PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe Vera Linn) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus Norvegicus)

(1)

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN GEL

EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe Vera Linn) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA

PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus Norvegicus)

Oleh:

IMRON ROSYADI 201010330311156

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN GEL

EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe Vera Linn) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA

PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus Norvegicus)

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana

Fakultas Kedokteran

Oleh:

IMRON ROSYADI 201010330311156

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS AKHIR

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal : 23 Juni 2014

Pembimbing I,

dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP

Pembimbing II,

dr. Rubayat Indradi, MOH

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang


(4)

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Imron Rosyadi ini

telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada hari Senin, tanggal 16 Juni 2014

Tim Penguji

dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP , Ketua

dr. Rubayat Indradi, MOH , Anggota


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera Linn) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus Putih Strain Wistar (Rattus Novergicus)”.

Dengan terselesaikannya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Irma Suswati, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi saya kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP, selaku pembimbing I yang telah memberi bimbingan, saran, dan masukan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

3. dr. Rubayat Indradi, MOH, selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing, dan memberikan saran, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Dr. Bambang Mulyawan, Sp.A, selaku penguji yang telah memberikan saran perbaikan untuk tugas akhir ini.

5. Bapakku tercinta Imam Muhdi dan Ibuku tercinta Mesriyah, terimakasih atas doa, semangat, dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis


(6)

sehingga dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini dengan baik. Kalian orang tua yang sempurna.

6. Adik-adikku Riswanda Imawan, Indah Kamula Dina, dan Nafiis Irfan Jabriel, terimakasih atas semangatnya sehinga penulis cepat menyelesaikan tugas akhir ini. Kalian adik-adikku yang hebat.

7. Lailatus Solehah, Dewi Ayu Wulandari, Syahbandrio Widyo Utomo, Wildan Firmansyah, Sigit Dwi Mulyo, Juanda Akbar, Hani Rahmantyo Akbar, Ibrahim Sengadji, Zuhal Afkar Zulkarnain, Yusufa Ibnu Sina Setiawan, Areza Eka Permana, Moh. Najib Abdullah, Mia Puteri Rahayu, dan Alya Batami, terimakasih, tanpa kalian saya tidak bisa menyelesaikan karya tulis akhir ini. Kalian luar biasa.

8. Semua teman-teman FKUMM Angkatan 2010 yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada saya. Masuk bareng keluar bareng.

9. Randika Rea Ariadi, Vardian Mahardika, Rizki Andre Rarung dan Niki terimakasih teman-teman kos satu perjuangan. Ayo wisuda.

10.Tim Laboratorium Biomedik FK UMM, Mas Miftha, Pak Joko & Pak Kus atas ijinnya agar saya dapat melakukan penelitian ini.

11.Para staff dan karyawan TU yang memudahkan saya dalam menyelesaikan administrasi selama proses penelitian berlangsung.

12.Mbak Materia Medica terimakasih atas bimbingannya.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.


(7)

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 23 Juni 2014


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR... ... iv

ABSTRAK... ... vii

ABSTRACT... ... viii

DAFTAR ISI... . ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Manfaat Akademis ... 3

1.4.2. Manfaat Klinis ... 4

1.4.3. Manfaat Masyarakat... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Gel Lidah Buaya ... 5

2.1.1. Taksononomi Tanaman Lidah Buaya ... 6

2.1.2. Morfologi Tanaman Lidah Buaya ... 6

2.1.3. Kandungan Gel Lidah Buaya ... 7

2.1.3.1. Acetylated Mannan ... 8

2.1.3.2. Glycine, Proline dan Lycine ... 9

2.1.3.3. Vitamin A dan E ... 9

2.1.3.4. Arachidonic acid dan Sterol ... 9

2.2. Kulit .... ... 10

2.2.1. Anatomi Kulit... 10

2.2.1.1. Epidermis ... 11

2.2.1.2. Dermis ... . 12

2.2.1.3. Jaringan Subkutan ... 14

2.2.2. Fungsi Kulit ... 14

2.3. Luka Bakar ... 15

2.3.1. Definisi ... 15

2.3.2. Patofisiologi Luka Bakar ... 15

2.3.3. Klassifikasi Luka Bakar ... 17

2.4. Fase Penyembuhan Luka ... 19

2.4.1. Fase Inflamasi ... 20

2.4.2. Fase Proliferasi/Fibroplasia ... 22


(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN . ... 25

3.1. Kerangka Konsep ... 25

3.2. Hipotesis ... 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 28

4.1. Jenis Penelitian... 28

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.3.1. Populasi ... 28

4.3.2. Sampel ... 28

4.3.3. Replikasi ... 28

4.3.4. Karakteristik Sampel Penelitian ... 29

4.3.5. Variabel Penelitian ... 30

4.3.5.1 Variabel Bebas... 30

4.3.5.2 Variabel Tergantung... 30

4.3.6 Definisi Operasional... 30

4.4. Alat dan Bahan Penelitian ... 31

4.4.1. Alat dan Bahan Pemeliharaan Tikus ... 31

4.4.2. Alat dan Bahan Pembuatan Lukar Bakar pada Tikus ... 31

4.4.3. Alat dan Bahan Perawatan Luka ... 32

4.4.4. Alat Observasi Luka ... 32

4.5. Prosedur Penelitian ... 32

4.5.1. Adaptasi Tikus ... 32

4.5.2. Pembuatan Luka Bakar ... 32

4.5.3. Pembuatan Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya ... 33

4.5.4. Perlakuan Luka ... 34

4.6. Alur Penelitian ... 36

4.7. Metode Analisa Data... 36

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 38

5.1 Hasil Penelitian ... 38

5.2 Analisis Data ... 40

5.2.1. Uji Normalitas ... 40

5.2.2. Uji Homogenitas ... 40

5.2.3. Uji One Way ANOVA ... 41

5.2.4. Uji LSD (Least Significance Different)... 41

5.2.5. Uji Korelasi Pearson... 42

5.2.6. Uji Regresi Linier...42

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 42

BAB 6 PEMBAHASAN ... 43

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 48

7.1 Kesimpulan ... 48

7.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Potongan Melintang Daun Lidah Buaya... 5

2.2 Tanaman Lidah Buaya... 6

2.3 Struktur Kimia Acemannan... 8

2.4 Anatomi Kulit... 10

2.5 Zona Luka Bakar ... 16

2.6 Sel Dominan pada Setiap Fase Penyembuhan... 20

2.7 Fase Inflamasi ... 21

2.8 Fase Proliferasi ... 22

2.9 Fase Remodelling... 23

3.1 Kerangka Konsep... 25

4.1 Ekstraksi Gel Lidah Buaya ... 34

4.2 Skema Alur Penelitian... 36


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kandungan Kimia Gel Lidah Buaya... 7

2.2 Derajat dan Kedalaman Luka Bakar ... 18

2.3 Pembagian Luka Bakar berdasarkan Rule of Nine ... 18

5.1 Data Luas Luka Bakar pada Tikus Putih... 38

5.2 Uji Normalitas...40

5.3 One Way ANOVA... 41


(12)

DAFTAR SINGKATAN

ARDS :Acute Respiratory Distress Syndrome EGF : Epidermal Growht Factor

FGF-2 : Fibroblas Growth Factor 2 IGF : Insulin-like Growth Factor IL-1 : Interlekin-1

IL-6 : Interleukin-6 INF- : Interferon Gamma

KGF : Keratynocyte Growth Factor LPS : Liposakarida

PDGF : Platelet-derived Growth Factor TGF- : Tranforming Growth Factor Beta TNF-α : Tumor Necrotizing Factor Alpha VEGF : Vascular Endhotelial Growth Factor


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Penelitian Luas Luka Bakar... 52

2. Analisa Data... 53

3. Dokumentasi Penelitian... 56

4. Surat Keterangan Penelitian... 58

5. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Lidah Buaya... 59


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI 2008, Aloe vera (L) burm. F, Database Direktorat Obat Asli Indonesia. [online]. (diunduh 22 Februari 2013). Tersedia dari: http://perpustakaan.pom.go.id/ebook/Taksonomi%20Koleksi%20Tanaman %20Obat%20Kebun%20Tanaman%20Obat%20Citeureup/Aloe%20vera%2 0(L.)%20Burm.%20f..pdf.

