Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Program Pemberdayaan Difabel Melalui Program Kelompok

commit to user

b. Faktor-faktor Penghambat

Permasalahan yang dirasakan oleh difabel sangat kompleks. Kecacatan sebagai suatu jenis masalah sosial manusia yang mempunyai dampak yang luas. Oleh karena itu, berhubungan dengan berbagai segi kehidupan manusia baik segi ekonomi, sosial dan mental, sehingga dapat mempengaruhi taraf kesejahteraan sosial difabel, keluarganya dan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu permasalahan yang paling utama yang dialami oleh difabel adalah kecenderungan tumbuhnya ketergantungan kepada orang lain atau lingkungan terutama dalam pemenuhan kebutuhan hidup, perawatan maupun hal-hal lain yang sangat primer, sehingga merupakan beban orang lain. Untuk mengatasi ketergantungan difabel kepada orang lain, maka difabel perlu mendapatkan pemberdayaan atau pelatihan keterampilan. Pemberdayaan bagi difabel sangat penting dalam rangka meningkatkan keterampilan dan keahliannya. Difabel harus segera diberi pelatihan dan keterampilan dibidang tertentu yang disesuaikan dengan kondisi atau jenis kecacatan masing-masing. Disamping itu, pelatihan dan keterampilan kepada difabel harus diarahkan untuk kemampuan kemandirian mereka, motivasi untuk dapat berkiprah di pasaran tenaga kerja. Pada umumnya permasalahan yang biasanya dihadapi oleh difabel adalah sebagai berikut : a Hambatan pada pola perilaku dan gerak langkah, yakni dinamika tingkah laku dalam sikap dan gerak dapat menggambarkan suasana kehidupan perasaan, daya khayal dan cita-cita seseorang. Dalam kehidupan sehari- hari difabel mengalami hambatan-hambatan antara lain kelambanan commit to user bergerak dan komunikasi tergantung derajat kecacatan, tergantung pada orang lain. Bapak Sugiyarto menyatakan bahwa : “Selama mengikuti pelatihan ini, saya menemukan hambatan tapi gak besar kok, cuma kadang saya kalau kerja gak bisa cepat, lha kan mbak tau sendiri kalau kaki saya ini cuma satu apalagi saya ini mengikuti pelatihan bengkel yang menuntut saya harus banyak gerak, ya walaupun sebenarnya mungkin tidak cocok buat saya, tapi saya paling tertarik dengan pelatihan ini mbak…” Wawancara, 7 Januari 2011 Seperti juga yang diungkapkan oleh Bapak Suparjono : “Hambatan saya ketika mengikuti pelatihan ini tuh, karena saya kalau kemana-mana harus menggunakan kruk mbak…jadi gak bisa cepat kalau mau beraktivitas, gitu…” Wawancara, 7 Januari 2011 b Masalah pekerjaan dan ekonomi yakni orang yang mengalami kecacatan dan mengalami kesusahan dalam bekerja. Kecacatan merupakan penyebab timbulnya kesukaran untuk melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang tidak cacat. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Supriyono, bahwa : “Saya kan tuna netra jadi gak bisa melakukan pekerjaan lain selain mengikuti pletihan keterampilan memijat, lagian mana ada sih mbak perusahaan yang mau mempekerjakan orang buta seperti saya ini. Saya juga sadar kok mbak, kalau saya bekerja ikut orang, juga gak bisa ngapa- ngapain. Dengan keterampilan memijat yang saya miliki, sekarang saya bisa punya penghasilan sendiri dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari”. Wawancara, 7 Januari 20110 Seperti juga yang diungkapkan oleh Ibu Sutarmi : “Sebelum saya ikut pelatihan menjahit, saya hanya ibu rumah tangga yang Cuma mengurus anak di rumah hehee… tapi sekarang saya bisa punya penghasilan dan dapat membantu suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, ya saya bersyukur mbak… karena saya bisa jadi tukang jahit”. Wawancara, 9 Januari 2011 commit to user c Masalah sosial, yakni dikarenakan tidak mendapatkan pekerjaan atau kehilangan pekerjaan, maka mata pencahariannyapun hilang. Hal ini membawa kegoncangan fungsional khususnya kepada sesorang difabel yang tadinya berkedudukan sebagai pencari nafkah dalam keluarga karena sekarang tidak dapat melakukan tugasnya lagi. Jadi masalah sosial yang timbul karena kecacatan yang disandang oleh sesorang dapat terjadi dalam lingkungan keluarga maupun dalam masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suparjono, bahwa : “Saya tuh udah tidak