Interferensi Fonologi Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa Arab

INTERFERENSI FONOLOGI BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA ARAB
SKRIPSI SARJANA O L E H
MUHAMMAD IBNU SINA LUBIS NIM : 080704007
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN SASTRA ARAB MEDAN 2014
0
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Lubis, Muhammad Ibnu Sina. 2014. Interferensi Fonologi Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa Arab. Medan : Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya USU.
Penggunaan dua bahasa secara bergantian dapat mengakibatkan terjadinya kerancuan dalam pemakaian bahasa, hal seperti ini dikenal dengan istilah interferensi. Interferensi terbagi menjadi 3 bagian yaitu interferensi fonologi, interferensi leksikal, dan interferensi gramatikal. Interferensi fonologi terjadi ketika dwibahasawan mengucapkan sebuah fonem pada sistem bahasa asing dengan fonem pada sistem bahasa ibu dan kemudian menggunakannya berdasarkan aturan bunyi fonem bahasa ibu.
Permasalahan yang diteliti mencakup bunyi-bunyi konsonan apa saja yang mengalami interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa Arab al-Qur’an beserta distribusinya serta faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya interferensi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa Arab al-Qur’an pada mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rekam, simak, catat, dan metode kuesioner.
Hasil yang diperoleh Dari data yang terdapat dalam (Q.S : 1) dan (Q.S : 99) terlihat bahwa interferensi fonologi BI ke dalam bunyi-bunyi konsonan BAQ mengalami penggantian bunyi-bunyi konsonan BAQ ke dalam bunyi-bunyi konsonan BI yang berdekatan artikulasinya. Seperti pada konsonan ‫[ ﺙ‬θ]  [s], ‫ﺫ‬ [ð]  [z] atau [j], ‫ ﺡ‬ [h], ‫[ ﺥ‬x]  [h], ‫ ][ ﺵ‬ [s], ‫ ][ ﺹ‬ [s], ‫[ ﺽ‬ɖ]  [d], ‫ﻁ‬ [ʈ]  [t], ‫[ ﻉ‬ҁ]  [ʔ] atau [k], ‫[ ﻍ‬ɤ]  [ʔ] atau [k], ‫[ ﻕ‬q]  [k]. Akibat penggantian bunyi-bunyi konsonan BAQ ke dalam bunyi-bunyi konsonan BI tersebut, kata-kata dalam BAQ mengalami kehilangan makna seperti pada kata ‫[ ﺗُ َﺤ ﱢﺪ ُﺙ‬tuħaddiθu] `menceritakan` (Q.S, 99: 4)  ‫[ ﺗُﻬَ ﱢﺪ ُﺙ‬tuhaddiθu]yang tanpa makna, dan juga perubahan makna seperti pada kata ‫`[ ﺃَ ْﻋ َﻤﺎ َﻝ‬aʕma:la] `perbuatan` ‫[ ﺃَ ْﻛ َﻤﺎ َﻝ‬akma:la] ` menyempurnakan`.
1
Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi ArabLatin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.


A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

‫ ﺍ‬Alif - tidak dilambangkan

‫ ﺏ‬Ba

B

Be

‫ ﺕ‬Ta


T

Te

‫ ﺙ‬sa

ṡ es (dengan titik di atas)

‫ ﺝ‬jim

J

Je

‫ ﺡ‬ha
‫ ﺥ‬kha ‫ ﺩ‬dal ‫ ﺫ‬zal ‫ ﺭ‬ra ‫ ﺯ‬zai ‫ ﺱ‬sin ‫ ﺵ‬syin ‫ ﺹ‬sad ‫ ﺽ‬dad ‫ ﻁ‬ta ‫ﻅ‬
za

ḥ ha (dengan titik di bawah) Kh ka dan ha D De ż zet (dengan titik di atas) R Er Z Zet S Es Sy es dan ye ṣ es (dengan titik di bawah) ḍ de (dengan titik dibawah) ṭ te (dengan titik di bawah) ẓ

zet (dengan titik di bawah)

2
Universitas Sumatera Utara

‫` ﻉ‬ain ‫ ﻍ‬gain ‫ ﻑ‬fa ‫ ﻕ‬qaf ‫ ﻙ‬kaf ‫ ﻝ‬lam ‫ ﻡ‬mim ‫ ﻥ‬nun ‫ ﻭ‬waw ‫ ﻩ‬ha ‫ ء‬hamzah ‫ ﻱ‬ya

‘ G F Q K L M N W H ` Y

koma terbalik (di atas) Ge Ef Ki Ka El Em En We Ha
Apostrof Ye

C. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap

Contoh:

‫ ﻣﻘﺩﻣﺔ‬: muqaddimah


‫ﺍﻟﻣﻧﻭﺭﺓ ﺍﻟﻣﺩﻳﻧﺔ‬

: al- madīnah al- munawwarah

D. VOKAL

3
Universitas Sumatera Utara

1. Vokal Tunggal Vokal Tunggal /fathah/ ditulis “a” contoh : ‫ = ﺟﻠﺱ‬jalasa Vokal Tunggal /kasrah/ ditulis “i” contoh : ‫ = ﺭﺣﻡ‬rahima Vokal Tunggal / dammah/ ditulis “u” contoh : ‫ = ﻛﺗﺏ‬kutub 2. Vokal Rangkap Vokal rangkap /fathah dan ya/ ditulis “ai” contoh : ‫ = ﻛﻳﻑ‬kaifa Vokal rangkap / fathah dan waw/ ditulis “au” contoh : ‫ = ﺣﻭﻝ‬haula E. Vokal Panjang Vokal panjang fathah/ ditulis “ a:” contoh : ‫ = ﻗﺎﻝ‬qa:la Vokal panjang /kasrah/ ditulis “i:” contoh : ‫ = ﺣﺭﻳﺭ‬h̒ ari:run Vokal panjang / dammah/ di tulis “u:” contoh: ‫ = ﻣﺭﺣﻭﻡ‬marhu:mun

F. Hamzah

Huruf hamzah (‫ )ء‬di awal kata ditulis dengan vocal tanpa didahului oleh tanda apostrof (‘)

Contoh:

‫‘ = ﺃﺩﺏ‬adabun

4

Universitas Sumatera Utara

‫ = ﺍﺗﺣﺎﺩ ﺍﻷﻣﺔ‬ittihād al-‘ummah

G. Lafzul- Jalalah

Lafzul- jalalah (kata ‫ )ﷲ‬yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa hamzah

Contoh : ‫ ﺣﻣﺩ ہﻠﻟ‬ditulis : alhamdulillah

‫ ﻋﺑﺩ ﷲ‬ditulis : Abdullah

H. Kata Sandang “al-“. 1. Kata sandang “al-“ tetap ditulis “al-“, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariah maupun syamsiah.
Contoh : ‫ = ﺍﻷَ َﻣﺎ ِﻛﻥ ﺍ ْﻟ ُﻣ َﻘ ﱠﺩ َﺳﺔ‬al-`amâkin al-muqaddasah ‫ = ﺍﻟ ﱢﺳ َﻳﺎ َﺳ ُﺔ ﺍﻟ َﺷ ْﺭ ِﻋ ﱠﻳ ُﺔ‬al-siyâsah al-syar’iyyah

2. Huruf “a” pada kata sandang “al-“ tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun

merupakan nama diri.
Contoh : ‫ﺍ ْﻟ َﻣﺎ َﻭ ْﺭ ِﺩﻱ‬ ‫ﺍﻷَ ْﺯ َﻫﺭ‬ ‫ﺍ ْﻟ َﻣ ْﻧ ُﺻ ْﻭ َﺭﺓ‬


= al-Mâwardî = al-`Azhar = al-Manshûrah

3. Kata sandang “al-“ di awal kalimat dan pada kata “al-Qur`an” ditulis dengan huruf kapital. Contoh : Al-Afgânî adalah seorang tokoh pembaharu Saya membaca al-Qur`ân al-Karîm.

