Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

NATARULI RUMAHORBO 090503218

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2008-2010” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2012 Yang membuat pernyataan,

Nataruli Rumahorbo NIM: 090503218


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010".

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs. Hotmal Ja’far, M.M. Ak selaku Sekretaris Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Iskandar Muda SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sucipto MM, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

6. Orang tua penulis, Octo Duti Rumahorbo SE dan Olwin Marbun atas segenap kasih sayang, doa, pengorbanan, dan semangat yang amatlah berarti buat penulis. Juga adik-adik penulis, Namoratta Rumahorbo, Raja Tapian Doli Rumahorbo dan Noya Callista Rumahorbo, yang senantiasa mendoakan dan memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

7. Albert Samrey Sinurat atas segenap cinta, kasih sayang, semangat dan dorongan yang amatlah berarti buat penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat penulis, Dian Faqih Sumarli, Sri Ayu Anggraini, Kinanti, Syifa Yani dan Rendi Nurshadi yang senantiasa mendoakan dan memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini dan terimakasih atas persahabatan yang indah yang telah kalian berikan selama ini.

Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Yosalin Sipahutar, Raisa Rumahorbo, Yohana Simanjuntak, Maloma Naibaho, Jeanne


(5)

Caroline Pagaradji, Gadis, Nisa, Dewe, Steven, Irestu dan semua rekan-rekan juang stambuk 2009 Akuntansi USU yang menjadi inspirator dan penyemangat penulis. Dan juga kepada Alm. Wak Black, Muhammad Rubby, Patuan Andre Sidauruk, Christo Kaban, Beal Dido Sebayang, Romario Sembiring, Frans Karosekali, Jupry Siagian, Yusry Siagian, Johan Gultom, Grace Telaumbanua, Marco Sembiring, Joan Damanik, Egie Tarigan, Pii, Diaz Sinaga, Raja Hutasoit, Mahmud Siregar, Anes Sibarani, Boim, Miftah, serta seluruh alumni, senior, dan junior penulis di Akuntansi USU pada khususnya dan Fakultas Ekonomi USU pada umumnya yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu.

Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara, dan teman-teman sekalian. Dengan tulus hati, penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Desember 2012

Penulis,

Nataruli Rumahorbo NIM : 090503218


(6)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2010

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitan ini adalah Dividend Payout Ratio dan variabel independen adalah rasio-rasio keuangan antara lain Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.

Penelitian ini menggunakan 148 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010 sebagai populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode purposive sampling dan 9 perusahaan yang memenuhi kriteria. Data mengenai rasio-rasio keuangan didapat dari Indonesian Capital Market Directory 2011.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sementara Return on Investment berpengaruh positif dan signifikan.Pada pengujian secara simultan, semua variabel independen (Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Kata Kunci: Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.


(7)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FACTORS AFFECTING DIVIDEND PAYOUT RATIO FOR COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK

EXCHANGE PERIOD 2008-2010

This study aims to analyze the factors that affect the dividend payout ratio for companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Dependent variable in this research is Dividend Payout Ratio and independent variables are financial ratios include Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin and Return on Investment.

This study used 148 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2010 as a population. Sampling was taken by purposive sampling method, and 9 companies which meet the criteria. Data on financial ratios derived from 2011 Indonesian Capital Market.

Hypothesis testing is conducted to determine the effect of independent variables on the dependent variable either partially or simultaneously. Partial test results showed that Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin have a negative and not significant effect on Dividend Payout Ratio, Return on Investment has a positive and significant effect on Dividend Payout Ratio. On testing simultaneously, all independent variables (Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin and Return on Investment) have a significant effect on Dividend Payout Ratio.

Keywords : Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTARCT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka... 9

2.1.1 Pengertian dan Teori Kebijakan Dividen ... 9

2.1.1.1 Dividen Tidak Relevan ... 12

2.1.1.2 Bird in the Hand Theory ... 13

2.1.1.3 Tax Preference Theory ... 14

2.1.1.4 Signaling Theory ... 15

2.1.1.5 Clientele Effect Theory ... 17

2.1.2 Langkah-Langkah Pembayaran Dividen ... 22

2.1.3 Pola Pembayaran Dividen ... 23

2.1.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Dividend Pay- Out Ratio ... 25


(9)

2.1.4.1 Cash Position (CP) ... 25

2.1.4.2 Debt to Equity Ratio (DER) ... 25

2.1.4.3 Net Profit Margin (NPM) ... 27

2.1.4.4 Return on Investment (ROI) ... 28

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

2.3 Hubungan Rasio Keuangan dengan Dividend Payout Ratio .... 32

2.4 Kerangka Konseptual ... 33

2.5 Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 35

3.2.1 Variabel Penelitian ... 35

3.2.1.1 Variabel Dependen ... 35

3.2.1.2 Variabel Independen ... 36

3.2.2 Definisi Operasional ... 38

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 43

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.6 Teknik Analisis ... 44

3.6.1 Pengujian Model ... 45

3.6.2 Pengujian Asumsi ... 50

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ... 55

4.1.2 Statistik Deskriptif ... 55

4.1.3 Pengujian Model ... 56

4.1.3.1 Pooled Least Square vs Fixed Effect (Chow Test) . 57 4.1.3.2 Fixed Effect vs Random Effect (Haussman Test) .. 59


(10)

4.1.4.1 Uji Normalitas ... 62

4.1.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 62

4.1.4.3 Uji Autokorelasi ... 64

4.1.4.4 Uji Multikolinearitas ... 64

4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 65

4.1.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)) ... 65

4.1.5.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 65

4.1.5.3 Uji Signifikansi Parsial (T-test) ... 66

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Cash Position (CP) ... 69

4.2.2 Debt to Equity Ratio (DER) ... 70

4.2.3 Net Profit Margin (NPM) ... 71

4.2.3 Return on Investment (ROI) ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 74

5.3 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 41

3.2 Daftar Sampel Emiten ... 43

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 55

4.2 Hasil Regresi dengan Menggunakan Model Pooled Least Square ... 57

4.3 Hasil Regresi dengan Menggunakan Model Fixed Effect ... 58

4.4 Komponen Perhitungan Chow Test ... 59

4.5 Hasil Regresi dengan Menggunakan Model Random Effect .... 60

4.6 Hasil Regresi dengan Haussman Test ... 61


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 33 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 62


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 80 Lampiran 2 Rasio Keuangan Perusahaan Sampel Penelitian ... 81 Lampiran 3 Output Eviews ... 83


(14)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2010

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitan ini adalah Dividend Payout Ratio dan variabel independen adalah rasio-rasio keuangan antara lain Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.

