PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP
KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

Oleh:
DEKA BAGUS BINARSA
NIM: 07020002

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP
KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh :
DEKA BAGUS BINARSA
NIM. 07020002

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011

LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP
KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR


Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal 11 Maret 2011

Pembimbing I

Dr. Fathiyah Syafithri, M.Kes
NIP
Pembimbing II

Dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP
NIP

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang


Dr. Irma Suswati, M.Kes
NIP

LEMBAR PENGUJIAN
KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP
KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

Oleh Deka Bagus Binarsa (07020002)
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 11 Maret 2011

Tim Penguji

………………………………, Ketua
dr. Fathiyah Syafithri, M.Kes


…………………………………, Anggota
dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP

………………………………………., Anggota
dr. Moch. Aleq Sander, M.Kes., Sp.B

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini dengan bantuan dari
berbagai pihak. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan pada junjungan rasulullah
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang
terang berderang yakni agama islam.
Karya Tulis Akhir dengan judul “Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica) Topikal
Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Strain Wistar” ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
mentelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran.

3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran dan
Pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan mengoreksi
demi mengoreksi demi kesempurnaan penelitian ini.
4. dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran.
5. dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk memberi informasi dalam penyelesaian penelitian ini.
6. dr. Mochammad Aleq Sander, M.Kes., Sp.B, selaku penguji yang telah memberi
tambahan ilmu dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini.
7. dr. Kusuma Andriana, Sp.OG selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, saran dan motivasi dari semester awal hingga akhir.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran
penulis harapkan demi kesempurnaan, serta penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat
berguna bagi kita semua, serta bermanfaat untuk bidang kedokteran.

Malang, Maret 2011

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT, terima kasih Kau telah memberikan rahmat dan hidayahMu, memberikan
petunjuk, kemudahan dan kekuatan untukku sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Terima kasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan selama ini.
2. Rasulullah Muhammad SAW, rahmat semesta alam, yang telah membawa kami dari
kegelapan menuju cahaya Islam. Sehingga kami, umat muslim, bisa merasakan
nikmatnya cahaya iman.
3. Ibu, Dra Sukarti, yang selalu memberikan kasih sayang dan mendorong anak-anaknya
untuk maju. Makasih banyak ma. Deka sayang mama…
4. Ayah, Drs. Slamet Arianto S, terima kasih atas kasih sayangmu, motivasi, doa dan
nasihat-nasihat yang sangat bermanfaat bagi Deka. Terimakasih ya pa, nasihat papa
selalu di hati Deka...
5. Adikku Devani Bagus Aprinda yang selalu mendukung aku dimanapun berada. Kritik
saranmu benar-benar mengena di hati. Semoga cita-citamu kayak mas Ka tercapai ya
Njul… Amien.
6. Kartikawati, makasih ya lek atas bantuannya yang tak terhingga selama ini, jadi
pengganti papa sama mama selama di malang dan seluruh keluarga besar Klaten,
Malang, dan Banyuwangi yang tidak bisa Deka sebut satu-persatu.
7. Artikasari Suhartono yang selalu di hati. Terimakasih banyak sayangku. Bunda sudah

mendorong abi sampai bisa lulus di sini. Semoga “cita-cita” kita terlaksana dengan
diberi kemudahan… Amien.
8. Mbak Dian Yanuarita P, S.T, M.T yang telah meluangkan waktunya untuk membantu
revisi dan mendorong Deka untuk terus belajar dengan sabar. Makasih ya mbak.
Sukses yah…

9. Kepada keluarga Bapak DR. IR. H. Tonny Suhartono, MSA beserta Ibu, terimakasih
atas semangat dan dukungannya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu.
10. dr. Fathiyah Syafithri, M.Kes, dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP, dan dr. Mochamad
Aleq Sander, M.Kes., Sp.B yang selama ini sudah menjadi pembimbing dan penguji
dalam proses pembuatan skripsi ini, terima kasih atas semua ilmu, saran, dan kritik
yang telah diberikan, sehingga terselesaikan karya tulis ini.
11. dr. Kusuma Andriana, Sp.OG, terima kasih selama ini sudah menjadi dosen wali yang
selalu memberikan saran, motivasi, masukkan

yang

sangat membangun dan


bermanfaat.
12. Jajaran Dekanat dan seluruh staf pengajar FK UMM atas bimbingan dan ilmu yang
diberikan.
13. Mas Ariesandy dari Lab Biokimia Kampus 3 UMM yang dengan sabar membimbing
saya, mengarahkan, memberi motivasi, dan menjadi tempat bercerita yang seru.
Semoga sukses selalu ya mas.
14. Seluruh staf Tata Usaha FK UMM (Mas Jamil, Pak Yon, dan Bu Rom). Terima kasih
atas banyak bantuan yang diberikan kepada kami.
15. Laboran: Mbak Emi, Mbak Dila, Bu Tyas, Bu Fat, Mbak Tya, Pak Joko, Mas Mifta,
dan seluruh staf laboratorium Terpadu FK UMM terima kasih banyak atas bantuan,
waktu, dukungan dan semangat menyertai kami selama proses penelitian maupun
perkuliahan.

16. Kepada para sekutu: Santi, Yudhis, Nug, dan Windhut atas bantuan, dorongan, doa,
dan semangat yang dikobarkan yang tidak pernah padam. Tengkyu abstrak inggrisnya
ya nug. Alhamdulillah ga banyak revisi.
17. Kepada teman-teman seperjuanganku di Lab, Ariya dan Liling. Juga di kampus, Erna,
Angga dan Mas Didik. Semoga sukses ya teman. Tetep semangat and jangan
menyerah.
18. Terimakasih banyak juga kepada para sahabat di FK angkatan 2007. Kalian adalah

orang-orang hebat. Terus maju ya kawan. Tidak terasa kemarin kita pesmaba bareng.
Sekarang sudah hampir koas semua. Sebagai Komting pertama aku turut bangga
kawan.
19. Terima kasih semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran kami
harapkan demi penyempurnaan, serta kami harapkan agar penelitian ini dapat berguna bagi kita
semua.

Malang, 11 Maret 2011

Penulis

ABSTRAK
Binarsa, Deka Bagus. 2011. Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica) Topikal Terhadap
Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Strain Wistar. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing:
(I) dr. Fathiyah Syafithri, M.Kes (II) dr Ruby Riana Asparini, Sp.BP
Latar Belakang: Secara tradisional, bekicot digunakan oleh masyarakat sebagai obat
penyembuh luka. Lendir bekicot yang kaya akan GAG (Acharan sulfate), telah terbukti

membantu meningkatkan penyembuhan luka . Acharan sulfate berguna sebagai aktivator
biologis untuk menyingkirkan jaringan yang mati dan memperbaharui sel yang sehat. Hal ini
dapat memperpendek fase penyembuhan luka sehingga proses penyembuhan luka semakin cepat.
Tujuan: Membuktikan pengaruh lendir bekicot (Achatina fulica) topikal terhadap kecepatan
penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar, yang
ditandai dengan penurunan luas luka dan peningkatan kontraksi luka.
Metode Penelitian: Experimental dengan rancangan penelitian posttest control group design
dengan sampel tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar sebanyak 24 ekor yang bulunya
dicukur kemudian kulitnya dipanaskan menggunakan besi panas selama 1 detik. Kemudian tikus
dibagi menjadi 4 kelompok (kontrol, pemberian 1 kali/hari, 2 kali/hari, dan 3 kali/hari). Bahan
penelitian ini adalah lendir bekicot segar yang diambil sesaat sebelum pemberian perlakuan.
Hasil Penelitian dan Diskusi: Dengan uji MANOVA didapatkan adanya perbedaan antara
kelompok perlakuan sampai hari ke-7 (sig 0,000 lebih kecil dari p(0,05)), yang berarti terdapat
perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan terhadap nilai penurunan luas luka dan
peningkatan kontraksi luka sampai hari ke-7. Sedangkan pada uji korelasi antara frekuensi
pemberian dan penurunan luas luka didapatkan -0,293 yang berarti semakin besar frekuensi
pemberian lendir bekicot maka semakin menurunkan luas luka. Untuk uji korelasi antara
frekuensi pemberian dan kontraksi luka didapatkan 0,697 yang berarti semakin besar pemberian
lendir bekicot maka akan semakin meningkatkan kontraksi luka,
Kesimpulan: Pemberian lendir bekicot berpengaruh dalam meningkatkan proses penyembuhan

luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.
Kata Kunci: Lendir Bekicot, Luka Bakar Derajat IIA, Penyembuhan Luka.

