HUBUNGAN BOUNDING ATTACHMENT DENGAN LATCH ON PADA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

latar Belakang
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang

bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2010).
Perkembangan bayi normal sangat tergantung dari respon kasih sayang ibu dengan bayi
yang dilahirkan yang bersatu dalam hubungan psikologis dan fisiologis. Ikatan ibu dan
anak dimulai sejak anak belum dilahirkan dengan suatu perencanaan dan konfirmasi
kehamilan, serta menerima janin yang tumbuh sebagai individu. Sesudah lahir sampai
minggu berikut-berikutnya, kontak visual dan fisik bayi memicu berbagai penghargaan
satu sama lain (Marmi, 2009).
Bounding adalah dimulainya interaksi emosio sensori fisik antara orang tua dan
bayi segera setelah lahir. Dan Attachment adalah ikatan yang terjalin antara individu yang
meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab (Nelson, 2004
dalam Yuliastanti, 2013). Proses kasih sayang dijelaskan sebagai sesuatu yang linear,
dimulai saat ibu hamil, dan semakin menguat pada pasca partum, dan begitu terbentuk
akan menjadi konstan dan konsisten (Yuliastantai, 2013).

Pada tahun 2007, WHO dan UNICEF mengeluarkan protokol baru tentang ASI
segera atau IMD yang harus diketahui setiap tenaga kesehatan. Protokol baru tersebut
adalah melakukan kontak kulit bayi segera setelah lahir selama sedikitnya satu jam dan
membantu ibu mengenali kapan bayinya siap menyusui (Mulyono, 2008 dalam Novita
1

2

Rudiyanti, 2013). Pemenrintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF
yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini (early latch-on) sebagai tindakan life saving,
karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu
bulan, dan meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusi serta meningkatkan
lamanya disusui. Periode menghisap bayi paling kuat adalah dalam beberapa jam pertama
setelah lahir (krisna, 2007 dalam novita rudiyanti, 2013).
Pemberian ASI eksklusif setelah lahir secara langsung bayi akan mengalami kontak
kulit dengan ibunya. Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar
ibu dan bayi terjalin proses lekat. Kontak mata, orang tua dan bayi akan mempunyai
banyak waktu untuk saling memandang, bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat
untuk dapat melihat pada orang tuanya. Mendengar dan merespon suara antara orang tua
dan bayinya sangat penting misalnya bila tangisan bayi pertama membuat mereka yakin

bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Aroma setiap anak memiliki aroma yang unik dan
bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Entrainment, hal ini
terjadi bila bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Bioritme, orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang
yang konsisten dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang
responsive. Sentuhan merupakan suatu sarana untuk mengenal bayi baru lahir dengan
cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jari. Inisiasi menyusui dini dengan segera
yaitu dengan menempatkan bayi di atas perut ibu maka bayi akan merangkak dan
mencari putting susu ibunya sehingga bayi dapat reflek sucking dengan segera
(Bahmawati, 2003 dalam Ana Aulia, 2012)

3

Ibu mulai merasa bisa terbuka terhadap bayi baru lahir dan bayi berada dalam
periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan pengalaman baru yang paling berharga
untuk proses bounding. Manfaat dari bounding attachment antara lain adalah bayi merasa
dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social dan bayi merasa aman,
berani mengadakan eksplorasi ( Lusa, 2010, dalam Mahardika, 2013).
Kontak langsung antara ibu dan anak setelah persalinan seperti kontak kulit ke kulit
antara ibu dan bayi dapat menimbulkan rasa hangat sehingga bayi mudah berkeringat dan

bayi mulai merasakan haus. Hormon ADH meningkat dan meregulasi keseimbangan air
dalam tubuh oleh sel-sel osmoreseptor dan baroreseptor, sel baroreseptor memberikan
stimulasi pada hipotalamus sehingga terjadi rangsangan sel tubulus ginjal untuk
reabsorbsi dari hal tersebut mengakibatkan bayi akan berusaha mencari putting susu dan
terjadi isapan bayi sekaligus meningkatkan produksi ASI (Nurnahalia, 2014).
Setelah lelah dalam proses persalinan ibu akan sangat senang dan bahagia bila
dekat dengan bayinya. Ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar tangis bayi, menciumcium dan memperhatikan bayinya yang tidur di sampingnya ibu nifas dan bayi dapat
segera saling mengenal. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, kelembutan dan
kasih sayang (bounding effect) (Wiknjosastro, dkk, 2006 dalam Mahardika, 2013). Sentuhan
kulit ke kulit antara ibu dan bayi saat setelah lahir dengan menggunakan metode kanguru
care positif berpengaruh pada keeksklusifan dan durasi dari menyusui ibu kepada bayinya
(Sara J.H. Brooks & Gene Cranston Anderson, 2008). Kontak kulit ke kulit antara ibu
dan bayi juga dapat menstabilkan suhu bayi saat setelah lahir dan meningkatkan kadar
oxytosin yang dapat memperlancar produksi ASI (MA Marin Gabriel, et all, 2009).
Kangaroo care dapat mempertinggi bounding attachment, meningkatkan durasi pemberian