5
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR SINGKATAN H : Tahun Hijriah M : Tahun Masehi BI : Bahasa Indonesia BA : Bahasa Arab BAQ : Bahasa Arab Al-Qur’an Q.S : Al-qura’an Surah SWT : Subhanahu wa Ta’ala SAW : Salllahu `alaihin wa Sallam A.s : `Alaihi al-Salam Ra : Radiyallahu `anhu t.p : Tanpa penerbit t.t : Tanpa tahun
6
Universitas Sumatera Utara

B. Transkripsi Fonetik
‫ ﺏ‬/b/ : stop, bilabial bersuara (waqfiyyah, syafatani, majhur ) ‫ ﺕ‬/ t/ : stop, dental, tidak bersuara ( waqfiyyah, syafatani, mahmus ) ‫ ﺙ‬// : frikatif, inter dental, tidak bersuara ( ihtikaki, bay asnani, mahmus ) ‫ ﺝ‬// : frikatif, alveo palatal, bersuara ( ihtikaki, lissah gariyyah, majhur ) ‫ ﺡ‬// : frikatif, faringal, tak bersuara (ihtikaki, halqiyah, mahmus) ‫ ﺥ‬/ξ/ : frikatif, velar, tidak bersuara (ihtikaki, tabaq, mahmus) ‫ ﺩ‬/d/ : stop, dental, bersuara (waqfiyyah,asnani, majhur ) ‫ ﺫ‬// : stop, velarized, bersuara ( waqfiyyah, mufakhkham, majhur ) ‫ ﺭ‬/r/ : vibran, alveolar, bersuara ( tikrariyyah, lissah, majhur ) ‫ ﺯ‬/Z/ : frikatif, alveolar, bersuara (ihtikaki,lissah, majhur ) ‫ ﺱ‬/s/ : frikatif, alveolar, tidak bersuara ( ihtikaki,lissah, mahmus ) ‫ ﺵ‬/S/ : frikatif, alveo palatal, tidak bersuara (ihtikaki, lissah gariyyah, mahmus ) ‫ ﺹ‬// : frikatif, velarized, tidak bersuara (ihtikaki, mufakhkham, mahmus) ‫ ﺽ‬// : stop, dental velarized, bersuara ( waqfiyyah, mufakhkham, majhur ) ‫ ﻁ‬/ˇ/ : stop, dental velarized, tidak bersuara (waqfiyyah, mufakhkham,mahmus ) ‫ ﻅ‬/¸/ : frikatif, velarized, bersuara ( ihtikaki, mufakhkham, majhur ) ‫ ﻉ‬// : frikatif, faringal, bersuara (ihtikaki,halqiyah, mahmus) ‫ ﻍ‬/F/ : frikatif, velar, bersuara (ihtikaki, tabaq, mahmus) ‫ ﻑ‬/f/ : frikatif, labio dental, tidak bersuara (ihtikaki, syafawi asnani,mahmus ) ‫ ﻕ‬/q/ : stop, uvular, tidak bersuara ( waqfiyyah, halqiyyah, mahmus ) ‫ ﻙ‬/k/ : stop, velar, tidak bersuara (waqfiyyah,tabaq, mahmus) ‫ ﻝ‬/l/ : lateral alveolar, bersuara ( janibiyah, lissah, majhur) ‫ ﻡ‬/m/ : nasal, bilabial, bersuara ( ‘anfiyyah, syafatani, majhur ) ‫ ﻥ‬/n/ : nasal, alveolar, bersuara ( ‘anfiyyah, lissah, majhur ) ‫ ﻭ‬/w/ : semi vokal, palatal, bersuara (syibhu sa’itah, syafatani, majhur )
‫ ء‬/// : stop, glottal, tak bersuara ( waqfiyyah, halqiyyah, mahmus )
‫ ﻱ‬/j/ : semi vokal, palatal, bersuara ( syibhu sa’itah, gariyyah, majhur ) ‫ ﻩ‬/h/ : frikatif, glottal, tak bersuara ( waqfiyyah, halqiyyah, mahmus )
7
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, Dzat yang menguasai setiap jiwa, mencengkeram semua nyawa, hanya dengan izin-Nya terlaksana segala macam kebaikan dan teraih segala macam kesuksesan. Shalawat beriring rahmat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, penghulu para nabi dan suri teladan umat.

Alhamdulillah, Atas izin Allah SWT dan juga dukungan, doa, serta motivasi dari keluarga, kerabat, dan sahabat, pada akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Interferensi Fonologi Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa Arab”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU. Dalam penyusunannya, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun sedikit-banyaknya skripsi ini mampu memberikan gambaran mengenai gambaran interferensi dan faktor penyebab terjadinya interferensi tersebut.
Akhirul kalam, peneliti memohon maaf atas semua keterbatasan yang terdapat di dalam skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan sekali untuk penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Medan, Januari 2014
Peneliti,
8
Universitas Sumatera Utara

UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini sebagai ungkapan rasa syukur serta bahagia, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sampai selesainya skripsi ini. Baik berupa dukungan moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Teristimewa untuk kedua orang tua saya Ayahanda Ir. Zulfikar Lubis dan Ibunda Asriati Saragih, Spd yang telah mengasuh dan mendidik peneliti dengan penuh cinta dan kasih sayang, sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Terimakasih untuk semua do’a dan dukungan yang telah Ayah dan Ibu berikan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, perlindungan, serta hidayah, juga ampunan-Nya untuk Ayah dan Ibu di dunia dan akhirat.
2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU, Dr. Syahron Lubis, M.A., serta Pembantu Dekan I, II,dan III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan program sarjana di Fakultas Ilmu Budaya USU.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Program Studi Sastra Arab, Ibu Dra. Pujiati, M.Soc., Ph.D. dan Ibu Dra. Fauziah, M.A.
4. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Drs Mahmud Khudri, M.Hum 5. Dosen pembimbing I dan II, Ibu Dra.Rahlina Muskar Nst, M.Hum dan
Ustadz Hamdan Noor, Lc yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar Program Studi Sastra Arab FIB USU yang telah mendidik peneliti dan menuangkan ilmunya selama masa perkuliahan. 7. Adikku, Tia Thahira Lubis, yang senantiasa mendo’akan dan memberi dukungan. Untuk adik ku rajin belajar dan ikutilah jejak orang-orang yang sukses, semoga menjadi anak yang shalihah. 8. Terima kasih Nenek dan Oppung ku tercinta, yang senantiasa mendo’akan dan memberi dukungan.
9
Universitas Sumatera Utara

9. Keluarga ku tercinta di Medan dan di Siantar-Simalungun yang selalu memberi masukan, kritik dan saran.
10. Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Majelis Permusyawaratan Mahasiswa USU dan ILMIBSI yang bersama-sama belajar dan mengajarkan untuk berorganisasi.