Penelitian ini menggunakan 148 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010 sebagai populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode purposive sampling dan 9 perusahaan yang memenuhi kriteria. Data mengenai rasio-rasio keuangan didapat dari Indonesian Capital Market Directory 2011.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sementara Return on Investment berpengaruh positif dan signifikan.Pada pengujian secara simultan, semua variabel independen (Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Kata Kunci: Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.


(15)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FACTORS AFFECTING DIVIDEND PAYOUT RATIO FOR COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK

EXCHANGE PERIOD 2008-2010

This study aims to analyze the factors that affect the dividend payout ratio for companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Dependent variable in this research is Dividend Payout Ratio and independent variables are financial ratios include Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin and Return on Investment.

This study used 148 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2010 as a population. Sampling was taken by purposive sampling method, and 9 companies which meet the criteria. Data on financial ratios derived from 2011 Indonesian Capital Market.

Hypothesis testing is conducted to determine the effect of independent variables on the dependent variable either partially or simultaneously. Partial test results showed that Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin have a negative and not significant effect on Dividend Payout Ratio, Return on Investment has a positive and significant effect on Dividend Payout Ratio. On testing simultaneously, all independent variables (Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin and Return on Investment) have a significant effect on Dividend Payout Ratio.

Keywords : Dividend Payout Ratio, Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus serasi dan selaras dengan tujuan memaksimalkan keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan adalah aktifitas investasi. Namun, aktifitas investasi dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksi oleh para investor. Untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Informasi dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan dividen per lembar saham (Ang, 1997 : 6).

Tujuan investor secara umum menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk memperoleh pengembalian investasi, baik berupa dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain/capital loss). Ang (dalam Risaptoko, 2007: 1) menyatakan bahwa, “investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil atau semakin meningkat dari waktu ke waktu karena dengan stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi”. Ross (1997) mendefenisikan dividen sebagai


(17)

pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai.

Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (kas) lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya di dalam perusahaan. Seorang manajer keuangan bertugas mengelola keuangan suatu perusahaan, bagaimana memperoleh sumber dana dan menggunakannya. Dalam menjalankan tugasnya, manajer keuangan akan berhadapan dengan salah satu kebijakan keuangan yaitu kebijakan dividen (dividend policy). Dalam kebijakan dividen manajer keuangan akan dihadapkan pada keputusan penggunaan keuntungan yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau ditahan untuk keperluan tambahan investasi atau kombinasi keduanya (Yuniningsih, 2002).

Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat besar, baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividen-nya. Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya secara terus menerus, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Di lain pihak perusahaan juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Saxena (dalam Risaptoko, 2007: 1), mengemukakan bahwa isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan, antara lain: Pertama, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk


(18)

memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan perusahaan. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “cash dividen” disebut dividend payout ratio. Brigham (2001: 198) mengatakan bahwa, “kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend policy) ialah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan diantara dividend saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham perusahaan”. Riyanto (2001: 266) mengatakan bahwa, “makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan”.

Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio sudah banyak dilakukan. Sutrisno (1999) diperoleh hasil bahwa cash position dan debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. Sementara hasil


(19)

penelitian yang dilakukan oleh Dhatt (2000) diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara debt to equity ratio dengan dividend payout ratio. Hubungannya bisa positif atau negatif tergantung jenis perusahaannya.

Dan penelitian yang dilakukan oleh Winatha (2001) mengatakan bahwa berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap pengaruh variabel bebas terhadap kebijakan dividen (DPR) di perusahaan manufaktur ternyata hanya variabel earning per share, growth of sale, dan corporate tax yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kebijakan dividen (DPR). Artinya dalam mengambil kebijakan dividen dalam perusahaan manufaktur harus mempertimbangkan earning per share, growth of sale, dan corporate tax.

Dari hasil penelitian Bagus Laksono (2006) mengatakan bahwa variabel ROA, sales growth, asset growth, dan DTA secara parsial signifikan terhadap DPR. Variabel cash flow menunjukkan hasil yang tidak signifikan berpengaruh terhadap DPR. Sedangkan secara bersama-sama (ROA, sales growth, asset growth, cash flow, dan DTA) terbukti signifikan berpengaruh terhadap DPR perusahaan di BEJ.

Risaptoko (2007) dalam penelitiannya terhadap perusahaan yang terdaftar di BEJ yang sahamnya ikut dimiliki manajemen dan yang tidak dimiliki manajemen menyatakan bahwa cash ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, debt to total asset juga berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, variabel growth tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, begitu juga dengan variabel size tidak berpengaruh terhadap DPR, dan ROA tidak berpengaruh terhadap DPR.


(20)

Penelitian yang dilakukan Syahbana (2007) menggunakan 31 perusahaan yang listed di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2003-2005 menganalisis pengaruh antara ROA, cash ratio, DTA, growth, dan size terhadap DPR. ROA berpengaruh positif signifikan dan DTA berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR, sementara variabel cash ratio dan growth mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan dan size mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR.

Dan penelitian oleh Fira Puspita (2009) menunjukkan bahwa cash ratio, firm size, dan return on asset (ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap DPR. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa growth berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR. Variabel lain dalam penelitian ini yaitu debt to total asset (DTA) dan debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Sementara Zulkifli (2009) dalam penelitiannya terhadap perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEJ menyatakan hasil uji parsial (uji-t) yang dilakukan adalah bahwa dari seluruh variabel independen yaitu cash position, debt to equity ratio, return on asset, growth potential, firm size hanya variabel growth potential yang tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Dan hasil uji serempak (uji-F) menunjukkan bahwa semua variabel independen (cash position, debt to equity ratio, return on asset, growth potential, firm size) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dividend payout ratio).

Penelitian Rendhi Kurniadi (2010) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa variabel cash position secara


(21)

parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, variabel growth potential secara parsial berpengaruh terhadap dividend payout ratio, variabel debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio

Penelitian Sri Wahyuni (2011) pada perusahaan manufaktur yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel cash position, debt to equity ratio, return on asset, dan growth potential secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap DPR. Sementara parsial hanya ROA dan growth potential yang mempengaruhi DPR.

Penelitian Nasrul (2004) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara serempak antara current ratio, debt to equity ratio, net profit margin dan return on investment terhadap DPR. Return on Investment (ROI) dan current ratio (CR) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial.

Dengan melihat adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio dengan menggunakan variabel cash position, debt to equity ratio, net profit, dan return on investment pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah adanya fenomena empiris dan adanya research gap dari hasil penelitian yang inkonsisten terhadap faktor-faktor


(22)

yang mempengaruhi dividend payout ratio. Secara rinci permasalahan penelitian ini dapat diajukan empat pertanyaan penelitian (research questions) sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh Cash Position terhadap Devidend Payout Ratio? 2. Bagaimanakah pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Devidend Payout

Ratio?