4

ASI eksklusif dan mengurangi gejala depresi postpartum pada ibu (KH Nyqvist, et all,
2010). Suhu bayi selama kontak kulit ke kulit adalah 37,00 C, disimpulkan bahwa setiap

bayi selama kontak kulit ke kulit dengan ibu mereka mengalami perubahan suhu tubuh
menjadi normal (Raghnil Maastrup & Gom Greisen, 2010).
Hasil studi yang dilakukan oleh Utami dalam Mahardika Cahyaningrum (2013) di
18 Rumah Sakit yang ada di Jakarta, Bandung dan Semarang terlihat bahwa setidaknya 11
dari 30 orang ibu nifas (36%) sudah mengerti dan melakukan bounding attachment,
sedangkan sisanya 19 orang (63%) tidak melaksanakan bounding attachment dengan alasan
persalinannya dengan Caesar. Angka kematian bayi sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup
menjadi salah satu dari target MDGs (milleneium development goals) yang harus dicapai
hingga tahun 2015. Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 34 per
1.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi disbanding dengan Negara-negara di asia
tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand (Dinas Kesehatan Republik Indonesia,
2007). Tingginya angka kematian bayi di Indonesia, disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain rendahnya pemberian ASI pada bayi yang baru lahir dan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. (Novita Rudiyanti, 2013). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh (Drew Keister, Kismet T. Roberts dan Stephanie L.
Werner, 2008) bahwa ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk semua bayi dan bayi baru
lahir dari lahir hingga 6 bulan, bayi yang minum susu formula mempunyai resiko lebih
tinggi mengalami diare, otitis media, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kemih dan
infeksi bakteri.
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD terdiri dari faktor internal dan

eksternal. Pengetahuan, sikap, pengalaman dan persepsi ibu merupakan faktor internal

5

sedangkan fasilitas kesehatan, petugas penolong persalinan, keluarga dan orang-orang
terdekat serta lingkungan merupakan faktor eksternal (Roesli, 2008). Pemberian ASI
secara dini tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan khususnya dokter, perawat dan
bidan. Namun, di Indonesia masih banyak tenaga kesehatan maupun pelayanan
kesehatan (termasuk Rumah Sakit) yang belum mendukung pemberian ASI secara dini
dengan alasan keadaan ibu masih lemah, masih banyak darah dan lendir yang harus
dibersihkan, takut bayi terkena hipotermi, bahkan ada yang mengatakan inisiasi menyusui
dini dengan biarkan bayi merangkak sendiri mencari putting susu. Banyak rumah sakit
yang langsung memberikan susu formula begitu bayi lahir jika ASI belum keluar
(Soegiarto, 2008).
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya bayi
dapat mencium, merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadap
suhu dan sentuhan dan selama satu jam pertama setelah melahirkan merekasangat
waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka. Jika ada komplikasi yang serius,
setelah bayi lahir dapat langsung diletakkan diatas perut ibu, kontak segera ini akan
sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak kulit dengan kulit juga

dapat membantu bayi untuk tetap hangat (Marmi & Rahardjo, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Rohani (2011), menunjukkan pengetahuan ibu nifas
yang melakukan bounding attachment berpengetahuan baik sebanyak 19 orang, sedangkan
yang tidak melakukan bounding attachment berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang.
Mayoritas ibu yang memiliki anak satu yang melakukan bounding attachment, ini
dikarenakan bayi tersebut merupakan keluarga terbaru yang lahir, hal ini membuat

