PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

Oleh

RATNA NOVIYANTI

Hasil observasi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung, diketahui hasil belajar siswa rendah (nilai rata-rata 62,49), hal ini diduga kurang aktifnya siswa selama proses pembelajaran, sebab guru masih menggunakan metode ceramah. Oleh sebab itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Sehubungan dengan itu, pada penelitian ini digunakan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif kancing gemerincing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok jamur.


(2)

RATNA NOVIYANTI

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X6 sebagai kelas eksperimen dan

siswa kelas X4 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik cluster random

sampling. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Data penelitian ini berupa nilai hasil belajar siswa yaitu skor gain dari data postes dikurangi pretes dibagi dengan skor maksimal dan dikali seratus, dan nilai aspek afektif serta psikomotor yang diambil pada setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi (angket). Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji t menggunakan software SPSS 12.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penggunaan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi pokok Jamur ; (2) Rata-rata hasil belajar (aspek kognitif, afektif dan psikomotor) siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing lebih tinggi daripada tanpa model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Kancing gemerincing, Hasil belajar, Jamur


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa. Berbagai kajian diberbagai negara menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa.

Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

pendidikan yang merata, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Di Indonesia pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia dan masyarakat Indonesia yang demokratis-religius yang berjiwa mandiri, bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan keunggulan masyarakat diberbagai bidang sehingga tercapai kemajuan dan kemakmuran (Djunaedi 2001 : 2).

Namun kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar biologi yang diperoleh belum memuaskan. Masalah ini diduga karena kurang aktifnya siswa belajar dikelas.

Berdasrkan observasi di SMA 4, selama proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah dan praktikum sehingga siswa hanya


(4)

2

mendengarkan serta mencatat materi yang di sampaikan oleh guru, siswa tidak terlibat aktif dalam membangun suatu konsep pengetahuan sehingga

pengetahuan yang baru di dapat oleh siswa tidak bertahan lama dalam ingatan siswa. Maka diketahui bahwa nilai rata-rat tes formatif pada materi pokok jamur tahun pelajaran 2008/2009 adalah 62,49. Guru sangat dominan yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa hanya menyimak dan

mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru, walaupun kadang ada juga siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, siswa tersebut ada yang ribut atau mengobrol dengan temannya. Hal ini dapat diamati dengan hanya 55% siswa yang memperoleh nilai  65. Nilai tersebut belum

mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yang ditetapkan sekolah yaitu 100% siswa yang telah mencapai nilai ≥ 65. Hal ini

membuktikan belum tercapainya kriteria keberhasilan proses belajar mengajar yang ditetapkan di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.

Salah satu cara agar siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya adalah dengan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Dalam kooperatif di kembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberikan kesempatan menyalurkan kemampuan. Model

pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe, salah satunya adalah teknik kancing gemerincing, yang memastikan bahwa setiap siswa


(5)

Dalam model pembelajaran diskusi kelompok kadang ada siswa yang tidak aktif, untuk mengaktifkan siswa secara merata, dalam penelitian akan digunakan pembelajaran teknik kancing gemerincing. Berdasarkan hasil penelitian Maulisa (2009:57) menunjukan bahwa penggunaan pembelajaran penemuan terbimbing disertai kooperatif teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar kimia siswa kelas VIIE SMP N 10 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Berdasarkan kesimpulan Maulisa, dinyatakan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing disertai kooperatif teknik kancing gemerincing banyak melibatkan siswa untuk memahami suatu materi pembelajaran yaitu diskusi kelompok, percobaan maupun penyelesaian contoh-contoh soal latihan (LKS).

Dalam belajar kooperatif, siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. Dalam hal

kemampuan akademis, kelompok belajar terdiri dari siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dalam belajar kooperatif, latar belakang dan kematangan siswa haruslah sama, hal ini sulit terpenuhi hanya dengan penerapan diskusi biasa. Dalam teknik kancing gemerincing, masing-masing anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.

Menurut Lie (2002 : 38), keunggulan lain dari teknik kancing gemerincing adalah mengatasi hambatan pemerataan kesempatan proses pembelajaran yang


(6)

4

sering mewarnai kerja kelompok. Pada umumnya dalam suatu kelompok, sering ada siswa yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, ada juga siswa yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Pada situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai karena siswa yang pasif menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Teknik pembelajaran kancing gemerincing memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif kancing gemerincing terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 BandarLampung ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran


(7)

kooperatif kancing gemerincing terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

Mempermudah siswa untuk menemukan dan memahami konsep jamur, meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kemampuan

berkomunikasi.

2. Bagi Guru dan Calon Guru

Sebagai salah satu contoh strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem pembelajaran di kelas.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan mutu pembelajaran Biologi di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model pembelajaran yang menyadarkan pada kelompok kerja kecil.


(8)

6

2. Pembelajaran kancing gemerincing adalah mengatasi hambatan

pemerataan kesempatan proses pembelajaran yang sering mewarnai kerja kelompok

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009-2010.

4. Hasil belajar siswa adalah nilai yang di peroleh dari penilaian yang di lakukan terhadap siswa yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor setelah di lakukan pembelajaran dengan menggunakan teknik kooperatif kancing gemerincing terhadap hasil belajar.

5. Materi Pokok pada penelitian ini adalah jamur.

F. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran biologi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung masih didominasi oleh guru sebagai pusat belajar, dimana guru masih menjadi subjek pembelajaran dan siswa hanya sebagai objek pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut tidak sejalan dengan proses pembelajaran, karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar ini kurang melibatkan keaktifan siswa membuat hasil belajar siswa menjadi rendah dan tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing, yang merupakan proses


(9)

pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil dengan menggunakan kancing yang melibatkan siswa secara langsung, untuk bekerjasama memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.

Berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil jika hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dapat meningkat atau mengalami perubahan.

Adapun variabel dari penelitian ini adalah :

Gambar 1. Diagram Hubungan antara Variabel

Keterangan : X : Model Pembelajaran kooperatif kancing gemerincing. Y : Hasil Belajar biologi siswa.

Dimana X adalah variabel bebas, sedangkan Y adalah Variabel terikat.

G. Hipotesis

Ho = Tidak adanya pengaruh penggunaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing terhadap hasil belajar siswa biologi kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009-2010.

H1 = Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif

kancing gemerincing terhadap hasil belajar siswa biologi kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009-2010.


(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Cooperative learning atau pembelajaran gotong royong merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan pada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa, tetapi proses belajar juga dapat

berlangsung dari siswa kepada siswa lainnya dalam tugas-tugas terstruktur, seperti yang di kemukakan oleh Lie (2002:17) bahwa pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur.

Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro dalam Nurhadi, Yasin dan Senduk (2000:78) Menyatakan :

Bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Hal ini sesuai dengan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) karena, menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.


(11)

Holubee dalam Nurhadi, Yasin dan Senduk (2004:54), menyatakan bahwa : Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dan mencapai tujuan belajar.

Pembelajarn kooperatif di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah : 1. saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal.

2. interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi. Interaksi semacam itu sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. 3. keterampilan menjalin hubungan antarpribadi

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pemikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan


(12)

10

antarpribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tapi secara sengaja dianjurkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tapi juga dari sesama siswa. (Lie, 2002 : 30)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Johnson (1984) dalam Nurhadi, dan kawan-kawan (2004:82) menunjukkan adanya berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah memudahkan siswa

melakukan penyesuaian sosial, mengembangkan kegembiran belajar yang sejati, memungkinkan para siswa saling belajar mengenal sikap,

keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan, memungkinkan terbentuknya dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen,

menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, meningkatkan kepekaan serta kesetikawanan sosial.

B. Pembelajaran Kooperatif Kancing Gemerincing

Teknik Pembelajaran Kooperatif kancing gemerincing dikembangkan oleh Kagan dalam Lie (2002:62). Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran untuk semua tingkatan usia anak didik. Dalam teknik kancing gemerincing, siswa dikelompokkan secara heterogen. Kelompok heterogen dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman latar belakang sosial-ekonomi, ras, etnik, jenis kelamin dan kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok belajar kooperatif biasanya terdiri dari 1-2 siswa berkemampuan akademis tinggi, 2 siswa dengan kemampuan sedang


(13)

dan 1-2 siswa lainnya dari kelompok berkemampuan akademis rendah. Pengelompokkan secara heterogen memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengajar dan saling mendukung, serta meningkatkan relasi dan interaksi antarsiswa (Lie, 2002:38).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik kancing gemerincing adalah sebagai berikut:

1. guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing gemerincing (bisa juga benda-benda kecil lain, seperti kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batang-batang lidi, sendok es krim dan lain sebagainya).

2. sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing yang dibagikan tergantung sukar tidaknya tugas yang diberikan).

3. setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, ia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah. 4. jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, ia tidak boleh berbicara

lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancingnya.

5. jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulang prosedurnya kembali (Lie, 2002:63).

Pada penelitian ini, kancing yang diberikan untuk tiap anggota kelompok berbeda warna dan bentuknya. Pada tiap-tiap pertemuan jumlah kancing yang dibagikan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan kesukaran materi yang


(14)

12

dipelajari. Jika pada akhir pembelajaran, kancing yang telah dibagikan kepada siswa ada yang tersisa maka akan diberikan hukuman kepada siswa tersebut. Hukuman yang diberikan berdasarkan kesepakatan kelas.

Dalam kegiatan kancing gemerincing, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain. Keunggulan dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemeratan kesempatan yang sering

mewarnai kerja kelompok. Pada umumnya dalam suatu kelompok, sering ada anak yang pasif dan pasrah saja pada temannya yang lebih dominan. Pada situasi seperti ini, pemeratan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai karena anak yang pasif menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Teknik belajar mengajar kancing gemerincing memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan berperan serta (Lie, 2002:63).

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Romiszowski dalam Abdurrahman (1999:38) hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja


(15)

Menurut Bloom dalam Abdurrahman (1999:38) ada tiga ranah hasil belajar, yaitu:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghapal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan yang penting pada ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk memecahkan masalah yang ada di tengah masyarakat. Kemampuan ini sering disebut dengan kemampuan mentransfer pengetahuan ke berbagai situasi sesuai dengan konteksnya (Anonim 2004a):3).

2. Ranah afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi atau nilai. Menurut Popham (1995) dalam Anonim (2004b):3) berpendapat bahwa ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Pada penelitian ini ranah ranah afektif yang dinilai adalah aktivitas siswa pada pembelajaran penemuan terbimbing disertai

penerapan belajar kooperatif teknik kancing gemerincing yang dilakukan.

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa diimbangi aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang sangat penting dalam belajar.


(16)

14

Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk kegiatan belajar siswa yang berbeda melalui pertanyaan, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia memiliki ilmu /pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003:36).

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor yaitu kemampuan yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Menurut Singer dalam Anonim (2004c):3) berpendapat bahwa pelajaran yang termasuk psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik. Ranah psikomotor yang dinilai adalah tes keterampilan siswa menggunakan alat-alat dalam praktikum.


(17)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2009 di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009 SMA Negeri 4 Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X6 dengan jumlah 39 siswa sebagai

kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas X4 dengan jumlah 38 siswa sebagai

kelas kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada. Kelas eksperimen di beri perlakuan dengan pembelajaran kooperatif kancing gemerincing, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua subyek dibandingkan. Sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:


(18)

16

I. Desain Kognitif

Gambar 2. Desain pretest-post test tak ekuivalen (dikutip dari Riyanto, 2001 :43)

Keterangan : I = Kelompok eksperimen, kelas pembelajaran kooperatif kancing gemerincing

II = Kelompok kontrol, tanpa pembelajaran kooperatif kancing gemerincing

O1 = Pretes

O2 = Postes

X = Perlakuan eksperimen C = Kontrol

II. Desain Afektif dan Psikomotor

Gambar 3. Desain Afektif dan Psikomotor (dikutip dari Risa Yuliatiningsih,2009:19)

Keterangan : X = Kelompok eksperimen, kelas pembelajaran kooperatif kancing gemerincing

C = Kelompok kontrol,tanpa pembelajaran kooperatif kancing gemerincing

O = Postes

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah: a. Membuat izin penelitian ke sekolah

I O

1

X O

2

II O

1

C O

2

I

X O


(19)

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal

pilihan jamak untuk setiap pertemuan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kelas Eksperimen (menggunakan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing)

a) Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes berupa soal pilihan jamak tentang Jamur Zygomycota (Pertemuan I) ; Jamur Ascomycota (Pertemuan II) ; Jamur Basidyomycota dan Jamur

Deuteromycota (Pertemuan III) ; Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.


(20)

18

2. Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

b). Kegiatan inti

1. Guru membagi siswa kedalam 7 kelompok heterogen, 1 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai sedang dan 2 siswa dengan nilai rendah. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang heterogen, dan guru membagikan 1 buah kancing pada setiap siswa.

2. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan beberapa pertanyaan : Apa yang kamu ketahui tentang jamur? Apakah jamur dapat menguntungkan bagi kehidupan manusia?

