mengomunikasikan. Diharapkan dengan lima kegiatan tersebut peserta didik lebih kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran. Perbedaan pembelajaran kurikulum 2013 juga terlihat dari materi buku siswa. Materi yang terdapat dalam buku siswa menghubungkan dengan mata pelajaran yang lain, sehingga siswa dituntut untuk dapat memahami dan menguasai semua mata pelajaran. Materi pelajaran yang berkaitan dengan pelajaran lain sebagai contoh pelajaran Bahasa Indonesia materi teks anekdot, dalam teks tersebut berisi cerita tentang hukum dan peradilan yang tentu saja berkaitan dengan perhukuman.

Materi pembelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2013 tidak bisa dilepaskan dari empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka rona (Tarigan, 1979: 1).

Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, membaca merupakan kegiatan yang membuka wawasan pembaca. Membaca memberikan inspirasi dan inovasi yang baru jika pembaca benar-benar memahami dan mengerti isi yang dibaca.


(21)

Membaca juga merupakan kegiatan yang sangat praktis dapat dilakukan dimana saja. Oleh karena itu, peserta didik tidak hanya dituntut untuk dapat membaca tetapi juga dapat dengan memahami isi bacaan.

Tarigan (1979: 7) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca dapat melatih mengemukakan pendapat atau isi yang di baca. Sehingga membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting sama seperti keterampilan berbahasa lainnya.

Seiring perkembangan dunia pendidikan, kegiatan membaca merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Keterampilan membaca merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa. Siswa memiliki kompetensi membaca baik bila siswa mampu menuangkan, menceritakan atau memahami struktur dan kaidah teks tersebut. Untuk dapat menemukan struktur dan kaidah teks yang dibaca, peserta didik biasanya membaca secara berulang-ulang. Karena struktur dan kaidah suatu teks tidak disajikan secara tersurat, sehingga terkadang peserta didik bingung memahami dan sulit untuk menemukan struktur teks. Selain itu, teks yang disajikan sangat banyak membuat peserta didik malas untuk membaca. Padahal dengan membaca semua informasi dapat diperoleh termasuk struktur dan kaidah teks. Melihat pentingnya membaca sebuah teks, maka peserta didik dituntut untuk dapat menemukan struktur dan kaidah teks dengan memahami teks yang disajikan.


(22)

4

Teks anekdot merupakan sebuah cerita singkat lucu atau menarik, yang menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya, biasanya mengenai orang penting atau terkenal yang digunakan untuk mengkritik. Struktur dan kaidah teks anekdot merupakan komponen pendukung teks anekdot. Strukrur anekdot terdiri atas abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X terdapat kompetensi intimemahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Yang dituangkan dalam salah satu kompetensi dasar memahami struktur dan kaidah teks anekdot yang menuntut siswa memiliki pemahaman membaca teks yang baik.

Penulis memilih penelitian di SMA Negeri 3 Metro karena sekolah tersebut merupakan sekolah terbaik kedua setelah SMA Negeri 1 Metro dan telah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMA Negeri 3 Metro, diperoleh data bahwa SMA tersebut merupakan SMA yang telah menggunakan Kurikulum 2013 pada kelas X sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Pelajaran 2013/2014”.


(23)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA N 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. Masalah dalam pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot dirinci sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot?

2. Bagaimana pelaksanakan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot?

3. Bagaimana penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.Tujuan penelitian memahami struktur dan kaidah teks anekdot secara lebih rinci adalah mendeskripsikan

a. Perencanaan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro.

b. Pelaksanakan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro.

c. Penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot pada siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro.


(24)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengetahuan kepada guru dan penulis mengenai pembelajaran teks anekdot sebagai bahan ajar sastra Indonesia khususnya bahan ajardi SMA dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia yang bernama Dra. Hj. Susnelly, M.M dan siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Objek penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Tempat penelitian di SMA Negeri 3 Metro.

4. Waktu pelaksanaan penelitian adalah dari tanggal 29 Maret 2014 sampai 3 April 2014.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan salah satu sub sistem pendidikan selain kurikulum. Proses pembelajaran yang berlangsung selalu mengikuti perkembangan kurikulum. Pembelajaran berkaitan dengan bagaimana mengajarkan yang terdapat di kurikulum. Dengan adanya kurikulumsebagai acuan proses pembelajaran guru lebih terarah dalam penyampaian materi.

2.1.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran tidak diartikan sebagai sesuatu yang statis, melainkan suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia. Lefrancois dalam Yamin (2013:71) berpendapat bahwa pembelajaran (instruction) merupakan persiapan kejadian-kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar dalam rangka memudahkan pemelajar belajar, menyimpan (kekuatan mengingat informasi), atau menransfer pengetahuan dan keterampilan. Selain itu menurut Miarso dalam Yamin (2013:71) pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.


(26)

8

Smith dan Ragan dalam Yamin (2013: 71) menyatakan bahwa pembelajaran adalah desain dan pengembangan penyajian informasi dan aktifitas-aktifitas yang diarahkan pada hasil belajar tertentu. Sementara itu Dick dalam Yamin (2003: 71) mendefinisikan pembelajaran sebagai intervensi pendidikan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu, bahan atau prosedur yang ditargetkan pada pencapaian tujuan tersebut, dan pengukuran yang menentukan perubahan yang diinginkan pada perilaku.

Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kemampuan untuk mengelola komponen, sehingga setiap guru dan murid memahami tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2.1.2 Komponen Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 telah berbasis karakter dan kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-komponen yang ada dalam sistem pendidikan. Komponen-komponen tersebut antara lain kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah atau madrasah, pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah atau madrasah ( Kunandar, 2013: 9).

2.1.3 Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi

Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah selalu mempunyai tujuan. Tujuan yang diharapkan tentu lebih baik dari kurikulum sebelumnya. Dengan kurikulum baru diharapkan dapat menyiapkan lulusan pendidikan yang dirancang


(27)

berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk itu pemerintah melakukan penataan kurikulum 2013. Kurikukulum 2013 merupakan penataan ulang kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perilaku-perilaku tersebut mempunyai hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja. Untuk itu, kurikulum menuntut kerjasama yang baik antara pendidikan dengan dunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu diajarkan kepada peserta didik di sekolah. Proses pembelajaran kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai bahwa proses pembelajaran menekankan pada kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga peserta didik dapat merasakan sendiri penguasaan kompetensi tersebut.

2.2 Perencanaan Pembelajaraan

Sebelum melakukan proses pembelajaran guru menyiapkan perencanaan atau rancangan pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang baik diharapkan akan menghasilkan proses pembelajaran yang baik. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Rencana pembelajaran disusun tentu saja mempunyai manfaat bagi seorang guru.


(28)

10

Perencanaan pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar yaitu untuk mengarahkan guru dalam proses pembelajaran berlangsung.Menurut Rohman dan Amri (2013: 45-46) manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar-mengajar sebagai berikut.

a.Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid. d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat

diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

e.Untuk bahan penyusun data agar terjadi keseimbangan kerja. f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya. 2.2.1 Silabus

Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dasar yang ingin dicapai, serta materi pokok yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Kunandar, 2007: 244). Jadi silabus merupakan komponen inti rencana pengembangan kurikulum.

Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.


(29)

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah silabus paling sedikit memuat sebagai berikut.

1. Identitas mata pelajaran

2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas

3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran

4. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilanyang terkait muatan atau mata pelajaran

5. Tema (khusus SD)

6. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi

7. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

8. Penilaian,merupakan proses pengumpalan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik

9. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun

10. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Secara umum sebelum melakukan kegiatan belajar seorang guru harus membuat perencanaan pembelajaran. Dengan adanya perencanaan dapat diketahui berapa


(30)

12

besar keberhasilan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2007: 263). Jadi rencana pelaksanaan pembelajaran sangat memengaruhi proses pembelajaran. Menurut kunandar (2013: 6-7) penyusunan RPP memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.

2. Partisipasi aktif peserta didik.

3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian.

4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam suatu keutuhan pengalaman belajar.

7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.


(31)

8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara integrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Komponen RPP terdiri atas: 1. Identitas sekolah

2. Identitas mata pelajaran yaitu nama satuan pendidikan 3. Kelas atau semester

4. Materi pokok

5. Alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai

6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi

8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.

9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai 10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pembelajaran

11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar yang lain yang relevan


(32)

14

12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan inti dan penutup

13. Penilaian hasil belajar

Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

Sekolah : Matapelajaran : Kelas/Semester : Materi pokok : Aloksasi waktu : a.kompetensi inti (KI) b.kompetensi dasar(KD) 1. (KD pada KI-1) 2. (KD pada KI-2) 3. (KD pada KI-3)

Indikator: 4.(KD pada KI-4) Catatan:

KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran langsung. c. Tujuan pembelajaran

d.Materi pembelajaran (rincian dari materi pokok)

e. Metode pembelajaran (rincian dari kegiatan pembelajaran) f. Media, alat, dan sumber pembelajaran

1. media 2. alat/bahan 3. sumber belajar

g. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 1. pertemuan kesatu


(33)

b. kegiatan inti (…menit) c. penutup (…menit)

2. pertemuan kedua:

a. pendahuluan/kegiatan awal (…menit) b. kegiatan inti (…menit)

c. penutup (…menit)

h. penilaian

1. jenis/ teknik penilaian

2. bentuk instrumen dan instrumen 3. pedoman penskoran

2.3 Pelaksanaan Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaranmerupakan implementasi perencanaan pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik sangat bergantung kepada perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran diperbolehkan melakukan improvisasi tetapi tidak menyimpang dari RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses yang sangat penting, karena dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat pendukung-pendukung yang dapat memengaruhi proses pembelajaran berlangsung seperti, media pembelajaran, metode,dan pendekatan pembelajaran. Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dalam pengelolaan kelas guru memerhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan karakteristik proses pembelajaran.

2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.


(34)

16

3. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.

5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

7. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat .

8. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

9. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata pelajaran.

10. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

2.3.1 Media Pembelajaran

Rohman dan Amri dalam Sumantri (2013: 156) menyatakan media ialah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar, contoh buku, film, dan kaset. Selanjutnya Rohman dan Amri dalam Nasution (2013: 157) menuliskan media pembelajaran menurut (1) Gagne, media pembelajaran sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar, (2) Bringgs, media pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung materi pelajaran, dan (3) Wilbur Scramm, media pembelajaran adalah teknik pembawa informasi atau pesan pembelajaran.


(35)

Pada hakikatnya, pendapat-pendapat di atas, mempunyai konsep yang sama tentang media pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan media pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam proses belajar-mengajar untuk memudahkan penyampaian materi sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud.

2.3.1.1 Ragam Media Pembelajaran 1.Media Visual

Media visual merupakan gambar yang secara keseluruhan dari suatu bentuk yang dapat divisualisasikan.

2.Media Cetak

Media cetak pada dasarnya hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi).

2.3.1.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran dapat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu, media juga dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar sedangkan motivasi sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa.

Sudjana dan Rivai dalam bukunya Azhar Arsyad (2002: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, sebagai berikut.

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.


(36)

18

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendesmontrasikan dan memerankan.

2.3.2 Bahan Ajar (Materi Pembelajaran)

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instrucionsl materials) secara garis besar terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajarisiswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Abidin, 2012:33). Materi pembelajaran merupakan program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelahan implementasi pembelajaran.

Bentuk Bahan Ajar

a. Bahan cetak seperti:hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart.

b. Audio Visual seperti:video/film,VCD c. Audio seperti:radio, kaset, CD audio, PH d. Visual:foto, gambar, model/maket.


(37)

2.3.3 Model Pembelajaran

Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi (Rahman dan Amri, 2013: 197). Pembelajaran yang tertera dalam Kurikulum 2013 yaitu Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning(Kemendikbud, 2013: 167-220).

1. Project Based Learning

Metode berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Metode ini menggunakan masalah sebgai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja 2. Adanya pemaslahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik 3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan

4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah

5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu

6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan


(38)

20

2. Problem Based Learning

Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Model berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran. Jadi pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar (Kemendikbud, 2013: 196).

3. Discovery Learning

Metode discovery learningadalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisir sendiri. Sebagai strategi belajar discovery leraning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri dan problem solving. Penggunaan metode discovery learningsecara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan.


(39)

2.3.4 Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 proses kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan prinsip

a) berpusat pada peserta didik,

b) mengembangkan kreativitas peserta didik,

c) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, d) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, e) menyediakan pengalaman belajar yang beragam, f) melalui penerapan berbagai strategi dan metode,

g) pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, h) efisien, dan bermakna.

2.3.5 PendekatanScientificKurikulum 2013

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memberikan suasana baru karena setiap mata pelajaran dikaitkan dengan mata pelajaran lain sehinggga menuntut siswa untuk memiliki pengetahuan yang luas terhadap setiap mata pelajaran.Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran scientific tidak menekankan hasil akhir tetapi proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Selain proses pembelajaran, pendekatanscientificjuga menekankan keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991 dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Bahasa Indonesia


(40)

22

Kemendikbud 2013: 9). Model pembelajaran ini mengharapkan siswa dapat menemukan dan mengembangkan fakta serta konsep sendiri.

Sesuai dengan karakteristik Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari natural science, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (Kemendikbud 2013: 18-21).

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan menyimak.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis (critical thingking skill), logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide atau gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien proses menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara lain tujuan dan hasil kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur dan alokasi waktu diskusi ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar kerja diskusi; diberikan apresiasi yang cukup kepada siswa yang aktif berpartisipasi.


(41)

Tabel 2.1 Tingkatan menanya

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendahPengetahuan (knowledge)  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...

 Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...

 Golongkan...  Berilah nama...   Pemahaman (comprehension) Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...

 Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh...  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif

yang lebih tinggi

Analisis(analysis)  Analisislah...

 Kemukakan bukti-bukti…

 Mengapa…

 Identifikasikan…

 Tunjukkanlah sebabnya…

 Berilah alasan-alasan…

Sintesis(synthesis)  Ramalkanlah…

 Bentuk…

 Ciptakanlah…

 Susunlah…

 Rancanglah...  Tulislah…

 Bagaimanakita dapat

memecahkan…

 Apa yang terjadi seaindainya…

 Bagaimana kita dapat

memperbaiki…

 Kembangkan…

Evaluasi(evaluation)  Berilah pendapat…


(42)

24

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan baik…

 Setujukah anda…

 Kritiklah…

 Berilah alasan…

 Nilailah…

 Bandingkan…

 Bedakanlah…

Sumber: (Kemendikbud, 2013: 19-20)

(3) Kegiatan mencobabermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dua jenis kegiatan yaitu mencoba prinsip atau prosedur seperti yang diperoleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip atau prosedur pada situasi baru. Mencoba prinsip melalui diskusi kegiatan ini untuk memverifikasi kegiatan siswa sehingga siswa dapat percaya diri dengan data yang diperolehnya. Kegiatan mencoba mengaplikasikan pada kegiatan baru maksudnya adalah siswa dan guru bekerjasama untuk menciptakan inovasi dari kreativitas dan keterampilan yang dimiliki.

