BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana yang didampingi, maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke
kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara interpersonal kekeluargaan dengan keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana, yaitu dengan
melakukan obrolan-obrolan ringan mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, problematika dalam bidang perekonomian, serta
mengobservasi suasana tempat tinggal Pak Gusti Ngurah Adnyana.
2.1 Permasalahan Keluarga
Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 22 kali pertemuan dengan
keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana. Beberapa
masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah masalah perekonomian keluarga, masalah kesehatan, dan masalah penataan bangunan.
.
2.2 Masalah Prioritas
2.2.1 Masalah Perekonomian
Pak Gusti Ngurah Adnyana mengatakan bahwa uang dari penghasilan istrinya sangat cukup memenuhi kebutuhan hidupnya bersama tiga orang anaknya walaupun
kadangkala masih sangat kekurangan dikarenakan ada hal yang tidak terduga. Namun karena sakit yang diderita Pak Gusti Ngurah Adnyana dan sang istri menyebabkan uang
penghasilan banyak terpakai untuk kontrol ke rumah sakit dan membeli obat. Yang menjadi permasalahan adalah karena obat yang dikonsumsi oleh Pak Gusti Ngurah
Adnyana adalah obat seumur hidup, hal ini menyebabkan Pak Gusti Ngurah Adnyana tidak dapat mengontrol keuangan walaupun masih ada sanak saudara yang memberikan
bantuan sedikit untuk keluarga Pak Gusti Ngurah Adnyana. Pengeluaran untuk kesehatan dan obat-obatan Pak Gusti Ngurah Adnyana
menjadi prioritas sehingga kebutuhan untuk dapur dan hari raya mengandalkan sisa dari uang pengobatan tersebut. Pak Gusti Ngurah Adnyana mengatakan bahwa semenjak
sakit, sulit bagi beliau untuk menabung. Uang yang sebelumnya pernah ditabung habis
untuk kebutuhan obat-obatan seumur hidup Pak Gusti Ngurah Adnyana dan keluarganya.
2.2.2 Masalah Kesehatan
Pak Gusti Ngurah Adnyana memiliki banyak permasalah dalam hal kesehatan. Pak Gusti Ngurah Adnyana memiliki penyakit kencing manis Diabetes Mellitus sejak
tahun 2012 maka dari itu Pak Gusti Ngurah Adnyana berhenti dari pekerjaannya sebagai tukang parker di Pasar Umum Bangli. Sejak dahulu pola makan Pak Gusti
Ngurah Adnyana sulit untuk dikontrol. Pak Gusti Ngurah Adnyana mengatakan bahwa saat muda Pak Gusti Ngurah Adnyana sangat suka akan sate kambing dan nasi be
guling. Pak Gusti Ngurah Adnyana juga mengatakan bahwa beliau sehari-harinya senang memakan makanan yang digoreng dan berbumbu pekat.
Hal ini yang menyebabkan selain mengidap penyakit kencing manis, Pak Gusti Ngurah Adnyana juga mengidap penyakit darah tinggi. Pak Gusti Ngurah Adnyana
mengalami penurunan berat badan hingga 20 kilogram. Pak Gusti Ngurah Adnyana sudah tidak mampu membedakan kondisi saat lapar
ataupun kenyang. Istri Pak Gusti Ngurah Adnyana, Bu Gusti Ayu Ariani, juga dalam kondisi yang dapat dikatakan kurang sehat. Bu Gusti Ayu Ariani sejak muda adalah
seorang wanita yang sangat aktif dan giat bekerja. Bu Gusti Ayu Ariani juga sering disibukkan dengan kegiatan ngayah dan gotong royong di pura dan banjar sehingga
beliau jarang berada di rumah untuk beristirahat. Tekanan darah Bu Gusti Ayu Ariani tergolong tinggi walau belum dapat dikategorikan hipertensi, yaitu 14080.
2.2.3 Masalah Penataan Bangunan
Tanah tempat Pak Gusti Ngurah Adnyana tinggal tergolong cukup layak karena disana juga tinggal tiga kepala keluarga lainnya, kediaman Pak Gusti Ngurah Adnyana
nampak cukup padat. Pak Gusti Ngurah Adnyana hanya menempati 2 gedung. Gedung pertama seluas 4x6 meter, yang terdapat 1 kamar kecil di sebelah selatan kamar
menghadap ke utara, 1 dapur kecil terdapat di sebelah timur kamar Pak Gusti Ngurah Adnyana dan terdapat 2 kamar mandi milik bersama dengan tiga kepala keluarga
lainnya yang satu pekarangan dengan Pak Gusti Ngurah Adnyana yang menghadap ke utara berada di sebelah selatan kamar. Kemudian terdapat gedung kedua yang
menghadap ke selatan seluas 4x4 meter, tepat di sebelah utara dapur. Gedung ini terdapat 2 kamar tidur yang menjadi satu dengan tempat perabotan rumah tangga. Di
depan kamar dibuatkan fondasi yang sudah beralaskan lantai, yang dijadikan teras sekaligus ruang tamu. Kedua gedung yang ditinggali oleh Pak Gusti Ngurah Adnyana
bersama istri nya berdiri kokoh namun cukup sederhana. Pak Gusti Ngurah Adnyana dan istrinya tidur di satu kamar yang kecil.
Penataan bangunan Pak Gusti Ngurah Adnyana sesungguhnya tidak mengganggu aktivitas keseharian Pak Gusti Ngurah Adnyana, namun penempatan
ruang tamu tepat di depan kamar rasanya kurang tepat. Ruang tamu juga tidak difasilitasi dengan perabot yang biasanya terdapat di ruang tamu. Tidak terdapat kursi
disana. Dapur Pak Gusti Ngurah Adnyana bersama kepala keluarga lainnya berada di sebelah barat, kamar tidur. Dapur nya nampak sederhana dan cukup sempit. Atap masih
menggunakan genteng tanah liat dengan kondisi nampak lembab. Dapur berdiri kokoh, namun kebersihan di dapur masih sangat kurang terjaga.
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH