10
yang tetap atau hanya bekerja paruh waktu part time selalu berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin. Lincolin Arsyad, 1997: 70.
Untuk itu mengacu dari latar belakang yang telah disampaikan di atas. Peneliti akan menganalisis masalah kemiskinan ini dengan judul “Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun 2009-2011“.
1.2. Rumusan Masalah
Atas dasar permasalahan diatas maka persoalan penelitian yang ingin dipecahkan dalam skripsi ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh upah minimum terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di
Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh pengangguran terbuka terhadap tingkat kemiskinan di
Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia?
1.3. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh upah minimum terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. 2. Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di
Indonesia.
11
3. Menganalisis pengaruh pengangguran terbuka terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.
4. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat akademis maupun praktis, yaitu :
A. Kegunaan Akademis
1. Media untuk mencoba menerapakan pemahaman teoritis yang diperboleh di bangku kuliah dalam kehidupan nyata.
2. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan akademik dan bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya.
3. Sebagai salah satu sumber informasi tentang perkembangan tingkat kemiskinan di berbagai provinsi di Indonesia.
B. Kegunaan Praktis
1. Sebagai bahan masukan dan referensi bagi peneliti yang tertarik dengan persoalan pertumbuhan ekonomi, upah minimum, tingkat pengangguran
terbuka, inflasi, dan kemiskinan serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah ini.
12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kemiskinan
2.1.1. Konsep Kemiskinan
Dalam arti proper, kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas,
Chambers dalam Chriswardani Suryawati, 2005 pada Adit Agus Prastyo, 2010: 18 mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated concept
yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1 kemiskinan proper, 2 ketidakberdayaan powerless, 3 kerentanan menghadapi situasi darurat state
of emergency , 4 ketergantungan dependence, dan 5 keterasingan
isolation baik secara geografis maupun sosiologis.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara, pemahaman utamanya mencakup:
a. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan
pangan sehari-hari, sandang, perumahan, pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-
barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang kebutuhan sosial termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup