Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra sebagai karya cipta pengarang menggambarkan peristiwa- peristiwa kehidupan manusia yang dihasilkan oleh pengarang berdasar pandangan, tafsiran, penilaian serta realitas atau kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat. Potret kehidupan tersebut berada dalam imajinasi pengarang, baik yang sedang terjadi maupun yang telah terjadi. Hasil dari imajinasi itu bisa dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra merupakan hasil dialog dan kontemplasi serta reaksi pengarang terhadap lingkungan sekitarnya. Lewat karya sastra manusia dapat belajar tentang hakikat hidup dan kehidupan. Pengarang melihat dinamika dalam masyarakat kemudian menjadikannya sebuah inspirasi dan segala problemnya merupakan objek karya sastra. Pengarang dan anggota masyarakat tidak bisa lepas dari problem-problem sosial. Karya sastra tidak lagi berbicara tentang keindahan semata tetapi juga persoalan-persoalan hidup manusia, sehingga menjadikan suatu karya lebih bermakna. Karya sastra Jawa tidak hanya terdiri dari karya sastra lisan tetapi ada pula karya tulis. Sastra lisan merupakan bentuk sastra yang penyebarannya melalui lisan atau mulut ke mulut secara turun temurun. Sastra lisan contohnya commit to user 2 adalah folklor. Folklor sendiri terdiri dari dongeng lisan, legenda dan mitos. Sastra tulis merupakan bentuk sastra yang menggunakan tulisan sehingga berbentuk teks yang dikemas dalam lembaran-lembaran, episode, bab maupun buku. Sastra tulis contohnya meliputi novel, cerkakcerita cekak cerpen cerita pendek, geguritan puisi, cerita lakon drama dan cerbung. Cerbung merupakan rangkaian cerita yang terbagi dalam edisi-edisi episode. Cerbung biasanya dimuat dalam surat kabar atau majalah. Sampai saat ini majalah berbahasa Jawa yang masih aktif adalah Panjebar Semangat, Jayabaya dan Joko Lodhang. Cerbung sebagai salah satu jenis karya sastra tulis hasil budaya manusia dan banyak menampilkan hal-hal yang menyangkut kehidupan manusia. Adapula cerbung yang telah dikumpulkan atau dibukukan, sehingga para pembaca tidak harus mengikuti secara episode tetapi bisa langsung utuh ceritanya. Cerita Sing Kendhang lan Sing Ngandhang juga merupakan salah satu contoh cerbung. Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang adalah karya dari Suryadi Ws, salah satu sastrawan Jawa. Cerbung ini dimuat dalam majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat. Cerbung terdiri dari 17 episode, terhitung dari edisi 1 – 17, tanggal 3 Januari 2009 – 25 April 2009. Jika membaca sekilas judulnya, kemungkinan orang pembaca akan merasa penasaran. Hal ini disebabkan dari judulnya belum serta merta dapat ditangkap maksudnya. Kendhang artinya terlempar, sedangkan Ngandhang artinya masuk kand ang. Secara keseluruhan menjadi ‘yang terlempar dan yang masuk commit to user 3 kand ang’. Apa yang terlempar dan apa yang masuk kandang belum jelas, hal ini akan membuat pembaca merasa penasaran dan ingin membaca cerita utuhnya dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh pengarang. Cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws menampilkan cerita yang menggambarkan masalah-masalah sosial yang dialami oleh para tokohnya. Masalah-masalah yang dibebankan kepada para tokoh merupakan masalah yang sering terjadi dalam masyarakat. Masalah- masalah yang terkait dengan lingkungan masyarakat biasa disebut dengan problem sosial. Problem sosial merupakan warna tersendiri dalam kehidupan manusia. Hal tersebut bisa terjadi akibat berbagai faktor misalnya saja ketidaksesuaian antara perilaku dengan norma. Problem sosial sendiri bisa terjadi di berbagai sendi dalam masyarakat. Sendi-sendi yang sering terlihat dilanda suatu ketidakharmonisan misalnya adalah bidang perekonomian, percintaan dan agama. Kehidupan bermasyarakat juga tidak bisa lepas dari adanya unsur agama yang selalu beriringan. Agama mempunyai pengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian serta ketaatan. Hadirnya agama akan menuntun penganutnya menuju jalan yang benar dan sesuai norma. Agama sendiri juga berpengaruh besar terhadap pembentukan moral seseorang. Pada umumnya semakin kuat tingkat keimanan seseorang akan semakin baik pula moralnya. Hal ini commit to user 4 dikarenakan agama mempunyai nilai-nilai bagi kehidupan manusia baik secara personal maupun dalam kehidupan sosial. Orang yang beragama akan terikat pada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran agama yang