11. Teman-teman yang luar biasa di Sastra Arab USU Angkatan 2008 Zuhri, Aman, Sutan, Nurul, Bulan, Riski, Ummi, Hidayati, Taufiq, Rimta, Adi, Arif, Saidah, Nisa, Yusuf yang sama-sama telah melewati masa suka dan duka selama masa perkuliahan dan semoga silaturahmi tetap terjaga selamanya.
12. Untuk adek-adek sastra Arab stambuk 2009-2012 yang bersedia sebagai informan dan meluangkan waktunya demi terlaksananya penelitian ini.
13. Untuk Abangda dan Kakanda senior Bg Haris, Bg Zulfan, Bg Zulfikar, Bg Izala, Bg Putra, Bg Juara, Bg Mawardi, Bg Vai, Ka Ape, Mba Diah, Ka Putri, Ka Kia yang selalu meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran dan juga memberikan dukungan demi selesainya skripsi ini.
14. Teman-teman satu bimbingan Bulan dan Walimah serta Bung Annur, Budi dan Ryan yang bersedia sharing ide demi suksesnya proses skripsi ini.
15. Untuk Jamaah Masjid Darul Ali Mak Sukri, Atok Saimun, Pak uyun, Wak Usman, Pak Wa, Pak Tapa, Bg Haris dan Bg Nafi yang bersedia meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran dan juga memberikan dukungan demi selesainya skripsi ini.
Penulis berterima kasih kepada semua yang telah mendukung dan mendoakan semoga menjadi amalan yang diridhai oleh Allah SWT, dan mendapatkan pahala di hari akhirat. Amin ya Rabb al-‘alamin.
10
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK PEDOMAN TRANSLITRASI DAFTAR SINGKATAN TRANSKRIPSI FONETIK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian
Populasi dan sampel Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi b. Metode Simak c. Kuesioner d. Populasi dan Sampel e. Analisis Data
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.2 Pengertian Interferensi 2.3 Fonologi dan Fonetik 2.4 Alat-alat Ucap 2.5 Bunyi Vokal dan Konsonan 2.5.1 Bunyi Konsonan
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.2 Pembahasan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

i ii vi vii viii ix xi

1 6 6 7 7 7 7 7 8 8 8
10 11 12 13 15 15
19 21
35 35 40 42

11
Universitas Sumatera Utara

Tabel I Bunyi Konsonan Bahasa Arab Tabel II Nama-nama Informan
DAFTAR GAMBAR Gambar I Pengisian Kuesioner Gambar II Perekaman
LAMPIRAN Lampiran I Surah Al-Fatihah dan Al-Zalzalah Lampiran II Kuesioner

17 46
50 50
44 46

12
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Lubis, Muhammad Ibnu Sina. 2014. Interferensi Fonologi Bahasa Indonesia Ke Dalam Bahasa Arab. Medan : Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya USU.
Penggunaan dua bahasa secara bergantian dapat mengakibatkan terjadinya kerancuan dalam pemakaian bahasa, hal seperti ini dikenal dengan istilah interferensi. Interferensi terbagi menjadi 3 bagian yaitu interferensi fonologi, interferensi leksikal, dan interferensi gramatikal. Interferensi fonologi terjadi ketika dwibahasawan mengucapkan sebuah fonem pada sistem bahasa asing dengan fonem pada sistem bahasa ibu dan kemudian menggunakannya berdasarkan aturan bunyi fonem bahasa ibu.
Permasalahan yang diteliti mencakup bunyi-bunyi konsonan apa saja yang mengalami interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa Arab al-Qur’an beserta distribusinya serta faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya interferensi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa Arab al-Qur’an pada mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rekam, simak, catat, dan metode kuesioner.
Hasil yang diperoleh Dari data yang terdapat dalam (Q.S : 1) dan (Q.S : 99) terlihat bahwa interferensi fonologi BI ke dalam bunyi-bunyi konsonan BAQ mengalami penggantian bunyi-bunyi konsonan BAQ ke dalam bunyi-bunyi konsonan BI yang berdekatan artikulasinya. Seperti pada konsonan ‫[ ﺙ‬θ]  [s], ‫ﺫ‬ [ð]  [z] atau [j], ‫ ﺡ‬ [h], ‫[ ﺥ‬x]  [h], ‫ ][ ﺵ‬ [s], ‫ ][ ﺹ‬ [s], ‫[ ﺽ‬ɖ]  [d], ‫ﻁ‬ [ʈ]  [t], ‫[ ﻉ‬ҁ]  [ʔ] atau [k], ‫[ ﻍ‬ɤ]  [ʔ] atau [k], ‫[ ﻕ‬q]  [k]. Akibat penggantian bunyi-bunyi konsonan BAQ ke dalam bunyi-bunyi konsonan BI tersebut, kata-kata dalam BAQ mengalami kehilangan makna seperti pada kata ‫[ ﺗُ َﺤ ﱢﺪ ُﺙ‬tuħaddiθu] `menceritakan` (Q.S, 99: 4)  ‫[ ﺗُﻬَ ﱢﺪ ُﺙ‬tuhaddiθu]yang tanpa makna, dan juga perubahan makna seperti pada kata ‫`[ ﺃَ ْﻋ َﻤﺎ َﻝ‬aʕma:la] `perbuatan` ‫[ ﺃَ ْﻛ َﻤﺎ َﻝ‬akma:la] ` menyempurnakan`.
1
Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas manusiawi yang membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain. Ilmu yang mempelajari hakekat dan ciri-ciri bahasa ini disebut linguistik. Linguistiklah yang mengkaji unsur-unsur bahasa serta hubungan-hubungan unsur itu dalam memenuhi fungsinya sebagai alat perhubungan antarmanusia (Nababan, 1984 : 1).
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bilingual bahkan multilangual, yaitu masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau lebih dari dua bahasa dalam berkomunikasi. Dalam tempo
(http://www.korantempo.com/news/2002/3/24/Idea24.html, 2002 : 1) disebutkan ada 365 bahasa yang berbeda digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bilingualisme atau multilangualisme di Indonesia ini disebabkan oleh kedudukan yang istimewa dari bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Dalam kehidupan sehari-hari, bangsa Indonesia selain menggunakan bahasa Indonesia juga menggunakan bahasa daerah, di antaranya (1) yang berpenutur lebih dari satu juta jiwa, seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Bali, Batak, Bugis atau Aceh, (2) yang berpenutur seratus ribu sampai satu juta jiwa seperti bahasa Komering, Manggarai, Minahasa, Dayak Ngaju, Bima, Bajo, Tetum, Mandar, Kerinci, Nias, Alas, Gayo, Ot Danum atau Manyaan, (3) yang berpenutur sepuluh ribu sampai seratus ribu jiwa, seperti bahasa Buru, Tondano, Mongondow, Banda, Tolaki, Ogan, Katingan atau Tanjung, dan (4) yang berpenutur kurang dari sepuluh ribu jiwa seperti bahasa Ternate, Mentawi, Balantak, Hitu, Kaidipang, Abui, Cia-Cia, Kluet, Kalabra, Enggano, Makian, Mori atau Tobelo.
13
Universitas Sumatera Utara

