Latar Belakang Lingkungan Kawasan Industri dan pemukiman di sekitar RSUD Tugurejo

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Bayi AKB merupakan jumlah kematian bayi 0-11 bulan per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA Kesehatan Ibu dan Anak dan KB Keluarga Berencana, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012. Ditinjau dari hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia SDKI 2007, AKB di Indonesia adalah 341000 kelahiran hidup KH. Apabila dibandingkan dengan target dalam Millenium Development Goals MDGs ke-4 tahun 2015 yaitu 171000 KH, ternyata AKB di Indonesia masih sangat tinggi. Ini memang bukan gambaran yang baik karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34 per 1.000 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 10,621.000 kelahiran hidup Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012. Pada tahun 2011, berdasarkan hasil laporan kegiatan sarana pelayanan kesehatan, jumlah kematian bayi yang terjadi di Kota Semarang sebanyak 314 dari 25.852 kelahiran hidup laporan Puskesmas sehingga didapatkan AKB sebesar 12,1 per 1.000 KH Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012. Prematuritas merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas neonatus dan memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan bagi kesehatan Beck, Wojdyla, Say, et al, 2010. Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan data dari WHO, diperkirakan 9,6 dari semua kelahiran di dunia pada tahun 2005 adalah prematur, yaitu sekitar 12,9 juta kelahiran. Sekitar 85 terkonsentrasi di Afrika dan Asia, dimana terdapat 10,9 juta kelahiran prematur. Sekitar 0,5 juta kelahiran prematur terjadi di Eropa dan jumlah yang sama terjadi di Amerika Utara, sementara 0,9 juta kasus terjadi di Amerika Latin dan Carribean Beck, Wojdyla, Say, et al, 2010. Menurut data Riset Kesehatan Dasar Riskerdas Departemen Kesehatan tahun 2007, prematuritas menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kematian perinatal, yaitu sebesar 32,4 di samping penyebab-penyebab lain seperti gangguan kelainan pernapasan 35,9 dan sepsis 12,0 Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2011. Di Indonesia sendiri angka kejadian prematur belum dapat dipastikan jumlahnya, namun berdasarkan data Riskerdas Departemen Kesehatan tahun 2007, proporsi BBLR mencapai 11,5, meskipun angka BBLR tidak mutlak mewakili angka kejadian persalinan prematur Dirjen Bina Pelayanan Medik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Salah satu penyebab bayi berat badan lahir rendah BBLR adalah lahir kurang bulan prematur. Jumlah bayi berat lahir rendah BBLR di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebanyak 21.184 meningkat banyak apabila dibandingkan tahun 2010 yang sebanyak 15.631. Adapun persentase BBLR tahun 2011 sebesar 3,73, meningkat bila dibandingkan tahun 2010 sebesar 2,69 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012. Beberapa faktor yang punya andil dalam terjadinya persalinan prematur seperti faktor pada ibu, faktor janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti sosioekonomik Anantyo Binarso Mochtar, 2009. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran karakteristik ibu bersalin prematur di Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Tugurejo Semarang tahun 2011. Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah