ۺܔ۵۹݆ܳ۴ َ
ۿ۾َ ،ݘܐ۵ݏܚإ۴َ ܕݛغَ ۷ݛ݂ܕۿ݆۴َ ۸ܕ݆ܳ۴َ ݘ ܋ݏ݆۴َ فَ ۵ݓ۸َ ܑܣܿݚَ ݔ َܕݛغَ ۻܾاعَ ۵ݓݏݛ۸َ نݛۿَ݂݇ نمَ ݃
ݛܚَ ܩ۸۴ܕ۾َ ۵ݓݏݛ۸َ نݛۿَ݂݇ نمَ ف݆۫ۿݚَ ݘ غَ݆ ء۵ݏ۸َ ݔَ۪ ۻݚܐ۵ݏܚۮ ََ۪ ن݃ݚَ ݗۿ܊َ ۻ݃ܚ۵ۿمَ ۺܑ܊ݔَ ۵ݓݏمَ ݅ܳ܇ݚَ ܾ۵
ۺܑ܊۴ݔَۻَ݂݇۵ݓ۸َܑ݄۹ۿܛݚ َ
.Badri 1986:28 dalam Asrori 2004:33 Keenam definisi di atas secara substansial tidak berbeda. Setiap definisi
menetapkan dua hal, a frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata dan b hubungan antar unsur pembentuknya tidak melebihi batas fungsi
unsur klausa. Jadi, frasa selalu berada dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu:
S, mencakup
mubtada, musnad ilaih, fa‟il, naibul fa‟il, isim kana, atau isim inna
P, predikat mencakup khabar, musnad, khabar kana, atau khabar inna
O,
objek atau maf‟ul bih
K, keterangan atau mukammilat mencakup
mafa‟il dan hal Asrori 2004:33-34
Contoh: 1 َ َܾ
َ ݛ َ عَ ص
َ ݇ َ جٌََ
َ َܑ ݚ َ ݔٌَܑ
َ َ ج
َ َ ݛ ٌَ݅
„Baju Ali baru dan bagus‟
2 َ مَ ݇
َ ݁ ََ ݚ
َ َ َ݈
َ ّܑ݆۴ َ ݚ
َ ن „rajaَhariَpembalasan‟
3 َڰܕ݆۴
َ ج َ ݅
ََ ݆۴ َ َ݃ ۹
َ ݛ َ ܕ
ََڰ݆۴ َ ܓ
َ ݘ ََ ف
َڰܣ݆۴َ َ ف
„lelakiَbesarَyangَadaَdiَbarisan‟
Konstruksi 1 merupakan kalimat yang terdiri atas dua konstruksi yang lebih rendah tatarannya yang berhubungan secara predikatif, namun unsur-unsur
pada kalimat tersebut secara integral menempati satu fungsi tertentu yaitu fungsi
Subjek padaَ„BajuَAli‟َdanَfungsiَPredikat padaَ„baruَdanَbagus‟.َSehinggaَ
dapat diketahui bahwa konstruksi tersebut masing-masing merupakan satu frasa tersendiri. Sedangkan pada konstruksi 2 dan 3 meskipun berbeda jumlah kata
yang membentuknya, namun sama-sama berada dalam tataran frasa. Artinya unsur-unsur yang membentuk setiap konstruksi tidak ada yang berhubungan
secara predikatif. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa konstruksi-
konstruksi tersebut tidak ada yang mengandung Predikat Asrori 2004:34-35.
Dalam buku-buku nahwu, banyak dibahas berbagai konstruksi yang pada dasarnya merupakan konstruksi frasa, misalnya jar-
majrur, na‟at man‟ut, idhafah, dan lainnya Asrori 2004:32. Berdasarkan unsur pembentuknya frasa
terdiri dari beberapa macam, salah satunya yaitu frasa naskhy. Frasa ini terkait dengan susunan kalimah inna wa akhwatuha. Frasa naskhy adalah frasa yang
berunsurkan nomina sebagai UP Unsur Pusat didahului penanda naskhy yaitu yang mencakup
ـَۮَـََ۪ـَنَ݆݃ـَأَـََ݂۫ـََ݆݅ܳـَ۽ݛ݆ Asrori 2004:60. Contoh:
1 ٌَ َ ݛَ َ݇ عٌَََܱ ݛَ َ ܚََ لََڰَ ۮ „sesungguhnya Allah MahaَMendengarَlagiَMahaَMengetahui‟
2 لََ َ݄ َ ܚَ ܔَ۴َ َܑڰَ ܋َ مََڰَ ََ۪ َܑ ݓَ شَ ۪ „akuَbersaksiَbahwa Muhammad adalahَutusanَAllah‟
3 ٌََܑ ݚَ َܑ جََ ۶۵َ ۿَ َ݃ ݆۴ََڰنَ َ݃ ݆
„akan tetapi buku itu baru‟
4
ٌَܥَ ݚَ ܕَ مَݖَ َܑ ݆۴َ ݔََڰَ أ „karena ayahku sakit‟
5 َ َ خَ ََ۪ َ݁ڰݎَ َ۫ ݂
„seakan-akan kamu adalahَsaudaraku‟
6 ܕَ ܧَ ܋َ ݚََ ܒ۵َ ۿَ ܚَ أ۴ََڰَ݅ َܳ ݆ „semoga guru datang‟
7 َ َ ݏَ َ ܊َ ܕَ ݚََ َ ّ۸َ ܔََ ۽َ ݛَ ݆ „semoga Tuhanku mengampuniku‟
2.2.2.2 Klausa