3. Bagaimanakah pengaruh Net Profit Margin terhadap Devidend Payout Ratio? 4. Bagaimanakah pengaruh Return on Investment terhadap Devidend Payout

Ratio?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah diajukan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis pengaruh cash position terhadap dividend payout ratio. 2. Menganalisis pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio. 3. Menganalisis pengaruh net profit margin terhadap dividend payout ratio. 4. Menganalisis pengaruh return on investment terhadap dividend payout ratio.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama investor sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat ini dapat dijabarkan sebagai berikut :


(23)

1. Memberikan informasi kepada investor untuk memilih investasi pada bursa saham dan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen emiten.

2. Bagi peneliti, sebagai salah satu upaya untuk memperkaya pengetahuan peneliti khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan yang terdapat di BEI.

3. Bagi pihak lain, semoga dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti bidang yang sejenis.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1Pengertian dan Teori Kebijakan Dividen

Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Menurut Jogiyanto (1998: 58), “jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama”. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Menurut Hanafi (2004: 361) menyatakan bahwa,

“dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin”.

Stice et al. (2005) mengartikan “dividen sebagai pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Sedangkan Ross (1997) mendefenisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Artinya hanya perusahaan yang membukukan keuntungan dapat membagikan dividen karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan. Wachowicz (1997: 496) menyatakan, “rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar


(25)

laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen”.

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Astuti (2005: 144) menyatakan, “kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham”.

Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan sebagai pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Alexander, et.al (1993 dalam Prihantoro, 2003: 8) menyatakan, “kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan perusahaan”.

Menurut teori Arbitrage Pricing Theory (APT), investor dalam mencari keuntungan tidak perlu melakukan portofolio optimal. Investor tinggal mengamati perubahan harga dan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu, baik yang berasal dari faktor makro maupun faktor khas (unique factors) dalam perusahaan atau yang lebih banyak dikenal dengan sebutan faktor fundamental.


(26)

Dalam teori investasi pada pasar uang dan pasar modal, investor akan melakukan pembelian saham atau menjual saham bergantung pada apakah return saham lebih besar hasilnya dibandingkan dengan deposito atau bunga obligasi. Jadi penilaian layak tidaknya investor memegang saham akan dilihat apakah return (perubahan harga saham) lebih menguntungkan. Faktor fundamental merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan (emiten) yang meliputi kondisi manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan).

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam analisis fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dengan basis suku bunga dan pendekatan rasio PER (P/E ratio approach). Jogiyanto (1998, 70) menyatakan bahwa :

Pendekatan nilai sekarang disebut juga sebagai metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena merupakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai dari perusahaan tergantung dari prospek perusahaan tersebut di masa datang dan prospek ini merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas di masa depan, maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan menjadi nilai sekarang.

Analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan (1) meng-estimate nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang


(27)

akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model. Suad Husnan (1998: 315) menjelaskan bahwa,

“dalam model peramalan ini, langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan; biaya, dividend payout ratio, dan sebagainya) yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Jika kemampuan perusahaan semakin meningkat (misalnya menghasilkan laba yang meningkat), maka harga saham akan meningkat pula. Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham”.

Ada beberapa hal yang penting yang menjadi pusat perhatian investor maupun para analisis keuangan. Ang (1997: 18.2) berpendapat bahwa :

Hal yang penting dan biasanya menjadi pusat perhatian investor maupun para analisis keuangan (financial analyst) dalam menganalisis data historis adalah: posisi keuntungan kompetitif perusahaan, profit margin dan pertumbuhan laba perusahaan, likuiditas aktiva perusahaan terutama berhubungan dengan kemampuan keuangan perusahan di dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat leverage (penggunaan dana pinjaman) terhadap shareholders equity, dan komposisi dan pertumbuhan operasional penjualan perusahaan.

Beberapa teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen dan asumsi-asumsi yang mendasarinya :

2.1.1.1Dividen tidak relevan

Modigliani dan Miller (1961) menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain bahwa keputusan pembayaran ataupun tidak membayar dividen tidak akan berpengaruh (irrelevance) terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas asset perusahaan dan kompetensi manajemen perusahaan. Dalam merumuskan teori ini, Modigliani dan Miller mengasumsikan suatu pasar yang


(28)

sempurna, investor bersifat rasional dan adanya kepastian yang sempurna (perfect certainty). Asumsi-asumsi tersebut menjadikan suatu pasar mempunyai kondisi sebagai berikut :

a. Tidak ada pihak yang dapat mempengaruhi harga. b. Adanya informasi yang simetris untuk semua pihak.

c. Tidak ada biaya transaksi seperti biaya komisi ataupun biaya transfer.

d. Tidak ada perbedaan pajak antara dividen dengan capital gain ataupun profit yang didistribusikan dengan profit yang tidak didistribusikan.

e. Investor menginginkan lebih banyak kekayaan dibanding sedikit kekayaan. f. Investor bersifat indifferent antara dividen dan capital gain.

g. Setiap investor memiliki kepastian investasi di masa depan dan atas profit perusahaan di masa depan.

h. Dengan adanya kepastian tersebut, seluruh perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis sekuritas, yaitu common stock.

2.1.1.2Bird In The Hand Theory

Sementara itu, menurut Gordon dan Litner (1956, dalam Risaptoko, 2007: 25), “tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan”. Modigliani dan Miller (1961) berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis bahwa investor merasa sama saja apakah menerima dividen saat ini atau menerima capital gain di masa yang akan datang. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang disyaratkan tidak dipengaruhi oleh dividend payout ratio.


(29)

Pendapat Gordon dan Litner (1956) oleh Modigliani dan Miller (1961) diberi nama bird in the hand fallacy. Gordon dan Litner dalam beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara.

Sementara Modigliani dan Miller berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki risiko yang sama. Oleh sebab itu, tingkat risiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh dividend payout ratio tetapi ditentukan oleh tingkat risiko investasi baru.

2.1.1.3Tax Preference Theory

Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Tetapi sebaliknya, jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Namun demikian pajak atas dividen karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor. Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen. Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividen yield yang tinggi daripada saham dengan dividen yield yang rendah. Oleh karena itu, teori ini menyarankan bahwa, “perusahaan sebaiknya menentukan dividend payout ratio yang rendah atau


(30)

bahkan tidak membagikan dividen” (Litzenberger dan Ramaswamy, 1979 dalam Risaptoko, 1999: 26).