Di samping itu, bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, Cina, Belanda atau Jepang, juga digunakan menurut pola pemakaian bahasa yang sasuai dengan fungsi kemasyarakatannya, situasi, serta konteksnya (Rikrik, 2012:1).
Menurut Harding dan Riley (1986:27), bahwa lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan. Hal ini berarti bahwa sebagian besar manusia di bumi ini menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan yang berbeda pada hakekatnya merupakan agen pengontak dua bahasa. Kontak antara dua bahasa, yang mereka gunakan menimbulkan saling pengaruh, yang manifestasinya terlihat pada penerapan kaidah bahasa pertama (bahasa ibu) di dalam penggunaan bahasa kedua atau dapat pula terjadi sebaliknya. Penggunaan dua bahasa secara bergantian dapat mengakibatkan terjadinya kerancuan dalam pemakaian bahasa, hal seperti ini dikenal dengan istilah interferensi (Guntur dan Djago, 1988:2).
Suwito (1983:55) menjelaskan, bahwa dalam interferensi dapat terjadi dalam semua komponen kebahasaan, yaitu bidang tata bunyi, tata kalimat, tata kata dan tata makna. Di samping itu Weinreich (1953:14-47) juga membagi bentuk-bentuk interferensi atas tiga bagian, yaitu interferensi fonologi, interferensi leksikal, dan interferensi gramatikal (Aslinda dan Syafyahya, 2007:67).
Menurut Weinreich (1953:14) interferensi fonologi terjadi pada tataran bunyi. Interferensi jenis ini terjadi ketika dwibahasawan mengucapkan sebuah fonem pada sistem bahasa asing dengan fonem pada sistem bahasa ibu dan kemudian menggunakannya berdasarkan aturan bunyi fonem bahasa ibu (Ratih, 2010:10).

Dalam bahasa Indonesia interferensi pada sistem fonologi dilakukan, misalnya, oleh para penutur bahasa Indonesia yang berasal dari Tapanuli. Fonem /∂/ pada kata seperti dan dilafalkan menjadi [dƐngan] dan [rƐmbes]. Penutur bahasa Indonesia yang berasal dari Jawa selalu menambahkan bunyi nasal yang homorgan di muka kata-kata yang dimulai dengan konsonan /b/,
14
Universitas Sumatera Utara

/d/, /g/, dan /j/, misalnya pada kata [mBandung], [nDepok], [ngGombong], dan [nyJambi] (Chaer dan Agustina, 2010:122).
Bahasa Arab merupakan salah satu dari sekian ribu bahasa yang ada di dunia ini dan merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000 umat manusia. Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara. Karena ia merupakan bahasa kitab suci dan tuntunan agama Islam sedunia, maka tentu saja ia merupakan bahasa paling besar signifikansinya bagi ratusan juta muslim sedunia, baik yang berkebangsaan Arab maupun bukan (Arsyad, 2004:1).
Allah SWT. Secara khusus meletakkan keutamaan bahasa Arab melalui firman-Nya sebagai berikut :
     

/Innā anzalnāhu qur‘anan ‘arabiyyan la’allakum ta’qilūna/
“Sesungguhnya kami menurunkan Al-Qur’an berbahasa Arab agar kamu memahaminya” (QS. Yusuf/ 12:2).
Al-Qur’an bagi ummat Islam merupakan wahyu Allah (Kalamullah) yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab. Wahyu dalam konteks Islam juga berarti pembicaraan Allah dengan menggunakan sarana komunikasi. Meski komunikasi tersebut berbeda dengan komunikasi yang digunakan manusia dengan sesamanya, tidaklah berarti bahwa komunikasi Allah dengan utusan-Nya tidak bisa diteliti dan dikaji sama sekali. Sebaliknya, wahyu Allah merupakan bahan kajian keilmuan keislaman yang dapat dikaji secara terus menerus, bahkan ilmu pengetahuan dapat meneliti dengan baik proses komunikasi Allah dengan manusia tersebut (Wahid, 2010:6).
Dengan demikian, al-Qur’an bagi masyarakat Indonesia juga merupakan kitab suci yang berfungsi sebagai pedoman hidup di dunia dan menuju akhirat.
15
Universitas Sumatera Utara

Sehingga al-Qur’an di Indonesia sudah mulai diajarkan sejak pendidikan TPA hingga perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman.

Sebagai masyarakat dwibahasa, sering kita mendengar penutur bahasa Indonesia dalam membaca al-Qur’an masih menggunakan sistem bunyi bahasa Indonesia, khususnya dalam mengucapkan bunyi-bunyi konsonan. Seperti pada contoh ayat berikut ini :







(Q.S Al-Zalzalah, Ayat 1)  

/Iẕā zulzilati al-arḍu zilzālahā/

Pada contoh diatas, kata ‫?[ ﺍ ﺫﺍ‬iða:] “apabila” diucapkan oleh penutur bahasa Indonesia menjadi ‫?[ ﺍ ﺯﺍ‬iᴣa:]. Kemudian kata ‫[ ﺍﻻﺭﺽ‬al-arᵭu] “bumi” diucapkan
menjadi ‫[ ﺍﻻﺭﺩ‬al-ardu]. Sehingga keadaan ini mengakibatkan kedua kata tersebut menjadi tidak bermakna atau tidak terdapat dalam kosa kata bahasa Arab. Hal ini menunjukkan bahwa penutur bahasa Indonesia yang berbahasa Arab telah menggunakan sistem bunyi bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya dalam mengucapkan bunyi bahasa Arab sebagai bahasa kedua, sehingga penggunaan sistem bahasa Indonesia ini mengakibatkan hilangnya makna kata dari bahasa Arab al-Qur’an itu sendiri.
Berdasarkan adanya penggunaan bunyi-bunyi konsonan bahasa Indonesia dalam membaca al-Qur’an oleh penutur bahasa Indonesia pada contoh di atas, maka peneliti tertarik untuk menjadikan permasalahan ini sebagai suatu penelitian untuk mencapai gelar kesarjanaan pada jenjang pendidikan strata 1 departemen Sastra Arab FIB USU.
Dalam penelitian ini peneliti akan menjadikan mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU sebagai sumber pengambilan data. Hal ini dilakukan, selain memudahkan bagi peneliti untuk mengambil data, juga untuk melihat kualitas mahasiswa yang sudah belajar fonologi bahasa Arab dalam menggunakan sistem bunyi bahasa Arab dalam membaca al-Qur’an.

16
Universitas Sumatera Utara

Adapun beberapa faktor utama peneliti tertarik membahas interferensi pada surah al-Fatihah dan surah al-Zalzalah ini di antaranya:
1. Surah al-Fatihah merupakan inti sari dari maarif al-Qur’an oleh karena itu surah al-Fatihah disebut ummul qur’an
2. Surah al-fatihah merupakan penentu shalat, kekeliruan membaca surat al-Fatihah baik salah menyebutkan satu bunyi konsonan maupun satu bunyi vokal akan membedakan arti. Ini berakibat bisa membatalkan shalat seseorang karena surah ini adalah rukun/wajib dibaca dalam setiap shalat.
3. Surah al-Fatihah dan al-Zalzalah memiliki beberapa bunyi konsonan yang tidak ada dalam konsonan bahasa Indonesia seperti konsonan ‫ﺙ‬ ‫ﺡﺥﺫﺵﺹﺽ ﻁﻉﻍﻕ‬
4. Pengalaman pribadi peneliti sebagai seorang nazir masjid dan pengajar membaca al-Qur’an yang seringkali mendengar pengucapan bunyibunyi konsonan BA dalam surah al-Fatihah dan al-Zalzalah diucapkan oleh penutur BI dengan bunyi-bunyi konsonan BI baik dikalangan imam, para orang dewasa maupun remaja dan anak-anak.
17
Universitas Sumatera Utara

