Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

Sejahtera Sitepu

087017116/Akt

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Akuntansi Pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

Sejahtera Sitepu

087017116/Akt

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Sejahtera Sitepu Nomor Pokok : 087017116/Akt Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Erlina, SE, M. Si, Ph. D, Ak.) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak

Ketua Anggota

.)

Ketua Program Studi Direktur Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 17 Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Erlina, SE, M. Si, Ph. D, Ak. Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak.

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 17 Januari 2012 Yang Membuat Pernyataan

ttd

Sejahtera Sitepu 087017116/Akt


(6)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 137 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2006-2010, dan (2) perusahaan yang secara kontinu membagikan dividennya setiap periode tahun 2007-2010. Data diperoleh dari publikasi

Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). Dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5% .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen. Secara parsial ditemukan bahwa posisi kas, ukuran perusahaan dan profitabilitas (ROA) berpengaruh siqnifikan positif sedangkan likuiditas berpengaruh siqnifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Likuiditas dalam penelitian ini diartikan sebagai kelebihan likuiditas karena pada umumnya sampel perusahaan mempunyai nilai likuiditas lebih dari 1 (satu). Kelebihan Likuiditas tersebut digunakan antara lain untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Variabel lain yaitu pertumbuhan dan rasio hutang terhadap ekuitas (DER) berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Kata kunci: Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (DER), Profitabilitas (ROA), Likuiditas dan Rasio Pembayaran Dividen.


(7)

THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING DIVIDEND PAYOUT RATIO IN THE MANUFACTURING COMPANIES REGISTRED

AT THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

This study was conducted to test the influence of the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity to dividend payout ratio in the manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010.

The population of this study was 137 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010. The 36 samples for this study were selected through purposive sampling technique with the criteria as follows: (1) the companies which issued their 2006 – 2010 financial reports, and (2) continuously shared their dividend in each period of 2007 – 2010. The data for this study were obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests with least square equation and hypothesis testing using F-statistic to test the influence simultaneously and t-statistic to test the partial regression coefficient at the level of significant of 5%.

The result of this study showed that the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity simultaneously had influence on the dividend payout ratio. Partially, it was found out that cash position, company size, and profitability/return on assets (ROA) had a significant positive influence while liquidity had a significant negative influence on the dividend payout ratio. In this study, liquidity is defined as excessive liquidity because, in general, the sample company had a liquidity value of greater than 1 (one). This excessive liquidity is used, among other things, to finance the growth of the company. The other variables such as growth and debt to equity ratio (DER) had an insignificant negative influence on the dividend payout ratio.

Keywords: Cash Position, Growth, Company Size, Debt to Equity Ratio (DER), Profitability/Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, penulis telah berusaha maksimal dan telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagi pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu DTM & H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

4. Prof. Erlina, SE, M. Si, Ph. D, Ak. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, memberikan bantuan dan masukan dalam menyusun tesis ini. 5. Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak. Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak

memberikan saran dan masukan dalam menyusun tesis ini.

6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. dan Drs. Syamsul Bahri TRB MM, Ak. selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dalam perbaikan tesis ini.

7. Seluruh staf pengajar Program Magister Akuntansi atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan dan semua staf administrasi Program Magister Akuntansi.


(9)

8. Kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan dan teman-teman Seksi Hukum dan Informasi atas pengertian dan dukungannya.

9. Kepada semua rekan-rekan seangkatan di Program Magister Akuntansi khususnya Dahlan, Raja, Hirja, Asrul, Ary dan Lina, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tulus tak ternilai kepada orangtua tercinta bapak Alm. Katan Sitepu dan mamak Banci Malem Br Ginting yang telah berusaha menanamkan nilai-nilai ketekunan, kerja keras dan disiplin dalam diri penulis. Kepada keluarga tersayang, istriku Sulastri dan anakku Syifa Amenta Br. Sitepu, terimakasih atas dukungan dan motivasi yang tiada henti serta kesetiaannya mendampingi penulis selama menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis ini.

Kiranya bantuan yang penulis terima dari semua pihak selama menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis ini mendapat balasan dari Allah SWT., amien. Kritik dan saran akan penulis tunggu / terima sebagai masukan.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, peneliti berikutnya dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, 17 Januari 2012 Penulis,

ttd

Sejahtera Sitepu 087017116/Akt


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Sejahtera Sitepu

2. Tempat / Tanggal Lahir : Binjai / 19 Juli 1970

3. Agama : Islam

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan

5. Orang Tua

a. Ayah : Alm. Katan Sitepu b. Ibu : Banci Malem Br. Ginting 6. Keluarga

a. Istri : Sulastri

b. Anak : Syifa Amenta Br. Sitepu,

7. Alamat : Jln. Gardu Induk No.126, Komplek PLN Paya Sari, Kp. Lalang, Deli Serdang, Sumatera Utara

8. Pendidikan

a. SD : SD Negeri Namu Ukur Selatan, Kec. Sei Bingai, Kab. Langkat, Sumatera Utara

b. SMP : SMP Negeri Namu Ukur Selatan, Kec. Sei Bingai, Kab. Langkat, Sumatera Utara

c. SMA : SMA Negeri 2 Binjai, Sumatera Utara

d. S1 : Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan

e. S2 : Program Studi Magister Akuntansi, Sekolah


(11)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK... ABSTRACT.. ... KATA PENGANTAR... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN..………...…….………... 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penelitian... 1.4. Manfaat Penelitian... 1.5. Orginalitas Penelitian... BAB II TINJAUAN PUSTAKA...……...……….

2.1. Landasan Teori... 2.1.1. Pengertian Dividen... 2.1.2. Kebijakan Dividen... 2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijkan Dividen...

i ii iii v vi ix x xi 1 1 5 5 5 6 8 8 8 8 14


(12)

2.2. Riview Peneliti Terdahulu... BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS....………

3.1. Kerangka konsep... 3.2. Hipotesis Penelitian... BAB IV METODE PENELITIAN ……..………..….……....

4.1. Jenis Penelitian... 4.2. Jenis dan Sumber Data... 4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 4.4. Populasi dan Sampel... 4.5. Metode Pengumpulan Data……….…………...……….. 4.6. Defenisi Operasional Variabel………….……..……...……….... 4.7. Model dan Teknik Analisis Data...

4.7.1. Perumusan Model.………...……...… 4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik...……...……...

4.7.2.1. Uji Normalitas Data...……...…..… 4.7.2.2. Uji Multikolonieritas.…...……… 4.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas………...……. 4.7.2.4. Uji Autokorelasi....…...……… 4.7.3. Pengujian Hipotesis………...………

4.7.3.1. Uji Statistik F………...……...………….. 4.7.3.2. Uji Statistik t………..………...……… 4.7.3.3. Koefisien Determinasi (R2)...

17 20 20 24 25 25 25 25 26 27 28 31 31 32 33 33 34 34 35 35 36 37


(13)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 5.1. Hasil Penelitian... 5.1.1. Statistik Deskriptif... 5.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 5.2.1. Hasil Pengujian Normalitas Data... 5.2.2. Hasil Pengujian Multikolonieritas... 5.2.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas... 5.2.4 Hasil Pengujian Autokorelasi...

5.3 Hasil Analisis Data... 5.3.1 Persamaan Rergresi... 5.3.2 Pengujian Hipotesis... 5.3.2.1 Uji Statistik F... 5.3.2.2 Uji Statistik t... 5.3.2.3 Koefesien Determinasi (R2)... 5.4 Pembahasan Hasil Penelitian... BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...

6.1. Kesimpulan... 6.2. Keterbatasan... 6.3. Saran... DAFTAR PUSTAKA...

39 39 39 41 41 45 46 47 48 49 52 53 54 57 58 71 71 74 74 76


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Riview Penelitian Terdahulu Tentang Pengaruh Berbagai Faktor Terhadap Rasio Pembayaran Dividen ...

18

Tabel 4.1 Tabel 4.2

Daftar Pengambilan Sampel... Defenisi Operasional Variabel...

27 31

Tabel 5.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian... 39

Tabel 5.2 Uji Normalitas Data - One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test... 43

Tabel 5.3 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi dan Pengeluaran Data Outlier... 45

Tabel 5.4 Uji Multikolonieritas Berdasarkan Nilai Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF)...... 46

Tabel 5.5 Uji Autokorelasi - Durbin-Watson... 48

Tabel 5.6 Persamaan Regresi... 49

Tabel 5.7 Uji Statistik F... 53

Tabel 5.8 Uji Statistik t... 54

Tabel 5.9 Koefesien Determinasi... 57

Tabel 5.10 Korelasi Pearson Variabel Likuiditas Dengan Variabel Pertumbuhan... 66

Tabel 5.11 Perbandingan Beberapa Hasil Penelitian Dikaitkan Dengan Krisis Ekonomi Tahun 1998... 69


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen... 20 Gambar 5.1 Uji Normalitas Data - Normal PP-Plot of Regresion

Standardized Residual... 42 Gambar 5.2 Uji Normalitas Data - Normal PP-Plot of Regresion

Standardized Residual Setelah Transformasi dan

Pengeluaran Data Outlier... 44 Gambar 5.3 Uji Heteroskedastisitas - Grafik Scatterplot... 47


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1` Lampiran 2

Rencana Waktu Penelitian... Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 - 2010 dan Membayar Dividen Tahun 2007 – 2010 ...

70

80 Lampiran 3 Grafik Histogram Masing-Masing Variabel Independen... 83 Lampiran 4 Data Rasio Pembayaran Dividen Perusahaan Manufaktur

Tahun 2007– 2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 85 Lampiran 5 Data Posisi Kas Perusahaan Manufaktur Tahun 2007– 2010

Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 86 Lampiran 6 Data Pertumbuhan Perusahaan Manufaktur Tahun 2007–

2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 87 Lampiran 7 Data Ukuran Perusahaan Manufaktur Tahun 2007– 2010

Yang dijadikan Sampel Penelitian ... 88 Lampiran 8 Data Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Perusahaan (DER)

Manufaktur Tahun 2007 - 2010 Yang dijadikan Sampel

Penelitian ... 89 Lampiran 9 Data Profitabilitas (ROA) Perusahaan Manufaktur Tahun

2007–2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian... 90 Lampiran 10 Data Likuiditas Perusahaan Manufaktur Tahun 2007–2010


(17)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 137 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2006-2010, dan (2) perusahaan yang secara kontinu membagikan dividennya setiap periode tahun 2007-2010. Data diperoleh dari publikasi

Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). Dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5% .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas (DER), profitabilitas (ROA) dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen. Secara parsial ditemukan bahwa posisi kas, ukuran perusahaan dan profitabilitas (ROA) berpengaruh siqnifikan positif sedangkan likuiditas berpengaruh siqnifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Likuiditas dalam penelitian ini diartikan sebagai kelebihan likuiditas karena pada umumnya sampel perusahaan mempunyai nilai likuiditas lebih dari 1 (satu). Kelebihan Likuiditas tersebut digunakan antara lain untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Variabel lain yaitu pertumbuhan dan rasio hutang terhadap ekuitas (DER) berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Kata kunci: Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (DER), Profitabilitas (ROA), Likuiditas dan Rasio Pembayaran Dividen.


(18)

THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING DIVIDEND PAYOUT RATIO IN THE MANUFACTURING COMPANIES REGISTRED

AT THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

This study was conducted to test the influence of the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity to dividend payout ratio in the manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010.

The population of this study was 137 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange within the period of 2007 – 2010. The 36 samples for this study were selected through purposive sampling technique with the criteria as follows: (1) the companies which issued their 2006 – 2010 financial reports, and (2) continuously shared their dividend in each period of 2007 – 2010. The data for this study were obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2010). The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests with least square equation and hypothesis testing using F-statistic to test the influence simultaneously and t-statistic to test the partial regression coefficient at the level of significant of 5%.

The result of this study showed that the variables of cash position, growth, company size, debt to equity ratio (DER), profitability/return on assets (ROA), and liquidity simultaneously had influence on the dividend payout ratio. Partially, it was found out that cash position, company size, and profitability/return on assets (ROA) had a significant positive influence while liquidity had a significant negative influence on the dividend payout ratio. In this study, liquidity is defined as excessive liquidity because, in general, the sample company had a liquidity value of greater than 1 (one). This excessive liquidity is used, among other things, to finance the growth of the company. The other variables such as growth and debt to equity ratio (DER) had an insignificant negative influence on the dividend payout ratio.

Keywords: Cash Position, Growth, Company Size, Debt to Equity Ratio (DER), Profitability/Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kebijakan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan publik sangat diperhatikan oleh para investor. Kebijakan tersebut dapat mengundang investor untuk membeli / mempertahankan saham perusahaan atau sebaliknya mereka akan memutuskan untuk tidak membeli / menjual saham perusahaan. Pertimbangannya adalah tingkat pengembalian atas dana yang mereka investasikan dalam bentuk saham berupa dividen ataupun dalam bentuk capital gain harus lebih menguntungkan dibandingkan dengan obligasi pemerintah, tingkat bunga deposito ataupun lebih tinggi dari tingkat inflasi.

Di sisi lain, perusahaan juga harus mempertimbangkan kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan operasional dan pertumbuhan yang direncanakan. Dalam jangka panjang, pertumbuhan perusahaan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam bentuk peningkatan nilai saham di masa depan yang akhirnya akan menguntungkan pemegang saham karena memperoleh capital gain. Pembiayaan pertumbuhan tersebut dapat menggunakan alternatif, apakah menggunakan sumber dana internal yang berbiaya


(20)

murah antara lain berupa laba ditahan atau sumber dana eksternal yang relatif lebih mahal seperti pinjaman kepada kreditur. Myers (1984) dalam Myers dan Majluf (1984) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai kecenderungan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan yaitu dengan internal equity dahulu. Apabila internal equity dianggap tidak mencukupi baru menggunakan external. Penggunaan sumber dana internal berupa laba ditahan berarti penundaan / pengurangan pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Keputusan pembayaran dividen ataupun menahan dana tersebut untuk membiayai kegiatan operasional / pertumbuhan perusahaan adalah bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan kebutuhan jangka pendek dan pertumbuhan perusahaan adalah kebutuhan jangka panjang dari pemegang saham. Namun demikian terdapat pandangan bahwa tingkat kepastian dividen lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Hal ini dikemukakan olehGordon dan Lintner (1963) yang terkenal dengan teori The Bird-In-The-Hand Theory yaitu satu burung di tangan (dividen saat ini) lebih berharga daripada seribu burung di udara (capital gain di masa yang akan datang). Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menyeimbangkan kebutuhan jangka pendek pemegang saham berupa pembayaran dividen dan kebutuhan pertumbuhan perusahaan. Menurut Brenna dan Thakor (1990) keputusan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga memaksimumkan harga saham disebut kebijakan dividen yang optimal.

Terdapat beberapa teori dan pandangan tentang faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat kebijakan dividen perusahaan. Menurut Alli, et.al.


(21)

legal, posisi likuiditas, ketiadaan sumber pembiayaan lain, prediksi penerimaan, kontrol kepemilikan dan inflasi. Setyawan (1995) mengelompokkan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menjadi dua yaitu faktor internal berupa tingkat laba, kemampuan untuk meminjam dan sebagainya serta faktor eksternal antara lain pajak atas dividen, pajak atas capital gain, akses ke pasar modal dan perundang-undangan.

Berdasarkan pertimbangan pentingnya kebijakan dividen yang optimal bagi perusahaan maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) pada perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya tingkat pembayaran dividen dibandingkan dengan laba yang diperoleh perusahaan. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang diteliti pengaruhnya terhadap rasio pembayaran dividen adalah posisi kas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas, profitabilitas dan likuiditas. Faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan dengan kebijakan pemberian dividen berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian di Indonesia antara lain pernah dilakukan oleh Prihantoro (2003) terhadap perusahaan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang terdaftar pada tahun 1991 – 1996 dengan hasil bahwa hanya posisi kas dan rasio hutang terhadap ekuitas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen. Hasil penelitian Nasution (2004) dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1999 - 2001 menemukan bahwa hanya rasio hutang terhadap ekuitas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.


(22)

Sedangkan, hasil penelitian Puspita (2009) terhadap perusahaan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdaftar pada tahun 2005 - 2007 menunjukkan bahwa rasio kas (likuiditas), ukuran perusahaan, dan tingkat pengembalian atas aset (Return On Asset /ROA) berpengaruh signifikan positif, sedangkan pertumbuhan berpengaruh signifikan negatif terhadap rasio pembayaran dividen.

Penelitian Prihantoro dapat mewakili kebijakan dividen perusahaan di Indonesia sebelum terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 (perusahaan tahun 1991 – 1996), sedangkan hasil penelitian Nasution (perusahaan tahun 1999 – 2001) menggambarkan kebijakan dividen pada saat perusahaan di Indonesia sedang berusaha keluar dari pengaruh krisis ekonomi. Selanjutnya penelitian Puspita (2009) terhadap perusahaan tahun 2005 – 2007 pada saat kondisi ekonomi di Indonesia sudah relatif stabil. Penelitian ke- 3 (tiga) peneliti tersebut memberikan hasil yang berbeda mengenai faktor faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen di Indonesia.

Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini akan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang berdasarkan ke-3 (tiga) penelitian tersebut di atas berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio / DPR),

yaitu : kas (cash position), pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability) dan likuiditas (liquidity). Populasi penelitian adalah khusus perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 – 2010 sehingga akan dapat memberi gambaran tentang kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia pada kondisi ekonomi yang tumbuh relatif stabil.


(23)

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi terkini dan dapat memberikan bukti empiris berupa hasil temuan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Indonesia yang berguna bagi para investor dan calon investor di Bursa Efek Indonesia, para praktisi, akademisi serta emiten.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah :

- Apakah posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur secara simultan dan parsial ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan dan parsial dari posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas, profitabilitas dan likuiditas terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur.

1.4. Manfaat Penelitian


(24)

1. Peneliti, menambah dan memperdalam pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen khususnya pada perusahaan manufaktur dan sebagai syarat untuk meperoleh gelar Master of Sains (M.Si).

2. Para investor dan calon investor, sebagai masukan dalam mempertimbangkan pembuatan keputusan untuk membeli maupun menjual saham perusahaan manufaktur sehubungan dengan harapannya terhadap dividen.

3. Para praktisi, akademisi dan emiten sebagai masukan terhadap isu-isu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen dan kebijakan terhadap dividen khususnya pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

4. Peneliti selanjutnya, untuk menambah bahan rujukan dalam melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen di Indonesia sebelumnya telah dilakukan diantaranya oleh Nasution (2004). Faktor-faktor yang diteliti pengaruhnya terhadap rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) oleh Nasution adalah posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal serta profitabilitas. Sampel penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria (1) perusahaan (selain perbankan) terdaftar di Bursa terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1995 (2) perusahaan telah menerbitkan laporan tahunan yang berakhir tanggal 31 Desember selama 4 tahun mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 (3) perusahaan memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih besar dari 0


(25)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nasution adalah pada periode yang diteliti dan perusahaan yang menjadi sampel serta penambahan variable yang diteliti. Dalam penelitian ini perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan Laporan Keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember untuk setiap periode tahun 2006 – 2010 serta membayar dividen secara kontinu pada tahun 2007 - 2010 (4 tahun). Sedangkan variabel yang ditambah adalah likuiditas karena berdasarkan banyak penelitan sebelumnya, semua variabel yang diteliti oleh Nasution dan variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran yang menyeluruh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen khususnya perusahaan manufaktur pada kondisi terkini.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan uraikan tentang pengertian dividen, kebijakan dividen yang terdiri dari pola pembayaran dividen dan teori tentang kebijakan dividen, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

2.1.1. Pengertian dividen

Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income). Pendapatan tersebut dapat diinvestasikan dalam bentuk operating asset, diinvestasikan dalam bentuk sekuritas, digunakan untuk melunasi hutang ataupun didistribusikan kepada pemegang saham. Pendapatan perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham inilah disebut dividen. Pembagian dividen perusahaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu : kas (cash dividend), saham (stock dividend), surat berharga (notes dividend) ataupun aktiva lainnya (property dividend). Besarnya dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham dapat direpresentasikan oleh suatu rasio yang disebut rasio pembayaran dividen yang merupakan persentase dari pendapatan setelah pajak yang berubah menjadi dividen. Besaran yang menyangkut dividen lainnya adalah dividen per share yaitu besarnya dividen untuk tiap-tiap lembar saham.

2.1.2. Kebijakan dividen

Perusahaan dalam memutuskan pembagian dividen harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan pada


(27)

umumnya tidak dibagikan seluruhnya sebagai dividen karena sebagian disisihkan untuk diinvestasikan kembali atau ditahan dalam bentuk laba ditahan (retained earning). Besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tergantung kepada kebijakan dividen masing-masing perusahaan sehingga memerlukan pertimbangan yang serius. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan diputuskan daalam Rapat Umum Pemegang Saham.

Kebijakan pembayaran dividen, dapat menggunakan berbagai pola yang menurut Van Horne (1995) dibagi menjadi 4 macam, yaitu :

1. Kebijakan dividen yang stabil

Kebijakan dividen yang stabil artinya dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap sama selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal ditambah dividen ekstra

Kebijakan ini menetapkan minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya dan jika terjadi peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra.

3. Kebijakan dividen konstan

Berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh perusahaan setiap tahunnnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan (membaik atau memburuk), maka perubahan kebijakan dividen akan


(28)

meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan.

4. Kebijakan dividen fleksibel

Kebijakan dividen fleksibel berarti besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Pemegang saham selain berkepentingan dengan dividen juga berkepentingan terhadap capital gain. Capital gain adalah imbal hasil yang diterima oleh investor karena harga saham pada saat menjual lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat membeli. Terdapat beberapa teori tentang kebijakan dividen yang mencoba menjelaskan tentang dividen, antara lain : Dividend Irrelevance Theory, The Bird-In-The-Hand Theory, Signaling Theory, Residual Theory dan Expectation Theory.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai teori-teori tentang dividen tersebut sebagai berikut :

a. Dividend Irrelevance Theory

Modigliani dan Miller (1961) menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain bahwa keputusan pembayaran ataupun tidak membayar dividen tidak akan berpengaruh (irrelevance) terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas aset perusahaan dan kompetensi manajemen perusahaan. Dalam merumuskan teori ini, Modigliani dan Miller mengasumsikan suatu pasar yang sempurna, investor bersifat rasional dan adanya


(29)

kepastian yang sempurna (perfect certainty). Asumsi-asumsi tersebut menjadikan suatu pasar mempunyai kondisi sebagai berikut :

• Tidak ada pihak yang dapat mempengaruhi harga • Adanya informasi yang simetris untuk semua pihak

• Tidak ada biaya transaksi seperti biaya komisi ataupun biaya transfer

• Tidak ada perbedaan pajak antara dividen dengan capital gain ataupun profit yang didistribusikan dengan profit yang tidak didistribusikan.

• Investor menginginkan lebih banyak kekayaan dibanding sedikit kekayaan. • Investor bersifat indifferent antara dividen dan capital gain

• Setiap investor memiliki kepastian investasi di masa depan dan atas profit perusahaan di masa depan

• Dengan adanya kepastian tersebut, seluruh perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis sekuritas, yaitu common stock.

b. The Bird-In-The-Hand Theory

Gordon dan Lintner (1963) mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara kebijakan dividen dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh sebesar risiko menunggu capital gain yang masih mungkin berfluktuasi. Satu burung di tangan (dividen saat ini) lebih berharga daripada seribu burung di udara (capital gain di masa yang akan datang).

Tingkat kepastian dividen lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain oleh karena itu, investor akan cenderung membeli saham-saham yang membagikan


(30)

dividen. Semakin tinggi dividen yang dibagikan maka semakin tinggi minat investor terhadap saham sehingga akan meningkatkan harga saham bersangkutan.

c. Signaling Theory

Teori ini menyatakan bahwa terdapat ketidaksimetrisan informasi yang terjadi antara manajer dengan investor. Manajer umumnya mempunyai informasi yang lebih baik mengenai aktivitas perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Oleh karena itu dividen menjadi penyampai informasi dari manajer kepada investor.

Menurut teori ini, apabila perusahaan mengumumkan dividen yang lebih tinggi daripada yang diantisipasi pasar merupakan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek kinerja keuangan yang lebih cerah daripada yang diekspektasikan. Dengan adanya sinyal tersebut, investor akan membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga sahamnya naik. Demikian juga sebaliknya, jika perusahaan mengumumkan dividen yang lebih rendah daripada yang diharapkan merupakan sinyal buruk sehingga investor menjual saham yang mereka miliki dan harga saham menjadi turun.

d. Residual Theory

Menurut teori ini, pembayaran dividen dilakukan jika perusahaan memiliki dana sisa setelah membiayai investasi-investasi yang memiliki Net Present value positif dengan menggunakan pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earning). Dengan kata lain, perusahaan tidak akan membayarkan dividen jika tidak memiliki dana sisa.

Keputusan pembiayaan investasi dengan menggunakan pendanaan internal, yaitu dengan menggunakan pendapatan yang ditahan lebih disukai oleh perusahaan dibandingkan dengan pembiayaan eksternal karena biaya yang dikeluarkan akan lebih


(31)

murah. Oleh karena itu, selama masih ada investasi yang dapat dibiayai dengan laba ditahan maka dividen yang akan dibayarkan akan semakin sedikit tergantung pada sisa dana internal yang ada.

Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan cepat cenderung jarang membayarkan dividen atau memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhannya sudah lambat karena ukurannya sudah besar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi akan menahan pendapatannya untuk proyek-proyek investasi yang layak sehingga dividen payoutnya relatif kecil. Sedangkan perusahaan yang sudah besar tidak terlalu banyak lagi membiayai proyek-proyek investai sehingga dapat lebih banyak menggunakan pendapatannya untuk membayar dividen.

e. Expectation Theory

Pemegang saham dalam teori ini, dinyatakan memilki harapan masing-masing terhadap besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan. Harapan terhadap besarnya dividen yang diterima dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal seperti besarnya dividen tahun lalu, rencana investasi perusahaan, dan pendapatan perusahaan tahun berjalan, sedangkan faktor eksternal seperti kondisi perekonomian dan politik negara.

Pada saat dividen diumumkan dan dibagikan, maka pemegang saham akan membandingkan dividen yang diterima dengan harapan mereka.

Apabila pemegang saham menerima dividen yang relatif sama dengan harapannya, maka harga saham tidak terpengaruh. Sebaliknya apabila terjadi perbedaan yang relatif besar maka harga saham akan terpengaruh secara signifikan.


(32)

2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Irianto (1995) mengacu pada berbagai penulis diantaranya Levy dan Sarnat (1990) serta Van Horne (1986) menyajikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dividen, meliputi :

1. Peraturan atau Perundangan.

Ada tiga hal ditekankan sehubungan dengan pembayaran dividen :

a. Peraturan laba bersih yang menyatakan bahwa dividen dibayarkan dari laba bersih saat ini atau tahun lalu.

b. Larangan pengurangan modal yang menekankan bahwa dividen tidak boleh dibayar dengan modal untuk melindungi para kreditur.

c. Peraturan kepailitan menyatakan bahwa pada saat pailit, perusahaan dilarang membayar dividen untuk melindungi keditur. Dengan membayar dividen pada kondisi pailit, berarti dividen yang dibayarkan diambil dari milik kreditur.

2. Posisi Likuiditas.

Jika laba ditahan telah diinvesikan dalam aktiva yang dibutuhkan perusahaan, laba ditahan tersebut tidak lagi berupa kas. Hal ini menunjukkan posisi likuiditas perusahaan rendah dan ada kemungkinan perusahaan tidak mampu membayarkan dividennya.

3. Kebutuhan Dana Untuk Melunaskan Hutang.

Perlu penyisihan laba sebelum hutang jatuh tempo agar keuntungan perusahaan pada periode jatuh tempo hutang tidak dibebani pembayaran seluruh hutang.


(33)

Dalam perjanjian hutang, ada larangan bagi debitur sehubungan dengan pembayaran dividen dengan tujuan untuk melindungi kepentingan pihak kreditur sehubungan dengan dana yang dipinjamkan.

5. Tingkat Ekonomi Perusahaan.

Semakin berkembang suatu perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Untuk itu, perusahaan cenderung membiayai dengan sumber intern yaitu dengan jalan memperbesar laba yang ditahan sehingga dividen yang dibayarkan menjadi lebih kecil.

6. Tingkat Keuntungan.

Pengertian tingkat keuntungan disini adalah tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan. Hal ini menentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemengang saham atau menggunakannya dalam perusahaan yang bersangkutan. 7. Stabilitas Perusahaan.

Perusahaan yang telah mapan dan labanya stabil akan mampu mengestimasi besarnya laba di tahun-tahun mendatang sehingga berani menetapkan rasio pembayaran dividen yang relatif tinggi karena tingkat kepastian untuk memperoleh laba yang diharapkan tinggi.

8. Kemampuan Memasuki Pasar Modal.

Perusahaan yang sehat dan posisi likuiditas, rentabilitas, serta solvabilitasnya baik, akan mampu mencari dana tujuan ekspansi melalui pasar modal sehingga akan semakin besar dividen yang dibayarkan.


(34)

Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan kelompok dominan dalam mengedalikan perusahaan cenderung untuk memperbesar laba yang ditahan untuk keperluan ekspansinya yang berarti akan memperkecil pembayaran dividennya.

10. Posisi Pemengang Saham sebagai Wajib pajak.

Pada umumnya, mereka yang memengang sebagian besar saham tergolong kelompok berpendapatan tinggi dan pembayar pajak tinggi. Karena kendali perusahaan dipengang oleh krlompok ini, maka perusahaan cenderung untuk membayar dividen yang rendah dengan tujuan menghindarkan kelompok tersebut dari pajak penghasilan tinggi.

11. Pajak atas Keuntungan yang Salah Diakumulasikan.

Untuk mencengah perusahaan menahan keuntungan hanya untuk menghindari tarif pajak pribadi tinggi, dikeluarkan peraturan yang membebani pajak tambahan terhadap keuntungan yang diakumilasikan secara tidak benar.

12. Tingkat Inflasi.

Kecenderungan kenaikan harga termasuk harga aktiva tetap menyebabkan akumulasi penyusutan tidak lagi mencukupi untuk mengganti aktiva tetap yang aus karena proses produksi. Karena itu, perusahaan akan memperbesar porsi laba ditahan yang berarti porsi untuk dividen berkurang.

2.2. Riview Peneliti Terdahulu

Hasil beberapa penelitian sebelumnya mengenai berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen adalah sebagai berikut :


(35)

1. Chang dan Ree (1990) meneliti pengaruh variabel earning variability, growth , nondebt tax shield, firm size, profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

Hasil penelitiannya menemukan bahwa earning variability, non debt tax , firm size

berpengaruh positif terhadap DPR, sedangkan growth berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap DPR.

2. Hairani (2001) meneliti pengaruh variabel cash position, growth, firm size, profitability, DER, tax rate dan time interest earned terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menemukan bahwa pembagian dividen (DPR)

dipengaruhi oleh DER dan profitability.

3. Prihantoro (2003) meneliti pengaruh variabel Posisi kas, potensi, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas (ROA), kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa posisi kas berpengaruh signifikan positif, sedangkan rasio hutang dan modal berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR. Earnings mempunyai pengaruh yang kurang signifikan.

4. Suharli (2004) meneliti pengaruh variabel profitabilitas (ROI), fixed asset dan likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menemukan bahwa profitabilitas (ROI) mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan.

5. Nasution (2004) meneliti pengaruh variabel cash position, growth, firm size, debt to equity ratio, dan profitability (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya debt to equity ratio / DER berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).