Sebutkan salah satu contohnya?” (Pertemuan I); mengajukan

pertanyaan “ Apakah tempe terbuat dari jamur? Jamur apa yang terdapat pada tempe? Bagaimana cara pembuatannya?”

(Pertemuan II) “mengajukan pertanyaan ” Siapa diantara kalian yang mempunyai penyakit kulit? Apakah penyakit kulit tersebut disebabkan oleh jamur? Sebutkan beberapa contoh dari penyakit kulit tersebut? Bagaimana cara penularannya?”

(Pertemuan III). Setiap siswa yang menjawab pertanyaan guru wajib menyerahkan kancing.

3. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi penuntun praktikum kepada setiap siswa dan membimbingnya


(21)

sama antara anggota kelompok, pemahaman tiap anggota kelompok dalam memahami materi pembelajaran akan menjadi tanggung jawab individu. Siswa dapat meminta bantuan teman satu kelompok atau guru jika mengalami kesulitan

4. Setelah melakukan praktikum, guru membimbing siswa untuk menemukan suatu konsep dengan cara menanyakan soal-soal yang terdapat pada LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan disertai teknik kancing gemerincing.

5. Guru membantu menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

c). Penutup

Guru mengadakan tes akhir (post test) berupa soal pilihan jamak tentang Jamur Zygomycota (Pertemuan I) ; Jamur Acsomycota (Pertemuan II) ; Jamur Basidyomicota dan Jamur Deuteromycota.

2. Kelas Kontrol (tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing)

a) Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes berupa soal pilihan jamak tentang Jamur Zygomycota (Pertemuan I) ; Jamur Ascomycota (Pertemuan II) ; Jamur Basidyomycota dan Jamur


(22)

20

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.

b). Kegiatan inti

1. Guru membagi siswa kedalam 7 kelompok heterogen, 1 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai sedang dan 2 siswa dengan nilai rendah. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang heterogen, dan guru membagikan 1 buah kancing pada setiap siswa.

2. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan beberapa pertanyaan : Apa yang kamu ketahui tentang jamur? Apakah jamur dapat menguntungkan bagi kehidupan manusia?

Sebutkan salah satu contohnya?” (Pertemuan I); mengajukan

pertanyaan “ Apakah tempe terbuat dari jamur? Jamur apa yang terdapat pada tempe? Bagaimana cara pembuatannya?”

(Pertemuan II) “mengajukan pertanyaan ” Siapa diantara kalian yang mempunyai penyakit kulit? Apakah penyakit kulit tersebut disebabkan oleh jamur? Sebutkan beberapa contoh dari penyakit kulit tersebut? Bagaimana cara penularannya?”

(Pertemuan III). Setiap siswa yang menjawab pertanyaan guru wajib menyerahkan kancing.

3. Guru memberikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berisi penuntun praktikum kepada setiap siswa. Pada fase ini terjadi kerja sama antara anggota kelompok, pemahaman tiap anggota


(23)

tanggung jawab kelompok.

4. Setelah melakukan praktikum, guru menanyakan soal-soal

yang terdapat pada LKS (Lembar Kerja Siswa).

5. Guru membantu menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

c). Penutup

Guru mengadakan tes akhir (post test) berupa soal pilihan jamak tentang Jamur Zygomycota (Pertemuan I) ; Jamur Acsomycota (Pertemuan II) ; Jamur Basidyomicota dan Jamur Deuteromycota.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Data penelitian berupa data kuantitatif (hasil belajar) yang diperoleh dari : a. Data Kognitif

Data kognitif siswa berupa pengetahuan siswa yang diambil dengan memberikan pretes dan postes dalam setiap kali pertemuan, soal

diberikan dalam bentuk pilihan jamak. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Selisih tersebut disebut sebagai skor gain, lalu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan skor gain pada setiap pertemuan menggunakan formula Rulon (Loranz, 2008:3) sebagai berikut:

Skor gain = 100

X Z

X Y

  


(24)

22

Y = nilai postes Z = score maksimal

Data berupa nilai pretes dan postes diambil pada setiap pertemuan. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran, sedangkan nilai post test diambil setelah pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal pilihan jamak (PJ), dengan jumlah sebanyak 10 soal pada setiap pertemuan.

Nilai kognitif diperoleh dari nilai pretes dan postes, tabel penilaiannya adalah :

No. Nama Siswa Pertmuan 1 Pertemua 2 Pertemuan 3

Xi Pre Post SG Pre Post SG Pre Post SG

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Keterangan : SG(P1P2P3) = SGP1+SGP2+SGP3 3

Jadi score gain dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dijumlahkan menjadi satu kemudian jumlah dari keseluruhan tersebut dibagi tiga sehingga didapat nilai rata-rata.

b. Data afektif

Data afektif siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi afektif. Aspek yang dinilai meliputi : kesopanan, kedisiplinan, keaktifan, dan kerajinan. Pengukurannya menggunakan skala Likert


(25)

diamati, berupa :

a. Kesopanan, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:

 Mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum memberikan jawaban kepada guru

 Berpakaian rapi

 Tepat waktu dalam mengumpulkan LKS

 Taat pada kesepakatan yang dibuat

b. Kemampuan mengemukakan pendapat, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:

 Ketepatan penggunaan bahasa

 Kejelasan maksud dan tujuan

 Ketepatan cara mengemukakan pendapat

 Keberanian dalam mengemukakan pendapat

c. Kemampuan bekerjasama dengan teman, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:

 Saling membantu antar anggota kelompok

 Kekompakan dengan kelompok

 Tidak mementingkan diri sendiri

d. Tanggung jawab, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:


(26)

24

 Hati-hati dalam menggunakan alat

 Membersihkan alat setelah menggunakannya

 Menyimpan alat dengan rapi setelah menggunakannya

Tabel Pengamatan Aspek Afektif

No Nama Siswa Aspek yang diamati Total

nilai

A B C D

1. 2. 3.

c. Data psikomotor

Data psikomotor siswa diambil menggunakan lembar observasi

psikomotorik, berupa aspek psikomotor yang dinilai dari kecakapan dalam mengerjakan lembar kerja kelompok pengukuannya menggunakan skala Likert (Anonimc), 2003:16).

Sedangkan nilai psikomotor diperoleh dari lembar observasi sikap yang akan diamati, berupa :

a. Menyusun dan menggunakan alat, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:

 Ketepatan menyusun alat

 Ketepatan cara memegang alat

 Ketepatan dalam menggunakan alat

b. Melakukan pengamatan, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:

 Cara pengamatan tepat


(27)

 Menggambar hasil pengamatan

c. Mencatat data dan menganalisisnya, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:

 Ketepatan memasukkan data kedalam tabel

 Ketepatan penggunaan nama latin

 Terampil menyelesaikan masalah yang diberikan

d. Melakukan dengan prosedur, adapun rubrik dari indikator ini antara lain:

 Melakukan diskusi sesuai dengan kelompknya

 Menjawab LKS sesuai dengan perintah yang terdapat di LKS

 Mengajukan pertanyaan yang tidak menyimpang dengan materi pembelajaran

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis menggunakan uji t, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors, dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal


(28)

26

b. Menentukan nilai rata-rata ∑ Xi

X = N

Keterangan: N = Jumlah siswa Xi = Nilai siswa

X = Nilai rata-rata c. Menentukan nilai simpangan baku (S)

n∑ Xi² - (∑ Xi) ² S² =

n (n – 1)

Keterangan : S = Simpangan baku n = Banyaknya data d. Membuat tabel seperti berikut:

Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)

Xi = data disusun dari yang terkecil hingga yang terbesar

S X Xi

Zi  

Dari F(Zi) – S(Zi) diperoleh harga Lo yaitu dengan mengambil harga yang terbesar.

e. Kriteria Pengujian

Terima Ho Jika L0 < Ltabel , tolak Ho untuk harga yang lainnya

(Sudjana, 2002:466). 2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 12.


(29)

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:4) 3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji perbedaan 2 rata-rata dengan menggunakan program SPSS 12.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata skor gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata skor gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

- Jika t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto,

2004:4)

b. Uji Perbedaan dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata skor gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 = rata-rata skor gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas

kontrol. 2. Kriteria Uji :

- Jika t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima


(30)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing berpengaruh

nyata terhadap hasil belajar biologi siswa SMA N 4 Bandar Lampung pada materi pokok jamur.

2. Rata-rata hasil belajar (aspek kognitif, afektif dan psikomotor) siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing lebih tinggi daripada tanpa model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing.

B. Saran

Pada penelitian ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, maka peneliti menyarankan untuk penelitian lanjut agar memperhatikan:

1. Pembagian waktu yang tepat dalam proses pembelajaran, agar pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kancing gemerincing dapat diterapkan dengan baik.