ABSTRACT
Binarsa, Deka Bagus. 2011. Effect of Mucus Snail (Achatina fulica) Topical On Healing Speed
of IIA Degree Burns on White Rat (Rattus norvegicus) Wistar Strains. Medical Faculty,
Muhammadiyah Malang University. Advisors: (I) dr. Fathiyah Syafithri, M.Kes (II) dr
Ruby Riana Asparini, Sp.BP
Background: Traditionally, Snails were used by society as cure for wounds. Snail's mucous
which is rich of GAG (Acharan sulfate), has proved in helping to increase the wound healing.
Acharan sulfate is beneficial as biological activator for removing dead tissue and renewing
healthy cells. This could shorten the wound healing phase so the wound healing process could be
faster.
Objective: To prove the effect of mucus snail (Achatina fulica) topical on healing speed of IIA
degree burns on white rat (Rattus norvegicus) wistar strains, marked by the decrease of wound's
width and the increase of wound contraction meassured using area meter.
Research Method: research method used was experimental with posttest control group design
with experiment subject used were 24 white mouses (Rattus norvegicus) strain wistar who it's fur
be shaven then it's skin was heated using heated iron for 1 second. Then mouses divided into 4
groups (control, 1 times/day, 2 times/day, and 3 times/day). Substance was used in this
experiment was fresh snail's mucous which was taken a moment before treatment.
Results and Discussions: By MANOVA test it was acquired that there was difference between
groups of treatment until day-7 (sig 0,000 smaller that p(0,05)), which means there was
significant effect on treatment to the decrease of wound width value and the increase of wound
contraction until day-7. By Pearson correlation test it was acquired that there was correlation
value (-0,293) for wound width and correlation value (0,697)for wound contraction.
Conclussion: Provision of snail slime influence to enhance the healing process IIA degree burns,
in this case is extensive wounds and wound contraction.
Key Words: Snail Mucous, Burns Grade IIA, Wound Healing.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI............................................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Akademis ......................................................................... 4

1.4.2 Manfaat Klinis ............................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Kulit ........................................................................................ 5
2.1.1 Epidermis ....................................................................................... 6
2.1.2 Dermis ............................................................................................ 8
2.1.3 Jaringan Subkutan .......................................................................... 9
2.2 Luka Bakar ............................................................................................ 10
2.2.1 Definisi ......................................................................................... 10
2.2.2 Patofisiologi Luka Bakar Superfisial .......................................... 11
2.2.3 Etiologi Luka Bakar ..................................................................... 11
2.2.4 Klasifikasi Luka Bakar ................................................................ 12
2.2.4.1 Berdasarkan Dalamnya Luka Bakar ............................... 12
2.2.4.2 Berdasarkan Luasnya Luka Bakar ................................... 14
2.2.4.3 Berdasarkan Berat Ringannya Luka Bakar ...................... 15
2.3 Penyembuhan Luka ............................................................................... 16
2.3.1 Klasifikasi Penyembuhan Luka .................................................. 16
2.3.2 Fase Penyembuhan Luka ............................................................. 17
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ........................ 21
2.4 Achatina Fulica ..................................................................................... 26
2.4.1 Asal Usul ...................................................................................... 26
2.4.2 Klasifikasi Achatina Fulica ......................................................... 26
2.4.3 Morfologi ..................................................................................... 27
2.4.4 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Lendir Bekicot ..................... 29

2.4.5 Peran Lendir Bekicot (Achatina fulica) dalam Fase Penyembuhan Luka 31
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 33
3.2 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 35
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 36
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 36
4.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 36
4.3.1 Populasi ........................................................................................ 36
4.3.2 Sampel .................................................................................................. 37
4.3.3 Replikasi ...................................................................................... 37
4.3.4 Variabel Penelitian ....................................................................... 38
4.3.4.1 Variabel Bebas ................................................................. 38
4.3.4.2 Variabel Tergantung ........................................................ 38
4.3.5 Definisi Operasional Variabel...................................................... 38
4.4 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 38
4.4.1 Pemeliharaan Tikus ................................................................... 38
4.4.2 Pembuatan Lendir Bekicot (Achatina Fulica)............................ 39
4.4.3 Perawatan Luka .......................................................................... 39
4.4.4 Alat Observasi Luka ................................................................... 40
4.5 Prosedur Penelitian ............................................................................... 40
4.5.1 Proses Adaptasi ............................................................................ 40
4.5.2 Pembuatan Lendir Bekicot ........................................................... 40