(36)

6. Puspita (2009) meneliti pengaruh variabel cash ratio, growth, firm size, retun on asset (ROA), debt to total asset (DTA) dan debt to equity ratio (DER) terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio, firm size, dan return on asset (ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap (DPR), sedangkan growth berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

Berikut ini disajikan tabel riview hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh berbagai faktor terhadap rasio pembayaran dividen (DPR), sebagai berikut :

Tabel 2.1. Riview Penelitian Terdahulu Tentang Pengaruh Berbagai Faktor Terhadap Rasio Pembayaran Dividen

No. Peneliti Variabel Hasil Penelitian

1. Chang dan Ree

(1990)

Earning variability, growth, nondebt tax shield,firm size, profitabilitas dan DPR

Menunjukkan bahwa growth berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap DPR, earning variability, non debt tax , firm size, berpengaruh positif terhadap DPR

2. Hairani (2001) Cash position, growth, firm size, DER, profitability, tax rate, times inte rest earned dan DPR

Menunjukkan bahwa pembagian dividen (DPR) dipengaruhi oleh DER dan profitability

3. Prihantoro (2003)

Posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang, modal, profitabilitas (ROA), kepemilikan dan DPR

Menunjukkan bahwa posisi kas berpengaruh positif signifikan terhadap DPR, sedangkan rasio hutang dan modal berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR, sedangkan earnings mempunyai pengaruh yang kurang signifikan

4. Suharli (2004) ROI, fixed asset, likuiditas dan DPR

Menunjukkan bahwa profitabilitas (ROI) mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan 5. Nasution (2004) Cash position, growth,

firm size, debt to equity ratio,Profitabil ity (ROA) dan DPR

Menunjukkan bahwa debt to equity ratio /

DER berpengaruh signifikan terhadap

dividend payout ratio (DPR) 6. Puspita (2009) cash ratio, growth,

firm size, Retun On Asset (ROA), Debt to

Menunjukkan bahwa cash ratio, firm size, dan Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap DPR sedangkan


(37)

Total Asset (DTA) Debt to Debt to Total Asset dan DPR

growth berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas diketahui bahwa terdapat berbagai faktor yang berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio/DPR), yaitu : posisi kas (cash position), pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER), profitabilitas (profitability /ROI/ ROA) dan likuiditas (liquidity).


(38)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan penelitian terdahulu, maka penulis membuat kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antara variable independen dalam penelitian ini dengan variable dependen sebagai berikut:

Gambar 3.1. Bagan Kerangka Konseptual Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen

Pertumbuhan (X2)

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (X4)

Posisi Kas (X1)

Ukuran Perusahaan (X3)

Profitabilitas (X5)

Rasio Pembayaran Dividen

(Y)

Likuiditas (X6)


(39)

Rasio pembayaran dividen merupakan rasio yang menunjukkan besarnya tingkat pembayaran dividen dibandingkan atas perolehan laba perusahaan. Besarnya rasio pembayaran dividen tergantung dari berbagai hal baik keuangan maupun non keuangan. Berikut ini akan diuraikan variabel independen dalam penelitian ini, yang berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya diketahui berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran Dividen

Posisi Kas adalah rasio yang menunjukkan besarnya tingkat perbandingan saldo kas pada akhir priode pembukuan dengan besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh pada priode tersebut. Pembayaran dividen dalam bentuk kas merupakan arus kas keluar sehingga posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Semakin tinggi rasio kas menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham, 1983). Selanjutnya Brittain (1966) dan Partington (1989) dalam Usman (2006) berpendapat bahwa ketersediaan uang kas menunjukkan tingkat dividen yang dibagikan. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa semakin tinggi rasio kas perusahaan maka semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Posisi Kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Prihantoro, 2003 : p.10).

Pertumbuhan adalah suatu besaran yang menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan dibatasi dengan pengukuran peningkatan penjualan dari satu priode ke priode berikutnya. Pertumbuhan penjualan yang semakin tinggi membutuhkan dana yang semakin besar untuk membiayai ekspansi dalam rangka mencapai / mempertahankan pertumbuhan


(40)

tersebut. Riyanto (2001) menyatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Chang dan Reee (1990) menyatakan bahwa potensi pertumbuhan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen. Selanjutnya apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah mencapai well establised, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainnya, maka keadaannya menjadi berbeda. Dalam keadaan demikian perusahaan dapat menetapkan rasio pembayaran dividen yang tinggi.

Ukuran perusahaan dapat dilihat dengan pendekatan total aktiva. Perusahaan besar dinilai memiliki kebijakan yang sangat memperhatikan pembayaran dividen dan diasumsikan semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar rasio pembayaran dividen mengingat bonafiditas perusahaan dapat juga diukur melalui besarnya aktiva perusahaan. Perusahaan besar akan mempertahankan kebesarannya dengan menjaga agar tidak terjadi penurunan nilai saham di pasar modal yang umumnya dapat ditempuh dengan pembayaran dividen. Disamping itu, suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal sementara perusahaan baru dan yang masih kecil akan mengalami kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Kemudahan akses kepasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar sehingga perusahaan besar mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Chang dan Rhee, 1990).


(41)

dalamnya ada unsur laba ditahan yang belum dibagikan sebagai dividen. Rasio hutang terhadap ekuitas mencerminkan kemampuan ekuitas (modal sendiri) perusahaan untuk membayar hutangnya kepada kreditur. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan berarti perusahaan harus menahan sebahagian besar pendapatannya untuk keperluan tersebut dan berarti hanya sebahagian kecil saja pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen (Riyanto 2001:267). Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa penurunan rasio hutang terhadap ekuitas disebabkan oleh perolehan laba perusahaan yang pada gilirannya dapat mengakibatkan cash in flow sehingga kemampuan pembayaran baik hutang maupun dividen akan meningkat. Rasio hutang terhadap ekuitas yang menurun memperkuat kepentingan pemilik dalam aktiva perusahaan. Dengan demikian, jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah sehingga rasio hutang terhadap ekuitas mempunyai hubungan yang negatif dengan rasio pembayaran dividen (Prihantoro, 2003 : hal.10).

Profitabilitas (kemampuan memperoleh laba) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba / keuntungan bersih dalam mendayagunakan aktiva yang dimilikinya. Menurut Hanafi (2004:375), perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Dividen dibayarkan dengan mengacu pada laba bersih yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Damayanti dan Achyani, 2006). Semakin besar keuntungan yang diperoleh, dapat dimaknai dengan semakin besarnya kemampuan


(42)

perusahaan untuk membayar dividen. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih maka akan mempengaruhi rasio pembayaran dividen.

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Perusahaan akan membayar dividen jika likuiditasnya baik. Semakin besar rasio likuditas perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham. Menurut Gill dan Green (1993) yang diacu Adedeji (1998) menemukan bahwa likuiditas suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif dengan rasio pembayaran dividen.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah posisi kas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang terhadap ekuitas, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur secara simultan dan parsial.


(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian asosiatif causal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003: 30), penelitian asosiatif causal adalah penelitian dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Pembayaran Dividen sebagai variabel dependen dan Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (DER), Profitabilitas (ROA) dan Likuiditas sebagai variabel independen.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa data sekunder. Data tersebut termasuk kategori data time series yang bersumber dari data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat dalam Indonesia Capital Market Directory.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap laporan keuangan perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Data diambil dari website

dilakukan mulai dari bulan Maret 2011 dan diperkirakan setelah kolokium akan memakan waktu selama 3-4 bulan sehingga diharapkan selesai pada bulan November /


(44)

Desember 2011. Penelitian ini dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data, analisis data dan terakhir adalah penyusunan laporan. Adapun rencana waktu penelitian adalah sebagaimana lampiran 1.

4.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006 – 2010. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik nonprobability sampling (purposive sampling). Dengan menggunakan teknik ini, sampel ditarik dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti (Siagian dkk. 2002). Dengan demikian maka setiap unit observasi tidak memiliki peluang yang sama untuk ditarik menjadi sampel dan hanya unit-unit observasi yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan saja yang berpeluang ditarik menjadi sampel.