6

tertarik ibu – ibu muda yang memiliki bayi sehingga mau melakukan bounding attachment
akibat dari keingintahuan ibu yang lebih besar.
Sebagian besar bayi akan aktif menyusui dalam keadaan lapar dan dalam posisi
yang tepat (latch on). Pada periode minggu pertama setelah melahirkan sampai menyusui
berjalan dengan lancar, bayi-bayi tidak perlu diberikan suplemen apa pun (air, gula, susu
formula, dan lain-lain) kecuali dengan alasan medis. Bayi yang mendapat ASI secara
teratur dan efektif akan mendapat asupan air dan nutrisi yang dibutuhkan. Dalam hal ini
bayi dapat dibantu dengan memegang/menyangga payudara ibu menggunakan tangan
dalam posisi bebas (tidak dalam sedang posisi menggendong bayi). Tempatkan jari-jari
ibu dibawah payudara dan letakkan ibu jari pada bagian atas (di belakang areola-C
position). Pastikan bayi berada setinggi payudara dan pastikan juga tangan ibu yang

memegang payudara berada di belakang areola, sehingga tidak mengganggu mulut bayi
(Sitti Saleha, 2009).
Beberapa interaksi yang menyenangkan dalam rangka bounding attachment adalah
sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu, sentuhan pada
pipi yang dapat menstimulasi respon yang dapat menyebabkan gerakan muka bayi kearah
muka ibu atau kearah payudara sehingga bayi akan mengusap-usap menggunakan hidung
serta menjilat putingnya dan terjadilah rangsangan untuk sekresi prolactin, tatap mata
bayi dan ibu dapat menimbulkan perasaan saling memiliki antara ibu dan bayi, tangisan
bayi dapat memberikan respon berupa sentuhan dan suatu yang lembut, misalnya ibu
menyentuh dengan ujung jari sehingga dapat menyenangkan bayi (wulandari dan
handayani, 2010 dalam mahardika cahyaningrum, 2013).

7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (mahardika cahyaningrum, 2013)
tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment dalam kategori cukup adalah
sebanyak 29 responden (61,7%) dan kategori kurang sebanyak 14 responden (29,8%).
Maka dari itu perlu diberikan edukasi kepada ibu postpartum tentang efek positif dari
bounding attachment. Penelitian Klaus dan Kennel, menyatakan bahwa para ibu yang
diberikan waktu lebih banyak untuk mengadakan kontak dengan anaknya untuk

selanjutnya akan mempunyai kedekatan yang lebih intensif. Seperti adanya saling
kepercayaan antara ibu dan bayi. Karena itu sangatlah penting untuk memfasilitasi
bounding attachment sedini mungkin (dikutip dari Bobak, 2004 dalam triani yuliastanti,
2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Svensson dkk, 2010) dengan judul
effects of mother infant skin to skin contact on severe latch on problems in older infants.
Dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa diberikan perlakuan pada pasangan ibu dan
bayi dengan masalah latch on terberat selama satu hingga 16 minggu. Dan hasil dari
penelitian tersebut adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara grup dengan
proporsi dari permulaan latching on regular (75% grup eksperimen dengan 86% group
control). Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa kontak kulit ke kulit antara ibu dan
bayi selama menyusui membuat bayi tenang dan mempunyai reaksi kuat terhadap hands
latch on.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terkait ibu yang melakukan
bounding attachment di RS Wava Husada Kepanjen, diperoleh data dari salah satu perawat
RS tersebut bahwa bayi baru lahir akan segera dilakukan IMD yang meliputi bounding
attachment tersebut kecuali bayi yang lahir melalui secsio caesaria maka akan ditunggu hingga

8


waktu 6 jam. Sedangkan frekuensi dari bounding yang dilakukan oleh setiap ibu tidak
selalu sama, ada yang bersedia dilakukan bounding attachment hingga selesai dan ada yang
hanya sebagian. Produksi ASI pada ibu yang melakukan bounding attachment lebih baik
dibandingkan dengan pada ibu yang tidak melakukan bounding attachment. Oleh karena itu
peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan bounding attachment terhadap latch
on pada bayi baru lahir di RS Wava Husada Kepanjen, Malang.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat

diambil adalah adakah Hubungan bounding attachment terhadap latch on pada bayi baru lahir
di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, Malang ?
1.3

Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan antara bounding attachment terhadap latch

on pada bayi baru lahir.

1.3.2

Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi bounding attachment pada bayi baru lahir.
b. Mengidentifikasi latch on pada bayi baru lahir.
c. Menganalisis hubungan bonding attachment terhadap latch on bayi baru
lahir.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian :

9

1.4.1

Bagi tempat penelitian

Sebagai bahan pengetahuan baru tentang hubungan bounding attachment
terhadap latch on pada bayi baru lahir.

1.4.2

Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan atas pembuktian teori
yang berhubungan khususnya dalam bidang keperawatan.

