Sumber Hukum Adat PEMBAHASAN

1. Hukum barat mengenal zakelijke rechten “yaitu hak atas suatu barang yang berlaku terhadap setiap orang” dan persoonlijke rechten “yaitu hak yang bersifat perorangan terhadap suatu objek”, sedangkan hukum adat tidak mengenal pembagian ke dalam dua jenis hak tersebut. 2. Hukum barat dibedakan antara publiek recht dan privaatrecht, sedangkan perbedaan demikian tidak dikenal dalam hukum adat. Pelanggaran hukum dalam sistem hukum barat dibedakan menjadi yang bersifat pidana dan pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata sehingga masing-masing sistem harus ditangani oleh hakim yang berbeda juga. Perbedaan demikian tidak dikenal dalam hukum adat, setiap pelanggaran hukum adat memerlukan pembetulan hukum dengan adat reaksi yang ditetapkan oleh hakim kepala adat. Sistem hukum adat inilah yang berlaku di seluruh Nusantara sejak orang-orang Belanda belum dan sesudah menapakkan kakinya di Nusantara. Sebagai suatu sistem, meskipun berbeda dengan sistem hukum barat sebagaimana perbedaannya antara lain diungkapkan oleh Soepomo pada wacana di atas, hukum adat juga mempunyai aspek-aspek hukum perdata, pidana, tata negara, bahkan hukum internasional. Amier Sjariffudin mengatakan bahwa sebagai suatu sistem, hukum adat mempunyai asas-asas yang sama, akan tetapi mempunyai perbedaan corak hukum yang bersifat lokal. Menurut Vollenhoven, pada masa Verenigdc Oost-Indiesche Compagnie disingkat: V.O.C. yang didirikan di Negeri Belanda 20 Maret 1602 dengan hak oktroi, hubungan hukum dengan orang-orang di Nusantara tetap menggunakan hukum adat.

2.3 Sumber Hukum Adat

1. Adat atau kebiasaan masyarakat sekitar Hukum Adat bersumber dari kebiasaan rakyat atau masyarakat dalam sebuah wilayah tertentu. Hal ini karena sebuah masyarakat tak akan pernah terlepas dari berbagai kebiasaan, baik kebiasaan yang bersifat kultus atau tidak. 2. Kebudayaan tradisional rakyat Hukum adat selalu diidentikkan dengan hukum yang bersifat tradisional. Hal ini karena hukum adat telah dianut oleh masyarakat bahkan jauh sebelum kemerdekaan dan dibentukan peraturan perundang-undangan yang pada akhirnya menggeser peran hukum adat itu sendiri. Meskipun demikian, masih ada beberapa wilayah yang mempertahankan warisan leluhur berupa hukum adat. 3. Kaidah dari kebudayaan asli Indonesia Banyak masyarakat yang menganggap bahwa apa yang telah diberikan oleh leluhur adalah warisan budaya yang harus senantiasa dipelihara. Ini adalah sumber kuat dari hukum adat yakni bahwa sebuah hukum merupakan warisan leluhur yang harus tetap dipelihara dan disesuaikan dengan perubahan zaman tanpa merubah unsur daru hukum asli itu sendiri. 4. Pepatah adat Pepatah adat adalah salah satu contoh warisan yang benar-benar dianut oleh masyarakat adat. Hal ini karena pepatah adat biasanya sarat akan makna filosofis. Inilah yang menjadikan pepatah adat menjadi sumber dari hukum adat untuk masyarakat tertentu. 5. Dokumen atau naskah-naskah yang ada pada masa itu Biasanya naskah memuat tentang bagaimana cara hidup yang baik dan bermakna serta menjadi manusia yang sempurna. Dari sinilah hukum adat bisa terlahir. Manusia yang percaya dan menganut pada sebuah naskah-naskah kuno berisi tentang ajaran hidup menjadikan hal tersebut sebagai hukum adat yang harus mereka taati dan patuhi. Naskah yang dimaksud disini bisa berupa naskah kuno yang berasal dari para leluhur yang hidup di zaman sebelum masyarakat adat tersebut hidup. Selain itu, ada juga naskah-naskah yang diterbitkan oleh raja demi mengatur masyarakat. Kebiasaan tersebut memunculkan sebuah hukum yang dipatuhi oleh masyarakat pada masa itu.

2.4 Dasar Berlakunya Hukum Adat