Dividend Payout Ratio DPR Current Ratio CR Debt to Equity Ratio DER

25 bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividennya. c Teori Preferensi Pajak Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu: 1. Keuntungan modal capital gain dikenakan dengan pajak dengan tarif maksimum 28, sedangkan pendapatan dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif mencapai 39,6. Oleh karena itu, investor yang kaya memiliki saham besar dan menerima sebagian besar dividen mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba kedalam perusahaan. 2. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. 3. Terhindar dari pajak keuntungan modal apabila saham yang dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal. Teori preferensi pajak menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividend an capital gain, maka para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak.

2.4. Dividend Payout Ratio DPR

Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Jumlah dividen yang dibayarkan akan berpengaruh terhadap harga 26 saham dan kesejahteraan pemegang saham. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor, tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah pembiayaan internal karena memperkecil laba ditahan. Rumus yang digunakan: = total dividen EAT

2.5. Current Ratio CR

Current ratio rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar suatu perusahaan. Rasio lancar digunakan untuk mengungkapkan jaminan keamanan margin of safety perusahaan terhadap kreditor jangka pendek. Jika perbandingan utang lancar melebihi aktiva lancarnya rasio lancar menunjukkan angka dibawah 1, maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan dalam melunasi utang jangka pendeknya. Jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efisien dalam mengurus aktiva lancarnya. Sebelum membuat keputusan dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham, perusahaan perlu mempertimbangkan posisi aktiva lancarnya, karena dividen merupakan arus kas keluar. Semakin kuat posisi aktiva lancarnya, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar dividen. Rumus yang digunakan: = current asset current liability 27

2.6. Debt to Equity Ratio DER

Rasio ini mengukur leverage keuangan yang sedang digunakan oleh sebuah perusahaan, seberapa jauh perusahaan tersebut dibiayai oleh hutang. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen Marlina, 2009. Jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan modal sendiri maka wajib memberi imbalan pada mereka dalam bentuk dividen. Semakin besar pembelanjaan perusahaan menggunakan modal dari para pemegang sahamnya maka semakin besar pula dividen yang harus dibagikan. Rumus yang digunakan: = total liability equity

2.7. Net Profit Margin NPM