1.4.3

Bagi Institusi
Sebagai referensi baru dalam menambah hasil penelitian serta dapat
dijadikan sumber pustaka diperpustakaan untuk generasi berikutnya yang
berkaitan dengan Hubungan bounding attachment terhadap latch on pada bayi.

1.5

Keaslian Penelitian
Berdasarkan dari hasil kajian pustaka, ada beberapa penelitian yang sebelumnya

telah dilakukan berkaitan dengan Hubungan bounding attachment terhadap latch on pada
bayi baru lahir. Penelitian yang berhubungan dan yang pernah dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Mutiara (2013), didapatkan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara ibu nifas dengan bounding attachment di RS ibu
dan anak bereuneun kabupaten pidie tahun 2013. Variable yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah paritas, pengetahuan dan pendidikan adalah sebagai
variabel independent dan bounding attachment sebagai variabel dependen. Perbedaan
penelitian tersebut dengan penelitian yang saya lakukan adalah terdapat pada variabel
yang digunakan, waktu dan tempat penelitian. Variabel yang saya gunakan dalam

10

penelitian ini adalah bounding attachment sebagai variabel independent dan latch on
sebagai variabel dependen. Tempat penelitian yang saya lakukan adalah di RS Wava
husada Kepanjen Malang.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lia Ratnasari, Ella Lail Surbekti, Andita
Wahyundari, Nurul Eko W (2013), didapatkan bahwa keberhasilan bounding attachment
pada metode lotus birth dengan rata-rata 9,89%, keberhasilan pada metode
konvensional dengan rata-rata 7,45%. Sehingga, keberhasilan bounding attachment pada
metode lotus birth lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional jika dilihat
dari rata-rata kedua kelompok. Perbedaan antara penelitian Lia Ratnasari, Ella Lail
Surbekti, Andita Wahyuni, Nurul Eko (2013) dengan penelitian yang saya lakukan
adalah variabel yang digunakan tempat dan waktu. Variabel yang saya gunakan dalam
penelitian ini adalah bounding attachment sebagai variabel independen dan latch on
sebagai variabel dependen. Tempat penelitian yang saya lakukan adalah di wilayah RS
Wava Husada Kepanjen Malang.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Aulia, 2012 dalam Mahardika Cahyaningrum,
2013), didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment
mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 responden (66,7%)
dengan pendidikan terbanyak SMA, umur responden rata-rata 20-35 tahun dan
pekerjaan responden terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga. Perbedaan antara
penelitian Aulia (2012) dalam Mahardika (2013) dengan penelitian yang saya lakukan
adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu. Variabel yang saya gunakan dalam
penelitian ini adalah bounding attachment sebagai variabel independen dan latch on
sebagai variabel dependen.

HUBUNGAN BOUNDING ATTACHMENT DENGAN LATCH

ON PADA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT WAVA
HUSADA KEPANJEN

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang

Oleh :
SARNI J ISHAK
201110420311116

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
i

ii

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Sarni J Ishak

Nim

: 201110420311116

Program Studi : Program Studi Ilmu Kesehatan
Judul Skripsi

: Hubungan Bounding Attachment dengan Latch On Pada Bayi Baru Lahir

Di Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar –
benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau karya orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau karya saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhri ini adalah jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Mei 2015
Yang Membuat pernyataan

Sarni J Ishak
201110420311116
iv

MOTTO

Usaha adalah jalan untuk berhasil, selama masih diberikan
Kesempatan lakukanlah yang maksimal bukan yang terbaik ataupun yang tercepat,
Karena terlambat bukan berarti gagal, melainkan berjalan
Melalui jalan yang berbeda yang
Pada akhirnya akan sampai pada tujuan yang sama
Dengan mereka yang lebih awal.

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillah
Terutama terima kasih kepada ALLAH SWT, yang memberikan kelapangan kemudahan
dan ketepatan waktu kepada saya.
Terima kasih kepada papa dan mama atas doa dan ridhonya selama ini, semoga ini bisa
sedikit memberikan kebahagiaan kepada kalian. Khususnya Hadiah buat mama yang
bulan kemarin bermilad 
Terima kasih kepada saudara semata wayang saya Muh.Rizsan J. Ishak yang selalu
mengingatkan saya untuk berhati-hati dan jangan pulang malam selama penelitian,
namun selalu saya langgar.  sukses studinya,cept Sarjana Tekniknya.
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan PSIK C 2011.
Terima kasih kepada 6 wanita-wanita cantik (Ninin Erniawati, Khotimah Mulya Sari,
Baiq Milia Fitri Martina, Devi Dwi Ulandari, Dida Hafizah Asmarabiah dan Amelia
Henitasari) atas support dan bantuan selama penelitian dan saat-saat terindah maupun
terpuruk. Selebihnya saya sadar, bahwa ALLAH SWT memberikan kemudahan-Nya
melalui tangan-tangan kalian.
Terakhir…………..
Terima kasih kepada Wiwin Sadri, Mega Multiniwati dan Nur’aini atas bentuan selama
penelitian.

