P e m b a r u a n P e t a d a n S I G F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s N e g e r i S e m a r a n g
Y u d h a P r a t i k a K u s u m a W a r d h a n a .
Page 32
pembacaan. Kegunaan pembacaan benang ini adalah :
Bacaan benang tengah digunakan dalam penentuan beda tinggi antara tempat berdiri alat dengan tempat rambu ukur yang dibidik atau diantara rambu-rambu ukur yang dibidik.
Bacaan benang atas dan bawah digunakan dalam penentuan jarak antara tempat berdiri alat
dengan tempat
rambu ukur
yang dibidik.
Pembacaan rambu ukur oleh alat ini ada yang terlihat dalam keadaan tegak dan ada yang terbalik, sementara pembacaannya dapat dinyatakan dalam satuan meter m atau centimeter
cm. Sebagai contoh terlihat pada Gambar. b. Pembacaan Sudut Waterpass seringkali juga dilengkapi dengan lingkaran mendatar
berskala, sehingga dapat digunakan untuk mengukur sudut mendatar atau sudut horizontal.Ada 2 satuan ukuran sudut yang biasa digunakan, yaitu :
Satuan derajat Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 360 bagian, setiap bagian dinyatakan
dengan 1 derajat 1°, setiap derajat dibagi lagi menjadi 60 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 menit 1’ dan setiap menit dibagi lagi kedalam 60 bagian dan setiap bagian
dinyatakan dengan 1 detik 1”.
Satuan grid. Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 400 bagian, setiap bagian dinyatakan
dengan 1 grid 1g, setiap grid dibagi lagi menjadi 100 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 centigrid 1cg dan setiap centigrid dibagi lagi kedalam 100 bagian dan setiap
bagian dinyatakan dengan 1 centi-centigrid 1ccg. Salah satu contoh pembacaan sudut horizontal dari alat ukur waterpass NK2 dari Wild.
2.4.4. Cara Penentuan Beda Tinggi
Dalam praktikum ini, alat yang digunakan adalah alat untuk penyipat datar waterpass. Penentuan beda tinggi dengan menggunakan alat ukur waterpass dapat dilakukan dengan tiga
cara tergantung keadaan di lapangan : a. Menempatkan alat ukur penyipat datar pada salah satu titik. Misalnya pesawat di
letakkan di titik B. Tinggi A garis bidik atau titik tengah teropong di atas titik B di ukur dengan mistar.Dengan gelembung di tengah
–tengah lingkaran,garis bidik diarahkan ke mistar bak ukur yang diletakkan di titik A.Besarnya pembacaan benang tengah pada bak ukur
P e m b a r u a n P e t a d a n S I G F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s N e g e r i S e m a r a n g
Y u d h a P r a t i k a K u s u m a W a r d h a n a .
Page 33
dinamakan J,
maka beda
tinggi antara
titik A
dan B
adalah:
Gambar 2.24.Penentuan Beda Tinggi Cara A
b. Alat ukur penyipat datar ditempatkan diantara titik A dan B. Jarak alat ukur penyipat datar antara kedua bak ukur diambil kira-kira sama. Diusahakan agar pesawat tetap berada
ditengah – tengah. Pada kedua titik tersebut diletakkan bak ukur. Arahkan pesawat ke bak
ukur A pembacaan belakang dan hasil pembacaannya dinamakan R. Lalu pesawat diputar searah jarum jam untuk melakukan pembacaan benang tengah pada bak ukur B pembacaan
muka dan hasil pembacaannya dinamakan V. Maka beda tinggi antara titik A dan B:
Gambar 2.25.Penentuan Beda Tinggi Cara B. c. Menempatkan alat ukur di luar titik A dan titik B, hal ini dilakukan dilakukan bila keadaan
terpaksa, mungkin karena adanya penghalang seperti sungai, selokan atau saluran-saluran air lainnya antara kedua titik tersebut. Pada gambar dibawah ini, pesawat ditempatkan di sebelah
kanan titik B selanjutnya dilakukan pembacaan benang tengah dan hasil pembacaan bak ukur B disebut V, maka beda tinggi antara titik A dan B adalah :
P e m b a r u a n P e t a d a n S I G F a k u l t a s T e k n i k U n i v e r s i t a s N e g e r i S e m a r a n g
Y u d h a P r a t i k a K u s u m a W a r d h a n a .
Page 34
Gambar 2.26.Penentuan Beda Tinggi Cara C. Dari ketiga cara tersebut, yang paling teliti adalah dengan cara menempatkan alat ukur
tersebut di antara dua titik yang akan diukur beda tingginya karena dengan mengubah arahnya sesuai dengan arah jarum jam maka kesalahannya negatif, juga kesalahan
atmopsferiknya saling berbagi.
2.4.5. Kesalahan Yang Terjadi Dalam Pengukuran