Tingkat pendidikan petani Umur Petani Pengalaman bertani Luas Pemilihan Lahan Jumlah Tanggungan Tingkat Pendapatan petani

tersebut, dia akan mengadakan percobaan. Hal ini mungkin terlaksana dalam kurung waktu yang lama atau dalam skala yang terbatas. 5 Adopsi, adalah tahap dimana dia menyakini akan ebenaran dan keunggulan ide baru tersebut sehingga menerapkannya dan mungkin juga mendorong penerapan oleh orang lain, dan inovasi diadopsi dengan cepat: 1. Memiliki keuntungan tinggi bagi petani 2. Sesuai dengan nilai-nilai soaial,adat setempat 3. Tidak rumit 4. Dapat dicoba dalam skala kecil 5. Mudah diamati Ginting, 2002. Suatu paket teknologi pertanian akan tidak ada mamfaatnya bagi petani dipedesaan jika teknolgi tersebut tidak dikomunikasikan pada masyarakat pedesaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan stuktur komunikasi informasi dipedesaan menjadi sangat kompleks sehingga dapat dikatakan bahwa akan ada perubahan secara terus menerus dalam cara kerja tehnik kerja pada petani jika pada mereka melakukan komunukasi teknologi yang baik dan tepat Satia N, 2000. Faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi Adopsi teknologi baru adalah merupakan proses yang terjadi dari petani untuk menerapkan teknologi tersebut pada usahataninya. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Tingkat pendidikan petani

Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan praktek pertanian Universitas Sumatera Utara yang lebih modern. petani yang berpendidikan tinggiakan lebih cepat dalam melaksanakan adopsi.

b. Umur Petani

Makin muda petani biasanya mempunyai semangat ingin tahu apa yang belum diketahui, sehingga dengan demikian petani berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut.

c. Pengalaman bertani

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan.

d. Luas Pemilihan Lahan

Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani yang berlahan sempit, hal ini dikarenakan ke efesienan penggunaan sarana produksi.

e. Jumlah Tanggungan

Petani dengan jumlah tanggungan semakin tinggi akan semakin lamban dalam mengadopsi inovasi karena jumlah tanggungan yang besar akan mengharuskan petani untuk memikirkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya. Petani yang memiliki jumlah tanggungan yang besar harus mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak mengalami resiko yang fatal, bila kelak inovasi yang diadopsi mengalami kegagalan.

f. Tingkat Pendapatan petani

Universitas Sumatera Utara Petani yang memiliki tingkat pendapatan usaha taninya tinggi akan berusaha lagi mencari informasi dan melakukan inovasi baru agar produksi usaha taninya lebih meningkat. Dan petani yang pendapatan usaha taninya rendah akan lebih sulit dalam menerapkan inovasi baru. Soekartawi, 1986 Universitas Sumatera Utara Kerangka pemikiran Kabupaten Karo merupakan salah satu sentra produksi kentang terbesar di Sumatera Utara, dimana dalam hal ini Pemerintah memberikan dukungan berupa penerapan teknologi anjuran yang disampaikan kepada petani kentang melalui program penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan teknologi tersebut kepada petani karena dengan bantuan penyuluh maka inovasi akan cepat diterima oleh masyarakat tani khususnya para petani kentang. Petani kentang dalam melakukan budidaya kentang melakukan tahapan-tahapan seperti : varietas, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan. Penerapan teknologi anjuran budidaya kentang ini sudah berlangsung mulai tahun 2004 sampai sekarang. Dalam mengadopsi suatu teknologi, maka petani dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan dan total pendapatan petani. Petani yang memiliki lahan luas akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi bila dibandingkan dengan petani yang memiliki lahan sempit hal ini dikarenakan keefisienan sarana produksi. Petani yang memiliki pendapatan yang rendah pada umumnya lebih lambat dalam mengadopsi suatu inovasi karena petani umumnya lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan hidup petani bila dibandingkan dengan mengadopsi suatu inovasi, petani tidak mau untuk mengambil resiko yang besar jika nantinya inovasi itu tidak berhasil. Universitas Sumatera Utara Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi dari pada petani pemula, karena dengan pengalaman yang lebih banyak sudah dapat membuat perbandingan dalam membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi teknologi. Petani dalam mengadopsi teknologi budidaya kentang tidak sama. Ada yang cepat Positif dan ada yang lambat Negatif. Universitas Sumatera Utara Keterangan : Ada hubungan : Ada pengaruh Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran Penyuluh Pertanian Tahapan-tahapan teknologi budidaya kentang : • varietas • Persiapan lahan • Penanaman • Pemeliharaan • Pengendalian H P • Pemanenan Teknologi Budidaya Kentang Faktor-faktor yang mempengaruhi : • Umur • Tk. Pendidikan • Lama bertani • Luas lahan • Jlh. Tanggungan • Pendapatan petani Petani Kentang Tingkat Adopsi Pemerintah Positif Negatif Universitas Sumatera Utara Hipotesis Penelitian 1. Tingkat Adopsi petani terhadap teknologi anjuran budidaya kentang di daerah penelitian tergolong kategori tinggi 2. Faktor-faktor Sosial Ekonomi Umur petani, tingkat pendidikan petani, pengalaman bertani,luas lahan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan usahatani kentang mempegaruhi tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran pada budidaya kentang didaerah penelitian Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Terhadap Teknologi Anjuran Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah di Desa Simanindo Sangkal, Kecamatan Simanindo, Kab.Samosir

0 43 116

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Lahan Kering Oleh Petani (Studi Kasus : Desa Aji Julu Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara)

5 60 96

Hubungan Antara Faktor - Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Tenaga Kerja Wanita Upahan Pada Usahatani Kol( Brassica oleraceae)(Studi Kasus : Desa Dolat Rakyat Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)

1 26 76

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Petani Sayur Mayur Di Kabupaten Karo (Kasus : Wortel, Tomat atau Kol di Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka)

8 108 66

Dampak Peningkatan Harga Beras Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Pada Beberapa Strata Luas Lahan (Studi Kasus: Desa Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

0 50 85

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang (Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

1 2 11