vi

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan Nya saya
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan bounding attachment dengan latch on
pada bayi baru lahir”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan
terima kasih yang setulus – tulusnya kepada yang terhormat.
1. Ibu Henny Dwi Susanti, M.Kep.,Sp.Mat. selaku dosen pembimbing 1 yang telah
dengan sabar dan teliti serta memberikan motivasi kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar.
2. Ibu Henik Tri Rahayu, S.Kep,Ns,M.S. selaku dosen pembimbing 2 yang telah
dengan sabar dan teliti serta memberikan motivasi kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar.
3. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan arah dan
kemudahan dalam penelitian skripsi ini.
4. Ibu Nurul Aini, S.Kep,Ns,M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang
telah memberikan ilmu kepada saya.

vii

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Ilmu keperawatan dan Diploma
III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Kedua Orang Tua dan Keluarga terutama Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan
dan memberikan dukungan yang luar biasa kepada saya, sehingga Allah selalu
memudahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Responden yang berperan aktif dan bersedia membantu dalam penelitian ini
sehingga bisa berjalan lancar hingga akhir.
8. Perawat Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, terutama buat Ibu Prita,Ibu Jana
dan Ibu Yulia yang telah memberikan kesempatan dan memudahkan proses
perizinan penelitian di RS Wava Husada tepatnya di Ruangan Perinatologi.
9. Teman – teman PSIK angakatn 2011
10. Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan rugas akhir/skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan
khususnya bidang keperawatan.

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………………i
Lembar Persetujuan …………………………………………………………………....ii
Lembar Pengesahan…………………………………………………………………....iii
Surat Pernyataan Keaslian Tulisan……………………………………………………..iv
Motto…………………………………………………………………………………..v
Lembar Persembahan………………………………………………………………….vi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….vii
Abstrak………………………………………………………………………………...ix
Abstract………………………………………………………………………………...x
Daftar Isi……………………………………………………………………………....xi
Daftar Tabel ………………………………………………………………………….xv
Daftar Gambar ……………………………………………...……………………….xvi
Daftar lampiran ……………………………………………………………................xvii
BAB