2.1.1.4 Signaling Theory

Signaling teori menyatakan bahwa perubahan pada kebijakan dividen dapat dijadikan investor sebagai sinyal mengenai keadaan keuangan perusahaan, khususnya mengenai keadaan keuangan perusahaan, khususnya mengenai kekuatan dari earning-nya. Perubahan dividen telah lama dianggap mengandung informasi. Bhattacharya (1979), John and Williams (1985) dan Miller Rock (1985) membangun hipotesis sinyal dari kebijakan dividen, yang mengatakan bahwa perubahan dividen, mengandung informasi yang berguna tentang keadaan masa depan cash flow perusahaan. Hipotesis signaling mengandung dua prediksi. Pertama, hubungan yang positif antara perubahan yang positif dan reaksi harga awal diharapkan pada saat pengumuman. Prediksi ini sudah didukung oleh Pettit (1972), Aharony dan Swary (1980), Brickely (1983) dan Kalay dan Loewenstein (1986). Prediksi yang kedua mengasumsikan peningkatan dividen berhubungan dengan profitabilitas perusahaan di masa depan atau peningkatan earning.

Sementara Nissim dan Ziv (2001) menyatakan bahwa peningkatan dividen berhubungan positif dengan abnormal earning setelah disesuaikan dengan pengukuran eror, jadi penelitian meeka mendukung hipotesis signaling.

Para pendukung dari signaling theory ini percaya bahwa kebanyakan dividen perusahaan digunakan sebagai metode pemberian pesan yang memiliki biaya yang lebih rendah daripada alternative metode lainnya. Menurut Bhattacharya (1979), pendapatan dividen dikenakan pajak personal, tingkat dari


(31)

pajak mempunyai hubungan positif dengan kekuatan dari sinyal dividen. Tingkat pajak yang lebih tinggi seharusnya memberikan insentif bagi manajer perusahaan untuk memberikan informasi yang sebenarnya tentang cash flow yang diharapkan dari perusahaan. Oleh karena itu, dividen yang dikenakan pajak adalah sinyal yang bagus dan kredibel tetapi mahal bagi perusahaan dengan kinerja buruk untuk dapat meniru tindakan tersebut.

Menurut William L. Megginson, corporate insiders secara umum mempunyai informasi yang lebih baik mengenai aktivitas perusahaan yang sekarang dan prospek perusahaan di masa depan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, pasar modal bukan pasar sempurna karena adanya insider trading, jadi bagi outside investor dividen merupakan sinyal yang mahal. Bagi perusahaan yang berkualitas baik, dividen merupakan sinyal yang potensial walaupun mahal, karena perusahaan dengan kualitas yang buruk akan sulit menirukannya. Salah satu contoh kegunaan dividen sebagai sinyal yang berguna bagi perusahaan berkualitas tinggi adalah pembayaran dividen yang tinggi. Strategi pemberian sinyal dengan dividen yang besar tersebut tidak dapat ditirukan oleh perusahaan dengan kualitas yang rendah.

Sementara Grullon, Michaely dan Swaminathan (2002) berargumen bahwa peningkatan dividen adalah sinyal bagi pasar bahwa perusahaan tersebut bergerak dari tingkat pertumbuhan yang tinggi ke arah tingkat pertumbuhan yang rendah (mature), daripada peningkatan dividen tersebut diartikan sebagai sinyal akan profitabilitas. Kesempatan investasi yang sedikit dan penurunan tingkat re-investasi dapat menurunkan resiko dan kelebihan kas, yang mengisyaratkan


(32)

bahwa peningkatan dividen dapat berhubungan dengan penurunan resiko di masa depan. Senada dengan Grullon, Michaely dan Swaminathan (2002), Klaus Gugler (2000) telah membuktikan bahwa dividen secara negatif mempengaruhi capital investment dan R&D. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan yang tidak mempunyai tingkat pertumbuhan yang baik dan tidak menginvestasikan pendapatannya di R&D mempunyai dividen payout ratio yang lebih besar.

Jika kebijakan dividen dapat merefleksikan pandangan manajer akan profitabilitas, maka aka nada kemungkinan bahwa dividen dapat memprediksikan pendapatan masa depan perusahaan. Lintner (1956) menemukan bahwa dividen hanya akan meningkat jika manajemen percaya bahwa pendapatan akan meningkat secara permanen. Sementara Modigliani dan Miller (1959), menyatakan hipotesis mereka bahwa pengumuman dividen dapat diartikan indikasi bahwa pendapatan masa depan akan mengecewakan. Watts (1973) menemukan bukti bahwa hubungan positif antara dividen saat ini dan pendapatan masa depan 310 perusahaan dengan periode tahun 1946-1967.

2.1.1.5 Clientele Effect Theory

Dalam Keown, Martin dan Scott Jr. (2003 : 4), dijelaskan bahwa masing-masing investor memiliki preferensi tersendiri atas return akan saham yang mereka miliki. Return tersebut diperoleh dalam dua bentuk yaitu capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual, terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Investor individual dan institusional yang memiliki kebutuhan yang mendesak atas current income akan lebih memilih berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang


(33)

memberikan pembayaran dividen (kas) yang besar. Sedangkan investor lainnya, terutama yang cenderung menghindari pajak, lebih memilih berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memberikan dividen kecil namun capital gain yang besar. Menurut argument ini, kebijakan dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Kebijakan dividen tertentu akan menarik segmen tertentu. Kemudian tugas perusahaan (manajer keuangan) adalah melayani segmen tersebut.

Stice et.al (2005) dalam Suharli (2005: 11) mengartikan, “dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Dividen dapat berupa uang tunai maupun saham. Terkait dengan dividen terdapat tiga tanggal penting yaitu pengumuman, pencatatan, dan pembayaran/pembagian. Dividen tunai (cash dividend) umumnya lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan dividen saham (stock dividend).

Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi pada masa yang akan datang. Dalam kebijakan dividen, terdapat trade off dan merupakan pilihan yang tidak mudah antara membagikan laba sebagai dividen atau menahan untuk diinvestasikan kembali. Apabila perusahaan memilih membagikan laba sebagai dividen maka tingkat pertumbuhan akan berkurang dan akan berdampak negatif terhadap harga saham. Di sisi lain, apabila perusahaan tidak membagikan dividen maka pasar akan melihat sebagai sinyal negatif atas


(34)

prospek perusahaan. “Peningkatan dividen memberikan sinyal perubahan yang menguntungkan pada harapan manajer dan penurunan dividen menunjukkan pandangan pesimis prospek perusahaan di masa yang akan dating” (Aharony dan Swary, 1980 dalam Fira Puspita, 2009: 26).