Bassetti, A, & Saia, S 2001, The great aloe book: history, botany, composition, and pharmacological Aspects of This Legendary Plant, USA Edition, New York, hh.11-148

Bisono, Perdanakusuma, DS, Halimun, EM, & Prasetyono, OHT β005, „Kulit‟, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3, eds. Sjamsuhidajat & de Jong W, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hh: 395-396.

Bloom & Fawcett, 2002, Buku ajar histologi dasar, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Davis, RH, Donato, JJ, Hartman, GM, & Haas, RC 1994, „Anti-inflammatory and wound healing activity of a growth substance in Aloe vera‟, J-Am- Podiatr-Med-Assoc, vol. 84, hh.77-81. [online]. (dilihat 23 Februari 2014). Tersedia dari: http://www.japmaonline.org/doi/abs/10.7547/87507315-84-2-77. Durmus, AS, Yaman M, & Can HN β01β, „Effects of extractum cepae, heparin,

allantoin gel and silver sulfadiazine on burn wound healing: an experimental study in a rat model‟, Veterinarni Medicina, vol. 6, hh. 287-292. [online].

(diunduh 27 April 2014). Tersedia dari:

http://www.agriculturejournals.cz/publicFiles/68639.pdf.

Eroschenko, PV β008, „Sistem Integumen‟, dalam Atlas Histologi diFiore, ed. diFiore M. S, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, h. 223.

Geerligs, 2009, Skin layer mechanics, Universiteitsdrukkerij TU Eindhoven, Netherlands.

Ghodekar, SV, Chaudhari, SP, & Ratnaparakhi, MP β01β, „Development and characterizationsof silversulfadiazine emulgel for topical drug delivery‟, International Journal of Pharmacy and Pharmateutical Science, vol. 4, h. 305. [online]. (diunduh 29 April 2014). Tersedia dari: http://www.ijppsjournal.com/Vol4Issue4/4953.pdf.

Goodman, LS, & Gilman, A 2006, The Pharmacological basis of therpeutics 7th Editions, The Macmillan Co, New York, H.317.


(15)

Goodwin, C, Kolarsick, Paul, AJ, & Maria, AK β011, „Anatomy and Physiology of the Skin, Journal of the Dermatology Nurses Association, vol. 3, hh. 203-213.

Gurtner, GC β007, „Wound healing, normal and abnormal’, in Grabb and Smith’s plastic surgery 6th ed, eds. Thorne CH, Beasly RW, Aston, SJ, & Bartlett SP, Lippincott Williams and Wilkins Philadelphia, Philadelphia, hh: 15-22. Hamman, JH β008, „Composition and application of aloe vera leaf gel’,

Molecules, vol. 13, hh. 1599-1616. online . diunduh βγ Februari β01γ). Tersedia dari: http: www.mdpi.com 14β0-γ049 1γ 8 1599 pdf

Hettiaratchy, S, & Dziewulski, P, 2004, ABC of burns, The first in a series of 12 articles, BMJ, hh.328:1366–8.

Hidayat, TSN β01γ, „Peran topikal ekstrak gel aloe vera pada penyembuhan luka bakar derajat dalam pada tikus‟. Media Jurnal Rekonstruksi & Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, vol. 2, no. 2. [online]. (diunduh 7 Juni 2014). Tersedia dari: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/TQS-hasil%20Akhir%20Penelitian%20Full.pdf

Kalangi, SJR 2007, Khasiat Aloe Vera pada Penyembuhan Luka, [online].

(diunduh 22 Februari 2013). Tersedia dari:

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3307108111.pdf

Laura, KS, Parnell, MS, Anthony, D, & Chinnah, I 2002, Use of mouse footpad model to test effectiveness of wound dressings, hh. 199-208.