(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan mengasosiasi siswa dapat diberikan lembar kerja yang terbimbing sehingga siswa dapat mengeksplorasi kemampuan masing-masing. (5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau sketsa, diagram, atau grafik.Dengan kegiatan ini siswa dapat berlatih berbicara sehingga dapat menuangkan inovasi dan kreativitasnya.


(43)

2.3.6 Pendekatan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum 2013

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning),bermain peran, pembelajaran partisipasif (participative teaching and learning),belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivicsm teaching and learning).

1. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual sering di sebut dengan CTL merupakan pembelajaran yang menekankan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata peserta didik sehingga dapat mengaplikasikan kompetensi yang diperoleh. Pembelajaran kontekstual juga mendorong siswa untuk aktif belajar sehingga siswa dapat kecanduan untuk belajar dan menyadari tentang manfaat yang diperlukan dalam kehidupan nyata.

Pembelajaran kontekstual juga menuntut guru untuk menyediakan sumber dan bahan pembelajaran yang diperlukan oleh peserta didik. Selain itu, guru mengatur tentang strategi pembelajaran dan lingkungan pembelajaran. Karena dengan lingkungan pembelajaran yang kondusif, dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.

2. Bermain peran(Role Playing)

Proses pembelajaran guru dan murid sering mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran dan hubungan sosial. Pada situasi tersebut guru dituntut untuk menciptakan pendekatan-pendekatan yang bervariasi. Bermain peran merupakan pendekatan yang dapat digunakan karena peserta didik dapat


(44)

26

mengeksplorasi hubungan-hubungan manusia dengan cara memeragakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama peserta didik dapat mengeksplorasi pemecahan masalah.

3. Belajar tuntas

Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila strategi yang digunakan dapat dilaksanakan secara sistematis sehingga dapat mengorganisir tujuan dan bahan ajar dengan baik. Tujuan pembelajaran harus teroganisir dengan baik sehingga dapat memudahkan pengecekan hasil belajar. Hasil belajar peserta didik merupakan dasar untuk memperoleh balikan. Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik.

4. Pembelajaran partisipatif

Belajar merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sekitar. Pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai keterlibatan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2013: 124). Dalam pembelajaran partisipatif, guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan belajar.

Pembelajaran partisipatif dapat dikembangkan dengan prosedur sebagai berikut. a) Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar

b) Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar dapat saling belajar dan membelajarkan.

c) Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya.


(45)

e) Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. f) Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

g) Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar.

2.3.7Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kegiatan belajar merupakan sebuah aktivitas interaksi antara guru dan murid untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang termasuk belajar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu terjadi secara sadar, bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh aspek tingkah laku secara utuh (Rusman, 2012: 19).

Jenis-jenis Aktifitas Belajar 1. Belajar Arti Kata

Rusman (2012: 19) belajar arti kata yaitu menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.

2. Belajar Kognitif

Belajar kognitif adalah proses bagaimana menghayati, mengorganisasi, dan mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, objek serta upaya untuk menghadirkan kembali hal tersebut melalui tanggapan, gagasan, atau lambang dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

3. Belajar Menghafal

Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi variabel melalui proses mental dan menyimpannya dalam ingatan, sehingga diproduksi kembali ke alam sadar.


(46)

28

4. Belajar Teoritis

Belajar teori adalah menyusun kerangka pikiran yang menjelaskan fenomenaalam atau fenomena sosial tertentu.

5. Belajar Konsep

Belajar konsep adalah merumuskan melalui proses mental tentang lambang, benda serta peristiwa dengan mengamati ciri-cirinya.

6. Belajar Kaidah

Belajar kaidah menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan.

7. Belajar Berpikir

Belajar berpikir adalah aktivitas kognitif yang dilakukan secara mental untuk memecahkan suatu masalah melalui proses yang abstrak.

8. Belajar Keterampilan Motorik

Belajar Keterampilan Motorik adalah belajar melakukan rangkaian gerak gerik anggota badan secara terpadu.

9. Belajar Estetis

Belajar estetika adalah proses mencipta melalui penghayatan yang berdasarkan pada nilai-nilai seni.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok tersebut yaitu (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasi, (5) mengomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.


(47)

Tabel 2.2

Kegiatan /Aktivitas Belajar Siswa Langkah

Pembelajaran

Kegiatan/Aktivitas Belajar Kompetensi yang Dikembangkan Mengamati

Membaca,mendengar,menyimak,melih-at(tanpa atau dengan alat) menyangkut materi pembelajaran.

Melatih

kesungguhan,kete litian, mencari informasi. Menanya Mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahamidari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Mengumpulkan

informasi/ eksperimen

Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain bukuteks,mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber.

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuanmeng umpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan /Mengolah informasi

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan

informasi.Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat

Mengembanggka n sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,

kerjakeras, kemampuan menerapkan prosedur dan


(48)

30

menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Mengomunikasi kan Menyampaikan hasil pengamatan,kesimpulan berdasaekan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jekas, dan

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 2.4 Penilaian Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran selesai guru biasanya melakukan penilaian, yang bertujuan untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak. Penilaian pembelajaran mengukur keberhasilan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan dan juga sebagai evaluasi metode, strategi, pendekatan dan media dalam menyampaikan materi sehingga siswa dapat menerima materi dengan jelas dan dapat dipahami. Selain itu, jika nilai yang diperoleh siswa melampaui KKM (Kriteria Ketuntasaan Minimal) berarti pembelajaran yang dilakukan oleh guru berhasil. Sebaliknya, jika siswa belum mencapai nilai KKM maka proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru gagal ( Kunandar, 2013: 11). 2.4.1Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013

Penilaian pembelajaran dalam kurikulum 2013 lebih menekankan penilaian autentik (authentic assement). Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta


(49)

didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013: 37).

Penilaian autentik dalam pembelajaran menuntut siswa untuk menerapkan teori dalam kehidupan nyata. Selain kemampuan untuk menerapkan teori, peserta didik juga harus memunyai keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan jenjangnya. Semakin tinggi jenjang pendidikan peserta didik semakin tinggi (luas) pula penguasaan kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Pada jenjang pendidikan yang rendah penanaman kompetensi sikap harus benar-benar diperhatikan karena pada saat peserta didik akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi peserta didik sudah mempunyai dasar sikap yang kuat dan dapat memeroleh pengetahuan yang baru. Ciri-ciri penilaian autentik

1.Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja atau produk. Artinya, dalam penilaian peserta didik mengukur penampilan (performance) dan produk yang telah dibuat oleh peserta didik secara nyata dan obyektif.

2.Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam penilaian guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan kompetensi peserta didik.

3.Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian tidak hanya menggunakan hasil tes tetapi informasi-informasi yang dapat mencapai kompetensi dapat digunakan.


(50)

32

4. Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian harus menggunakan sumber yang akurat sebagai penggambaran penguasaan kompetensi peserta didik.

5. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik mencerminkan kehidupan nyata yang di alami peserta didik.

6.Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik bukan kuantitasnya. Artinya, penilaian dilakukan terhadap penguasaan materi secara objektif.

Hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik dalam penilaian autentik sebagai berikut

1. Proyek atau penugasan dan laporannya. 2. Hasil tes tulis.

3. Portofolio. 4. Pekerjaan rumah. 5. Kuis.

6. Karya peserta didik.

7. Presentasi atau penampilan peserta didik. 8. Demonstrasi.

9. Laporan. 10. Jurnal 11. Karya tulis.

12. Kelompok diskusi. 13. Wawancara.


(51)

Hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dalam melakukan penilaian autentik sebagai berikut

1. Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik instrumen yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum.

2. Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif, yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan. 3. Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian

autentik guru perlu menilai input dan output peserta didik. 2.4.2 Pendekatan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan dan ketuntasan belajar.

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP). Artinya, semua kompetensi dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

2. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimal ideal sebagai berikut. a) Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan belum

tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukan indikator nilai < 75 dari hasil tes informatif; dan dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukan indikator nilai> 75 dari hasil tes informatif.


(52)

34

b) Untuk KD pada KI- dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarainya apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.

c) Untuk KD pada KI-I dan KI-II, ketuntasaan seseorang peserta didik dilakukan dengan memerhatikan aspek sikap pada KI-I dan KI-II untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

2.4.3 Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Menurut Kunandar (2013: 68-69) fungsi penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan sebagai berikut.

1. Mengambarkan seberapa dalam seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi tertentu. Penilaian akan memberikan informasi kepada guru bahwa tujuan pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan.

2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. Guru tidak hanya sebagai fasilitator tetapi guru juga dapat sebagai tempat konsultasi bagi peserta didik untuk menghadapi masalah pembelajaran peserta didik. Sehingga guru dapat dengan mudah memahami karakteristik peserta didik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.

3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang dikembangkan peserta didik serta sebagai alat diagnosis yang membantu guru menetukan apakah


(53)

peserta didik perlu mengikuti remedial atau pengayaan. Penilaian yang dilakukan guru dapat diketahui kemampuan peserta didik dan dicari solusi untuk mengatasinya. Selain itu penilaian guru juga dapat mengetahui potensi peserta didik yang memunyai kemampuan lebih di bidang tertentu sehingga guru dapat memberikan tugas yang dapat mengasah kemampuan potensi peserta didik. Tugas yang diberikan guru kepada pesera didik mengubah paradigma siswa hanya menerima apa yang diberikan guru tetapi menjadi siswa mampu menemukan secara kreatif hal baru.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran dapat menemukan kelemahan proses pembelajaran yang dilakuakn selama proses pembelajaran berlangsung. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan proses pembelajaran dari peserta didik dengan memberikan angket atau kuisioner, selain itu juga dengan tanggapan peserta didik secara langsung sehingga guru mengetahui bagaiman pesrasaan atau sikap peserta didik selama proses pembelajaran.

5. Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan peserta didik. Penilaian yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran dapat diketahui berapa persen tingkat kemajuan peserta didik, yakni tingkat tinggi, sedang dan rendah. Dengan mengetahui tingkat kemajuan peserta didik, guru dan sekolah menyusun program dan tujuan untuk meningkatkan kemajuan peserta didik.