1.2 Batasan Masalah
Dalam penyajian suatu karya tulis ilmiah diperlukan adanya pembatasan masalah. Manfaatnya agar penyajian suatu karya tulis menjadi terfokus dan tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang dikehendaki. Oleh sebab itu penulis memberi batasan masalah sebagai berikut:
1. Bunyi konsonan apa saja yang mengalami interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam membaca Al-Qur’an oleh mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU?
2. Di manakah distribusi (posisi) bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab alQur’an yang mengalami interferensi oleh mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU?
3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam membaca Al-Qur’an oleh mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bunyi konsonan apa saja yang mengalami interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam membaca al-Qur’an oleh mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU.
2. Mengetahui di mana distribusi (posisi) bunyi-bunyi konsonan bahasa Arab al-Qur’an yang mengalami interferensi oleh mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU.
3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabakan terjadinya interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam membaca Al-Qur’an oleh mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU.
18
Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Mengetahui gambaran interferensi fonologi bahasa Indonesia dalam bahasa Arab al-Qur’an pada mahasiswa departemen Sastra Arab FIB USU.
2. Menjadi bahan masukan bagi akademisi dan peneliti bahasa Arab khususnya kajian tentang fonologi bahasa Arab.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang mengambil data di lapangan. Objek penelitiannya adalah bahasa lisan yaitu bahasa Arab al-Qur’an yang diucapkan oleh mahasiswa departemen Sastra Arab FIB Universitas Sumatera Utara. Dengan demikian untuk memperoleh data yang valid dalam kasus interferensi fonologi peneliti akan memberikan bahan bacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam berbagai surah yang diambil dan dapat mewakili bunyibunyi konsonan bahasa Arab yang tidak ada di dalam konsonan bahasa Indonesia.
1.5.1 Populasi dan Sampel Populasi didefenisikan sebagai keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan
sampel bermakna sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2010:173-174).
Mahasiswa Departemen Sastra Arab FIB USU berjumlah 156 orang. Dari jumlah ini peneliti memilih mahasiswa yang bahasa pertamanya adalah bahasa Indonesia yang menjadi subjeknya yang berjumlah 53 orang diambil dari stambuk 2009 sampai stambuk 2012.
Selanjutnya untuk sampel, Arikunto (1992:102) mengatakan apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% hingga 15% atau 20% hingga 35% saja.
19
Universitas Sumatera Utara

Oleh sebab itu, karena subjek berjumlah 53 orang dan dipilih dari stambuk tertentu, serta kurang dari 100 orang maka subjek diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian sampel. Sedangkan populasinya adalah mahasiswa penutur bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ibu.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data, metode dan teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Metode Lapangan
Metode yang dimaksud dalam hal ini ialah data diperoleh melalui interaksi langsung dilapangan dengan menggunakan tehnik-tehnik sebagai berikut :
a. Teknik rekam Dalam teknik ini peneliti memberikan bahan bacaan berupa surah alFatihah dan surah al-Zalzalah kepada informan. Kemudian peneliti meminta kepada informan untuk membaca surah tersebut sebanyak satu kali, ketika informan membaca surah tersebut maka peneliti melakukan perekaman menggunakan tape recorder. Dalam praktiknya, peneliti tidak terlibat di dalam kegiatan perekaman.
b. Teknik simak Disebut metode simak karena dilakukan dengan menyimak pengguna bahasa. Setelah diperoleh data rekaman, peneliti menyimak hasil rekaman bacaan ayat al-Qur’an informan secara berulang-ulang.
c. Teknik quesioner (angket) Selain merekam, peneliti juga memberikan quesioner berupa beberapa buah pertanyaan kepada informan. Dan ini juga dijadikan sumber data untuk melihat fakta-fakta terjadinya interferensi bahasa Indonesia dalam membaca al-Qur’an.
20
Universitas Sumatera Utara

2. Metode Kepustakan Metode yang dimaksudkan dalam hal ini ialah membaca sejumlah buku atau
literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sebagai bahan acuan dalam melaksanakan penelitian. Data tersebut merupakan data sekunder.
1.5.3 Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data ialah metode analisis
deskriftif. Secara umum, langkah-langkah analisis data meliputi tahap pengolahan data, tahap pengorganisasian, dan tahap penemuan hasil, (Ibnu : 2003) dalam Ainin (2007:122-123). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mendengarkan rekaman bacaan al-Qur’an secara berulang-ulang. b. Mengidentifikasi bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi
dalam membaca al-Qur’an. c. Mengklasifikasi bunyi konsonan yang mengalami interferensi dalam
membaca al-Qur’an. d. Menyusun hasil klasifikasi dan hasil quesioner ke dalam laporan karya
ilmiah menjadi skripsi.
21
Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang interferensi fonologi sebelumnya belum pernah diteliti di departemen Sastra Arab FIB USU. Namun penelitian tentang interferensi fonologi ini sudah pernah dilakukan oleh Nurtaqwa Amin mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia. Penelitian beliau berjudul “Interferensi Fonologis Bahasa Bugis-Makassar Dalam Pelafalan Al-Qur’an Bagi Mahasiswa Fakultas Agama UMI”. Lokasi penelitiannya adalah di Makassar, yaitu UMI, Fakultas Agama. Adapun sampel dipilih secara non random sampling (purpossive), berdasarkan kriteria, yaitu sebagian yang memiliki pengetahuan ilmu tajwid dan sebagian yang kurang memiliki pegetahuan tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik simak, teknik rekam, teknik cakap dan quesioner, dan analisis data digunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa bentuk interferensi yang terjadi ada dua macam, yaitu interferensi parsial dan interferensi total (Amin, 2010:10).
Selain itu penelitian tentang interferensi fonologi sebelumnya juga sudah pernah dilakukan oleh Munfarida mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang dengan judul “Interferensi Morfologis Dan Fonologis Bahasa Arab Pada Terjemahan Buku Al Akhlaq Lil Banaat Jilid I”. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: interferensi pada morfem yaitu interferensi morfem yang ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Pada interferensi morfem ini data yang terjaring mencapai 2 morfem dasar. Sedangkan pada interferensi fonem meliputi, (1) fonem / ‫ ﻉ‬/ ditulis atau dilambangkan dengan apostrof, (2) fonem / ‫ ﺽ‬/ ditulis atau dilambangkan dengan dh, (3) fonem / ‫ ﺹ‬/ ditulis atau dilambangkan dengan sh, (4) fonem / ‫ ﺯ‬/ ditulis dan dilambangkan dengan z, (5) fonem / ‫ ﺙ‬/ ditulis atau dilambangkan dengan ts, dan (6) fonem hamzah ditulis atau dilambangkan dengan apostrof. Pada interferensi fonem
22
Universitas Sumatera Utara

terjaring 11 kata yang tergolong interferensi dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran (06 Januari 2013, http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastraarab/article/view/393).
Penelitian tentang interferensi fonologi sebelumnya juga sudah pernah dilakukan oleh Dita Haryati mahasiswa STKIP PGRI JOMBANG dengan judul “Interferensi Fonologi dan Interferensi Leksikal Bahasa Sunda terhadap Bahasa Indonesia pada Rubrik Aneka Berita Harian Sumedang Express edisi Juli – September 2012”. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa interferensi fonologi yang terjadi pada rubrik Aneka Berita harian Sumedang Express banyak terinterferensi oleh bahasa Sunda. Interferensi fonologi diakibatkan oleh perubahan dan penghilangan fonem konsonan, serta perubahan fonem vokal dan penghilangan fonem vokal. Begitu juga dengan interferensi leksikal berupa penggunaan unsur-unsur bahasa berupa leksem ke dalam bahasa yang sedang digunakan meliputi bahasa Sunda yang artinya berpadanan dengan bahasa Indonesia.
(30 januari 2013, http://ejurnal.stkipjb.ac.id/index.php/AS/article/view/102/86)
1.5 Pengertian Interferensi Interferensi menurut Weinreich (1953:1) adalah “Those instance of
deviation from the norm of etheir language wich occur in the speeks bilingual as a result of their familiarity with more than one language, i.e. as a result of language contact “ atau penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma salah satu bahasa yang terjadi dalam tuturan para dwibahasawan sebagai akibat dari pengenalan mereka lebih dari satu bahasa, yaitu sebagian hasil dari kontak bahasa (30 Januari 2013, http://carni-goodluck.blogspot.com/2011/08/interferensi.html).
Alwasilah (1985:132) mengatakan interferensi berarti adanya saling pengaruh antarbahasa. Pengaruh itu dalam bentuk yang paling sederhana berupa pengambilan satu unsur dari satu bahasa dan digunakan dalam hubungannya dengan bahasa lain.
23
Universitas Sumatera Utara