2. Sebaiknya kancing yang digunakan berukuran besar dengan warna yang terang, sehingga dapat dilihat dan menarik perhatian siswa.


(31)

GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 4 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh Ratna Noviyanti

0313024032

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(32)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... .. 7

2. Desain pretest-post test kelompok tak ekuivalen ... .. 16

3. Desain Afektif dan psikomotor ... 16

4. Jamur Rhizopus orizae ... 78

5. Reproduksi Jamur Zygomycota ... 79

6. Tempe ... 80

7. Mucor mucedo (Jamur roti) ... 80

8. Rhizopus nigrican ... 80

9. Aspergillus sp ... 88

10. Neurospora sitophila (Oncom) ... 91

11. Reproduksi Ascomycota ... 92

12. Oncom ... 92

13. Aspergillus sp ... 93

14. Saccromices cereviceae (Ragi) ... 93

15. Jamur Merang ... 103

16. Reproduksi Basidiomycota ... 104

17. Volvarrella volvacea (Jamur yang berbentuk payung) ... 104

18. Aurecularia polytricha (Jamur kuping) ... 105

19. Amanita phaloides ... 105

20. Epidermophyton foocosum (Penyakit kaki atlit) ... 105


(33)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... .. vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 4

C. Tujuan Penelitian ... .. 4

D. Manfaat Penelitian ... .. 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 5

F. Kerangka Pemikiran ... .. 6

G. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperativ Learning) ... .. 8

B. Pembelajaran Kooperatif Kancing Gemerincing ………... 10 C. Hasil Belajar ... 12

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

B. Populasi dan Sampel ... 15

C. Desain penelitian ... 15

D. Prosedur penelitian ... 16

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ... ... 21

F. Teknik Analisis data ... 25

i. Uji Normalitas Data.. ... 25

ii. Uji Kesamaan Dua Varians ... 26

iii. Pengujian Hipotesis ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28


(34)

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 1. Data-Data Hasil Penelitian ... 51

2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 57

3. Perangkat Pembelajaran ... 69


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Anonim A. 2004 a). Pengembangan Instrumen Dan Pengembangan Ranah Afektif. Depdiknas. Jakarta.

. 2004 b). Pengembangan Instrumen Dan Pengembangan Ranah Kognitif. Depdiknas. Jakarta.

. 2004 c). Pengembangan Instrumen Dan Pengembangan Ranah Psikomotor. Depdiknas. Jakarta

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan . Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta. Djunaedi, A. 2001. Dasar-Dasar Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Fibriyanti, R. 2008. Implementasi Modul Model Siklus Belajar untuk

Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Laboratorium UM. Dalam http://www.infoskripsi.com. (3 Nov 2008;17:47 WIB)

Lie, A. 2002. Memperaktikkan Cooperatif Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gains Score. Googl. http://www.tm cc.

Edu/vp/assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708 /SLOAPHYS DisciplineRep0708.pdf.

Maulisa. 2009. Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Kancing Gemerincing Terhadap Hasil Belajar Kimia. Universitas Lampung. Lampung Nathanel. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif dan Psikomotor.

Http: //www. Dostoc. Com/ docs/ 199603912-Pengembangn-Perangkat-Penilaian-Psikomotor.


(36)

Nurhadi, B.Yasin dan A. G. Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Negeri Malang. Malang. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan Dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman bagi guru dan Calon Guru. PT Raja Grafindo Pewrsada. Jakarta.

Slameto, A. M. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung


(37)

Tabel Halaman

1. Hasil data uji normalitas aspek kognitif siswa ... ... 28

2. Hasil data uji homogenitas nilai aspek kognitif siswa... 29

3. Hasil uji t nilai aspek kognitif (gain score) siswa ... 30

4. Hasil uji t nilai pretes dan postes siswa ... 31

5. Hasil uji normalitas nilai aspek afektif siswa. ... 32

6. Hasil uji homogenitas aspek afektif siswa ... 33

7. Hasil uji t terhadap aspek afektif siswa... 34

8. Hasil uji normalitas nilai aspek psikomotor siswa... 35

9. Hasil uji homogenitas hasil belajar aspek psikomotor siswa ... 36

10. Hasil uji t nilai aspek psikomotor siswa ... 37

11.Daftar nilai lembar observasi aspek kognitif (gain score) siswa kelas Eksperimen (pertemuan 1, 2 & 3) ... 51

