Pembuktian Dalam Acara Perdata

1. Pembuktian Dalam Acara Perdata

Arti pembuktian dalam perkara perdata ialah meyakinkan Hakim terhadap kebenaran atau dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu sengketa. 10 Sebagaimana dalam Pasal 1865 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bahwa, “Barang siapa yang mengatakan mempunyai barang sesuatu hak atau menyebutkan sesuatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau kejadian itu.” 11 Dalam hukum perdata, siapa yang mendalilkan, maka ia yang harus membuktikan actor incumbit probatio. Itikad baik tergugat selalu dianggap ada, selama penggugat tidak mampu membuktikan adanya unsur itikad tidak baik dari penggugat. 12 Dalam hukum acara perdata dikenal prinsip negative non sunt probanda, yang artinya jika salah satu pihak mendalilkan gugatan atau bantahan berdasarkan suatu hal atau keadaan yang sifatnya mengingkari tidak melakukantidak berbuat sesuatu maka tidak patut dan tidak layak jika pihak yang merasa tidak melakukan tidak berbuat sesuatu itu diwajibkan untuk membuktikan hal yang tidak dilakukannya. 13 Berdasarkan yurisprudensi, maka jauh lebih mudah untuk membuktikan hal atau keadaan yang lebih positif, artinya hal atau keadaan yang menyatakan suatu perbuatansesuatu hak dan bukannya mengingkari. Hal ini sesuai dengan pendapat Paton yang mengatakam bahwa pembuktian suatu negatie tidak dapat dibebankan kepada seseorang tanpa alasan-alasan yang sangat kuat. 14 Asas pembagian beban pembuktian yang tercantum dalam pasal 163 HIR, berarti bahwa kedua belah pihak dapat dibebankan dengan pembuktian. Penggugat wajib membuktikan peristiwa yang diajukannya, sedang tergugat berkewajiban 10Maisara Sunge, “Beban Pembuktian dalam Perkara Perdata”, Jurnal INOVASI, 9 2, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo: Juni 2012, hlm. 2 11 Ibid., hlm. 1 12Hery Shietra,”Beban Pembuktian dalam Hukum Pidana dan Perdata”, http:hery- shietra.blogspot.co.id201401beban-pembuktian-dalam-hukum-pidana-dan.html, diakses pada 22 April 2016 pukul 14.22 13 Sandra Dini Febri Aristya, Op. Cit, hlm. 191-192. 14 Sudikno Mertokusumo, 2006, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hlm. 142. 5 membuktikan kebenaran bantahannya. Penggugat tidak diwajibkan membuktikan kebenaran bantahan tergugat. 15

2. Pembuktian Terbalik Dalam Acara Perdata