Irianto (1995) mengacu pada berbagai penulis diantaranya Levy dan Sarnat (1990) serta Van Horne (1986) menyajikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dividen, meliputi :

1. Peraturan atau Perundangan

Ada tiga hal ditekankan sehubungan dengan pembayaran dividen :

a. Peraturan laba bersih yang menyatakan bahwa dividen dibayarkan dari laba bersih saat ini atau tahun lalu.

b. Larangan pengurangan modal yang menekankan bahwa dividen tidak boleh dibayarkan dengan modal untuk melindungi para kreditur.

c. Peraturan kepailitan menyatakan bahwa pada saat pailit, perusahaan dilarang membayar dividen untuk melindungi kreditur.

2. Posisi Likuiditas

Angka yang tercantum dalam laporan keuangan untuk pos laba ditahan, belum tentu sama dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Meskipun suatu perusahaan mempunyai catatan mengenai laba, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen kas karena posisi likuiditasnya. Suatu perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan dana yang besar dalam perkembangannya sehingga meskipun memperoleh keuntungan besar dana


(35)

tersebut digunakan untuk pembiayaanperusahaan. Dan dalam kondisi seperti ini meungkin saja perusahaan tidak membayarkan dividennya.

3. Kebutuhan Dana untuk Melunaskan Hutang

Suatu perusahaan yang memiliki utang pada saat pembayaran dividen dihadapkan pada dua pilihan yaitu pertama, perusahaan dapat membayar utang itu pada saat jatuh tempo dan menggantikannya dengan surat berharga lain atau yang kedua perusahaan melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan mengambil keputusan untuk melunasi utang tersebut maka jumlah dividen yang dibayarkan akan berkurang karena labanya digunakan untuk melunasi hutang perusahaan.

4. Larangan dalam Perjanjian Hutang

Dalam perjanjian hutang, ada larangan bagi debitur sehubungan dengan pembayaran dividen dengan tujuan untuk melindungi kepentingan pihak kreditur sehubungan dengan dana yang dipinjamkan.

5. Tingkat Ekonomi Perusahaan

Semakin berkembang suatu perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Untuk itu, perusahaan cenderung membiayai dengan sumber intern yaitu dengan jalan memperbesar laba yang ditahan sehingga dividen yang dibayarkan menjadi lebih kecil.

6. Tingkat Keuntungan

Pengertian tingkat keuntungan di sini adalah tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan. Hal ini menentukan perusahaan untuk membayar


(36)

dividen kepada pemegang saham atau menggunakannya dalam perusahaan yang bersangkutan.

7. Stabilitas Perusahaan

Perusahaan yang telah mapan dan labanya stabil akan mampu mengestimasi besarnya laba di tahun-tahun mendatang sehingga berani menetapkan rasio pembayaran dividen yang relative tinggi karena tingkat kepastian untuk memperoleh laba yang diharapkan tinggi.

8. Kemampuan Memasuki Pasar Modal

Perusahaan yang sehat dan posisi likuiditas, rentabilitas, serta solvabilitas baik, akan mampu mencari dana tujuan ekspansi melalui pasar modal sehingga akan semakin besar dividen yang dibayarkan.

9. Perilaku Kelompok Pengendalian Perusahaan

Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan kelompok dominan dalam mengendalikan perusahaan cenderung untuk memperbesar laba yang ditahan untuk keperluan ekspansinya yang berarti akan memperkecil pembayaran dividennya.

10.Posisi Pemegang Saham sebagai Wajib Pajak

Pada umumnya, mereka yang memegang sebagian besar saham tergolong kelompok berpendapatan tinggi dan pembayar pajak tinggi. Karena kendali perusahaan dipegang oleh kelompok ini, maka perusahaan cenderung untuk membayar dividen yang rendah dengan tujuan menghindarkan kelompok tersebut dari pajak penghasilan tinggi.


(37)

11.Pajak atas Keuntungan yang Salah Diakumulasikan

Untuk mencegah perusahaan menahan keuntungan hanya untuk menghindari tarif pajak pribadi tinggi, dikeluarkan peraturan yang membebani pajak tambahan terhadap keuntungan yang diakumulasikan secara tidak benar.

12.Tingkat Inflasi

Kecenderungan kenaikan harga termasuk harga aktiva tetap menyebabkan akumulasi penyusutan tidak lagi mencukupi untuk mengganti aktiva tetap yang aus karena proses produksi. Karena itu, perusahaan akan memperbesar porsi laba ditahan yang berarti porsi untuk dividen berkurang.

2.1.2Langkah-langkah Pembayaran Dividen

“Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen” (Ang, 1997, dalam Fira Puspita, 2009: 26). Adapun rincian tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut :

a. Tanggal pengumuman (declaration date)

Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen regular. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tangggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.


(38)

b. Tanggal pencatatan (date of record)

Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut diberi hak, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.

c. Tanggal cum-dividend

Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.

d. Tanggal ex-dividend

Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.

e. Tanggal pembayaran (payment date)

Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut, para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai.dividen saham).

2.1.3Pola Pembayaran Dividen

Keputusan mengenai dividend payout ratio adalah keputusan yang menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada


(39)

pemegang saham. Ada beberapa pola pembayaran dividen yang dapat dipilih sebagai alternatif dividend payout ratio perusahaan (Ang, 1997), yaitu:

1. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share

Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan sebaliknya.

2. Stable Dividend per-share

Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap (stable amount) dari tahun ke tahun.

3. Stable Payout Ratio

Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasarkan suatu presentase tetap (constant) dari laba (earnings). Bila laba berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham pun akan ikut berfluktuasi.

4. Regular Dividend plus Extras

Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia,


(40)

perusahaan memberikan dividen ekstra (bonus) kepada pemegang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan harga saham.

5. Fluctuating Dividends and Payout Ratio

Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikan dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan untuk setiap periode. Oleh karena itu, besar dividen dan payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi.

2.1.4Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio 2.1.4.1Cash Position (CP)

Cash position atau posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen merupakan arus kas keluar. Stanley dan Geoffrey (1987 dalam Prihantoro, 2003: 10) semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Menurut Sri Sudarsi (2002), besarnya nilai Cash Position suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

���ℎ�������� =Kas Akhir Tahun

��� × 100%

2.1.4.2Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal


(41)

sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Myers dan Majluf (dalam Fira Puspita, 2009: 36) menyatakan bahwa dalam menghubungkan profitabilitas dengan kebijakan debt lewat sebuah hipotesis “pecking order” yang dimodifikasi, ditunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih profitable akan menurunkan permintaannya akan debt, karena akan tersedia lebih banyak dana-dana internal untuk mendana-danai investasi.

