BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air adalah kebutuhan esensi di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Kebutuhan terhadap air untuk
keperluan sehari-hari dilingkungan rumah tangga, ternyata berbeda tiap tempat, tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara Salim, 1986.
2.1.1 Standar Kualitas Air
Kualitas air dapat ditinjau dari aspek fisika, kimia dan biologi. Airyang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar bakuair
untuk rumah tangga terutama air untuk minum. Adanya perkembanganindustri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Bahkan didaerah-daerah
tertentu air yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan secaraalami. Banyak penduduk yang terpaksa memanfaatkan air yang kurang baguskualitasnya dan
tentu saja hal ini dapat berakibat kurang baik bagi kesehatanmasyarakat. Pada jangka pendek kualitas air yang buruk dapat mengakibatkanpenyakit diare,
muntaber, kolera, tipus dan disentri. Dalam jangka panjang airyang berkualitas tidak baik dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, korosigigi, anemia dan
kerusakan ginjal karena terdapat logam-logam berat yang banyakbersifat toksin racun yang mengendap pada ginjal Gabriel, 2001.
Peraturanpemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkankualitas airmenjadibeberapagolonganmenurutperuntukannya. Adapunpenggolongan
airmenurutperuntukannyaadalahsebagaiberikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Golongan A, yaitu air yang dapatdigunakansebagai air
minumsecaralangsung, tanpapengolahanterlebihdahulu 2.
Golongan B, yaitu air yang dapatdigunakansebagai air baku air minum. 3.
Golongan C, yaitu air yang dapatdigunakanuntukkeperluanperikanandanpeternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapatdigunakanuntukkeperluanpertanian,usaha
di perkotaan, industri, danpembangkitlistriktenaga air Effendi,2003.
2.1.2 Parameter Kualitas Air
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisika
a. Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang latitude, ketinggian dari permukaan laut altitude, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan,
dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan
mengendalikan kondisi ekosistem perairan, misalnya pada organisme akuatik yang memiliki kisaran suhu tertentu batas atas dan batas bawah yang sesuai
untuk pertumbuhannya Effendi, 2003. Peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan
Universitas Sumatera Utara
kelarutan gas dalam air, misalnya gas O
2
, CO
2
, N
2
, CH
4
, dan sebagainya Effendi, 2003.
Selain itu, peningkatan suhu juga akan mengakibatkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya
mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10
˚C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sebesar 2-3 kali lipat. Peningkatan suhu juga dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20-30
˚C Effendi, 2003.
b. Kecerahan dan Kekeruhan
Kecerahan air tergantung dari warna dan kekeruhan pada air. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan secchi disk. Secchi disk dikembangkan oleh professor Secchi pada sekitar abad ke 19. Tingkat kekeruhan air tersebut dinyatakan dengan suatu nilai
yang dikenal dengan kecerahan secchi disk Effendi, 2003. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus, maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain Effendi,
2003.
Universitas Sumatera Utara
2. Syarat kimia
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui konsentrasi sebetulnya aktivitas ion hidrogen H
+
. Ion hidrogen merupakan faktor utama untuk mengerti reaksi kimiawi dalam ilmu teknik lingkungan,
karena: - H
+
selalu ada dalam kesetimbangan dinamis dengan air, H
2
O, yang membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan masalah
pencemaran air, dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis. - H
+
tidak hanya merupakan unsur molekul H
2
O saja tetapi juga merupakan unsur banyak senyawa lain, hingga jumlah reaksi tanpa H
+
dapat dikatakan hanya sedikit saja Effendi, 2003.
3. Syarat biologi
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda
sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui fekal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
protozoa, dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli Koliform
bakteri tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen Effendi,2003.
2.1.3 AirReservoir