dianutnya. Permasalahan boleh dan tidak inilah yang terlihat dalam cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang karya Suryadi Ws ini. Tentu saja masalah ini menjadi bagian dari konflik sosial dalam bidang agama atau religi. Konflik yang berakar agama dihadapi oleh Tegar dan Darmaya. Adapun pandangan keduanya, bisa menyebabkan masyarakat terpecah menjadi dua kubu. Darmaya sendiri adalah calon mertua dari Tegar. Darmaya akan mendirikan peternakan babi, tetapi Tegar tidak menyetujuinya. Tegar merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat Islam. Bagi Tegar peternakan babi yang didirikan Darmaya bertentangan dengan hukum atau ajaran yang pernah ia diterima dalam menjalankan agamanya. Dalam agama Islam, babi merupakan hal yang dilarang atau diharamkan. Tidak hanya air liur yang menyebabkab najis tetapi dagingnya pula sangat dilarang untuk dimakan. Tidak dihalalkan umat Islam memakan daging babi. Hal ini tertulis dengan jelas di beberapa ayat dalam kitab umat Islam yaitu Al Qur’an, salah satunya dalam Surat Al-Maidah ayat 3 yang dengan tegas mengharamkan babi Sulaiman Rasjid, 2007: 18. Dengan demikian bagi Tegar menyetujui peternakan babi milik Darmaya sama saja membiarkan hal-hal yang sangat dilarang agamanya berkembang dalam lingkungan masyarakatnya yang commit to user 5 agamis. Perjuangan Tegar tidak hanya berusaha menyadarkan pemikiran seorang Darmaya tetapi ditambah dengan anak buah Darmaya yang setia. Sedangkan anak buah Darmaya adalah warga yang sekampung dengan Tegar dan dianggap sebagai saudara sendiri. Untuk itu Tegar berusaha menyelesaikan permasalahan dengan sebijaksana mungkin agar masalah tidak semakin keruh. Dalam cerita juga menceritakan tentang problem sosial yang berkaitan dengan pengangguran atau lapangan pekerjaan. Kepercayaan atau agama seseorang tentunya akan membawa penganutnya ke jalan yang benar. Bekerja adalah salah satu bentuk ibadah. Tetapi sayangnya tidak semua orang beruntung dan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Fenomena pengangguran dalam masyarakat merupakan rahasia umum yang selalu menjadi perbincangan dan tentunya banyak terjadi di masyarakat. Banyak orang, baik yang masih sendiri maupun yang sudah berkeluarga berusaha mempertahankan hidup dengan berbagai jalan. Tanpa berpikir panjang segala pekerjaan diterima, terkadang bisa terjerumus dalam lubang hitam. Banyak warga kampung yang masih menganggur, baik yang masih bujang maupun yang sudah berumah tangga. Terjadi pertentangan pula berkaitan dengan hal ini. Pekerjaan memang sangat dibutuhkan oleh warga kampung tetapi sayangnya objek pekerjaan berupa babi menjadikan perbedaan karena latar masyarakat awalnya adalah beragama Islam.. commit to user 6 Hal terpenting adalah bekerja, tidak masalah jika harus mengurus babi milik Darmaya asal mendapat penghasilan terutama bagi yang sudah berumah tangga. Peternakan babi milik Darmaya memang bisa menyerap tenaga kerja dalam rangka mengurangi angka pengangguran. Para pekerja bisa sedikit memperbaiki kehidupan ekonominya setelah bekerja di peternakan. Warga yang biasanya tidak pasti kerjanya dan penghasilannya maka bisa bekerja dan merasakan menerima gaji setiap bulan. Ada warga yang dahulu berpakaian lusuh menjadi lain cara berpakaiannya, bajunya berganti-ganti dan banyak yang baru. Sedangkan warga yang dahulu cemas memikirkan kehamilan istrinya menjadi tenang dalam menyambut kelahiran anaknya. Atas inisiatif Tegar guna mengurangi angka pengangguran di kampung Kauman maka dibuatlah peternakan bebek, walaupun dengan modal pinjaman bank jika dijalankan dengan profesional pasti bisa berhasil. Tentu saja inisiatif Tegar menemui jalan yang baik dan bisa menjadi salah satu alternatif pemecahan. Warga kampung yang sepaham dengan Tegar mencoba potensi usaha tersebut. Dengan kesabaran dan kegigihan usaha mereka membuahkan hasil. Peternakan bebek ternyata tidak kalah menguntungkan dibanding babi milik Darmaya dan tentunya bebek tidak diharamkan dalam agama mereka. Kehidupan warga menjadi lebih sejahtera dan perekonomian mulai berkembang. Keberhasilan ekonomi seseorang akan mempengaruhi kehidupannya baik kehidupan sosial maupun pribadinya. Kemapanan ekonomi membuat commit to user 7 seseorang semakin percaya diri untuk mendapatkan kebahagiaan terutama dalam hal cinta dan selalu berusaha membuat orang yang dicintainya hidup tidak kekurangan. Bagi Darmaya kejayaan bidang ekonomi akan dapat menjaga keutuhan cintanya dengan istrinya. Darmaya sangat mencintai istrinya yaitu Sri Mulya. Sri mulya masih sangat muda dan cantik bahkan hampir seumuran dengan anaknya yaitu Subekti. Darmaya berkeinginan mendirikan peternakan babi dalam rangka meningkatkan penghasilannya. Darmaya merasa takut apabila ia sudah tua dan tidak kaya maka Sri Mulya akan meninggalkannya. Dengan menimbang berbagai kemungkinan keuntungan dari peternakan akhirnya Darmaya mewujudkannya. Niat baik Darmaya dalam kehidupan cintanya ternyata tidak berbuah manis. Semakin berkembangnya peternakan tersebut malah membuat Darmaya dan Sri Mulya sering bertengkar. Sri Mulya tidak setuju dengan usaha suaminya walaupun sebenarnya itu ditujukan untuk mempertahankan rumah tangganya. Pada akhirnya perceraian menjadi jalan bagi keduanya. Pendirian peternakannya ternyata juga membuat kebahagiaan anaknya yaitu Subekti menjadi pontang-panting. Kekasih Subekti yaitu Tegar tidak menerima keberadaan peternakan yang bertentangan dengan ajaran agamanya dan menggantungkan cinta serta rencana pernikahan mereka yang dulu. Tegar sebenarnya juga tidak tega dan ingin menepati janjinya untuk menikahi Subekti, tetapi baginya peternakan itu bagaikan dinding pemisah yang tinggi. Sri Mulya melamarkan Tegar kepada Darmaya untuk Subekti, dengan syarat commit to user 8 peternakan harus ditutup. Darmaya yang masih mencintai mantan istrinya juga mengajukan syarat. Peternakan akan ditutup dan lamaran akan diterima asal Sri Mulya kembali menjadi istrinya. Setelah persetujuan terlaksana ternyata Subekti malah kabur dengan Sarwan karena telah hamil. Dengan demikian rencana pernikahan gagal. Atas gagalnya acara pinangan itu, Tegar merasa tersakiti tetapi segera hilang rasa itu ketika dalam hatinya timbul keinginan cinta dan niat menjadikan Sri Mulya istrinya. Dengan hati yang tulus Tegar bersedia menerima Sri Mulya yang telah menjadi janda. Walaupun Sri Mulya sendiri juga tidak begitu percaya pada bekas kekasihnya itu, tetapi akhirnya hatinya luluh. Dalam hati Sri Mulya tetaplah Tegar yang ia cintai karena pernikahannya dengan Darmaya tidak diinginkan dan hanya sebagai ungkapan balas budi. Tegar sendiri juga merasa bersalah karena dulu tidak bisa mempertahankan Sri Mulya. Karena rasa yang masih saling cinta itulah mereka bersatu kembali. Hal ini juga menunjukkan sikap Tegar yang tidak memandang status dan mencintai Sri Mulya dengan tulus dan apa adanya. Cerbung ini dirasa menarik untuk diteliti karena gambaran tentang fakta-fakta sosial yang terdapat di dalamnya beragam sehingga tidak terkesan monoton isi ceritanya. Konflik-konflik tersebut tidak jarang terjadi dalam masyarakat sekarang. Konflik keagamaan yang diangkat oleh pengarang terbilang fenomenal karena terkait dengan kehidupan masyarakat mayoritas Islam yang menghadapi kisruh pertentangan. Sedangkan masalah pertentangan commit to user 9 intern umat seagama ini sendiri jarang dimunculkan oleh pengarang- pengarang dalam karya-karya pada umumnya. Demikian pula permasalahan ekonomi yang muncul dalam cerita juga memberi warna lain dibanding cerita pada umumnya. Pengarang juga menampilkan kisah cinta yang tidak biasa diangkat dalam cerita lainnya. Kisah cinta yang biasanya hanyalah berkisah tentang pacaran antara kaum muda mudi. Tetapi dalam cerbung ini cerita cinta yang disajikan terbilang unik dan rumit seperti paparan di atas yaitu lika-liku perjuangan cinta sejati yang tanpa memikirkan status. Asumsi-asumsi ini menjadi alasan kuat pengkajian objek berupa cerbung karya Suryadi Ws. Masyarakat sendiri merupakan bagian dari lingkup sosiologi. Dalam karya sastra pengarang menyajikan cerita yang tidak lepas pula dari unsur masyarakat. Konflik-konflik yang muncul merupakan gejala dalam masyarakat yang ditemukan dalam sebuah karya sastra sehingga penelitian ini lebih tepat menggunakan analisis sosiologi sastra. Analisis akan melalui tahap struktural terlebih dahulu sebagai upaya pembongkaran karya melalui sisi intrinsiknya. Dari sisi intrinsiknya maka penelitian akan menuju pada analisis sosiologi sastra, yaitu berkaitan dengan hal-hal di luar karya itu sendiri atau analisis ekstrinsiknya. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kesalahan penulisan pada teks naskah asli cerbung Sing Kendhang lan Sing Ngandhang yang masih menggunakan ejaan lama. Kesalahan ini langsung dibenahi oleh penulis dalam kutipan saat menggunakan data-data tekstual dan teks asli yang disertakan dalam catatan kaki pada setiap halamannya. commit to user 10

B. Perumusan Masalah