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam menarik sampel dari populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember untuk setiap periode tahun 2006 - 2010

2. Perusahaan manufaktur yang secara kontinu membagikan dividen setiap periode tahun 2007 – 2010.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 137 (seratus tiga puluh tujuh) perusahaan dan yang memenuhi kriteria tersebut di atas adalah sebanyak 36 (tiga puluh enam)


(45)

perusahaan sampel (lampiran 2). Proses seleksi populasi menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Daftar Pengambilan Sampel

No. Distribusi Sampel Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember untuk periode tahun 2006 – 2010

137

2. Perusahaan manufaktur yang tidak atau tidak secara kontinu membagikan dividen setiap periode tahun 2007 - 2010

(101)

Perusahaan yang terpilih menjadi sampel 36

Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan Laporan Keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember priode tahun 2006 – 2010 serta membayar dividen secara kontinu pada tahun 2007 - 2010. Pengamatan terhadap perusahaan yang terpilih sebagai sampel dilakukan selama 4 tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 sehingga jumlah sampel observasi adalah sebanyak 144 observasi yaitu 4 tahun observasi x 36 perusahaan sampel.

4.5. Metode Pengumpulan Data


(46)

Dengan mengumpulkan data sekunder berupa data keuangan perusahaan yang terpilih sebagai sampel.

4.6. Defenisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana pentingnya variabel yang digunakan dan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan variabel dalam penelitian ini. Untuk memperjelas variabel yang digunakan, maka berikut ini dijelaskan defenisi operasional masing - masing variabel yaitu variabel dependen yakni Rasio Pembayaran Dividen (Y) dan variabel independen berupa Posisi Kas ( X1), Pertumbuhan (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (X4), Profitabilitas (X5) dan Likuiditas (X6).

1. Variabel Dependen

Yaitu Rasio Pembayaran Dividen (Y) menunjukkan besarnya tingkat pembayaran dividen dibandingkan dengan laba per lembar saham yang diperoleh oleh perusahaan pada satu tahun tertentu. Rasio Pembayaran Dividen dihitung dengan menggunakan rumus :

Rasio Pembayaran Dividen = Dividen Per Saham

Laba Per Saham

2. Variabel Independen

Variabel independen teridiri dari :


(47)

Posisi Kas adalah jumlah saldo kas akhir dibandingkan dengan laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan pada satu tahun tertentu. Posisi Kas dihitung dengan menggunakan rumus :

Posisi Kas = Saldo Kas Akhir

Laba Bersih Setelah Pajak

2. Pertumbuhan (X2)

Pertumbuhan adalah perubahan dari jumlah penjualan pada satu tahun tertentu dikurangi penjualan tahun sebelumnya dibandingkan dengan jumlah penjualan pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan dihitung dengan menggunakan rumus :

Pertumbuhan =

Jumlah Penjualan Tahun Tertentu−Jumlah Penjualan Tahun Sebelumnya

Jumlah Penjualan Tahun Sebelumnya

3. Ukuran Perusahaan (X3)

Ukuran Perusahaan diukur berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun tertentu sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan.

Ukuran Perusahaan = Total Aktiva pada Akhir Tahun

4. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (X4)

Pengertian Rasio Hutang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity Ratio / DER


(48)

pada satu tahun tertentu. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas dihitung dengan menggunakan rumus :

Rasio Hutang Terhadap Equitas (���) = Total Hutang

Total Ekuitas

5. Profitabilitas (X5)

Ukuran Profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA).

Pengertian Profitabilitas atau Return On Asset / ROA adalah jumlah laba setelah pajak dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun tertentu. Profitabilitas dihitung dengan menggunakan rumus :

Pro�itabilitas (���) = Jumlah Laba Setelah Pajak Total Aktiva

6. Likuiditas (X6)

Likuiditas adalah jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar yang dimiliki perusahaan pada akhir tahun tertentu. Likuiditas dihitung dengan menggunakan rumus :

Likuiditas = Total aktiva lancar Total hutang lancar

Berikut ini disajikan defenisi operasional variabel dependen dan variabel independen dalam bentuk tabel sebagai berikut :


(49)

Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel Nama

Variabel

Defenisi Parameter Skala

Rasio Pembayaran Dividen

(Y)

Besarnya tingkat

pembayaran dividen

dibandingkan laba per

lembar saham perusahaan

Dividen Per Saham Laba Per Saham

Rasio

Posisi Kas (X1)

Besarnya saldo kas akhir dibandingkan laba bersih setelah pajak

Saldo Kas Akhir Laba Bersih Setelah Pajak

Rasio

Pertumbuhan (X2)

Perubahan jumlah penjualan pada tahun tertentu dibanding tahun sebelumnya

Jlh Penj. Thn Tertentu−Jlh Penj. Thn Sebelumnya Jlh Penjualan Tahun Sebelumnya

Rasio

Ukuran Perusahaan

(X3)

Jumlah aktiva perusahaan pada akhir

tahun Total Aktiva Rasio Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (DER) (X4) Besarnya hutang dibanding ekuitas perusahaan Total Hutang Total Ekuitas Rasio Profitabilitas (ROA) (X5)

Jumlah Laba setelah pajak dibanding total aktiva perusahaan

Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

Rasio

Likuiditas (X6)

Total aktiva lancar dibanding total hutang lancar perusahaan

Total aktiva lancar Total hutang lancar

Rasio

4.7. Model dan Teknik Analisis Data

Model dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.7.1. Perumusan Model

Untuk mengukur kekuatan hubungan 1 (satu) varibel devenden dengan 6 (enam) variabel independen dan juga arah hubungan varibel dependen dengan variabel


(50)

independen, maka dalam penelitian ini digunakan model regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = β0+ β1X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+ β5 X5 + β6 X6

+

ɛ

dimana :

Y = Rasio Pembayaran Dividen

β0 = konstanta

βi = koofesien regresi masing-masing Xi, dimana i = 1,2,3,4 5,6.

X1 = Posisi Kas X2 = Pertumbuhan X3 = Ukuran Perusahaan

X4 = Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (DER)

X5 = Profitabilitas (ROA)

X6 = Likuiditas

ɛ

= v

ariabel independen lain yang tidak diteliti 4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama untuk menilai apakah persamaan regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat. Menurut Algifari (2000), model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Odinary Least Square /OLS) merupakan metode regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias (Best Linier Unbias Estimator / BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data harus normal, Nonmultikolonieritas, Homokedastisitas dan Nonautokorelasi sebagaimana dijelaskan di bawah ini.


(51)

4.7.2.1.Uji Normalitas Data

Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup besar. Sebuah model regresi yang menggunakan data time series dan cross section

harus melakukan beberapa pengujian antara lain Uji Normalitas Data. Uji ini merupakan suatu asumsi terpenting dalam statistika parametrik.

Uji Normalitas Data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memiliki distribusi normal. Data dapat dianalisis apabila telah berdistribusi normal atau mendekati normal. Normalitas dari distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolomogorov-Smirnov dimana nilai signifikansi harus lebih besar dari 0,05 dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika angka signifikansi > 0,05 maka data mempunyai distribusi normal

- Jika angka signifikansi < 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal.

4.7.2.2. Uji Multikolonieritas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antara varibel independen sehingga Multikoloniearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya multikolonieritas ini adalah kesalahan standar praktis semakin besar dan Profitabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar.

Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan Tolerance dan Varian Inflation Factor (VIF), nilai VIF yang semakin besar menunjukkan masalah


(52)

multikolonieritas yang semakin serius. Menurut Situmorang dkk. (2010) batas tolerance value adalah 0,1 dan batas Varian Inflation Factor (VIF) adalah 5, dimana :

- tolerance value <0,1 atau VIF > 5 maka terjadi multikolonieritas

- tolerance value >0,1 atau VIF < 5 maka tidak terjadi multikolonieritas

4.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari suatu residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut terjadi homokedastisitas. Jika dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terjadi

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik scatter plot, sebagai berikut :

- Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas

- Jika tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(53)

Pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara variabel pengganggu pada priode tertentu dengan variabel pengganggu pada priode sebelumnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah priode waktu. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian statistik Durbin-Watson. Menurut Gujarati (1995) pengujian statistik Durbin-Watson atau d statistik, menggunakan hipotesis sebagai berikut :

Ho : p = 0 maka tidak ada autokorelasi Ho : p ≠ 0 maka ada autokorelasi

Jika nilai Durbin Watson terletak pada:

d < dL = tolak Ho berarti ada autokorelasi yang positif atau kecenderungan p = 1 dL ≤ d ≤ dU = tidak dapat diambil kesimpulan

dU≤ d ≤ 4-dU = terima Ho berarti tidak ada autokorelasi positif ataupun negatif 4 - dU ≤ d ≤ 4-dL = tidak dapat diambil kesimpulan

d > 4-dL = tolak Ho berarti ada autokorelasi negatif atau kecenderungannya p = -1

4.7.3. Pengujian Hipotesis

Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang diajukan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis statistik Uji F, Uji t dan koefisien determinasi (R

²

). Pengaruh variable independen dengan variable dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95 % atau signifikan level α = 5 % . Dalam

melakukan pengolahan data digunakan bantuan tehnik statistik program SPSS.


(54)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara simultan atau serempak seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan pengujian ini akan diketahui pengaruh secara simultan Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan,

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :

- Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6

Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas secara simultan tidak berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran Dividen.

= 0

- H1 : b1 ≠ b2≠ b3≠ b4 ≠ b5≠ b6

Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran Dividen.

≠ 0

Pengaruh seluruh variabel dilihat dari hasil regresi pada tabel ANOVA pada kolom F serta tingkat signifikansi dari model tersebut, yaitu :

 Jika p-value (kolom siq.) ≤ 5% dan F hitung > F tabel ; maka tolak H0 dan terima H1. Artinya seluruh variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen

 Jika p-value (kolom siq.) > 5% dan F hitung ≤ F tabel ; maka terima Ho dan tolak H1. Artinya seluruh variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen


(55)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan pengujian ini akan diketahui pengaruh secara signifikan Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :

- Ho : bi = 0 dimana i = 1,2,3,4 5,6

Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran Dividen.

- H1 : bi ≠ 0 dimana i = 1,2,3,4,5,6

Maka Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas, Profitabilitas dan Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap Rasio Pembayaran Dividen.

 Jika - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel

Artinya variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. atau nilai signifikansi ≤ α = 5% ; maka tolak Ho dan terima H1.

 Jika - ttabel ≤ thitung ≤ttabel

Artinya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

atau nilai signifikansi > α =5% ; maka terima Ho dan tolak H1.


(56)

Koefisien determinasi (R²) atau adjusted R² digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5, X6) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen (Y). Nilai koefisien determinasi mempunyai nilai 0 sampai dengan 1(0 ≤R²≤1). Jika R² = 0 berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan jika R² = 1 berarti variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100 % variasi variabel dependen. Semakin besar nilai R² maka semakin besar pengaruh serempak variabel independen terhadap variabel dependen, demikian juga sebaliknya semakin kecil nilai R² maka semakin kecil pengaruh serempak variabel independen terhadap variabel dependen.


(1)

Lampiran 8 : Data Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Perusahaan (DER) Manufaktur

Tahun 2007 - 2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian

No Perusahaan Kode

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Perusahaan / DER 2007 2008 2009 2010 1 Astra International Tbk ASII 1,169 1,214 1,003 1,099

2 Astra Otoparts Tbk AUTO 0,484 0,449 0,393 0,384

3 Berlina Tbk BRNA 1,346 1,272 1,702 1,624

4 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 1,313 1,698 1,097 1,528

5 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 0,214 0,256 0,412 0,333

6 Delta Djakarta Tbk DLTA 0,287 0,335 0,272 0,199

7 Ekadharma Tbk EKAD 0,395 1,031 1,096 0,744

8 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 0,935 2,445 1,715 1,762

9 Gudang Garam Tbk GGRM 0,693 0,551 0,483 0,444

10 HM Sampoerna Tbk HMSP 0,944 1,004 0,693 1,009

11 Indo Kordsa Tbk BRAM 0,517 0,481 0,229 0,265

12 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 0,443 0,325 0,241 0,172

13 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 2,621 3,110 2,451 1,336

14 Indospring Tbk INDS 6,611 7,448 2,751 2,390

15 Kageo Igar Jaya Tbk IGAR 0,528 0,380 0,293 0,226

16 Kalbe Farma Tbk KLBF 0,331 0,375 0,392 0,235

17 Kimia Farma Tbk KAEF 0,527 0,525 0,570 0,488

18 Lion Metal Works Tbk LION 0,272 0,258 0,191 0,169

19 Lionmesh Prima Tbk LMSH 1,155 0,636 0,833 0,671

20 Malindo Feedmill Tbk MAIN 1,689 17,657 6,347 2,753

21 Mandom Indonesia Tbk TCID 0,077 0,116 0,129 0,104

22 Mayora Indah Tbk MYOR 0,726 1,323 1,026 1,185

23 Merck Tbk MERK 0,181 0,146 0,225 0,198

24 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 2,145 1,735 8,441 1,413

25 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0,397 0,852 0,737 0,865

26 Mustika Ratu Tbk MRAT 0,130 0,168 0,156 0,145

27 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0,656 0,627 0,800 0,960

28 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 0,271 0,301 0,258 0,285

29 Sepatu Bata Tbk BATA 0,599 0,472 0,383 0,461

30 Sorini Corporation Tbk SOBI 0,826 0,950 0,776 1,291

31 Sucaco Tbk SCCO 2,673 2,154 1,770 1,733

32 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 0,339 0,255 0,142 0,220

33 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 0,264 0,293 0,340 0,363

34 Trias Sentosa Tbk TRST 1,180 1,081 0,679 0,639

35 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 1,133 1,285 0,812 0,855

36 Unilever Indonesia Tbk UNVR 0,980 1,096 1,020 1,056


(2)

Lampiran 9: Data Profitabilitas (ROA) Perusahaan Manufaktur

Tahun 2007–2010 Yang dijadikan Sampel Penelitian

No Perusahaan Kode Profitabilitas / ROA

2007 2008 2009 2010 1 Astra International Tbk ASII 0,103 0,114 0,113 0,127

2 Astra Otoparts Tbk AUTO 0,132 0,142 0,165 0,204

3 Berlina Tbk BRNA 0,027 0,048 0,040 0,063

4 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 0,031 0,019 0,092 0,023

5 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 0,089 0,111 0,130 0,130

6 Delta Djakarta Tbk DLTA 0,080 0,120 0,166 0,197

7 Ekadharma Tbk EKAD 0,050 0,033 0,100 0,120

8 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 0,073 0,001 0,099 0,052

9 Gudang Garam Tbk GGRM 0,060 0,078 0,127 0,135

10 HM Sampoerna Tbk HMSP 0,231 0,241 0,287 0,313

11 Indo Kordsa Tbk BRAM 0,025 0,057 0,053 0,090

12 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 0,098 0,155 0,207 0,210

13 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0,033 0,026 0,051 0,062

14 Indospring Tbk INDS 0,016 0,035 0,095 0,092

15 Kageo Igar Jaya Tbk IGAR 0,047 0,024 0,078 0,093

16 Kalbe Farma Tbk KLBF 0,137 0,124 0,143 0,183

17 Kimia Farma Tbk KAEF 0,038 0,038 0,040 0,084

18 Lion Metal Works Tbk LION 0,117 0,149 0,124 0,127

19 Lionmesh Prima Tbk LMSH 0,095 0,149 0,033 0,094

20 Malindo Feedmill Tbk MAIN 0,056 0,005 0,086 0,186

21 Mandom Tbk TCID 0,153 0,126 0,125 0,126

22 Mayora Indah Tbk MYOR 0,075 0,067 0,115 0,110

23 Merck Tbk MERK 0,270 0,263 0,338 0,273

24 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 0,136 0,236 0,343 0,390

25 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0,016 0,001 0,069 0,058

26 Mustika Ratu Tbk MRAT 0,035 0,063 0,057 0,063

27 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0,097 0,098 0,141 0,141

28 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 0,208 0,238 0,257 0,233

29 Sepatu Bata Tbk BATA 0,104 0,392 0,127 0,126

30 Sorini Corporation Tbk SOBI 0,112 0,128 0,125 0,038

31 Sucaco Tbk SCCO 0,042 0,010 0,018 0,052

32 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 0,131 0,153 0,051 0,008

33 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 0,100 0,108 0,110 0,136

34 Trias Sentosa Tbk TRST 0,008 0,027 0,075 0,067

35 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 0,013 0,013 0,017 0,015

36 Unilever Indonesia Tbk UNVR 0,368 0,370 0,407 0,347


(3)

