Multikolinearitas Autokorelasi Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

63 Berdasarkan gambar 4.1 menunjukkan bahwa gambar normalitas pada titi-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang berarti bahwa model regresi berdistribusi normal.

4.1.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji multikolilieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

4.1.3.1 Multikolinearitas

Dari hasil pengujian multikolinieritas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.255E8 9.490E7 X1 .268 .081 .468 .865 1.156 X2 .196 .091 .304 .865 1.156 a. Dependent Variable: Y Sumber: Data yang diolah dengan SPSS Berdasarkan hasil dari uji multikolinieritas di atas, variabel modal sendiri diperoleh nilai VIF sebesar 1,156 dengan tolerance 0,865. Variabel modal pinjaman diperoleh nilai VIF sebesar 1,156 dengan tolerance 0,865. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh VIF untuk kedua variabel bebas di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas dalam regresi. 64

4.1.3.2 Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi jika terjadi autokorelasi maka dinamakan ada masalah auto Ghozali, 2006:99. Cara yang dapat digunakan untuk mendiagnosis auto adalah uji DW dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .645 a .416 .381 3.00203E8 1.947 a. Predictors: Constant, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber: Data yang diolah dengan SPSS Dari tabel 4.2 menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1,947. Menurut Ghozali 2006:99 jika DW terletak antara batas atas du dan 4-du maka tidak terjadi auto. Besarnya dl dalam penelitian ini adalah 1,364 dan du adalah 1,590 sehingga DW terletak antara du 1,590 dan 4 - 1,590 = 2,410, maka dapat disimpulkan bahwa menerima Ho atau tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu dalam model regresi.

4.1.3.3 Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scater plot yang dihasilkan melalui program SPSS. Apabila pola scater plot membentuk pola tertentu, maka model regresi memiliki gejala heteroskedastisitas. 65 Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bebas heteroskedastisitas sehingga model regresi dapat dipakai. Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut : Gambar 4.2 Berdasarkan gambar scatterplot di atas diketahui bahwa titik-titik pada gambar memiliki kecenderungan menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola jelas. Berdasarkan gambar scatterplot di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskesdatisitas dalam penelitian ini.

4.1.4 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Se Kabupaten Demak

1 12 69

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SE KOTA SEMARANG

7 49 123

ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN TERHADAP PEROLEHAN BESARNYA SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI KOTA SURAKARTATAHUN 2008

0 2 12

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA Pengaruh Modal Sendiri, Modal Pinjaman Dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha (Studi Kasus Pada Koperasi Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012).

0 2 16

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA Pengaruh Modal Sendiri, Modal Pinjaman Dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha (Studi Kasus Pada Koperasi Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012).

0 2 17

ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASI USAHA (SHU) KPRI “SUMBER URIP” DI KABUPATEN TUBAN (Studi Kasus pada KPRI “SumberUrip”Tuban).

0 0 66

(ABSTRAK) PENGARUH MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN PATI.

0 0 2

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI KOTA SUKABUMI

0 3 13

ANALISIS PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASI USAHA (SHU) KPRI “SUMBER URIP” DI KABUPATEN TUBAN (Studi Kasus pada KPRI “SumberUrip”Tuban)

0 0 18

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA PRIMER KOPERASI KARTIKA SEJAHTERA PALEMBANG

0 0 14