McGrath, JA, Eady, RAJ, & Pope, FM 2010, Anatomy and organization of human skin. Rook's textbook of dermatology. McGraw Hill, New York. Moenajat, & Yefta 2001, Pengetahuan klinis praktis – luka bakar, Balai

Penerbitan FKUI, Jakarta.

Ni, Y, & Tizard, IR β004. „Analytical methodology: the gel-analysis of aloe pulp and its derivatives, in Aloes The Genus Aloe, ed. Reynolds T, CRC Press, Boca Raton, hh. 111-126.

Noer, MS 2006, Penanganan luka bakar akut, Airlangga University Press, Surabaya.

Pusponegoro, AD β005, „Luka‟, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3, eds. Sjamsuhidajat, R, & de Jong, W, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Rahayu, F β009, „Pengaruh pemberian topikal gel lidah buaya Aloe Chinensis

Baker) terhadap reepitalisasi epidermis pada luka sayat kulit mencit (Mus Musculus), karya tulis akhir, Universitas Riau.


(16)

Rajeswary, R, Umadevi ,M, Sharmila, RC, Phuspa, R, Selvacenkadesh, Kumar, K.P, & Bhowmit, D β01β, „Aloe vera: the miracle plants its medicinal and traditional use in India‟, Journal of Pharmacognos and Phytohemistry, vol. 1, h. 119. [online]. (diunduh 29 April 2013). Tersedia di: http://www.phytojournal.com/vol1Issue4/Issue_nov_2012/17.1.pdf

Ramane, SB, Syed, VN, & Biyani, KR, β01γ, „Evaluation of wound healing activity of polyherbal gel – a novel herbal formulation, International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences, vol. 4, hh. 790. [online]. (diunduh 27 April 2014). Tersedia dari: http://www.ijrpbsonline.com/files/14-4317.pdf

Robbert, CG 2007. Elsevier’s integrated physiology, Mosby, Philadelphia

Saeed, MA, Ahmad, I, Yaqub, U, & Akbar, S, β00γ, „Aloe vera: a plant of vital significance, Quarterly Science Vision, vol. 9, hh : 1-2.

Saladin, KS 2008, Human anatomy 2nd edition, McGraw Hill, New York.

Sargowo D, Handaya AY, Widodo MA, Lyrawati D, Tjokroprawiro A 2011, The Effect of Aloe Gel in Enhancing Angiogenesis in Diabetic Wound Healing, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.

Smeltzer SC, Bare BG 2000, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Yadaf, KCH, Kumar, JR, Basha, SI, Desmukh, GR, Gujula, R, & Santhamma, B β01β, „Wound healing activity of topical application of aloe vera gel in experimental animal models‟, International Journal of Pharma and Bio Sciences, vol. 3, h. 65. [online]. (diunduh 27 April 2014). Tersedia dari: http://www.ijpbs.net/vol-3/issue-2/pharma/8.pdf


(17)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

American Burn Associations mengatakan lebih dari 450.000 kejadian luka bakar yang terjadi tiap tahun di Amerika Serikat. Tujuh puluh ribu pasien perlu dirawat di pusat perawatan di rumah sakit dan 3.400 kematian yang disebabkan oleh luka bakar. The National Institute for Burn Medicine menyebutkan bahwa sebagian besar pasien luka bakar di Amerika Serikat (75%) disebabkan kelalaian korban (Smeltzer & Bare, 2000).

Luka bakar adalah luka yang terjadi karena pajanan api langsung maupun tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas, banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga (Bisono et al, 2004).

Luka bakar yang terjadi di rumah tangga baik yang disebabkan oleh terkena minyak goreng, air panas, api, setrika, kompor, maupun terkena knalpot motor selama beberapa saat terkadang kurang mendapatkan penanganan dan terkesan diabaikan sebelum menimbulkan gangguan yang berarti terkait aktifitasnya, hal ini dapat memperburuk proses penyembuhan luka apabila luka bakar tersebut sudah mengalami infeksi (Yuwono, 2010).

Silver sulfadiazine (SSD) merupakan gold standard terapi topikal pada luka bakar. SSD sering dipakai dalam bentuk krim 1%. SSD diketahui mempunyai sifat baketriostatik yang berspektrum luas, khususnya untuk bakteri gram negatif serta sudah terbukti sangat baik bagi pasien dan mempunyai toksisitas yang rendah.


(18)

2

Namun demikian masyarakat masih mengalami kesulitan untuk menggunakan obat ini secara maksimal karena harganya yang relatif mahal terutama bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah (Ghodekar et al, 2012).

Salah satu alternatif untuk mencegah hal tersebut adalah dengan memanfaatkan sumberdaya yang terdapat di lingkungan rumah tangga, salah satunya adalah tanaman lidah buaya. Lidah buaya (aloe vera linn) merupakan tanaman yang banyak dikembangkan dan digunakan untuk pengobatan, salah satunya untuk penyembuhan luka (Kalangi, 2007).

Acetylated mannan (acemannan), polisakarida yang paling banyak pada lidah buaya, telah diusulkan memiliki peran dalam penyembuhan luka, oleh karena fungsinya sebagai aktifasi makrofag pada fase inflamasi (Sargowo et al, 2002). Acemannan juga mampu menstimulasi oxygen consumption, meningkatkan angiogenesis dan meningkatkan sintesa kolagen pada daerah luka (Laura et al, 2002).

Bahan uji (obat) yang ditujukan untuk penggunaan manusia harus lolos pengujian di laboratorium dan dilanjutkan dengan menggunakan hewan percobaan untuk kelayakan dan keamanannya dalam hal ini menggunakan tikus putih strain wistar (rattus norvegicus).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Gel Ektstak Lidah Buaya (Aloe Vera Linn) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A pada Tikus Putih Strain Wistar (Rattus Norvegicus).


(19)

3

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih strain wistar (rattus norvegicus)?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih strain wistar (rattus norvegicus).

1.3.2.Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap luas luka bakar.

b. Mengetahui dosis gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) yang paling berpengaruh terhadap luas luka bakar diantara kelompok penelitian.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1.Manfaat Akademis

a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan informasi ilmiah tentang manfaat gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA.


(20)

4

1.4.2.Manfaat Klinis

a. Menambah ilmu pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentang manfaat gel ekstrak lidah buaya terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA.

b. Sebagai salah satu pertimbangan alternatif pengobatan topikal pada luka bakar.

1.4.3.Manfaat Masyarakat

a. Memberi informasi tentang manfaat tanaman obat keluarga (TOGA) khususnya lidah buaya.

b. Memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan gel ekstrak lidah buaya untuk mempercepat penyembuhan luka bakar.


(1)

Goodwin, C, Kolarsick, Paul, AJ, & Maria, AK β011, „Anatomy and Physiology of the Skin, Journal of the Dermatology Nurses Association, vol. 3, hh. 203-213.

Gurtner, GC β007, „Wound healing, normal and abnormal’, in Grabb and Smith’s plastic surgery 6th ed, eds. Thorne CH, Beasly RW, Aston, SJ, & Bartlett SP, Lippincott Williams and Wilkins Philadelphia, Philadelphia, hh: 15-22. Hamman, JH β008, „Composition and application of aloe vera leaf gel’,

Molecules, vol. 13, hh. 1599-1616. online . diunduh βγ Februari β01γ). Tersedia dari: http: www.mdpi.com 14β0-γ049 1γ 8 1599 pdf

Hettiaratchy, S, & Dziewulski, P, 2004, ABC of burns, The first in a series of 12 articles, BMJ, hh.328:1366–8.

Hidayat, TSN β01γ, „Peran topikal ekstrak gel aloe vera pada penyembuhan luka bakar derajat dalam pada tikus‟. Media Jurnal Rekonstruksi & Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, vol. 2, no. 2. [online]. (diunduh 7 Juni 2014). Tersedia dari: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/TQS-hasil%20Akhir%20Penelitian%20Full.pdf

Kalangi, SJR 2007, Khasiat Aloe Vera pada Penyembuhan Luka, [online].

(diunduh 22 Februari 2013). Tersedia dari:

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3307108111.pdf

Laura, KS, Parnell, MS, Anthony, D, & Chinnah, I 2002, Use of mouse footpad model to test effectiveness of wound dressings, hh. 199-208.