(54)

36

2.4.4 Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilkukan oleh : guru, sekolah dan pemerintah. Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah penilaian untuk mengtahui kemajuan peserta didik dalam memantau proses pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh guru harus diuji keakuratannya oleh pemerintah. Peserta didik yang dinyatakan kompeten pada suatu materi tertentu melalui penilaian oleh guru, selayaknya kompeten juga melalui penilaian oleh satuan pendidikan dan pemerintah (Kunandar, 2013: 78).

Penilaian oleh pendidik (guru) meliputi kegiatan sebagai berikut.

1. Menginformasikan atau menyampaikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.

2. Mengembangkan indikator pencapaian Kompetensi Dasar (KD) dan memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik materi pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3. Mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan teknik dan bentuk penilaian yang dipilih atau ditentukan.

4. Melaksanakan penilaian melalui tes, pengamatan, penugasaan, dan atau bentuk lain yang diperlukan.

5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.

6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan atau komentar yang mendidik bagi peserta didik.


(55)

8. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi secara singkat sebagai cerminan kompetensi secara utuh (komprehensif).

2.5Teks Anekdot

Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan atau dapat berisi peristiwa yang menjengkelkan atau membuat konyol bagi partisipan yang mengalaminya.Ada pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat, yang menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Anekdot atau cerita lucu juga bisa disebut dengan humor. Kata humor berasal dari bahasa Yunani, yang berarti getah ( Jusuf, 1976: 5).

Kata humor selalu mengalami perkembangan mengikuti perkembangan zaman , menurut orang Yunani humor adalah getah yang terdapat dalam tubuh manusia. Perbedaan itu terlihat dengan pengertian humor pada saat ini, banyak orang mengartikan humor adalah sebuah lelucon atau tingkah laku yang lucu yang membuat orang lain tertawa.

Jusuf (1976: 5) menyatakan bahwalelucon dan anekdot masing-masing dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu biasa dan cabul. Adapun yang cabul dapat dibagi menjadi biasa dan kotor, sedangkan menurut Stith Thomson dalam Jusuf (1976: 7) membagi lelucon dan anekdot sebagai berikut.

1. Dongeng mengenai orang-orang pandir 2. Dongeng mengenai sepasang suami istri 3. Dongeng mengenai seorang wanita atau gadis


(56)

38

4. Dongeng mengenai seorang laki-laki/ anak laki-laki. Dongeng ini terbagi atas: a. Orang laki-laki cerdik

b. Kecelakaan yang membawa keuntungan c. Orang laki-laki bodoh

d. Lelucon mengenai pejabat-pejabat agama dan badan-badan keagamaan, yaitu lelucon mengenai pendeta Nasrani, dan para haji.

e. Anekdot mengenai tokoh-tokoh masyarakat atau negara, f. Anekdot mengenai orang laki-laki malang.

Cerita anekdot atau cerita yang beraspek humor biasanya menceritakan cerita yang lucu karena tingkah laku kekonyolan, kecerdikaan, kebodohan ataupun keberuntungan pelakunya. Cerita lucu tidak hanya menyajikan cerita kehidupan manusia tetapi juga kehidupan hewan-hewan yang memiliki kecerdikaan. Setiap lelucon yang disampaikan tentu memunyai maksud dan pesan yang hendak disampaikan. Sehingga lelucon yang disampaikan tidak hanya membuat orang tertawa tetapi mempunyai pesan.

Anekdot biasanya mengandung unsur kritik atau lelucon di bidang layanan publik. Bidang-bidangnya di antaranya mencakuphukum, politik, budaya, pendidikan, lingkungan, administrasi, transportasi, dan bidang lainnya yang ada dalam kehidupan manusia.

2.5.1 Pengertian Humor

Pada mulanya “humor”merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin dan berarti ‘cairan’ atau kelembapan. Pengertian humor yang terakhir itu berada dari


(57)

kata humor, ditemui kata jenaka. Menurut van der Tuuk dalam Jusuf (1975: 5) kata jenaka berasal dari Sansekerta jainaka yang berarti orang Jaina yang bermakna orang yang hina. Kata ini selalu dipergunakan pada orang yang menarik keuntungan dari orang lain. Tokoh- tokoh yang menggambarkan kejenakaan ini banyak sekali terdapat dalam cerita-cerita rakyat atau folklore.

2.5.2 Fungsi Cerita Humor dalam Masyarakat

Cerita humor adalah cerita lucu, yang isinya mengisahkan kepandiran, kelucuan, dan kemalangan tokoh-tokohnya. Namun ternyata tidak semua cerita humor adalah cerita lucu, yang menceritakan kebijaksanaan dan kecerdikaan yang kadang-kadang disertai tipu daya, misalnya cerita Abunawas.

Biasanya ide cerita lucu dari pengarang yang akan menceritakan rasa humornya, yang bersumber pada kejadian yang ditemuinya sehari-hari. Pada saat akan menceritakan leluconnya, mungkin si pengarang akan menceritakan secara berlebihan dan mungkin pula maksudnya hendak mencela sifat kebodohan manusia yang dipandangnya kurang layak. Jadi, isi dan gaya cerita memang sesuai dengan pandangan masyarakat itu. Rupanya ada sebab lain sehingga mereka sangat menyukai cerita –cerita humor. Ceritanya sendiri kadang-kadang bercorak lelucon biasa. Akan tetapi, bercorak sebagai reaksi rakyat terhadap keadaan atau orang tertentu dalam masyarakat.