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Riyanto (2001: 267), “apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti hanya sebagian kecil saja pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen”. “Peningkatan hutang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan membayar dividen” (Sudarsi, 2002: 80).

Menurut Sartono (2010), besarnya nilai DER suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


(42)

���= Total Liabilities

Total Equity × 100%

2.1.4.3 Net Profit Margin (NPM)

Menurut Riyanto (1997) tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba tersebut atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Net profit margin menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Ang, 1997). Net profit margin merupakan pengambalian hasil atas penjualan bersih yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu presentase dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode tertentu. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan manajemen untuk menyisihkan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modal dengan suatu risiko.

Net profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

Menurut Helfert (1997), secara sistematis Net Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut :

���=Earning After Tax

Net Sales × 100%

Semakin tinggi nilai NPM mengindikasikan semakin baik perusahaan menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, ada hubungan positif antara NPM dan DPR.


(43)

2.1.4.4 Return on Investment (ROI)

Rasio ini menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya, apabila rasio ini semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat untuk menghasilkan pendapatan yang besar dari asset yang dimilikinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun. Jadi terdapat hubungan yang positif antara rasio ini dengan Dividend Payout Ratio.

Menurut Martono dan Harjito (2001:60), “rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva”, adapun rumus yang digunakan adalah :

��� = Earning After Tax

Total Assets × 100%

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Dhatt (2000) “Financial

Leverage, Ownership

Concentration and The Dividend Payout Ratio”.

Debt to equity ratio

dan dividend payout ratio.

Terdapat hubungan positif antara DER dan DPR.

Winatha (2001) pengaruh variabel bebas terhadap kebijakan dividen

(DPR) di

perusahaan manufaktur.

Earning per share,

cash ratio, debt to equity ratio, growth of sale, growth of asset, corporate tax,

size of firm, price of share, dan dividend payout ratio.

Hanya variabel earning per share, growth of sale, dan

corporate tax yang

mempunyai pengaruh langsung terhadap kebijakan

dividen (DPR). Artinya dalam mengambil kebijakan dividen dalam perusahaan manufaktur


(44)

harus mempertimbangkan

earning per share, growth of sale, dan corporate tax. Bagus Laksono

(2006)

Analisis pengaruh

return on asset,

asset growth, cash flow, dan likuiditas terhadap dividend payout ratio pada perusahaan Multi National Company

(MNC) dan

Domestic

Corporation yang listed di BEJ.

Return on asset,

sales growth, asset growth, cash flow,

debt to total asset, dan dividend payout ratio.

Variabel ROA, sales growth,

asset growth, dan DTA secara parsial signifikan terhadap

DPR. Variabel cash flow

menunjukkan hasil yang tidak signifikan berpengaruh terhadap DPR. Sedangkan secara bersama-sama (ROA,

sales growth, asset growth,

cash flow, dan DTA) terbukti signifikan berpengaruh terhadap DPR.

Risaptoko (2007) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio terhadap perusahaan yang terdaftar di BEJ yang sahamnya ikut dimiliki manajemen dan yang tidak dimiliki manajemen.

Cash ratio, debt to total asset, growth,

size, ROA, dan DPR.

Cash ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, debt to total asset juga berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, variabel growth tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, begitu juga dengan variabel size tidak berpengaruh terhadap DPR, dan ROA tidak berpengaruh terhadap DPR.

Syahbana (2007) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout

ratio pada 31 perusahaan yang

listed di BEJ dan membagikan

dividen pada tahun 2003-2005.

ROA, DTA, cash ratio, growth, dan

dividend payout ratio.

ROA berpengaruh positif signifikan dan DTA

berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR,

sementara variabel cash ratio

dan growth mempunyai

pengaruh negatif tidak signifikan dan size

mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap

DPR. Zulkifli (2009) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio terhadap perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar pada BEJ

Cash position, debt to equity ratio,

return on asset,

growth potential,

firm size, dan

dividend payout ratio.

Hasil uji parsial (uji-t) seluruh variabel independen yaitu

cash position, debt to equity ratio, return on asset, growth potential, firm size hanya variabel growth potential

yang tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil uji serempak (uji-F) semua variabel independen (cash position, debt to equity ratio,


(45)

return on asset, growth potential, firm size) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dividend payout ratio).

Fira Puspita (2009)

Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividend payout ratio.

Cash ratio, growth,

firm size, return on asset (ROA), debt to total asset (DTA), dan debt to equity ratio (DER).

Cash ratio, firm size, dan

return on asset (ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap DPR. Growth

berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR. DTA

dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Rendhi Kurniadi (2010) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout

ratio pada

perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Cash position,

growth potential,

debt to equity ratio, dan dividend payout ratio.

Variabel cash position secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, variabel growth potential secara parsial

berpengaruh terhadap

dividend payout ratio, variabel debt to equity ratio

secara parsial tidak berpengaruh terhadap

dividend payout ratio. Sri Wahyuni (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout

ratio pada

perusahaan

manufaktur yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia.

Cash position, debt to equity ratio,

return on asset,

growth potential, dan dividend payout ratio.

Variabel cash position, debt to equity ratio, return on asset, dan growth potential

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap DPR. Sementara parsial hanya ROA dan

growth potential yang

mempengaruhi DPR.

Nasrul (2004) Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi

dividend payout

ratio pada

perusahaan

manufaktur go-public di Bursa Efek Jakarta

current ratio, debt to equity ratio, net profit margin dan

return on investment

Variabel current ratio, debt to equity ratio, net profit margin

dan return on investment

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sementara Return on Investment (ROI) dan Current Ratio (CR) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial.


(46)

Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai variabel independen adalah cash position, debt to equity ratio, net profit margin dan return on investment. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah dividend payout ratio. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Winatha (2001) menggunakan earning pershare, growth of sale, growth of asset, corporate tax, size of firm dan price of share, sementara penelitian penulis tidak menggunakannya. Pada penelitian Bagus Laksono (2006) menggunakan return on asset sales growth, asset growth, cash flow dan debt to total asset, sementara penelitian penulis tidak menggunakan variabel tersebut. Penelitian Risaptoko (2007) dan Syahbana (2007) menggunakan debt to total asset, growth size dan ROA sedangkan penelitian penulis tidak menggunakannya.