McGrath, JA, Eady, RAJ, & Pope, FM 2010, Anatomy and organization of human skin. Rook's textbook of dermatology. McGraw Hill, New York. Moenajat, & Yefta 2001, Pengetahuan klinis praktis – luka bakar, Balai

Penerbitan FKUI, Jakarta.

Ni, Y, & Tizard, IR β004. „Analytical methodology: the gel-analysis of aloe pulp and its derivatives, in Aloes The Genus Aloe, ed. Reynolds T, CRC Press, Boca Raton, hh. 111-126.

Noer, MS 2006, Penanganan luka bakar akut, Airlangga University Press, Surabaya.

Pusponegoro, AD β005, „Luka‟, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3, eds. Sjamsuhidajat, R, & de Jong, W, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Rahayu, F β009, „Pengaruh pemberian topikal gel lidah buaya Aloe Chinensis

Baker) terhadap reepitalisasi epidermis pada luka sayat kulit mencit (Mus Musculus), karya tulis akhir, Universitas Riau.


(2)

K.P, & Bhowmit, D β01β, „Aloe vera: the miracle plants its medicinal and traditional use in India‟, Journal of Pharmacognos and Phytohemistry, vol. 1, h. 119. [online]. (diunduh 29 April 2013). Tersedia di: http://www.phytojournal.com/vol1Issue4/Issue_nov_2012/17.1.pdf

Ramane, SB, Syed, VN, & Biyani, KR, β01γ, „Evaluation of wound healing activity of polyherbal gel – a novel herbal formulation, International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences, vol. 4, hh. 790. [online]. (diunduh 27 April 2014). Tersedia dari: http://www.ijrpbsonline.com/files/14-4317.pdf

Robbert, CG 2007. Elsevier’s integrated physiology, Mosby, Philadelphia

Saeed, MA, Ahmad, I, Yaqub, U, & Akbar, S, β00γ, „Aloe vera: a plant of vital significance, Quarterly Science Vision, vol. 9, hh : 1-2.

Saladin, KS 2008, Human anatomy 2nd edition, McGraw Hill, New York.

Sargowo D, Handaya AY, Widodo MA, Lyrawati D, Tjokroprawiro A 2011, The Effect of Aloe Gel in Enhancing Angiogenesis in Diabetic Wound Healing, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.

Smeltzer SC, Bare BG 2000, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Yadaf, KCH, Kumar, JR, Basha, SI, Desmukh, GR, Gujula, R, & Santhamma, B β01β, „Wound healing activity of topical application of aloe vera gel in experimental animal models‟, International Journal of Pharma and Bio Sciences, vol. 3, h. 65. [online]. (diunduh 27 April 2014). Tersedia dari: http://www.ijpbs.net/vol-3/issue-2/pharma/8.pdf


(3)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

American Burn Associations mengatakan lebih dari 450.000 kejadian luka bakar yang terjadi tiap tahun di Amerika Serikat. Tujuh puluh ribu pasien perlu dirawat di pusat perawatan di rumah sakit dan 3.400 kematian yang disebabkan oleh luka bakar. The National Institute for Burn Medicine menyebutkan bahwa sebagian besar pasien luka bakar di Amerika Serikat (75%) disebabkan kelalaian korban (Smeltzer & Bare, 2000).

Luka bakar adalah luka yang terjadi karena pajanan api langsung maupun tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas, banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga (Bisono et al, 2004).

Luka bakar yang terjadi di rumah tangga baik yang disebabkan oleh terkena minyak goreng, air panas, api, setrika, kompor, maupun terkena knalpot motor selama beberapa saat terkadang kurang mendapatkan penanganan dan terkesan diabaikan sebelum menimbulkan gangguan yang berarti terkait aktifitasnya, hal ini dapat memperburuk proses penyembuhan luka apabila luka bakar tersebut sudah mengalami infeksi (Yuwono, 2010).

Silver sulfadiazine (SSD) merupakan gold standard terapi topikal pada luka bakar. SSD sering dipakai dalam bentuk krim 1%. SSD diketahui mempunyai sifat baketriostatik yang berspektrum luas, khususnya untuk bakteri gram negatif serta sudah terbukti sangat baik bagi pasien dan mempunyai toksisitas yang rendah.


(4)

Namun demikian masyarakat masih mengalami kesulitan untuk menggunakan obat ini secara maksimal karena harganya yang relatif mahal terutama bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah (Ghodekar et al, 2012).

Salah satu alternatif untuk mencegah hal tersebut adalah dengan memanfaatkan sumberdaya yang terdapat di lingkungan rumah tangga, salah satunya adalah tanaman lidah buaya. Lidah buaya (aloe vera linn) merupakan tanaman yang banyak dikembangkan dan digunakan untuk pengobatan, salah satunya untuk penyembuhan luka (Kalangi, 2007).

Acetylated mannan (acemannan), polisakarida yang paling banyak pada lidah buaya, telah diusulkan memiliki peran dalam penyembuhan luka, oleh karena fungsinya sebagai aktifasi makrofag pada fase inflamasi (Sargowo et al, 2002). Acemannan juga mampu menstimulasi oxygen consumption, meningkatkan angiogenesis dan meningkatkan sintesa kolagen pada daerah luka (Laura et al, 2002).

Bahan uji (obat) yang ditujukan untuk penggunaan manusia harus lolos pengujian di laboratorium dan dilanjutkan dengan menggunakan hewan percobaan untuk kelayakan dan keamanannya dalam hal ini menggunakan tikus putih strain wistar (rattus norvegicus).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Gel Ektstak Lidah Buaya (Aloe Vera Linn) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A pada Tikus Putih Strain Wistar (Rattus Norvegicus).


(5)

3

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih strain wistar (rattus norvegicus)?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih strain wistar (rattus norvegicus).

1.3.2.Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap luas luka bakar.

b. Mengetahui dosis gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) yang paling berpengaruh terhadap luas luka bakar diantara kelompok penelitian.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1.Manfaat Akademis

a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan informasi ilmiah tentang manfaat gel ekstrak lidah buaya (aloe vera linn) terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA.


(6)

1.4.2.Manfaat Klinis

a. Menambah ilmu pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentang manfaat gel ekstrak lidah buaya terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar derajat IIA.

b. Sebagai salah satu pertimbangan alternatif pengobatan topikal pada luka bakar.

1.4.3.Manfaat Masyarakat

a. Memberi informasi tentang manfaat tanaman obat keluarga (TOGA) khususnya lidah buaya.

b. Memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat penggunaan gel ekstrak lidah buaya untuk mempercepat penyembuhan luka bakar.


Dokumen yang terkait

Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro)

12 107 68

PENGARUH EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS) DALAM SEDIAAN GEL TERHADAP KECEPATAN KONTRAKSI LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA KULIT TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

10 34 23

PENGARUH PEMBERIAN BUBUK KOPI ROBUSTA (COFFEA ROBUSTA LINDL) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)

1 25 23

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

1 6 29

PENGARUH MADU TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA LASERASI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

1 60 22

PEMBERIAN SALIVA TOPIKAL MENINGKATKAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

0 23 19

PENGARUH MADU TOPIKAL TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GRADE IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus Strain Wistar)

0 5 25

JUS LIDAH BUAYA (ALOE VERA) MENINGKATKAN KECEPATAN PENYEMBUHAN ACUTE DUODENAL ULCER TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR) YANG DIINDUKSI OLEH ASPIRIN

0 19 24

PERBEDAAN KECEPATAN KESEMBUHAN LUKA INSISI ANTARA OLESAN GEL LIDAH BUAYA (aloe vera) DAN OLESAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (curcuma longa linn) PADA TIKUS PUTIH (rattus norvegicus)

0 4 80

PENGARTERHA Pengaruh Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap Peningkatan Jumlah Fibroblas Pada Proses Penyembuhan Luka Mukosa Rongga Mulut Tikus (Rattus Norvegiccus) Strain Wistar.

0 2 15