Rumusan yang hampir sama dinyatakan oleh Lado dan Sunyono (1979:13) pengaruh antar bahasa itu dapat juga berupa pengaruh kebiasaan dari bahasa pertama (ibu) yang sudah dikuasai penutur ke dalam bahasa kedua.
Interferensi dapat saja terjadi pada semua tuturan bahasa dan dapat dibedakan dalam beberapa jenis. Weinreich (1953:39) mengidentifikasikan empat jenis interferensi sebagai berikut.
1. Pemindahan Unsur dari suatu bahasa ke bahasa lain.
2. Perubahan fungsi dan kategori unsur karena proses pemindahan.
3. Penerapan unsur-unsur yang tidak berlaku pada bahasa kedua ke dalam bahasa pertama.
4. Pengabaian struktur bahasa kedua karena tidak terdapat padanannya dalam bahasa pertama (30 Januari 2013, http://carnigoodluck.blogspot.com/2011/08/interferensi.html).
Suwito (1983:55) menjelaskan, bahwa dalam interferensi dapat terjadi dalam semua komponen kebahasaan, yaitu bidang tata bunyi, tata kalimat, tata kata dan tata makna. Di samping itu Weinreich (1953:14-47) juga membagi bentuk-bentuk interferensi atas tiga bagian, yaitu interferensi fonologi, interferensi leksikal, dan interferensi gramatikal (Aslinda dan Syafyahya, 2007:67).
Menurut Weinreich (1953:14) interferensi fonologi terjadi pada tataran bunyi. Interferensi jenis ini terjadi ketika dwibahasawan mengucapkan sebuah fonem pada sistem bahasa asing dengan fonem pada sistem bahasa ibu dan kemudian menggunakannya berdasarkan aturan bunyi fonem bahasa ibu (Ratih, 2010:10).
1.6 Fonologi dan Fonetik Badri dalam Muskar (2008:7) mengatakan fonologi bahasa Arab disebut
dengan ‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻻﺻﻮﺍﺕ‬/`ilmu l-aṣwat/ ‘ilmu tentang bunyi-bunyi bahasa Arab, atau ‫ ﻓﻮﻧﻮﻟﻮﺟﻴﺎ‬/funulujiya/.
24
Universitas Sumatera Utara

Menurut Chaer (2007: 102-103) bidang yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi. Bloomfield dalam Muskar (2008: 6) mengatakan “phonology is the study of significant speech sound and the phoneme is the minimum unit of distinctive sound feature”. “Fonologi adalah suatu studi tentang lambang bunyi ucapan dan fonem adalah satuan terkecil dari ciri bunyi yang membedakan suatu arti”. Secara umum cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak biasa disebut fonetik.
Badri (1988: 5-6) menyebut istilah fonetik menjadi 3, sebagai berikut :
1. ‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻨﻄﻘﻲ‬/ `ilmu al-`aṣwāti n-nuṭqiyyi/ `fonetik artikulatoris`. 2. ‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻷﻛﻮﺳﺘﻲ ﺃﻭ ﺍﻷﻛﻮﺳﺘﻴﻜﻲ‬/`ilmu al-`aṣwāti al-`akustiyyi `awi al-
`akustīkiyyi / `fonetik akustik`.
3. ‫ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﺴﻤﻌﻲ‬/ `ilmu al-`aṣwāti s-sam`iyyi/ `fonetik auditoris`.
Dari ketiga jenis fonetik di atas, yang menjadi bahan kajian dalam bahasa Arab yaitu fonetik artikulatoris, yakni mengkaji, menjabarkan cara dan tempat ujaran serta pengelompokan bunyi suara. Sehingga dengan demikian mendukung observasi visual mengenai bunyi suara.
Muskar (2008:15) mengatakan untuk memahami semua bunyi ujaran dengan baik maka perlu diketahui pula semua alat ucap dan bagaimana kerja sama dari semua alat ucap itu untuk menghasilkan suatu bunyi.
Menurut Badri (1988) dalam Muskar (2008: 15-16) Alat-alat ucap di dalam
fonetik artikulatoris (articulatory phonetics) atau ‫‘ ﻋﻠﻢ ﺍﺻﻮﺍﺕ ﺍﻟﻨﻄﻖ‬ilmu aṣwātun
an-nuṭqiyi seperti berikut :
1. Paru-paru/lung (‫ )ﺍﻟﺮﺋﺘﺎﻥ‬/`ar-ri’atāni/ 2. Batang tenggorokan/trachea ( ‫ )ﺍﻟﻘﺼﺒﺔ ﺍﻟﻬﻮﺍﺋﻴﺔ‬/ `al-qaṣbatu al-haw.ā`iyyati/ 3. Pangkal tenggorokan/larynx (‫ )ﺍﻟﺤﻨﺠﺮﺓ‬/`al-ḥanjaratu/ 4. Pita-pita suara/vocal cord (‫) ﺍﻟﻮﺗﺮﺍﻥ ﺍﻟﺼﻮﺗﻴﺎﻥ‬/`al-witrāni aṣ-ṣawtiyyāni/
25
Universitas Sumatera Utara