PENDAHULUAN…………………………………………………………….1

1.1

Latar Belakang ………………………………………………………………....1

1.2

Rumusan Masalah ……………………………………………………………...8

1.3

Tujuan Penelitian ……………………………………………………………....8

1.4

1.5

1.3.1

Tujuan Umum …………………………………………………………8

1.3.2

Tujuan Khusus ………………………………………………………...8

Manfaat Penelitian ……………………………………………………………..8
1.4.1

Tempat Peneliti ………………………………………………………..9

1.4.2

Peneliti ………………………………………………………………...9

1.4.3

Institusi ………………………………………………………………..9

Keaslian Penelitian …………………………………………………………….9

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………..11
2.1

2.2

Konsep Bounding Attacment ………………………………………………...11
2.1.1

Definisi Bounding Attachment ……………………………………….11

2.1.2

Tahap-tahap Bounding Attachment …………………………………..12

2.1.3

Elemen-elemen Bounding Attachment ……………………………….12

2.1.4

Prinsip-prinsip Bounding Attachment ………………………………..14

2.1.5

Cara-cara Bounding Attachment ……………………………………...15

2.1.6

Hambatan dalam Bounding Attachment ……………………………...18

2.1.7

Kondisi yang Mempengaruhi Sikap Orang Tua terhadap Bayinya …….19

Konsep Latch On …………………………………………………………….22
2.2.1

Definisi Latch On ……………………………………………………22

2.2.2

Manfaat Latch On ……………………………………………………22

2.2.3

Proses perlekatan Bayi ………………………………………………..23

2.2.4

Kelancaran Produksi ASI …………………………………………….25

2.2.5

Pembentukan Kelenjar Payudara ……………………………………..26

2.2.6

Fisiologi Laktasi ……………………………………………………....28

2.2.7

Tahap Perilaku Bayi …………………………………………………..31

2.2.8

Inisiasi Dini …………………………………………………………..32

2.2.9

Posisi menyusui yang Benar …………………………………………..33

BAB III Kerangka Konsep dan Hipotesis ……………………………………………35
3.1

Kerangka Konsep …………………………………………………………….35

3.2

Hipotesis Penelitian …………………………………………………………..37

BAB IV Metode Penelitian …………………………………………………………...38
4.1

Desain Penelitian ……………………………………………………………..38

4.2

Kerangka Penelitian …………………………………………………………..49

4.3

Populasi, Sampling, dan Sample ……………………………………………....40
4.3.1

Populasi Penelitian …………………………………………………....40

4.3.2

Teknik Sampling ……………………………………………………...40
x

4.3.3

Sample ………………………………………………………………..40

4.3.3.1 Kriteria Inklusi ……………………………………………………….40
4.4

Variabel Penelitian ……………………………………………………………41
4.4.1

Variabel Bebas ………………………………………………………..41

4.4.2

Variabel Tergantung ………………………………………………….41

4.5

Definisi Operasional ………………………………………………………….42

4.6

Tempat Penelitian ……………………………………………………………44

4.7

Instrumen Penelitian …………………………………………………………44
4.7.1

4.8

4.9

4.10

Lembar Observasi ……………………………………………………44

Uji Validitas dan Reabilitas ………………………………………….................44
4.8.1

Uji Validitas ………………………………………………………….45

4.8.2

Uji Reabilitas …………………………………………………………46

Analisa Data ………………………………………………………………….47
4.9.1

Analisa Univariat ……………………………………………………..47

4.9.2

Analisa Bivariat ……………………………………………………….47

Prosedur Penelitian …………………………………………………………...48
4.10.1 Tahap Persiapan ……………………………………………………...48
4.10.2 Tahap Observasi ……………………………………………………...48
4.10.4 Tahap Pengumpulan Data ……………………………………………49
4.10.5 Tahap Pengolaan Data ………………………………………………..49

4.11

Etika Penelitian ………………………………………………………………50
4.11.1 Informed Consent ……………………………………………………50
4.11.2 Anonimity ……………………………………………………………50
4.11.3 Confidenyality ………………………………………………………..51

BAB V HASIL PENELITIAN………………………………………………...............52
5.1

Data Umum…………………………………………………………………..52
5.1.1

5.2

Karakteristik Responden……………………………………………....52

Data Khusus…………………………………………………………………..53
5.2.1

Analisa Univariat……………………………………………………...53
xi

5.2.2

Analisa Bivariat……………………………………………………….54

BAB VI PEMBAHASAN…………………………………………………………….55
6.1

6.2

6.3

Interpretasi dan Diskusi Hasil………………………………………………....55
6.1.1

Karakteristik Responden……………………………………………....55

6.1.2

Bounding Attachment………………………………………………....57

6.1.3

Latch On……………………………………………………………...61

6.1.4

Hubungan Bounding Attachment Dengan Latch On…………………63

Keterbatasan Penelitian……………………………………………………….66
6.2.1

Proses Penelitian……………………………………………………....66

6.2.2

Asisten Penelitian……………………………………………………..67

Implikasi Hasil Penelitian……………………………………………………..67
6.3.1

Implikasi Terhadap Praktik Keperawatan……………………………..67

6.3.2

Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan…………………………67

BAB VII PENUTUP…………………………………………………………………68
7.1

Kesimpulan…………………………………………………………………...68

7.2

Saran………………………………………………………………………….68
7.2.1

Bagi Institusi…………………………………………………………..68

7.2.2

Bagi Perawat…………………………………………………………..68

7.2.3

Bagi Penelitian Lebih Lanjut…………………………………………..69

7.2.4

Bagi Ibu……………………………………………………………….69

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………..70
Lampiran ……………………………………………………………………………..74

xii

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi Operasional Penelitian ………………………………………………43
Tabel 2 Karakteristik Responden……………………………………………………...52
Tabel 3 Analisa Univariat Bounding Attachment……………………………………...53
Tabel 4 Analisa Univariat Latch On…………………………………………………...53
Tabel 5 Analisa Bivariat……………………………………………………………….54

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Cara Perlekatan yang Baik …………………………………………………23
Gambar 2 Perlekatan yang Salah ……………………………………………………...23
Gambar 3 Kerangka Konsep Hubungan Bounding Attachment Terhadap Latch On
Pada Bayi Baru Lahir ……………………………………………………....36
Gambar 4 Skema Desain Penelitian Hubungan Bounding Attachment terhadap Latch
On pada Bayi Baru Lahir ………………………………………………......38
Gambar 5 Kerangka Penelitian Hubungan Bounding Attachment terhadap Latch On
pada Bayi baru Lahir ………………………………………………………39

