Pengertian Kesenian Gogonjakan Ekstrakurikuler Kesenian Gogonjakan

menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat pendukungnya tidak mampu lagi menjaga kelestarian kesenian tradisional tersebut.

2.3.3. Pengertian Kesenian Gogonjakan

Kesenian Gogonjakan adalah modifikasi dari kesenian Gondang Jawa Barat.Pertunjukan kesenian gondang pada awalnya merupakan upacara penghormatan kepada Dewi sri, yang dianggap dapat memberikan kesuburan tanah, sehingga masyarakat memperoleh hasil panen yang melimpah. Kesenian Gondang Jawa Barat, atau disebut Gondang Buhun, adalah seni tetabuhan tutunggulan yang disertai dengan nyanyian. Alatnya adalah sebuah lisung lesung, wadah untuk menumbuk padi dan halu alu, penumbuk padi terbuat dari sebatang kayu. Bunyi lesung dihasilkan dari tumbukan alu, yang bisa dilakukan ke berbagai bagian lesung, baik ke bagian dalam maupun bagian luar Disparbud provinsi Jawa Barat 2009. Menurut Sariyun 1991; 7 Seni Gondang dikembangkan di daerah Jawa Barat oleh para leluhur pesyiar agama Islam, salah satu contoh dari tokoh tersebut adalah Kangjeung Syeh Syarif Hidayatulloh atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Bentuk seni ini digunakan sebagai alat untuk menyebarkan agama islam di daerah Jawa Barat. setiap cerita yang diceritakan dalam pagelaran kesenian Gondang Jawa Barat ini hampir sama, yaitu ber-gondang ria. Ceritanya, Ada sekelompok putri remaja sedang ber-gondang ria, tiba-tiba datang lah sekelompok remaja putra merayu para remaja putri. Para remaja putri ini menolak dengan tegas rayuan si remaja putra.Dirayu sampai beberapa kali rayuan, embel – embel dan janji, di tolak terus.Setelah beberapa kali rayuan, akhirnya luluh juga. Tapi walaupun begitu, para remaja putri ini akan menerima para remaja putra dengan syarat –syarat tertentu Rizal Dp wordpress 2009. Pada musim kemarau yang panjang, dan hujan tak kunjung turun, masyarakat melakukan upacara minta hujan yang disebut dengan iring-iring kucing.Dalam upacara ini, seekor kucing dan ayam jago diarak keliling kampung.Pelaksanaannya pada malam hari, dan tandanya dimulai dengan tutunggulan galuntang.Setelah itu, rombongan Gondang bersiap untuk keliling kampung mengarak kedua binatang tersebut.Lesung digotong beramai-ramai, sementara alat musik Ronggeng Gunung ditabuh bersahut-sahutan.Setelah sampai di suatu tempat, kucing dan ayam jago dimandikan, kemudian dilepas.Gondang pun dimainkan.

2.4. Kerangka Berpikir