5. Rongga tenggorokan/pharynx (‫ ) ﺍﻟﺤﻠﻖ‬/ `al-ḥalqu/ 6. Akar lidah/root of tongue ( ‫ )ﺫﻟﻖ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/ ẓuluqu al-lisāni/ 7. Pangkal lidah/dorsum (‫ )ﻣﻘﺪﻡ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/muqaddamu al-lisāni/ 8. Tengah lidah/middle of the tongue ( ‫)ﻭﺳﻂ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/wasatu al-lisāni/ 9. Daun lidah/blade of tongue ( ‫ ) ﻁﺮﻑ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/ṭarfu al-lisāni/ 10. Ujung lidah/tip of tongue ( ‫ ) ﺫﻟﻖ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬/ ẓuluqu al-lisāni/ 11. Anak tekak/uvular ( ‫ ) ﻟﺴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺰﻣﺎ‬/lisanu al-mazmā/ 12. Langit-langit lunak/soft palate ( ‫ ) ﺍﻟﺤﻨﻚ ﺍﻟﻠﻴﻦ‬/`al-ḥanaku al-layyinu/ 13. Langit-langit keras/hard palate ( ‫ ) ﺍﻟﻄﺒﻖ ﺍﻟﺼﻠﺐ‬/aṭ-ṭabaqu aṣ-ṣulbu/ 14. Lengkung kaki gigi/alveolae ( ‫ ) ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻻﺳﻨﺎﻥ‬/`uṣūlu al-‘asnānu/ 15. Gigi bawah/lower teeth (‫ )ﺍﻻﺳﻨﺎﻥ ﺍﻟﺴﻔﻠﻰ‬/`al-asnānu as-suflā/ 16. Gigi atas/upper teeth (‫ )ﺍﻻﺳﻨﺎﻥ ﺍﻟﻌﻠﻴﺎ‬/`al-asnānu al-ulyā/ 17. Bibir bawah/lower lip (‫ )ﺍﻟﺸﻔﺔ ﺍﻟﺴﻔﻠﻰ‬/`asy-syafatu as-suflā/ 18. Bibir atas/upper lip ( ‫ )ﺍﻟﺸﻔﺔ ﺍﻟﻌﻠﻴﺎ‬/`asy-syafatu al-ulyā/ 19. Mulut/mouth ( ‫ ) ﻓﻤﻮﻳﺔ‬/famūwiyah/ 20. Rongga mulut/mouth cavity ( ‫ ) ﺍﻟﺘﺠﻮﻳﻒ ﺍﻟﻔﻤﻮﻳﺔ‬/at-tajwifu al-famuwiyyatu/ 21. Hidung/nose ( ‫ ) ﺍﻧﻔﻴﺔ‬/ `anfiyyah/ 22. Rongga hidung/nose cavity ( ‫ ) ﺍﻟﺘﺠﻮﻳﻒ ﻷﻧﻔﻴﺔ‬/`attajwifu al-‘anfiyyatu/
Menurut Badri (1988 : 4) pada dasarnya bunyi bahasa digolongkan kepada bunyi vokal dan bunyi konsonan. Bunyi vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita-pita suara tanpa penyempitan atau penutupan apapun pada tempat pengartikulasian manapun, sedangkan bunyi konsonan adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru mendapat halangan, baik seluruhnya ataupun sebagian dengan mempergunakan artikulasi pada salah satu bagian alat bicara (Muskar, 2008: 20-21).
26
Universitas Sumatera Utara

Dalam bahasa Arab bunyi konsonan disebut ‫ ﺍﻟﺼﺎﻣﺖ‬/ aṣ-ṣamiti/ (al-khuli, 1982 :359). Huruf-huruf alphabet dalam bahasa Arab disebut huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah ini di dalam ilmu fonetik disebut juga dengan bunyi konsonan. Bunyi konsonan bahasa Arab ini sama seperti halnya bunyi konsonan pada bahasa-bahasa lain yang ada di dunia, yakni dapat diklasifikasikan menurut artikulator dan titik artikulasi, hambatan udara serta bergetar tidaknya pita-pita suara ketika dalam pelaksanaan suatu bunyi.
Menurut Badri (1988) dalam Muskar (2002:24) klasifikasi bunyi konsonan bahasa Arab seperti berikut :
Berdasarkan titik artikulasi atau daerah artikulasi atau ‫ ﻛﻴﻔﻴﺔ ﺍﻟﻨﻄﻖ‬/kayfiyyatu n-
nuṭqi/ untuk menghasilkan sebuah konsonan, maka bunyi konsonan dapat dibedakan atas :
1. Bunyi konsonan bilabial ( ‫ )ﺷﻔﺘﺎﻧﻲ‬/syafatāniy/, yaitu bunyi yang dihasilkan
oleh kedua bibir yang bersama-sama bertindak sebagai artikulator dan titik
artikulasi. Bunyi konsonan yang dihasilkan adalah : ‫ ﻭ‬, ‫ ﻡ‬, ‫ [ ﺏ‬b, m, w ]. 2. Bunyi konsonan dental (‫ )ﺍﺳﻨﺎﻧﻲ‬/asnāniy /, yaitu bunyi yang dihasilkan
oleh ujung lidah dan pangkal gigi atas. Bunyi yang dihasilkan adalah ‫ ﺩ‬, ‫ﺕ‬
[ d, t , ].
3. Bunyi konsonan labio–dental (‫ )ﺷﻔﻮﻱ ﺃﺳﻨﺎﻧﻲ‬/syafawī asnāniy/ yaitu bunyi
yang bdihasilkan oleh bibir bawah dan gigi atas. Bunyi yang dihasilkan :
‫[ ﻑ‬f]. 4. Bunyi konsonan interdental ( ‫ )ﺑﻴﻦ ﺃﺳﻨﺎﻧﻲ‬/bayna asnāniy/ yaitu bunyi
yang dihasilkan oleh ujung lidah, gigi atas dan bawah, seperti : ‫ ﺫ‬, ‫[ ﺙ‬ð,
θ].
5. Bunyi konsonan alveolar (‫ )ﻟﺜﺔ‬/liṣṣah/ yakni bunyi yang dihasilkan oleh pangkal gigi atas, daun lidah dan ujung lidah, seperti ‫ ﻥ‬, ‫ ﻝ‬, ‫ ﺱ‬, ‫ ﺯ‬, ‫ [ ﺭ‬n,
l, s, ʒ , r ]
27
Universitas Sumatera Utara

6. Bunyi konsonan velarized (‫ )ﻣﻔﺨﻢ‬/ mufakhkham / yakni bunyi yang
diperoleh dari pangkal gigi dan langit-langit lunak, disertai dengan depan
lidah dan daun lidah. bunyi yang dihasilkan seperti : ‫ ﻅ‬, ‫ ﻁ‬, ‫ ﺽ‬, ‫[ ﺹ‬ʑ, ʈ,
ɖ, ʂ]
7. Bunyi konsonan velar (‫ )ﻁﺒﻖ‬/ṭabaq/ yaitu bunyi yang dihasilkan oleh langit-langit lunak dan belakang lidah. Bunyi yang dihasilkan adalah : , ‫ﺥ‬ ‫ ﻙ‬, ‫ [ ﻍ‬k, γ, x ].
8. Bunyi konsonan alveo palatal ( ‫ )ﻟﺜﺔ ﻏﺎﺭﻳﺔ‬/liṣṣah ghāriyyah/ bunyi yang
dihasilkan oleh pangkal gigi dan langit-langit keras dan daun lidah
belakang, seperti ‫ﺵ‬, ‫ [ ﺝ‬ʃ, ʝ] 9. Bunyi konsonan palatal (‫ )ﻏﺎﺭﻳﺔ‬/ghāriyyah/ yaitu bunyi yang diperoleh
dari langit-langit keras dan lidah bagian tengah. Bunyi yang dihasilkan
adalah ‫ [ ﻱ‬j ]. 10. Bunyi konsonan uvular (‫ )ﺣﻠﻘﻴﺔ‬/ḥalqiyyah/, adalah bunyi yang diperoleh
dari langit-langit keras dan lidah bagian tengah. Bunyi yang dihasilkan
adalah ‫ [ ﻕ‬q ]. 11. Bunyi konsonan faringal (‫ )ﺣﻠﻘﻴﺔ‬/ḥalqiyyah/, yaitu bunyi yang dihasilkan
oleh dinding belakang tenggorokan dan akar lidah, seperti : ‫ ﻉ‬, ‫[ ﺡ‬ҁ, ћ ]. 12. Bunyi konsonan glotal (‫ )ﺣﻨﺠﺮﻳﺔ‬/ḥanjariyyah/ yaitu bunyi yang diperoleh
dari pita-pita suara. seperti : ‫ ء‬, ‫[ ﻩ‬ʔ, h ].
Untuk lebih jelasnya, klasifikasi bunyi-bunyi konsonan BA di atas dapat dilihat pada Tabel 2 Bunyi-bunyi Konsonan Bahasa Arab berikut ini :
28
Universitas Sumatera Utara

Daerah artikulasi

Cara Artikulasi
‫ﺟ‬
‫ﺟ‬
‫ﺟ‬
‫ﺟ‬
‫ﺟ‬
‫ﺟ‬

Tabel 2 Bunyi Konsonan Bahasa Arab

‫ ﻡ‬m ‫ﻥ‬n

‫ﺽ‬ɖ

‫ﻁ‬ʈ ‫ﻙ‬k

‫ﺫ‬ð ‫ ﺯ‬ʒ ‫ ﻅ‬ʑ ‫ﻍ‬ɤ ‫ ﺝ‬ʝ

‫ﻝ‬l

‫ ﻭ‬w ‫ﻱ‬y

Nasr (1987) dalam Muskar (2009: 41) bahasa Arab memiliki 28 fonem konsonan.