Ciri- ciri anekdot 1. Tokoh faktual 2. Memiliki alur/plot


(58)

40

Cerita humor dapat dikelompokan ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut. 1.Tipe yang menunjukan sifat kepandiran atau kebodohan.

2.Tipe yang menunjukan sifat kecerdikan dan penuh akal.

3.Tipe yang menunjukan kedua sifat di atas yang terjalin dalam rangkaian cerita . 2.5.3 Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot merupakan teks yang memunyai struktur, struktur teks tersebut digunakan untuk mempermudah dalam membuat teks. Struktur merupakan unsur yang secara tersusun terdapat dalam teks. Berikut struktur yang terdapat dalam teks anekdot.

a.Abstraksi

Merupakan bagian awal yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks.Biasanya bagian ini menunjukan hal unik yang ada dalam teks.

b.Orientasi

Bagian yang menunjukan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi.

c.Krisis

Bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa terjadi padapenulis atau orang yang diceritakan.

d.Reaksi

Bagian bagaimana penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.

e.Koda

Bagian akhir cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.


(59)

Contoh teks anekdot

KUHP DALAM ANEKDOT

1. Seorangdosen fakultashukumsuatu universitassedang memberikan kuliahhukumpidana.Suasanakelasbiasa-biasasaja.

2. Saatsesitanya-jawabtiba,Alibertanyakepadapakdosen.“Apakepanjangan

KUHP,Pak?”Pakdosentidak menjawabsendiri,melainkanmelemparkannya kepada Ahmad.“SaudaraAhmad,cobadijawabpertanyaanSaudaraAli tadi,”pintapakdosen.DengantegasAhmadmenjawab,“KasihUangHabis

Perkara, Pak…!”

3.

Mahasiswalaintentutertawa,sedangkanpakdosenhanyamenggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkanpertanyaankepada Ahmad, “SaudaraAhmad,darimana Saudaratahu jawaban itu?”DasarAhmad, pertanyaanpakdosen dijawabnya dengantegas,“Peribahasa Inggris mengatakanpengalamanadalah guru yang terbaik,Pak…!”Semua mahasiswadikelasitutercengang.Merekaberpandang-pandangan.Lalu, merekatertawaterbahak-bahak.

4. Gelaktawamereda.Kelaskembaliberlangsungnormal.

Sumber:BahasaIndonesiaEkspresiDiridanAkademik/Kementerian Pendidikandan Kebudayaan.--Jakarta:KementerianPendidikandanKebudayaan,2013.

Struktur anekdot”KUHP dalam ANEKDOT”

Abstraksi: seorang dosen memberikan kuliah Hukum Pidana (paragraf1) Orientasi : suasana kelas biasa-biasa saja (paragraf 1)

Krisis : KUHP diplesetkan menjadi Kisah Uang Habis Perkara (paragraf 2)

Reaksi : mahasiswa tercenggang dan tertawa, sedangkan dosen menggeleng-gelenkan kepala (paragraf 3)


(60)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya (Hadari dan Mimi, 1996: 73).

Dalam penelitian ini, metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menjabarkan, menggambarkan, dan menganalisis pembelajaran. Penelitian ini digunakan sesuai dengan tujuan yaitu untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah RPP dankegiatan pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.


(61)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi (Mahmud, 2011: 168-183).

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden (Mahmud, 2011: 173). Wawancara biasanya dilakukan untuk memeroleh data yang lebih mendalam. Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, untuk mengetahui RPP yang dibuat serta bagaimana penerapan pembelajarannya.Wawancara yang dilakukan adalah jenis wawancara tidak berstruktur, karena peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi bahwa RPP yang dibuat merupakan hasil dari musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia tingkat SMA.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan (Mahmud, 2011: 168). Observasi yang peneliti dilakukan adalah dengan mengamati aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Peneliti hanya mengamati kegiatan apa yang dilakukan oleh guru dan siswa, tetapi tidak ikut


(62)

44

terlibat dalam kegiatan tersebut. Aktivitas yang dilakukan oleh guru adalah menyampaikan materi dengan berpedoman kepada RPP serta mengajak siswa untuk ikut terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen (Mahmud, 2011: 183).Dokumentasi yang peneliti lakukan dengan mengumpulkan RPP, video pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot, foto aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta hasil penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot yang dilakukan oleh guru.

Data mengenai perencanaan pembelajaran disusun pada instrumen penelitian perencanaan pembelajaran yang bersumber dari materi pelatihan implementasi kurikulum 2013. Berikut instrumen penelitian perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.Lembar observasi proses pembelajaran guru pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut.

Tabel 3.1

Instrumen Pengamatan Perencanaan Pembelajaran No Komponen Rencana Perencanaan Pembelajaran

A. Identitas Mata Pelajaran

1. Satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan.

B. Perumusan Indikator

1. Kesesuaian dengan SKL, KI dan KD.

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur.

3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai. 2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.


(63)

D. Pemilihan Materi Ajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. 3. Kesesuaian dengan alokasi waktu.

No Komponen Rencana Perencanaan Pembelajaran E. Pemilihan Sumber Belajar

1. Kesesuaian dengan KI dan KD.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatanscientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

F. Pemilihan Media Belajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatanscientific. 3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

G. Model Pembelajaran

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. 2. Kesesuaian dengan pendekatanscientific. H.

Skenario Pembelajaran

1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas. 2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific.

3. Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi. 4. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. I. Penilaian

1. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik. 2. Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi. 3. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.

Sumber: (Modul materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 SMA Bahasa Indonesia)

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Intrumen pelaksanaan pembelajaran pada guru bersumber dari materi pelatihan implementasi kurikulum 2013. Lembar observasi proses pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut


(64)

46

Tabel 3.2

Instrumen Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru Aspek yang Diamati

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi

1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.

2 Mengajukan pertanyaan menantang.

3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.

4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik.

2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.

KegiatanInti

Penguasaan Materi Pelajaran

1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah kesulit, dari konkret ke abstrak).

PenerapanStrategiPembelajaran yang Mendidik

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

2 Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas.

5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

PenerapanPendekatan scientific

1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 2 Memancing peserta didik untuk bertanya.

3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.

6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis).


(1)

No Indikator Subindikator Deskriptor 1 Struktur

a. Abstraksi Bagian awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks b. Orientasi Bagian awal yang

menunjukan kejadian cerita

c. Krisis Krisis bagian dimana terjadi hal atau masalah

d. Reaksi Bagian bagaimana cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis e. Koda Bagian akhir cerita

tersebut

Sumber: http://sepuluh7mzr28.blogspot.com/2013/09/kelompok-terbaik presentasi-anekdot.html

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan berdasarkan data-data nyata yang diperoleh dalam proses penelitian yang akan terus mengalami perkembangan ketika peneliti berada di lapangan. Dari penelitian yang telah dilaksanakan, guru menggunakan RPP yang didalamnya terdapat komponen-komponen RPP sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang telah menerapkan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.


(2)

148

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 3 Metro tahun pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot di kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Metro terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013 sebagai berikut. 1. Pada tahap perencanaan, guru sudah melakukan perencanaan pembelajaran

sesuai dengan komponen RPP yang terdapat dalam instrumen pengamatan perencanaan pembelajaran. Meskipun tidak semua komponen terdapat dalam perencanaan pembelajaran, namun sebagian besar komponen RPP sudah terdapat dalam perencanaan guru. Komponen yang terdapat dalam RPP yang disusun oleh guru adalah identitas mata pelajaran, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, skenario pembelajaran, dan penilaian.

2. Pada pelaksanaan pembelajaran, terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Guru sudah melakukan tiga tahap dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi dan penyampaian


(3)

seperti penguasaan materi pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan scientific, penerapan pembelajaran tematik terpadu, pemanfaatan sumber/media dalam pembelajaran, pelibatan siswa dalam pembelajaran, dan penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah menutup pembelajaran dengan melakukan refleksi dan rencana pembelajaran selanjutnya. Aktivitas yang dilakukan siswa pada pelaksanaan pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan dan mengomunikasikan.

3. Pada penilaian pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks anekdot guru hanya melaksanakan penilaian hasil yaitu menilai hasil pekerjaan siswa.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,saran yang disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Metro hendaknya melengkapi RPP dengan kunci jawaban, pelaksanaan penilaian di RPP harap disesuaikan pada saat di lapangan.Mempergunakan waktu sebaik mungkin selama proses pembelajaran berlangsung. Dan melaksanakan semua kegiatan yang ada di RPP agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih terstruktur.


(4)

150

2. Kepada mahasiswa yang ingin meneliti pembelajaran di sekolah, diharapkan memfokuskan objek penelitian pembelajaran teks yang lain seperti teks eksplanasi, argumentasi, narasi, deskripsi dan teks yang lainnya disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan.


(5)

Jusuf, Jumsari.1976. Aspek Humor dalam Sastra Indonesia.Jakarta timur. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kemendikbud. 2013.Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Depdikbud.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT Refika Aditama

Mahmud. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Implementasi dan Kurikulum 2013. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Mulyatiningsih, Endang. 2013. METODE PENELITIAN TERAPAN BIDANG PENDIDIKAN. Bandung: Alfabeta

Nawawi, Hadari dan Martini, Mimi. 1996.Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.

Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. 1986. Humor dalam Sastra Jawa Modern. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Rohman, Muhammad. Dan Amri, Sofan. 2013. Strategi dan Desain


(6)

Sugiyono. 2013.Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia (Buku Ajar). Bandarlampung: Universitas Lampung

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Bandarlampung: Universitas Lampung.

Sutikno, M. Sobry. 2013.Belajar dan Pembelajaran.Lombok: Holistica.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. MembacaSebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Yamin, H. Martinis. 2013. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Anggota IKAPI

http://sepuluh7mzr28.blogspot.com/2013/09/kelompok-terbaik-presentasi-anekdot.html