commit to user
23
penggunaan akhir barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik BPS; 2004: 27 .
b. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan
menghitung PRDB wilayah tersebut melalui alokasi PRDB wilayah yang lebih luas. Untuk melakukan alokasi PRDB wilayah ini
digunakan beberapa alokator antara lain nilai produksi bruto atau netto setiap sektor sub sektor pada wilayah yang dialokasikan: jumlah
produksi fisik, tenaga kerja, penduduk dan alokator tidak langsung lainya. Dengan menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat
diperhitungkan persentase bagian masing-masing Provinsi terhadap nilai tambah setiap sektor dan sub sektor.
B. Penelitian Terdahulu
1. Mulyanto pada tahun 2006 melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model-Model Ekonomi Regional Sebagai Alat Analisis Untuk Penilaian Dan
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Di Era Otonomi”. Dalam penelitian ini menjelaskan progres dari pemerintah daerah sebelum era propeda dan
setelah era propeda dengan menggunakan alat analisis tipologi klasssen, matriks potensi daerah, shift share, LQ, model CI, model SI, dan model WI.
Didapat sebuah kesimpulan bahwa selama masa peralihan propeda tidak ada perubahan yang signifikan di bidang ekonomi di kabupaten Klaten.
commit to user
24
2. Choliq Sabana dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengembangan Kota Pekalongan Sebagai Salah Satu Kawasan Andalan di Jawa Tengah”.
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi karakteristik kota pekalongan sebagai kawasan andalan. Alat analisis yang digunakan adalah tipologi
klassen, LQ, GRM Growth Ratio Model, Overlay, Shift share, gravity model. Dari analisis yang telah dilakukan penulis menarik kesimpulan bahwa
ditetapkannya kota Pekalongan sebagai kawasan andalan kurang tepat. Namun demikian jika dilihat dari banyaknya sektor unggulan maupun adanya
keterkaitan ekonomi antar daerah, penetapan kota Pekalongan sebagai kawasaan unggulan dianggap tepat.
3. Lobes Herdiman dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Penentu Pertumbuhan Aktivitas Ekonomi Pasca Kerusuhan Massa Pada
Wilayah Pembangunan Eks Karesidenan Surakarta Propinsi Jawa Tengah Dengan Menggunakan Pendekatan Model Basis Ekonomi dan Analisa Shift
Share” menjelaskan bahwa selama kurun waktu 1999-2002 pasca kerusuhan mei 1998 beberapa kabupaten di wilayah karesidenan Surakarta memiliki
pertumbuhan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan angkatan kerja yang rendah dikarenakan faktor lokasionalnya tidak dapat mendukung akibat keterbatasan
infrastruktur pembangunan yang tersedia, terkecuali wilayah kota Surakarta dan kabupaten Karanganyar yang terlihat adanya kemapanan untuk struktur
industrinya.
commit to user
25
C. Kerangka Berpikir