Pada penelitian Zulkifli (2009) menggunakan ROA, growth potential dan firm size, sementara penelitian penulis tidak menggunakannya. Penelitian Fira Puspita (2009) dan Sri Wahyuni (2011) menggunakan growth, firm size, ROA dan debt to total asset, sementara penelitian penulis tidak menggunakannya. Pada penelitian Rendhi Kurniadi (2010) menggunakan growth potential sementara penelitian penulis tidak menggunakannya.

Alasan pemilihan variabel-variabel tersebut adalah dalam penelitian-penelitian sebelumnya, variabel tersebut telah diuji dengan variabel-variabel yang berbeda-beda dan dalam kurun waktu yang berbeda-beda pula. Penelitian ini juga menggunakan periode waktu dan sampel penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dapat mendekati hasil atau berbeda hasil dengan penelitian-penelitian sebelumnya.


(47)

2.3 Hubungan Rasio Keuangan dengan Dividend Payout Ratio

Cash Position (Posisi Kas) suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen.

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah.

Net Profit Margin (NPM) mencerminkan kemampuan manajemen untuk menyosihkan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya dengan suatu risiko. Risiko laba bersih terhadap penjualan (total pendapatan) pada dasarnya mencerminkan efektivitas biaya/harga dari kegiatan perusahaan. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahan, oleh kaenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Return on Investment (ROI) menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya, apabila rasio ini semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat untuk menghasilkan pendapatan yang besar dari asset yang


(48)

dimilikinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun.

2.4 Kerangka Konseptual

Erlina (2011: 33) menyatakan bahwa, “kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dengan variabel independen. Begitu juga variabel lain yang menyertainya, maka peran variabel lain tersebut harus dijelaskan”.

Kerangka pemikiran yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Cash Position (X1)

Debt to Equity Ratio (X2)

Net Profit Margin (X3)

Return on Investment (X4)

Dividend Payout Ratio (Y)


(49)

2.5 Hipotesis Penelitian

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data” (Sugiyono, 2003: 51).

Penulis sesuai dengan kerangka pemikiran terdahulu merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Cash Position berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout

Ratio.

H3 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

H4 : Return on Investment berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

H5 : Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment secara simultan berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.


(50)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif, untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003: 30).

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat / nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001).

Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel terikat (variable dependent) dan variabel bebas yaitu : Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.

3.2.1.1Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain (variable independent). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio merupakan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan untuk membayar kepada para pemegang


(51)

saham atau rasio yang mengukur pendapatan bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Dividend Payout Ratio didefenisikan sebagai rasio antara dividen per share (DPS) terhadap earning per share (EPS). Menurut Puspita (2009), Dividend Payout Ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut:

��� (�) =���

���× 100% Keterangan:

Y : Rasio Pembayaran

DPS : Dividen per lembar saham EPS : Laba per lembar saham

3.2.1.2Variabel Independen

Variabel bebas (independent) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit, dan Return on Investment yang dijelaskan di bawah ini :

1. Cash Position

Cash position atau posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen merupakan arus kas keluar. Stanley dan Geoffrey (1987 dalam Prihantoro, 2003: 10), “semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen”. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Menurut Sri Sudarsi (2002), besarnya nilai Cash Position suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


(52)

���ℎ�������� =Kas Akhir Tahun

��� × 100% 2. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, Sartono (dalam Zulkifli, 2009:31)”. Menurut Sartono (2010), Debt to Equity Ratio dihitung dengan menggunakan rumus :

���= ����������������

����������� × 100% 3. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan rasio untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya (Dendrawijaya, 2001). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik perusahaan menghasilkan laba bersih, sehingga kemampuan untuk membayarkan dividen akan semakin meningkat. Menurut Helfert (1997), Net Profit Margin dihitung dengan menggunakan rumus :

���= ���������������

�������� × 100% 4. Return on Investment (ROI)

Rasio ini menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya, apabila rasio ini semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat untuk menghasilkan pendapatan yang besar dari asset yang dimilikinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka laba


(53)

bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun. Jadi terdapat hubungan yang positif antara rasio ini dengan Dividend Payout Ratio.

Menurut Martono dan Harjito (2001:60), “rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva”, adapun rumus yang digunakan adalah :

��� =���������������

����������� × 100%

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Erlina (2007:14) adalah “suatu definisi yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian”. Secara operasional, setiap variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan seperti yang tampak pada tabel 3.1 berikut ini:

1. Dividend Payout Ratio (Y)

Dividend Payout Ratio merupakan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan untuk membayar kepada para pemegang saham atau rasio yang mengukur pendapatan bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Dividend Payout Ratio didefenisikan sebagai rasio antara dividen per share (DPS) terhadap earning per share (EPS). Menurut Puspita (2009), Dividend Payout Ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut:

��� (�) =���


(54)

Keterangan:

Y : Rasio Pembayaran

DPS : Dividen per lembar saham EPS : Laba per lembar saham 2. Cash Position (X1)

Cash position atau posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen merupakan arus kas keluar. Stanley dan Geoffrey (1987 dalam Prihantoro, 2003: 10), “semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen”. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Menurut Sri Sudarsi (2002), besarnya nilai Cash Position suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

���ℎ�������� =Kas Akhir Tahun

��� × 100% 3. Debt to Equity Ratio (X2)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan”, Sartono (dalam Zulkifli, 2009:31). Menurut Sartono (2010), Debt to Equity Ratio dihitung dengan menggunakan rumus :

���= ����������������


(55)

4. Net Profit Margin (X3)

Net Profit Margin merupakan rasio untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya (Dendrawijaya, 2001). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik perusahaan menghasilkan laba bersih, sehingga kemampuan untuk membayarkan dividen akan semakin meningkat. Menurut Helfert (1997), Net Profit Margin dihitung dengan menggunakan rumus :

���= ���������������

�������� × 100% 5. Return on Investment (X4)

Rasio ini menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya, apabila rasio ini semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat untuk menghasilkan pendapatan yang besar dari asset yang dimilikinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun. Jadi terdapat hubungan yang positif antara rasio ini dengan Dividend Payout Ratio.

Menurut Martono dan Harjito (2001:60), “rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva”, adapun rumus yang digunakan adalah :

��� =���������������


(56)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Parameter

Dividend Payout Ratio

(Y)

Menjelaskan tentang jumlah dividen yang

dibayarkan ���

(�) =���

���× 100% Rasio

Cash Position (X1)

Perbandingan antara laba setelah pajak terhadap total asset

��=�����ℎ����ℎ��

��� × 100%

Rasio Debt to Equity Ratio (X2) Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menjamin total utangnya dengan modal

sendiri ��� =

����������������

����������� × 100%

Rasio

Net Profit Margin (X3)

Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasinya

���= ���

��������× 100%

Rasio Return on Investment (X4) Menjelaskan tentang kemampuan asset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih ��� =

���

�����������× 100%

Rasio

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat


(1)

Lampiran 3

Output Eviews

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

CP?