4.5.3 Pembuatan Luka Bakar derajat IIA.............................................. 41
4.5.4 Perawatan Luka Bakar derajat IIA ............................................... 41
4.5.5 Pengukuran Luas Luka Bakar Derajat IIA................................... 42
4.6 Alur Kerja ............................................................................................. 42
4.7 Analisis Data ......................................................................................... 47
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
5.1 Hasil penelitian ..................................................................................... 48
5.2 Analisis Data ......................................................................................... 50
5.2.1 Uji MANOVA ............................................................................. 50
5.2.1.1 Uji MANOVA Luas Luka Bakar Derajat IIA.................. 51
5.2.1.2 Uji MANOVA Kontraksi Luka Bakar Derajat IIA.......... 52
5.2.2 Uji Korelasi .................................................................................. 54
5.2.2.1 Uji Korelasi dari Hubungan Antara Frekuensi Pemberian dan Luas Luka
...................................................................................................... 54
5.2.2.2 Uji Korelasi dari Hubungan Antara Frekuensi Pemberian dan Kontraksi
Luka ............................................................................................. 54
BAB 6 PEMBAHASAN ......................................................................................... 56
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ........................................................................................... 60
7.2 Saran ..................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 61
LAMPIRAN ............................................................................................................ 65

DAFTAR SINGKATAN

RSCM

: Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

SPSS

: Statistical Product and Service Solutions

VEGF

: Vascular Endothelial Growth Factor

WCST

: Wound Care Solutions Telemedicine

MANOVA : Multivariate Analysis of Variance

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Lapisan Kulit ......................................................................................... 7
Gambar 2.2 Derajat Luka Bakar ............................................................................ 14
Gambar 2.3 Rule of Nine ........................................................................................ 15
Gambar 2.4 Bekicot ................................................................................................ 28
Gambar 2.5 Anatomi Bekicot ................................................................................. 28
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 33
Gambar 4.1 Alur Kerja Penelitian Pendahuluan ..................................................... 44
Gambar 4.2 Alur Kerja Penelitian .......................................................................... 45
Gambar 5.1 Perkembangan Rata-rata Nilai Luas Luka dari Hari ke-1 sampai

ke-7

49

Gambar 5.2 Perkembangan Rata-rata Nilai Kontraksi Luka dari Hari ke-1 sampai ke-7

49

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Pembagian Luas Luka Bakar Berdasarkan Rule of Nine ....................... 14
Tabel 4.1 Waktu Pemberian Lendir Bekicot Topikal ............................................. 16
Tabel 5.1 Rata-rata Luas Luka dari Pengamatan Harian ....................................... 48
Tabel 5.2 Rata-rata Kontraksi Luka dari Pengamatan Harian ................................ 49
Tabel 5.3 Uji Normalitas Saphiro-Wilk Luas Luka ................................................ 51
Tabel 5.4 Uji Homogenity of Variance Luas Luka ................................................. 51
Tabel 5.5 Multivariate Test Luas Luka ................................................................... 51
Tabel 5.6 Uji MANOVA Luas Luka ...................................................................... 52
Tabel 5.7 Uji Normalitas Saphiro-Wilk Kontraksi Luka ........................................ 52
Tabel 5.8 Uji Homogenity of Variance Kontraksi Luka ......................................... 53
Tabel 5.9 Multivariate Test Kontraksi Luka ........................................................... 53
Tabel 5.10 Uji MANOVA Kontraksi Luka ............................................................ 54
Tabel 5.11 Uji Korelasi antara Frekuensi Pemberian dan Luas Luka .................... 54
Tabel 5.12 Uji Korelasi antara Frekuensi Pemberian dan Kontraksi Luka ............ 55

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Analisis Data ....................................................................................... 65
Lampiran 2 Foto Dokumentasi ............................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

Adikwu MU, Ikejiuba, CC. (2005). Some Physicochemical and Wound Healing Properties of
Snail Mucin, Nsukka: Bolletino Chimico Farmceutico University of Nigeria.
Asa K, 1999, Budidaya Bekicot - Cetakan IV, Jakarta: Penebit Bhratara.
Anto, 2007, Luka Bakar [online], cited 30 September 2008, available from
.
Astrawinata DAW, 2002, Faktor Prognostik Luka Bakar Derajat Sedang dan Berat di RSUPN
Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta Tahun 1998 - Mei 2001 [online], cited 30 Juni.2009,
available from
.
Bisono, Halimun EM, 2005, Kulit, In: Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah,
EGC, Jakarta.
Bloom, Fawcett, 2002, Buku Ajar Histologi, Jakarta: EGC.
Cohen IK, Diegelmann RF, Yager DR. 1999. Wound Care and Wound Healing, In: Schwartz SI,
Principle of Surgery, McGraw Hill, USA.
Cotran RS, Kumar V, Collins T, 1999, Robbins Pathologic Basis of Disease. Philadelphia: W.B.
Saunders Company.
Darmansjah, 2004, Dasar Toksikologi: Farmakologi dan Terapi Edisi 4, Jakarta: FKUI.
Ernawati I, 1994, Pemisahan Lendir Bekicot Serta Uji Mikrobiologi Fraksi Hasil Pemisahan
Terhadap Eschercia coli, Strepcocus haemolitycus dan Candida albicans secara in Vitro,
Skripsi, Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta.
Eun Ji, 2005, Necleolin: Acharan Sulfate Binding Protein on the Surface of Cancer Cell,
Glycobiology vol. 15 no. 1, 2005.
Fuchino O, Watanabe Y, Hirakawa C, et al .1992. Bactericidal Action of a Glycoprotein from the
Body Surface Mucus of Giant African Snail. Comp. Biochem. Physiol.
Ghosh, A.K., Hirasawa, N., Lee, Y.S. et al. 2002 Inhibition by Acharan Sulphate of
Angiogenesis in Experimental Inflammation Models. Br. J. Pharmacol.,

Glade, MJ. (1990). Polysulpahted Glycosaminoglycans Accelerates Net Synthesis Collagen and
Glycosaminoglycans by Arthritic Equine Cartilage Tissues and Chondrocytes. American
Journal of Veterinary Research.
Harris N, Christen A, 1991, Primary Preventive Dentistry, New York: 3rd Appletton and Lange.
Hermawan, 2008, Proses Penyembuhan Luka [online], cited 18 Juni 2009, available from
.
Hidayat AAA, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Salemba Medika,
Jakarta.
Ibrahim F, Azizahwati, Kusmaryani H, 1997, E M Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Daging
Bekicot (Achatina fulica Fer.) Terhadap PenyembuhanLuka Terbuka Pada Tikus Putih,
Bogor: Proseding Simposium Penelitian Bahan Alami VIII. Perhimpunan Penelitian
Bahan Alami.
Ismail, 2009, Luka dan Perawatannya [online], cited 10 Agustus 2009, available from
.
Kaneko T, Hashimoto NV, Tezuka M. 2006. Effect of a New Wound Dressing Material SG-01
In an Experimental Rat Skin Burn and Decubitus Ulcer Model, In: Journal of health
Science 52(4)459-464(2006), Departement of Health Science, College of Pharmacy,
Nihon University, Japan.
Karyn. 2009, Eukaryotes Genomes – Rattus norvegicus [online], cited 18 Juni 2009, available
from .
Kim YS, Chang IM., Toida T, et al. (1996). A new glycosaminoglycan from the giant African
snail Achatina fulica. .Journal of Biological Chemistry.
Kimball, 1999, Biologi Jilid I, Jakarta: Erlangga.
Marzoeki D, 2006, Overview Luka Bakar, In: Perdanakusumah DS, Saputro ID, Noer MS,
Penanganan Luka Bakar Akut, Airlangga University Press, Surabaya.
Mercandetti M, Cohen AJ, 2008, Wound Healing-Healing and Repair [online], cited 11 Agustus
2009, available from .
Moenadjat, Yefta, 2001, Pengetahuan Klinis Praktis, Luka Bakar, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Musfirah, 2006, Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Deraat II antara Perawatan
LukaMenggunakan virgin coconut oil (Cocos nurifera) dan Normal Salin Rattus
norvegicus Strain Wistar, Tugas Akhir, FK-UB, Malang.

Nicholas, J.S. 1971. Experimental Methode and Rat Embryos: The Rat in Laboratory
Investigation. New York : Hafner Publishing Company.
Noer MS, 2006, Penanganan Luka Bakar Akut, In: Perdanakusumah DS, Saputro ID, Noer MS,
Penanganan Luka Bakar Akut, Airlangga University Press, Surabaya.
Notoatmodjo S, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Nugroho TS, 2005, Pengaruh Infiltrasi Levobupivakain 0,25% Terhadap Kuantitas Angiogenesis
Tikus Wistar pada Proses Penyembuhan Luka Insisi Hari ke Lima, Karya Akhir, Bagian
Anestesiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Pierce AG, Neil RB, 2007, At a Glance Ilmu Bedah, Jakarta: EGC.
Pusponegoro AD, 2005, Luka, In: Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC,
Jakarta.
Rush, 2009, Anatomy of the Skin [online], cited 30 November 2008, available from
.
Sadhori N, 1997, Teknik Budidaya Bekicot, PT Balai Pustaka (Persero), Jakarta.
Sartika R, 1991, Pemanfaatan Lendir Bekicot (Achatina fulica Fer.) Sebagai Obat Luka, Jurusan
Farmasi-FMIPAUI, Jakarta.
Sastroasmoro S, Ismael S, 1995, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak-FKUI, Jakarta.
Sideras J, 2007,Thermal Burns Patients: Initial Assessments and Management Tips, diakses
pada 5 Pebruari 2011, .

Suckow MA, Danneman P, Brayton C, 2000, The Laboratory Mouse, CRC Press LLC, USA.
Sudjari, 1996, Tikus Wistar Sebagai Hewan Coba Untuk Penelitian Dengan Toksoid Tetanus,
Malang : Majalah Kedokteran UNIBRAW Vol: XII No. 3.
Sunari S, 1994, Uji Mikro Fraksi-fraksi Hasil Pemisahan Lendir Bekicot Terhadap Salmonella
typhi, Pseudomonas aeruginosa, dan Candida albicans, Skripsi, Fakultas Farmasi, UGM,
Yogyakarta.
Supranto, J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, PT Rineka, Jakarta.
Tarigan R, Pemila U, 2007, Perawatan Luka-Moist Wound Healing, FKUI, Jakarta.

Tripurnomorini DS, Rita S. Imono AD, 2000, Daya Antiinflamasi Lendir Bekicot Pada Mencit,
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Voigt, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendari, N. S., Gadjah
Mada University Press,Yogyakarta.
WCST, 2007, Esential of Wound Healing [online], cited 11 Agustus 2009, available from


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Moenadjat, 2001). Luka
bakar karena api atau akibat tak langsung dari api misalnya tersiram air panas banyak terjadi
pada kecelakaan rumah tangga (Pusponegoro, 2005). Pada sebuah penelitian tentang prognosis
luka bakar dengan subyek penderita luka bakar rawat inap di RSCM Januari 1998 – Mei 2001,
ditemukan luka bakar terbanyak derajat II (76,9%) (Astrawinata, 2002).
Berdasarkan kedalamannya, luka bakar dibagi tiga tingkat atau derajat, yaitu sebagai
berikut, derajat I, kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial), derajat II, kerusakan
meliputi epidermis dan sebagian dermis. Luka bakar derajat II dibedakan atas 2 subbagian yaitu;
derajat II dangkal (superficial partial thickness) (IIA) dimana kerusakan mengenai bagian
epidermis dan lapisan atas dari korium atau dermis, dan derajat II dalam (deep partial thickness)
(IIB) dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel
tinggal sedikit. Pada derajat III, kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih
dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot, dan tulang (Moenadjat, 2001; Noer, 2006).
Penyembuhan luka bakar memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pengobatan jangka pendek
penderita derajat II, 50% dirawat 1 bulan menelan biaya 50 juta rupiah (Marzoeki, 2006).
Penyembuhan luka bergantung dari derajat dan luas luka bakar yang menentukan waktu
penyembuhan luka dan akhirnya kecepatan penyembuhan luka bakar mempengaruhi besarnya

biaya pengobatan. Semakin cepat waktu penyembuhan luka bakar tentunya akan semakin
meringankan biaya pengobatan (Moenadjat, 2001).
Pergerakan lapisan epitel merupakan hal yang penting dalam proses penyembuhan luka,
termasuk luka bakar derajat IIA. Secara klinis proses epitelialisasi ini ditingkatkan dengan
menjaga permukaan luka tetap lembab (Mercandetti, 2008).
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia memakai bahan alam sebagai obat tidak hanya
dari tanaman tetapi juga dari hewan. Bahan alam tersebut antara lain adalah lendir bekicot
(Voigt, 1994).
Secara tradisional, bekicot digunakan oleh masyarakat sebagai obat penyembuh luka
(Adikwu & Ikejiuba, 2005). Lendir bekicot yang kaya akan glycosaminoglycan yang telah
terbukti membantu meningkatkan penyembuhan luka (Glade, 1990). Sebagai aktivator biologis
untuk menyingkirkan jaringan yang mati dan memperbaharui dengan sel yang sehat (Kim, 1996).
Lendir bekicot yang memiliki kandungan air disinyalir dapat menjaga kelembaban kulit bila
dioleskan pada luka (Ibrahim, 1997). Pernah dilakukan penelitian tentang kemampuan lendir
bekicot sebagai antimikroba Escherichia coli, Streptococcus Haemoliticus, Salmonella typhi,
Pseudomonas aeruginosa, dan Candida Albicans. Hasilnya telah terbukti bahwa lendir bekicot
dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri tersebut (Ernawati & Sunari, 1994).
Pada penelitian terdahulu, telah terbukti bahwa lendir bekicot (Achatina fulica) mampu
menyembuhkan luka terbuka pada tikus, dan mempercepat kontraksi luka (Sartika, 1991).
Berbeda dengan luka terbuka, pada luka bakar, jaringan luka tidak terbuka tetapi terjadi
kerusakan lapisan-lapisan di bawahnya tergantung lama kontak dengan sumber trauma termis.
Sementara itu pada luka terbuka terjadi kerusakan mekanis langsung sehingga jaringan
dibawahnya langsung terbuka (Sjamsuhidajat, 2005).

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh lendir bekicot (Achatina fullica) topikal terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar
derajat IIA pada tikus putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah
lendir bekicot (Achatina fulica) topikal berpengaruh terhadap kecepatan penyembuhan luka
bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Membuktikan pengaruh lendir bekicot (Achatina fulica) topikal terhadap kecepatan
penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Membuktikan pemberian lendir bekicot pada luka bakar derajat IIA pada tikus putih
(Rattus norvegicus) Strain Wistar dapat meningkatkan epitelialisasi.
2. Membuktikan pemberian lendir bekicot pada luka bakar derajat IIA pada tikus putih
(Rattus norvegicus) Strain Wistar dapat meningkatkan kontraksi luka.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh lendir bekicot (Achatina
fulica) topikal terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih
(Rattus Norvegicus) Strain Wistar.
1.4.2 Manfaat Klinis
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan penelitian tentang

lendir Bekicot (Achatina fulica).
2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai obat tradisional yang mempunyai
efek penyembuh luka, yaitu lendir bekicot (Achatina fulica).
3. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai
alternatif pengobatan penyembuhan luka bakar derajat II yang mudah dan murah.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN BUBUK KOPI ROBUSTA (COFFEA ROBUSTA LINDL) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)

1 25 23

PENGARUH MADU TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA LASERASI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

1 60 22

PEMBERIAN SALIVA TOPIKAL MENINGKATKAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

0 23 19

PENGARUH MADU TOPIKAL TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GRADE IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus Strain Wistar)

0 5 25

PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe Vera Linn) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus Norvegicus)

4 35 20

EFEKTIFITAS PEMBERIAN GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) SECARA TOPIKAL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MELALUI PENGAMATAN MAKROSKOPIS

0 4 56

PERBEDAAN EFEK PEMBERIAN LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DAN GEL BIOPLACENTON™ TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BERSIH PADA TIKUS PUTIH

3 10 56

EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN.

0 0 16

Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica) terhadap Jumlah Sel Fibroblas pada Penyembuhan Luka Sayat

0 0 9

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS LENDIR BEKICOT(Achatina fulica) DENGAN KITOSAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA

0 0 7