‫ﺷﺒﻪ ﺻﺎٮﺘﻪ‬ Semi vokal

‫ﺗﻜﺮﺍ ﺭﻳﺔ‬ Vibran

‫ﺟﺎﺭﻳﺔ‬ Lateral

‫ﺍﺣﺘﻜﺎﻙ ﺃﻧﻔﻴﺔ‬ Nasal Frikatif

‫ﻭﻗﻔﻴﺔ‬ Stop

Bersuara ‫ﻣﺠﻬﻮﺭ‬

‫ ﺏ‬b ‫ﺩ‬d

‫ﺕ ﻫ‬t

‫ﻫ‬

‫ﻫ‬

‫ﻫ‬

‫ﻫ‬

‫ﻣﺤﻤﻮﺱ‬
Tidak bersuara
Bilabial ‫ﺷﻔﺎﺗﺎﻥ‬

Dental ‫ﺃﺳﻨﺎﻥ‬

‫ ﻑ‬f ‫ﺙ‬θ

‫ﺷﻔﻮﻯ ﺃﺳﻨﺎﻥ‬
Labio dental
‫ﺑﻴﻦ ﺃﺳﻨﺎﻥ‬
Inter dental
Alveolar ‫ﻟﺜﺔ ﻏﺎﺭﻳﻪ‬

‫ﺭ‬r

‫ ﺹ‬ʂ ‫ﺥ‬x ‫ ﺵ‬ʃ

29
Universitas Sumatera Utara

Velarized ‫ﻣﻔﺨﻢ‬

velar‫ﻁﺒﻖ‬
Alveo palatal ‫ﻟﺜﺔ‬

‫ﻕ‬q ‫ء‬ʔ

palatal ‫ﻏﺎﺭﻳﺔ‬ uvular ‫ﺣﻠﻘﻴﺔ‬
faringal ‫ﺣﻠﻘﻴﺔ‬
glotal ‫ﺣﻨﺠﺮﻳﺔ‬

‫ﻉ‬ʕ

‫ﺡ‬ħ ‫ﻫ‬h

Menurut Masnur (2008: 46-48) bunyi vokoid (vokal) bahasa Indonesia yaitu bunyi yang dihasilkan tanpa melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi. Sedangkan bunyi kontoid (konsonan) yaitu bunyi yang dihasilkan dengan melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi.
Menurut Masnur (2008: 51-52) klasifikasi bunyi konsonan bahasa Indonesia berdasarkan artikulator sebagai berikut :
1. Bunyi bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan bibir bawah dan bibir atas. Bunyi konsonan yang dihasilkan yaitu : [p], [b], [m], dan [w].
2. Bunyi labio dental, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan bibir bawah dan gigi atas. Bunyi yang dihasilkan yaitu : [f] dan [v].
3. Bunyi apiko dental, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah dan gigi atas. Bunyi konsonan yang dihasilkan yaitu : [t], [d], dan [n].
4. Bunyi apiko alveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah dan gusi atas. Bunyi konsonan yang dihasilkan yaitu :ṭ][, [ḍ], dan [ṇ].
5. Bunyi lamino palatal, bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras. Bunyi konsonan yang dihasilkan yaitu : [c], [j], [n], dan [š].
6. Bunyi darso velar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras. Bunyi yang dihasilkan yaitu : [k], [g], [x], [ƞ].
7. Bunyi (dorso-) uvular, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan pangkal lidah dan anak tekak. Bunyi konsonan yang dihasilkan yaitu : [q], dan [r].
8. Bunyi laringal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tenggorok. Bunyi yang dihasilkan yaitu : [h].
9. Bunyi glotal yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan lubang atau celah pada pita suara. Bunyi yang dihasilkan yaitu : [ʔ] atau hamzah.
30
Universitas Sumatera Utara

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pembacaan surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang dibaca oleh mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, peneliti menemukan bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi fonologi BI ke dalam Bahasa Arab alQur’an (BAQ) ada 11 konsonan. Adapun bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi tersebut adalah :
1. Bunyi konsonan hambat atau stop ( ‫ ) ﻭﻗﻔﻴﻪ‬/ waqfiyah/ : ‫ﺽ‬, ‫ﻁ‬, ‫[ ﻕ‬ɖ , ʈ , q]. 2. Bunyi konsonan frikatif atau geseran ( ‫ ) ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/ ihtikākiy/ : ‫ﺙ‬, ‫ﺫ‬, ‫ﺡ‬, ‫ﺥ‬, ‫ﺵ‬,
‫ﺹ‬, ‫ﻉ‬, ‫ [ ﻍ‬θ, ð, ћ, x, ʃ, ʂ, ҁ, ɤ ].
Masing-masing konsonan ini akan dilihat dalam surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan alZalzalah (Q.S: 99).
Untuk memudahkan pembahasan, peneliti mengklasifikasikan distribusi bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi fonologi BI ke dalam BAQ tersebut sebagai berikut :
1. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ‫ ﻭﻗﻔﻴﻪ‬/ waqfiyah/ : ‫ﺽ‬, ‫ﻁ‬, ‫ﻕ‬ [ɖ , ʈ , q] dapat diklasifikasi berdasarkan artikulasi sebagai berikut: a. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﻣﻔﺨﻢ‬/ waqfiy mufakhkham / (stop, velarized) : ‫ﺽ‬, ‫[ ﻁ‬ɖ , ʈ ] dalam surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi di tengah kata dan di akhir kata. b. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ‫ ﻭﻗﻔﻲ ﺣﻠﻘﻲ‬/ waqfiy
ḥalqiy/ (stop, uvular) : ‫ [ ﻕ‬q ] dalam surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-
Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata.
31
Universitas Sumatera Utara

2. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ‬/ ihtikākiy / : ‫ﺙ‬, ‫ﺫ‬, ‫ﺡ‬, ‫ﺥ‬, ‫ﺵ‬, ‫ﺹ‬, ‫ﻉ‬, ‫ [ ﻍ‬θ, ð, ћ, x, ʃ, ʂ, ҁ, ɤ ] dapat diklasifikasi berdasarkan artikulasi sebagai berikut:
a. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ‫ ﺍﺣﺘﻜﺎﻛﻲ ﺑﻴﻦ ﺃﺳﻨﺎﻥﻱ‬/ ihtikākiy bayna asnāniy / (frikatif, interdental) : ‫ ﺫ‬, ‫[ ﺙ‬ð, θ] dalam
surah al-Fati