Lampiran 10: Data Likuiditas Perusahaan Manufaktur Tahun 2007–2010

Yang dijadikan Sampel Penelitian

No Perusahaan Kode Likuiditas

2007 2008 2009 2010 1 Astra International Tbk ASII 0,91 1,32 1,37 1,26

2 Astra Otoparts Tbk AUTO 2,16 2,13 2,17 1,76

3 Berlina Tbk BRNA 2,41 2,36 1,51 1,33

4 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 1,49 1,05 1,04 1,03

5 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 5,36 4,13 3,05 3,72

6 Delta Djakarta Tbk DLTA 4,17 3,79 4,70 6,33

7 Ekadharma Tbk EKAD 3,07 2,60 1,41 1,76

8 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1,35 1,49 0,90 0,86

9 Gudang Garam Tbk GGRM 1,93 2,22 2,46 2,70

10 HM Sampoerna Tbk HMSP 1,78 1,44 1,88 1,61

11 Indo Kordsa Tbk BRAM 4,98 2,19 3,44 4,02

12 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 2,96 1,79 3,01 5,55

13 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0,92 0,90 1,16 2,04

14 Indospring Tbk INDS 1,07 1,07 1,27 1,29

15 Kageo Igar Jaya Tbk IGAR 3,06 4,07 5,69 7,04

16 Kalbe Farma Tbk KLBF 4,98 3,33 2,99 4,39

17 Kimia Farma Tbk KAEF 2,06 2,11 2,00 2,43

18 Lion Metal Works Tbk LION 5,41 5,69 7,96 9,44

19 Lionmesh Prima Tbk LMSH 1,85 2,75 2,13 2,44

20 Malindo Feedmill Tbk MAIN 0,98 1,17 1,32 1,42

21 Mandom Indonesia Tbk TCID 17,61 8,10 7,26 10,68

22 Mayora Indah Tbk MYOR 2,93 2,19 2,29 2,58

23 Merck Tbk MERK 6,17 7,77 5,04 6,23

24 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 0,59 0,94 0,66 0,94

25 Multistarada arah sarana tbk MASA 1,32 0,89 0,86 0,67

26 Mustika Ratu Tbk MRAT 7,68 6,31 7,18 7,61

27 Selamat Sempurna Tbk SMSM 1,71 1,82 1,59 2,17

28 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 3,64 3,39 3,58 2,92

29 Sepatu Bata Tbk BATA 2,29 2,21 2,35 2,08

30 Sorini Corporation Tbk SOBI 1,81 1,67 1,54 1,18

31 Sucaco Tbk SCCO 1,14 1,19 1,20 1,26

32 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 3,09 4,10 7,18 5,01

33 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 3,47 3,83 3,47 3,37

34 Trias Sentosa Tbk TRST 1,08 1,01 1,11 1,24

35 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 1,08 1,70 2,08 1,87

36 Unilever Indonesia Tbk UNVR 1,11 1,00 1,04 0,85

Keterangan :

- Jumlah data dengan nilai > 1 adalah sebanyak 129 data atau 89,6 % dari total data


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adedeji, A., 1998. Does The Pecking Order Hypothesis Explain The Dividend Payout

Ratio of Firm in The UK

, Journal of Business Finance & Accounting

25

,

pp.1127-1155.

Algifari, 2000.

Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi

, Edisi Kedua, Penerbit: BPFE,

Yogyakarta.

Alli, Kasim L., A. Qayyum Khan dan Gabriel G. Ramirez, 1993. Determinant of

Corporate Dividend Policy; A Factor Analysis,

The Financial Review,

Volume 24.

No. 4 November, p. 523-547

.

Brenna, M. dan A. Thakor, 1990. Shareholder Preferences and Dividend Policy,

Journal

of Finance,

September, p. 993-1018

.

Brigham, Eugene F.,1983.

Fundamentals of Financial Management

, Third Edition,

Holt-Saunders Japan: The Dryden Press.

Chang, M., dan Rhee, K.R., 1990. Testing Trade Off and Pecking Order Predictions

about Dividen ds and Debt, The Center for Research in Security Prices

Working

Paper

,

p

.1-38.

Damayanti, S., dan Achyani, F., 2006. Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas,

Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap

Kebijakan Dividen Payout Ratio,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Vol.5 No.1

April,

Hal

.51-62.

Ghozali, Imam, 2009.

Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Edisi

Keempat

,

Penerbit: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

Gordon, Myron, and Lintner, J

., 1963.

Optimal Investment and Financing Policy

, Journal

of Finance,

May

.

Gujarati, Damodar, 2004.

Basic Econometrics

. Fourth Edition, McGraw-Hill

Companies, New York.

Hairani, E., 2001. Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi

Dividen Payout Ratio

pada Perusahaan Publik di Indonesia,

Tesis,

Medan: Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Sumatera Utara.


(5)

Irianto, Guntur, 1995. Mengestimasi Target

Dividend Pay Out Ratio dan Speed of

Adjustmen

di Indonesia,

Tesis,

Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas

Indonesia.

Jensen, Michael C., 1986. Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance and

Takeovers,

American Economic Riview,

May, vol.76 (2):323-329.

Levy, H., dan M. Sarnat, 1990.

Capital Investment and Financial Decisions

, Fourth

Edition, Prentice Hall Inc.

Lintner, John, 1962. Dividend, Earning, Leverage, Stock Price and Supply of Capital to

Corporation,

Riview of Economics and Statistics,

August.

Modigliani, F. dan Miller, M., 1961. Dividend Policy Growth and Devaluation of Share

,

Journal of Business

, October.

Myers, S., dan S., Majluf, 1984. Corporate Financing and Investmen Decision When

Firm Have Information That Investors Do Not Have,

Journal of Financial

Economics

, June, p.187-221.

Nasution, A.N., 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Dividen Payout Ratio

Pada

Perusahaan Publik di Indonesia,

Tesis

, Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Sumatera Utara.

Prihantoro, 2003. Estimasi Pengaruh

Dividend Payout Ratio

pada Perusahaan Publik di

Indonesia,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis

No.1 Jilid 8, Hal. 10.

Puspita, F., 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividend

Payout Ratio

,

Tesis

, Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Penerbit: BPFE,

Yogyakarta.

Setyawan, Widyantoro, 1995. Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Kebijakan Dividen pada BUMN Bentuk Persero,

Tesis

, Yogyakarta: Program Pasca

Sarjana Universitas Gajah Mada.

Siagian, Dergibson dan Sugiharto, 2002.

Metode Statistika

, Cetakan Ketiga, Penerbit: PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Situmorang, S. H., Muda Iskandar, Dalimunthe, D.M.J., Fadli, Syarief, F., 2010.

Analisis

Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis

, Terbitan Pertama, Penerbit: USU Press,

Medan.


(6)

Suharli, M. dan Harahap,S.S., (2004). Studi Empiris terhadap Faktor Penentu Kebijakan

Jumlah dividen.

Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi

Vol.4 No.3

Desember, Hal. 223-245.

Usman, B., 2006. “Variabel Penentu Keputusan Pembagian Dividen pada Perusahaan

yang Go Publik di Indonesia Periode 2000-2002 (Tinjauan terhadap

Signaling

Theory

)”,

Media Riset Bisnis & Manajemen

Vol.6 No.1, April, Hal.23-46.

Umar, H., 2003.

Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,

Edisi Keempat,

Penerbit: Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Van Horne, James C., 1986.

Financial Management and Policy

, Seven Edition, New

Jersey: Prentice-Hall International, Inc.