12.Daftar nilai lembar observasi aspek kognitif (gain score) siswa kelas Kontrol (pertemuan 1, 2 & 3) ... 52

13. Daftar nilai lembar observasi aspek afektif siswa kelas Eksperime (pertemuan 1, 2 & 3) ... 53

14. Daftar nilai lembar observasi aspek afektif siswa kelas Kontrol (pertemuan 1, 2 & 3) ... 54

15. Daftar nilai aspek psikomotor siswa kelas Eksperimen pada materi pokok Jamur ... 55

16. Daftar nilai aspek Psikomotor siswa kelas kontrol pada materi pokok Jamur ... 56


(38)

17. Data statistik uji normalitas gain score kelas eksperimen (X2) ... 57

18. Hasil uji normalitas data gain score kelas eksperimen ... 57

19. Hasil uji Homogenitas data gain score kelas eksperimen ... 58

20. Data Statistik gain score ... 58

21. Uji t gain score ... 59

22. Data statistik gain score ... 59

23. Data statisti pretes ... 60

24. Uji t pretes ... 60

25. Data statistik postes ... 61

26. Uji t postes ... 61

27. Data statistik uji normalitas ... 62

28. Uji normalitas ... 62

29. Hasil uji homogenitas ... 63

30. Data statistik nilai aspek afektif ... 63

31. Uji t nilai aspek afektif . ... 64

32. Data statistik uji satu pihak nilai afektif ... 64

33. Data statistik uji normalitas nilai psikomotor ... 65

34. Hasil uji normalitas data nilai aspek psikomotor ... 65

35. Hasil uji homogenitas data nilai aspek psikomotor ... 66

36. Data statistik nilai psikomotor ... 67

37. Uji t nilai psikomotor ... 67


(39)

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa :

Ratna Noviyanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0313024032 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Dewi Lengkana, M. Sc. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 19611027 198603 2 002 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M. Si NIP 19570803 198603 1 004


(40)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa. Karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Kancing Gemerincing Terhadap hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila dan pembahas atas arahan, saran dan masukannya;

3. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis;

5. Dra. Dewi Lengkana, M. Sc, selaku pembimbing I atas kesabaran, arahan, masukan, dan bimbingannya;

6. Dra. Hj. Lyn Warda Ismail, selaku Kepala SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;


(41)

kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian;

9. Ayahanda Abd. Syukur dan ibunda Siti Aminah (Alm) tercinta, atas doa dan telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta terus menyemangatiku untuk tidak pantang menyerah;

10.Kakak-kakakku yang telah bersusah payah bersabar dalam menghadapi sikap penulis selama ini;

11.Aa Nur Ali Assegaf, SE., yang selalu berusaha membuat suasana hati menjadi berwarna warni setiap hari dan tak lelah menyemangati penulis; 12.Sahabat seperjuanganku, Fitriana, S. Pd., Ana Rizki Jana Jayanti., S. Pd,

Nur Miftahurrohmah, S. Pd., Yuni Astuti, S. Pd., Surya Darma, S. Pd., Nikhmatul Khoiriah, S. Pd, Indri Maulani., S. Pd dan Srimulyanto, S. Pd., yang dengan tulus memberikan masukan dan bantuan kepada penulis; 13.Rekan-rekan pendidikan biologi Reguler maupun Non Reguler,’02, ’03,

’04, ’05, ’06 dan ‘07 terima kasih banyak untuk persaudaraan, pengertian,

motivasi, nasihat, dan kritikannya;

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien. Bandar Lampung, Juli 2010

Penulis


(1)

Nurhadi, B.Yasin dan A. G. Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Negeri Malang. Malang. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan Dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman bagi guru dan Calon Guru. PT Raja Grafindo Pewrsada. Jakarta.

Slameto, A. M. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil data uji normalitas aspek kognitif siswa ... ... 28

2. Hasil data uji homogenitas nilai aspek kognitif siswa... 29

3. Hasil uji t nilai aspek kognitif (gain score) siswa ... 30

4. Hasil uji t nilai pretes dan postes siswa ... 31

5. Hasil uji normalitas nilai aspek afektif siswa. ... 32

6. Hasil uji homogenitas aspek afektif siswa ... 33

7. Hasil uji t terhadap aspek afektif siswa... 34

8. Hasil uji normalitas nilai aspek psikomotor siswa... 35

9. Hasil uji homogenitas hasil belajar aspek psikomotor siswa ... 36

10. Hasil uji t nilai aspek psikomotor siswa ... 37

11.Daftar nilai lembar observasi aspek kognitif (gain score) siswa kelas Eksperimen (pertemuan 1, 2 & 3) ... 51

12.Daftar nilai lembar observasi aspek kognitif (gain score) siswa kelas Kontrol (pertemuan 1, 2 & 3) ... 52

13. Daftar nilai lembar observasi aspek afektif siswa kelas Eksperime (pertemuan 1, 2 & 3) ... 53

14. Daftar nilai lembar observasi aspek afektif siswa kelas Kontrol (pertemuan 1, 2 & 3) ... 54

15. Daftar nilai aspek psikomotor siswa kelas Eksperimen pada materi pokok Jamur ... 55

16. Daftar nilai aspek Psikomotor siswa kelas kontrol pada materi pokok Jamur ... 56


(3)

17. Data statistik uji normalitas gain score kelas eksperimen (X2) ... 57

18. Hasil uji normalitas data gain score kelas eksperimen ... 57

19. Hasil uji Homogenitas data gain score kelas eksperimen ... 58

20. Data Statistik gain score ... 58

21. Uji t gain score ... 59

22. Data statistik gain score ... 59

23. Data statisti pretes ... 60

24. Uji t pretes ... 60

25. Data statistik postes ... 61

26. Uji t postes ... 61

27. Data statistik uji normalitas ... 62

28. Uji normalitas ... 62

29. Hasil uji homogenitas ... 63

30. Data statistik nilai aspek afektif ... 63

31. Uji t nilai aspek afektif . ... 64

32. Data statistik uji satu pihak nilai afektif ... 64

33. Data statistik uji normalitas nilai psikomotor ... 65

34. Hasil uji normalitas data nilai aspek psikomotor ... 65

35. Hasil uji homogenitas data nilai aspek psikomotor ... 66

36. Data statistik nilai psikomotor ... 67

37. Uji t nilai psikomotor ... 67


(4)

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa :

Ratna Noviyanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0313024032 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Dewi Lengkana, M. Sc. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 19611027 198603 2 002 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M. Si NIP 19570803 198603 1 004


(5)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa. Karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Kancing Gemerincing Terhadap hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandar Lampung”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila dan pembahas atas arahan, saran dan masukannya;

3. Neni Hasnunidah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis;

5. Dra. Dewi Lengkana, M. Sc, selaku pembimbing I atas kesabaran, arahan, masukan, dan bimbingannya;

6. Dra. Hj. Lyn Warda Ismail, selaku Kepala SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;


(6)

7. Yuli Anita Sari, A.Md selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian;

8. Siswa-siswi kelas X4 dan X6 SMA Negeri 4 Bandar Lampung atas

kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian;

9. Ayahanda Abd. Syukur dan ibunda Siti Aminah (Alm) tercinta, atas doa dan telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta terus menyemangatiku untuk tidak pantang menyerah;

10.Kakak-kakakku yang telah bersusah payah bersabar dalam menghadapi sikap penulis selama ini;

11.Aa Nur Ali Assegaf, SE., yang selalu berusaha membuat suasana hati menjadi berwarna warni setiap hari dan tak lelah menyemangati penulis; 12.Sahabat seperjuanganku, Fitriana, S. Pd., Ana Rizki Jana Jayanti., S. Pd,

Nur Miftahurrohmah, S. Pd., Yuni Astuti, S. Pd., Surya Darma, S. Pd., Nikhmatul Khoiriah, S. Pd, Indri Maulani., S. Pd dan Srimulyanto, S. Pd., yang dengan tulus memberikan masukan dan bantuan kepada penulis; 13.Rekan-rekan pendidikan biologi Reguler maupun Non Reguler,’02, ’03,

’04, ’05, ’06 dan ‘07 terima kasih banyak untuk persaudaraan, pengertian, motivasi, nasihat, dan kritikannya;

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien. Bandar Lampung, Juli 2010

Penulis


Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang II Pamulang

0 4 263

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

0 4 10

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

0 2 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK PAB 2 HELVETIA T.P. 2014/2015.

0 2 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SMP NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGART.P 2011/2012.

0 1 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DALAM Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Dalam Pembelajaran Ipa Kelas

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sr

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tah

0 2 16

PENGARUH PRAKTIKUM VIRTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG

0 0 87

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16