Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Gangguan semantik merupakan salah satu gangguan dalam komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Penyebab gangguan semantik yaitu: a Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai bahasa asing sehingga sulit dimengerti khalayak tertentu, contohnya menggunakan Bahasa Inggris yang mayoritas masyarakat desa belum paham. b Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima, contohnya mayoritas masyarakat berbahasa Jawa namun pembicara atau penyuluh menggunakan bahasa Lampung. c Struktur bahasa yang digunakan tidak semestinya, sehingga membingungkan penerima, contohnya struktur bahasa yang dianjurkan adalah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan menggunakan struktur kalimat ynag sempurna Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan. d Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol- simbol bahasa yang digunakan Cangara, 2007. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat dilihat bahwa kohesi kelompok, tipe kepemimpinan, frekuensi gangguan semantik serta faktor personal seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan luas lahan memiliki keterkaitan terhadap tingkat efektivitas komunikasi kelompok. Persamaan akan makna yang terkandung dalam pesan adalah dasar untuk melihat apakah komunikasi tersebut efektif atau tidak. Berdasarkan teori komunikasi kelompok yang dijelaskan Rakhmat 2003, maka keefektifan komunikasi kelompok dapat dilihat dari tujuan kelompok yaitu: hasil kerja kelompok prestasi, dan tingkat kepuasan anggota yang dapat dilihat melalui kemampuan kelompok berbagi informasi, intensitas informasi yang diterima anggota kelompok, tindakan anggota dalam memuaskan kebutuhan dalam Program Jarwobangplus. Melihat persamaan makna yang diterima oleh penerima dengan apa yang telah disampaikan oleh penyampai pesan maka kita dapat melihat hal tersebut dari hasil komunikasi yang terjadi. Dengan kata lain komunikasi yang efektif dapat dilihat dari hasil komunikasi tersebut. Hasil komunikasi tersebut dapat dilihat dari penerapan Program Jarwobangplus di Kecamatan Gadingrejo dalam mencapai tujuannya, hal ini dapat dilihat melalui indikator, yaitu: 1 Terlaksananya Program Jarwobangplus oleh kelompok tani di Kecamatan Gadingrejo sesuai ketentuan-ketentuan dan aturan tanam yang ditetapkan. 2 Tercapainya peningkatan produksi tanaman padi yang diterapkan oleh kelompok tani berdasarkan tanggapan anggota kelompok tani di Kecamatan Gadingrejo. Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat suatu hubungan antara variabel - variabel dalam kerangka pemikiran penelitian ini, yang dapat dilihat pada Gambar 6. Keterangan: : Diuji menggunakan uji statistik Gambar 6. Kerangka pemikiran faktor-faktor yang berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok dalam penerapan Program Jarwobangplus di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Rendahnya produksi padi sawah di Kabupaten Pringsewu Program Jarwobangplus Kelompok tani Komunikasi kelompok Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi kelompok X Faktor Situasional X1 Kohesi Kelompok X2 Tipe kepemimpinan X3 Frekuensi gangguan semantik Faktor Personal X4 Umur X5 Tingkat pendidikan X6 Tingkat pendapatan X7 Luas lahan Variabel Terikat Y Keefektifan komunikasi kelompok: Prestasi: Pemahaman mengenai Program Jarwobangplus Kepuasan: 1 Kemampuan kelompok berbagi informasi 2 Intensitas informasi yang diterima anggota kelompok 3 Tindakan anggota dalam memuaskan kebutuhan 4 Kepuasan anggota dalam kelompok 5 Tercapainya tujuan komunikasi Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Variabel Z Tingkat penerapan Program Jarwobangplus. Indikator: a Terlaksananya Program Jarwobangplus oleh kelompok tani. b Tercapainya peningkatan produksi tanaman padi yang diterapkan oleh kelompok tani di Kecamatan Gadingrejo.

C. Hipotesis

Sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Tinggi- nya kebutuhan masyarakat akan pangan harus diimbangi dengan produksi tanaman pertanian, salah satunya tanaman padi. Upaya peningkatan produktivitas padi dilakukan salah satu caranya melalui Program Jarwobangplus. Program tersebut dilaksanakan oleh kelompok tani yang ada di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. keefektifan komunikasi kelompok dinilai menjadi hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan program. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut: 1 Tingkat kohesi kelompok berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok. 2 Tipe kepemimpinan berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok. 3 Frekuensi gangguan semantik berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok. 4 Umur berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok. 5 Tingkat pendidikan berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok. 6 Tingkat pendapatan berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok. 7 Luas lahan berhubungan dengan keefektifan komunikasi kelompok. 8 Keefektifan komunikasi kelompok berhubungan dengan penerapan Program Jarwobangplus.

III. METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Variabel

Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

1. Variabel X

Variabel faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi kelompok X dalam penelitian ini, yaitu : 1 Kohesi kelompok X 1 adalah kekuatan yang mendorong anggota kelompok tani untuk tetap tinggal dalam anggota kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Kohesi kelompok diukur dalam tiga indikator, yaitu : a Ketertarikan anggota secara interpersonal, adalah ketertarikan anggota terhadap anggota lainnya, keberadaan anggota lainnya, sifat anggota, gaya bicara anggota, dan pemahaman penyampaian materi dalam hal ini materi mengenai pelaksanaan Program Jarwobangplus yang dilakukan oleh tiap kelompok. b Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, adalah ketertarikan anggota pada kegiatan kelompok, pembagian tugas, mengerti arus kegiatan, mengerti tujuan kegiatan, manfaat kegiatan, penerapan kegiatan dalam hal ini kegiatan yang berkaitan dengan Program Jarwobangplus. Diukur berdasarkan pertanyaan yang ditanyakan kepada anggota kelompok. c Ketertarikan anggota dalam memuaskan kebutuhan, adalah kepuasan anggota dalam menerima informasi mengenai tata cara pelaksanaan Program Jarwobangplus yaitu penanaman dengan Sistem Tanam Jajar Legowo yang menggunakan pupuk serta obat-obatan secara seimbang, kepuasan setelah menerima materi, dan kepuasan dalam menerapkan materi. Kohesi kelompok diukur dengan cara menjumlahkan seluruh skor dari ketiga unsur tersebut. Pengukuran kohesi kelompok berdasarkan unsur- unsurnya yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tertera pada kuesioner. 2 Kepemimpinan X 2 diukur melalui persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka berusaha mencapai tujuan kelompok. Hal tersebut dapat dilihat dari 5 indikator : a Perasaan terhadap sikap ketua kelompok tani mengenai Program Jarwobangplus yang dilaksanakan kelompok tani tersebut. Diukur berdasarkan pertanyaan yang ditanyakan kepada anggota kelompok. b Respon anggota terhadap kinerja ketua kelompok tani dalam merespon dan bekerjasama dengan anggota kelompok tani mengenai pelaksaaan