Bunyi Pernafasan Teori Dasar
nomor menunjukkan suatu daerah dimana stetoskop harus ditempatkan Allen,1962.
Temuan suara auskultasi pada paru-paru sapi yang menderita pneumonia telah di deskripsikan berdasarkan suara yang didengar oleh Subronto 1993 yaitu,
penderita dari segi pernafasan akan ditemukan perubahan yang berupa kesulitan sesak dalam pernafasan atau dispnoea, yang bersifat inspiratorik. Penderita dalam
beberapa hari akan terlihat gejala batuk yang sifatnya mula-mula kering dan lama- kelamaan akan berubah menjadi basah dan pendek. Respirasi memiliki frekuensi
pernafasan yang hampir selalu meningkat dan cepat serta bersifat abdominal. Pernafasan yang mula-mula dangkal akan disusul dengan pernafasan yang dalam,
serta nampak tertahan dalam pengambilan udara yang sangat jelas terdengar pada waktu inspirasi.
Pada pemeriksaan auskultasi di daerah paru-paru sapi akan terdengar berbagai suara abnormal seperti mencicit maupun sibilan. Karena alveoli dipenuhi oleh
cairan radang suara vesikuler dapat hilang sama sekali, hingga yang terdengar hanya suara bronchial. Suara-suara tersebut dapat bersifat basah rhonchi basah
yang dominan. Pada bagian paru-paru yang mengalami hepatisasi, suara vesikuler maupun suara bronchial akan tidak dapat ditangkap lagi. Di bagian paru-paru lain,
yang tidak mengalami proses radang, biasanya terdapat dibagian dorsal dan belakang paru-paru, akan terdengar suara kompensasi, yang mungkin berupa suara
vesikuler yang meningkat. Sering sekali pemeriksaan auskultasi tidak dapat dilakukan dengan sempurna, karena tipe pernafasan yang sangat frekuen dan
batuk terus menerus, hingga hasilnya juga kurang konklusif.