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

1

Surat Ijin Studi Pendahuluan…………….……………………74

Lampiran

2

Surat Telah Melakukan Penelitian……………………………..75

Lampiran

3

Lembar Persetujuan Responden……………………………....76

Lampiran

4

Lembar Observasi Bounding Attachment………………………...77

Lampiran

5

Lembar Observasi Latch On…………………………………..78

Lampiran

6

Hasil Uji Validitas & Reliabilitas………………………………79

Lampiran

7

Rekapitulasi Hasil……………………………………………..83

Lampiran

8

Hasil Analisa Penelitian……………………………………….85

Lampiran

9

Lembar Konsultasi……………………………………………86

Lampiran

10

Angket Persetujuan…………………………………………....88

Lampiran

11

Dokumentasi Penelitian……………………………………….89

Lampiran

12

Curiculum Vitae………………………………………………91

xv

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, A. 2012. Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment di RB yulita
grogol sukoharjo. Surakarta : STIKES kusuma husada. Karya tulis ilmiah.
Andy. 2012. Makalah Kebidanan : Bounding attachment.
Ambarwati, Lestari Okta & Sumiati. 2013. Perbedaan bounding attachment pada ibu nifas yang
memberikan inisiasi menyusui dini dengan yang tidak memberikan inisiasi
menyusui dini. RSUD Sidoarjo.
Bobak, L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Bobak, L. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta : EGC.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Budiati, T. 2009. Efektifitas Pemberian Paket “Sukses ASI” terhadap Produksi ASI Ibu
Menyusui yang Menjalani Operasi Seksio di Wilayah Depok Jawa Barat (Tesis).
Depok. Universitas Indonesia.
Cahyaningrum, Mahardika. (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding
Attachment di RSUD kota Surakarta (Jurnal Karya Tulis Ilmiah). Stikes
Kusuma Husada Surakarta.
Drew K, Kismet T. Roberts & Stephanie L. Werner. 2008. Strategies For Breasfeeding
Success. University of Nebraska Medical Center Family Medicine
Residency. Physicians Family Journal. Omaha. Nebraska.
Diniz, Kaisa T et all. 2013. Effect of the Kangaroo Position on the Electromyographic
Activity of Preterm Children. Women’s and Children’s Journal.
Field,

T. 2002. Infants Need For Touch.

Goyal, R.C et all. 2011. Breastfeeding Practices:Positioning, Attachment (Latch On) and
Effective Suckling. Breastfeeding Journal. Hopsital Based Study. Libya.
Higgins, M.O et all. 2013. Mother Child Bounding at 1 Year Associations with Symtoms
of Postnatal Depression and Bounding in the First Few Weeks. Women’s
and Ment Health Journal.
Hikmawati. (2013). Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif, Study
Kasus di RT 3 RW 3 Kelurahan Gading Kasri Kecamatan Klojen (Skripsi).
xvi

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah
malang.
Kostyara,K.M, Mazur J & Botruszko. 2002. Effect Early Skin to Skin Contact After
Delivery on Duration Of BreastFeeding. Pediatric’s Journal. National
Research Institute Of Mother and Child. Warsaw. Poland.
Khotimah, S. 2014. Pengaruh mendengarkan Bacaan Al-Qur’an (Murottal) terhadap Kelancaran
Produksi ASI Susu Ibu (ASI) pada Ibu Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang (Skripsi). Malang. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Khasanah, Nur. 2011. Asi Atau Susu Formula Ya ?. Jakarta : Flashbooks.
KH Nyqvist, et all. 2010. Towards Universal Kangaroo Mother Care: Recommendation
and Report From the first European Conference and Sevent
International Workshop On Kangaroo Mother Care. Department of
Women’s and Children’s Health University Hospital. Pediatric’s Journal.
Uppsala. Sweden.
Lusa. 2010. Bounding Attachment. Http://www.lusa.web.id/bounding-attachment.
Lismaysarah, Mona. 2011. Hubungan Teknik Menyusui Dengan Kelancaran ASI Pada Ibu
Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang. Aceh Besar.
Martin et all, 2013. Randomized Controlled Trial of Early Skin to Skin Contact, Effect
on the Mother and the Newborn. PediatricsJournal. Spain.
McGrath SK and Kennel JH. 2012. Extended Mother Infant Skin to Skin Contact and
Prospect of Breastfeeding. Department of Pediatrics, Case Western
Reserve University Eleveland. Pediatric’s Journal. Ohio. USA.
Mardianingsih. 2013. Inisiasi Menyusui Dini Dengan Keberhasilan Bounding Attachment.
Marmi & Rahardjo, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mutiara,Kurnia.(2013). Hubungan paritas, Pengetahuan dan Pendidikan dengan Bounding
Attachment pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bereneun Kab. Pidie
(Jurnal Karya Tulis Ilmiah). Stikes U’budiyah. Dikutip dari Website:
http://simtakp.uui.ac.id/docjurnal/KURNIA_MUTIARA-jurnal.pdf.
Diakses Tanggal 12 Oktober 2014.
MA Marin Gabriel, et all. 2009. Randomized Controlled Trial of Early Skin to Skin
Contact, Effects on the Mother and the Newborn. Pediatrics Hospital
Torrelodones and Pediatrics Hospital University Puerta De Hierro
Majadahonda. Pediatric’s Journal. Madrid. Spain.
Notoatmodj. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Citra.
xvii

Nurnahalia. (2014). Upaya Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Post Sectio Ceasarea Primipara
Anastesi Spinal dengan Metode Kanguru (Karya Tulis Ilmiah). Program Studi
D3 Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Nelson. Waldo. 2004. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2007. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prawirahardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
Rukiyah, Yulianti & Liana. 2010. Asuhan Kebidanan III Nifas. Jakarta: Trans Info Media.
Roesli, Utami. 2009. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta:Pustaka Bunda.
Raghnil Maastrup and Gom Greisen. 2010. Extremely Preterm Infants Tolerate Skin to
Skin Contact During the First Week of Life. Department of
Neonatology, Rigshospital, Blegdamsvej. Pediatric’s Journal. Copenhagen.
Denmark
Roesli, U. 2012. Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Esklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
Ratnasari, Lia, dkk. 2013. Pengaruh persalinan lotus birth terhadap lama pelepasan plasenta, lama
pelepasan tali pusar dan keberhasilan bounding attachment. Akademi kebidanan
Estu Utomo Boyolali. Jurnal kebidanan vol v, No.02.
Sara J.H Brooks & Gene Cranston Anderson. 2008. Kangaroo Care and Breastfeeding of
Mother Pretern Infant Dyads 0-18 Months. University Hospital of
Cleveland. Pediatrics Journal. Ohio.
Suherni, Widyasih dan Rahmawati. 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya : Yogyakarta.
Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:Andi.
Siti Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta:Salemba Medika.
Svensson, Kristen E. et all. 2013. Effect of mother infant skin to skin contact on severe
latch on problems in older infants. International Breasfeeading Journal. USA.
Soetjiningsih. 2001. ASI Petunjuk Menyusui Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV Andi Offsek.

xviii

Suradi, Rulina. 2004. Manajemen Laktasi. Jakarta : Program Manajemen Laktasi
Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Suparyanto. 2010. Konsep Dasar Masa Nifas.
Subakti, Y & Anggraini, DR. 2008. Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta : Wahyu Media.
Suzuki. 2013. Effect of early skin to skin contact on breastfeeding. Department of
obstetrics and gynecology, Japanese need cross katsuhika maternity
hospital. Obstetrics and gynecology Journal. Tokyo, Japan.
Yuliastanti, T. 2013. Keberhasilan Bounding Attachment. Jurnal Kebidanan. Akademi kebidanan
estu utomo boyolali.
Yun Boo, N & Jamli F.M. 2007. Short duration of skin to skin contact, effect on growth
and breastfeeding. pediatrics Journal. Department of pediatrics, faculty of
medicine, Hospital University Kebangsaan Malaysia.
Velandia M, Moberg K and Nissen E. 2011. Sex Differentces in Newborn Interaction
with Mother or Father During Skin to Skin Contact After Caesarean
Section. Department of Women’s and Children’s Health. Obstetrics and
Gynecology journal. Stokhalm, Sweden.
Vivian, 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Widyastuti, Kiky. (2014). Pengaruh Konsumsi Sari Kacang Hijau terhdapa Produksi ASI pada
Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang (Skripsi). Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Wulandari, SR dan Handayani, S. 2010. Asuhan kebidanan ibu nifas. Yogyakarta : goysen
publishing.
Wahyuni, YT. 2013. Pengaruh antara Riwayat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Perawatan
Payudara dengan Keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciptomulyo Malang (Skripsi). Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Wiknjasastro, H. 2006. Ilmu kebidanan. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo.

xix