DER?

NPM?

ROI?

DPR?

Mean

3.425556

1.198679

0.451111

13.94593

30.40667

Median

1.240000

0.760000

0.100000

12.81000

28.76000

Maximum

27.60000

8.440000

5.940000

38.95000

142.1700

Minimum

0.170000

0.140000

0.000000

0.770000

0.000000

Std. Dev.

5.904403

1.620835

1.262215

9.426550

32.11511

Observations

27

27

27

27

27

Cross sections

9

9

9

9

9

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Eviews (diolah), 2012

Hasil Regresi dengan Menggunakan Model

Pooled Least Square

Dependent Variable: DPR? Method: Pooled Least Squares Date: 12/12/12 Time: 15:20 Sample: 2008 2010

Included observations: 3 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 27

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CP? 1.764614 1.047815 1.684089 0.1057

DER? 0.541109 4.455060 0.121459 0.9044

NPM? 1.906445 5.396366 0.353283 0.7271

ROI? 1.400245 0.536690 2.609037 0.0157

R-squared -0.039914 Mean dependent var 30.40667

Adjusted R-squared -0.175555 S.D. dependent var 32.11511 S.E. of regression 34.82018 Akaike info criterion 10.07422 Sum squared resid 27886.23 Schwarz criterion 10.26620 Log likelihood -132.0020 Hannan-Quinn criter. 10.13131 Durbin-Watson stat 1.603312


(2)

83

Hasil Regresi dengan Menggunakan Model

Fixed Effect

Dependent Variable: DPR? Method: Pooled Least Squares Date: 12/12/12 Time: 15:21 Sample: 2008 2010

Included observations: 3 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 27

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 113.5664 24.35950 4.662101 0.0004

CP? 1.066953 1.999653 0.533569 0.6020

DER? -2.786561 4.111615 -0.677729 0.5090

NPM? 16.85270 11.94553 1.410795 0.1801

ROI? -6.530720 1.563477 -4.177050 0.0009

Fixed Effects (Cross)

CLPI—C -21.00173

GGRM—C -2.555949

SUMI—C -93.41568

MLBI—C 158.4371

METRODATA--C -93.94679

TSPC—C -39.93096

TURI—C 1.475339

UNTR—C 5.087865

SMGR—C 85.85079

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.693173 Mean dependent var 30.40667

Adjusted R-squared 0.430179 S.D. dependent var 32.11511 S.E. of regression 24.24257 Akaike info criterion 9.520281 Sum squared resid 8227.832 Schwarz criterion 10.14420 Log likelihood -115.5238 Hannan-Quinn criter. 9.705806

F-statistic 2.635697 Durbin-Watson stat 2.718826

Prob(F-statistic) 0.043445

Sumber:

Output

Eviews (2012)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


(3)

Komponen Perhitungan

Chow Test

Restricted Residual Sum Square

(RRSS)

27886,23

Unrestricted Residual Sum Square

(URSS )

8227,832

Jumlah data

Cross Section

(N)

9

Jumlah data

Time Series

(T)

3

Jumlah variabel penjelas (K)

5


(4)

85

Hasil Regresi dengan Menggunakan Model

Random Effect

Dependent Variable: DPR?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 12/12/12 Time: 15:22

Sample: 2008 2010 Included observations: 3 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 27

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 20.31755 11.55516 1.758310 0.0926

CP? 0.753312 0.940295 0.801144 0.4316

DER? -0.042017 3.154499 -0.013320 0.9895

NPM? 0.586535 3.887859 0.150863 0.8815

ROI? 0.523047 0.619457 0.844364 0.4076

Random Effects (Cross)

CLPI—C -0.325397

GGRM—C 0.602469

SUMI—C 0.294644

MLBI—C 0.935497

METRODATA—C -1.036475

TSPC—C -1.559197

TURI—C 0.306405

UNTR—C 0.170299

SMGR—C 0.611755

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 3.365337 0.0189

Idiosyncratic random 24.24257 0.9811

Weighted Statistics

R-squared 0.021561 Mean dependent var 29.56409

Adjusted R-squared -0.156337 S.D. dependent var 31.87266 S.E. of regression 34.27366 Sum squared resid 25843.04

F-statistic 0.121199 Durbin-Watson stat 1.541947

Prob(F-statistic) 0.973422

Unweighted Statistics

R-squared 0.025157 Mean dependent var 30.40667

Sum squared resid 26141.28 Durbin-Watson stat 1.524355

Sumber:

Output

Eviews (2012)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


(5)

Hasil Regresi dengan

Haussman Test

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 25.973008 4 0.0000

Sumber:

Output

Eviews-Diolah Peneliti (2012)

Sumber:

Output

Eviews (2012)

0 1 2

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20

Series: RESIDCLPI Sample 2008 2010 Observations 3

Mean 3.897055

Median 9.266114

Maximum 18.15445

Minimum -15.72940

Std. Dev. 17.56841

Skewness -0.509002

Kurtosis 1.500000

Jarque-Bera 0.410792


(6)

87

Hasil regresi model

Fixed Effect

menggunakan

White Test

Dependent Variable: DPR? Method: Pooled Least Squares Date: 12/16/12 Time: 16:17 Sample: 2008 2010

Included observations: 3 Cross-sections included: 9

Total pool (balanced) observations: 27

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 113.5664 28.91789 3.927204 0.0015

CP? 1.066953 1.680757 0.634805 0.5358

DER? -2.786561 3.434340 -0.811382 0.4307

NPM? 16.85270 12.06274 1.397086 0.1841

ROI? -6.530720 1.972808 -3.310368 0.0052

Fixed Effects (Cross)

CLPI—C -21.00173

GGRM—C -2.555949

SUMI—C -93.41568

MLBI—C 158.4371

METRODATA—C -93.94679

TSPC—C -39.93096

TURI—C 1.475339

UNTR—C 5.087865

SMGR—C 85.85079

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.693173 Mean dependent var 30.40667

Adjusted R-squared 0.430179 S.D. dependent var 32.11511 S.E. of regression 24.24257 Akaike info criterion 9.520281

Sum squared resid 8227.832 Schwarz criterion 10.14420

Log likelihood -115.5238 Hannan-Quinn criter. 9.705806

F-statistic 2.635697 Durbin-Watson stat 2.718826

Prob(F-statistic) 0.043445

Sumber:

Output

Eviews (2012)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara