Strategi Pemberdayaan DEFINISI KONSEPTUAL

commit to user k. Pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personal dan pembangunan ekonomi secara pararel. Suharto, 2005: 68-69. Menurut Kiefer 1981 pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang meliputi: kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipasif Soeharto, 1997: 215. Selain itu Parsons 1994 juga mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada : a Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar. b Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri orang lain. c Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya- upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan. Parsons, et.al., 1994 :106.

3. Strategi Pemberdayaan

Dalam konteks pekerjaan sosial pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga asas pemberdayaan empowerment setting: mikro, mezzo, makro. a. Asas Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas task centered appproach. commit to user b. Asas Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya dilakukan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya. c. Asas Makro. Pendekatan ini disebut juga strategi sistem besar large- system strategy, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijaksanaan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lowbbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi mereka sendiri dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak Suharto, 2005 : 66-67. Pemberdayaan dengan demikian menciptakan suatu kondisi masyarakat yang dapat meraih keberkuasaan sehingga dirinya tidak termasuk dalam bagian kelompok masyarakat kurang beruntung. Menurut Ife setidaknya yang dapat diterapkan untuk dapat memberdayakan suatu masyarakat, yakni : perencanaan dan kebijakan policy and planning, aksi sosial dan politik social and political action, dan peningkatan kesadaran dan pendidikan education and consciousness raising. Ife, 1995:63 Pemberdayaan melalui perencanaan dan kebijakan dilakukan untuk mengembangkan perubahan struktur dan institusi sehingga masyarakat dapat mengakses berbagai sumber kehidupan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Ketidakberdayaan seringkali terjadi karena adanya sumber kehidupan yang terbatas. Perencanaan dan kebijakan yang berpihak dapat dirancang untuk commit to user menyediakan sumber kehidupan yang cukup bagi masyarakat untuk mencapai suatu keberdayaan. Misalnya, kebijakan membuka peluang pekerjaan yang luas atau penerapan upah minimum regional yang tinggi dapat diberikan dalam rangka mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Dalam pandangan kelompok ‘elit’ sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kesenjangan sosial dan ekonomi terjadi karena faktor politik. Kebijakan untuk kesejahteraan rakyat ditentukan oleh kekuatan politik. Sayangnya, tidak jarang ditemukan sitem politik yang tertutup dan tidak memberikan peluang masyarakat untuk berpartisipasi. Adanya keterlibatan masyarakat secara politik membuka peluang yang besar dalam memperoleh kondisi keberdayaan. Terakhir, strategi pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan kesadaran dan pendidikan. Masyarakat atau kelompok masyarakat tertentu seringkali tidak menyadari penindasan yang terjadi pada dirinya. Kondisi ketertindasan diperparah dengan tidak adanya keterampilan untuk bertahan hidup secara ekonomi dan sosial. Untuk menghadapi masalah ini peningkatan kesadaran dan pendidikan dapat diterapkan. Contohnya, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana struktur-struktur penindasan terjadi atau memberikan sarana dan keterampilan agar mencapai perubahan secara efektif.

2. Difabel

Dokumen yang terkait

REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 0 37

ringkasan - REKONSTRUKSI PEMODELAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Studi Kasus : Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial.

0 1 1

Pemberdayaan Difabel Dalam Upaya Peningkatan Kesejahtraan Sosial Hidupnya Melalui Program Self Help Group (SHG) Surakarta.

0 0 2

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMANTAPAN PENDAMPING KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL YOGYAKARTA.

0 2 183

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI DI DUSUN GAMOL, DESA BALECATUR, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 184

Menulis Buku Evaluasi Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

0 0 5

PENGEMBANGAN MODEL PENDAMPING SOSIAL KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 241

PEMBERDAYAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KAMPUNG MACCINI BAJI KELURAHAN PUNDATA BAJI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP

0 0 92

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN GOWA

0 0 106

MANAJEMEN STRATEGI DINAS SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

0 35 192