Paru-Paru Sapi Teori Dasar

Selama respirasi yang relatif tenang, kontraksi diafragma cukup mampu membesarkan toraks. Diafragma adalah suatu struktur berbentuk kubah, dengan bagian yang cekung mengarah ke karnial dalam toraks. Bagian sentralnya bersifat sangat tendinous, sedangkan bagian perifer terdiri atas otot-otot serat lintang, seperti halnya dua serat akar yang melekat ventral pada vertebra lumbal. Kontraksi pada bagian bawah muskular dari difragma akan mendorong isi abdomen organ bawah dari arah kaudal, sehingga meningkatkan panjang toraks dan bertambahnya volume toraks. Otot-otot yang terentang dari rusuk yang mengarah karnial ke beberapa bagian tubuh, seperti leher atau kaki depan, berperan sebagai otot inspirasi dengan cara rotasi rusuk kedepan arah karnial akan meningkatkan diameter transversal di toraks dan rotasi rusuk kearah kudal akan menurunkan diameter transversal dari toraks kembali. Ekspirasi adalah gerakan udara keluar dari paru-paru. Hal ini terjadi apabila volume toraks mengecil. Pengecilan volume ini bersifat pasifkarena tendensi dari struktur-struktur elastis untuk kembali kebentuk dan lokasi normal. Elastisitas kartigo kostal, paru, dan dinding abdominal cenderung untuk mengembalikan toraks ke volume yang lebih kecil. Akan tetapi, ekspirasi yang bertenaga mmerlukan banyak usaha muskular. Otot-otot abdominal menekan visera terhadap diafragma kearah dalam toraks seperti menarik rususk kearah kaudal Frandson, 1986.

3. Penyakit Radang Paru-Paru Sapi

Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem pernafasan DeDonder, 2008. Pneumonia pada sapi sering disebut sebagai penyakit multifaktorial. Ini berarti bahwa selain agen infeksi, diantaranya banyak juga faktor lingkungan dan managemen, serta interaksi tanggung jawab peternak terhadap sapi yang terserang wabah penyakit ini Gambar 2.3. Gambar 2.3. Multifaktorial penyebab pneumonia pada sapi AHI,2012.