berguna lagi mbak… apalagi setelah kaki saya diamputasi, rasanya tuh hidup dah berakhir. Kan saya punya tanggungan kerja, jadi gak mungkin kalau saya hanya diam di rumah. saya kerja juga tidak dapat gaji yang besar mbak… “. Wawancara, 7 Januari 2011 d Masalah psikologis, yakni kesukaran dalam ekonomi, pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosial dengan masyarakat seringkali menjadi demikian berat, sehingga menimbulkan gejala gangguan kejiwaan yang dapat menggangu kesehatan jiwa difabel. Rasa minder kerap kali mendera para difabel ketika harus berinteraksi dengan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sandi : “Saya merasa malu mbak ketika bertemu dengan orang lain karena bagian tubuh saya tidak lengkap, apalagi sekarang saya bekerja dengan penghasilan yang tidak banyak, jadi mau tidak mau isteri saya juga harus ikutan bekerja agar kebutuhan hidup kami dapat terpenuhi”. Wawancara, 9 Januari 2011 Demikian juga yang diungkapkan oleh Bapak Suparjono : “Masalah yang paling berat yang dihadapi oleh difabel itu adalah masalah jodoh mbak… kan tidak semua orang mau menerima setiap kekurangan pasangannya. Seperti halnya difabel, orang normal mana mau menikah dengan penyandang cacat. Pasti maunya yang sesame mbak… dulu saya waktu saya mau menikah, orang tua istri saya tidak merestui, dikarenakan saya ini cacat, jadi keluarga isteri saya tuh malu mbak dengan tetangga atau saudara-saudara yang lain”. Wawancara, 7 Januari 2011 commit to user Berdasarkan data dan informasi yang peneliti peroleh di lapangan, maka matriks mengenai faktor-faktor penghambat, sebagai berikut : Matriks 6 Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Program Pemberdayaan Difabel Melalui Program Kelompok Usaha Bersama KUBE Di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar No Faktor-faktor Penghambat Keterangan 1 Hambatan pada pola perilaku dan gerak langkah. Hambatan pada pola perilaku dan gerak langkah, yakni dinamika tingkah laku dalam sikap dan gerak dapat menggambarkan susasan kehidupan perasaan, daya khayal dan cita-cita seseorang 2 Masalah pekerjaan dan ekonomi Kecacatan merupakan penyebab timbulnya kesukaran untuk melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh orang-orang normal. 3 Masalah sosial Masalah sosial, yakni dikarenakan tidak mendapatkan pekerjaan atau kehilangan pekerjaan, maka mata pencahariannyapun hilang. Hal ini membawa kegoncangan fungsional khususnya kepada sesorang digabel yang tadinya berkedudukan sebagai pencari nafkah dalam keluarga karena sekarang tidak dapat melakukan tugasnya lagi 4 Masalah psikologis Masalah psikologi, yakni kesukaran dalam ekonomi, pekerjaan, keluarga, dan hubungan sosial dengan masyarakat seringkali menjadi demikian berat, sehingga menimbulkan gejala gangguan kejiwaan yang dapat menggangu kesehatan jiwa difabel. Rasa minder kerap kali mendera para difabel ketika harus berinteraksi dengan masyarakat. Sumber : Data primer, diolah Januari 2011 commit to user

6. Dampak Pemberdayaan Difabel dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan

Dokumen yang terkait

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

ringkasan - REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 1 1

Pemberdayaan Difabel Dalam Upaya Peningkatan Kesejahtraan Sosial Hidupnya Melalui Program Self Help Group (SHG) Surakarta.

0 0 2

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMANTAPAN PENDAMPING KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL YOGYAKARTA.

0 2 183

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI DI DUSUN GAMOL, DESA BALECATUR, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 184

Menulis Buku Evaluasi Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

0 0 5

PENGEMBANGAN MODEL PENDAMPING SOSIAL KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 241

PEMBERDAYAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KAMPUNG MACCINI BAJI KELURAHAN PUNDATA BAJI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

0 0 92

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN GOWA

0 0 106

MANAJEMEN STRATEGI DINAS SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

0 35 192