METODOLOGI PENELITIAN Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang (Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Daerah Sampel Daerah penelitian ditentukan secara ‘purposive’ yaitu penentuan secara sengaja di Kecamatan Merdeka , Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Adapun alasan pemilihan daerah penelitian ini berdasarkan penerapan teknologi anjuran budidaya kentang di Kabupaten Karo sudah berlangsung sejak tahun 2004 sampai sekarang dan didukung dari data dinas pertanian Kabupaten Karo bahwa Kecamatan Merdeka salah satu Kecamatan yang memiliki produksi tanaman kentang terbesar. Metode Pengambilan Sampel Populasi penelitian adalah petani kentang yang melakukan usahatani dengan sistem budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran budidaya kentang sebanyak 956 KK. Metode penentuan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling, dimana sampel diambil secara acak yaitu sebanyak 30 petani sampel sesuai dengan Teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik ukuran sampel paling minimum 30. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani dengan bantuan kusioner sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait serta buku yang mendukung penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2: Spesifikasi Pengumpulan Data NO Jenis Data Sumber Metode Observasi Wawancara 1 Identitas Petani Petani -  2 Luas lahan Petani -  3 Tingkat produktifitas kentang Petanikontak tani -  4 Teknologi budidaya yang dianjurkan PPLPetani   5 Monografi kecamatan Kepala camat   Metode Analisis Data Untuk menganalisa masalah Idianalisis dengan menggunakan metode analisa deskriptif yaitu dengan melihat data dari penyuluh pertanian dan petani tentang teknologi sesuai anjuran daerah penelitian. Untuk menganalisa masalah 2, dianalisis dengan metode skala Likert, yaitu pengelompokan variabel dengan menjumlahkan skor dari nilai seperangkat variabel yang bersangkutan berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berikut ini dapat dilihat seperangkat variabel berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif yang akan dijawab oleh responden Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 3: Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif NO Peryataan positif Peryataan negatif 1 Menggunakan varietas sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya Tidak Menggunakan varietas sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya 2 Melakukan penyiapan lahan sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya Melakukan penyiapan lahan tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya 3 Melakukan penanaman sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya Melakukan penanaman tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya 4 Melakukan pemupukan sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya Melakukan pemupukan tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya 5 Melakukan pemeliharaan sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya Melakukan pemeliharaan tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya 6 Melakukan pengendalian HPT sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya Melakukan pengendalian HPT tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya 7 Melakukan panen sesuai anjuran dan mengikuti semua teknologi budidaya Melakukan panen tidak sesuai anjuran dan tidak mengikuti semua teknologi budidaya Pemberian skor pada setiap pilihan jawaban yang diberikan sebagai berikut: • Untuk pernyataan positif : Sangat setuju SS = 5 : Setuju S = 4 : Ragu-ragu RR = 3 : Tidak setuju TS = 2 : Sangat tidak setuju STS = 1 Universitas Sumatera Utara • Untuk pernyataan Negatif : Sangat setuju SS = 1 : Setuju S = 2 : Ragu-ragu RR = 3 : Tidak setuju TS = 4 : Sangat tidak setuju STS = 5 Pengukuran tingkat adopsi digunakan dengan skala pengukuran skala Likert, dengan rumus: � = 50 + 10 � x 2 − x s � Dimana: T = skor standart X = skor responden S = deviasi standart kelompok Kriteria uji apabila: T ≥ 50 = sikap positif T 50 = sikap negatif Mueller, 1992. Untuk mengalisa masalah 3dianalisis dengan menggunakan regresi logistik binary dengan alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah umur, tingkat pendidikan petani, luas lahan, pengalaman bertani, tingkat pendapatan dengan menggunakan rumus: Ŷ = �� + � � � � + � � � � + � � � � + � � � � + � � � � + � � � � + μ Keterangan: Ŷ = Tingkat adopsi penggunaan pupuk �� = Konstanta β1 = Koefisien regresi � 1 = Umur petani Tahun Universitas Sumatera Utara � 2 = Pengalaman bertani Tahun � 3 = Tingkat pendapatan Rp � 4 = Tingkat pendidikan petani Tahun � 5 = Jumlah Tanggungan Jiwa � 6 = Luas lahanHa Untuk melihat variabel bebas X berpengaruh secara serempak terhadap variabel terikat Y di uji dengan uji G statistika dengan kriteria: Jika: � ℎ����� � ����� , maka tolak H ; terima H 1 artinya ada pengaruh � ℎ����� ≤ � ����� , maka terima H ; tolak H 1 artinya tidak ada pengaruh Apabila: F-hitung F-tabel, maka H 1 diterima, artinya variabel bebas X secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. F-hitung ≤ F-tabel, maka H 1 ditolak, artinya variabel bebas X secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Untuk melihat variabel bebas X berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat Y di uji dengan uji t statistika dengan Kriteria Jika: � ℎ����� � ����� , maka tolak H ; terima H 1 artinya ada pengaruh � ℎ����� ≤ � ����� , maka terima H ; tolak H 1 artinya tidak ada pengaruh Apabila: t-hitung t-tabel, maka H 1 diterima, artinya variabel bebas X secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. t-hitung ≤ t -tabel, maka H 1 ditolak, artinya variabel bebas X secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Universitas Sumatera Utara Defenisi dan Batasan Operasianal Defenisi Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran hasil penelitian maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : a. Petani adalah orang yang melaksanakan dan mengelolah usahatani pada sebidang tanah dan lahan b. Adopsi adalah penerapan penggunaan sesuatu ide atau alat teknologi baru yang dapat disampaikan lewat pesan komunikasi lewat penyuluh c. Tingkat adopsi adalah tingkat penerapan teknologi usaha tani kentang melalui skor penilaian pengukuran dengan skala likert pada tahapan kegiatan teknologi budidaya kentang. d. Teknologi budidaya kentang yang dianjurkan PPL meliputi varietas, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian OPT, panen e. Faktor sosial ekonomi adalah faktor dari diri petani baik dari faktor sosial maupun faktor ekonomi yang dimiliki petani f. Faktor sosial ekonomi meliputi umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan petani. g. Umur adalah usia petani sampel pada saat dilaksanakan penelitianyang dinyatakan dengan satuan tahun. h. Pengalaman bertani adalah waktu sejak seorang petani mulaimelakukan usahatani kentang yang diukur dalam satuantahun. i. Pendapatan petani adalah total pendapatan yang diperoleh petanidan keluarganya dari usahatani kentang. Universitas Sumatera Utara j. Tingkat pendidikan adalah lamanya tenaga petani dalam mengikutipendidikan formal diukur berdasarkan pendidikan formal yangpernah ditempuh k. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan petani jiwa. l. Luas lahan adalah areal pertanaman kentang yangdiusahakan petani Ha. Batasan Operasional 1. Faktor sosial ekonomi yang diteliti adalah Umur petani, pengalaman bertani, tingkat pendapatan,tingkat pendidikan petani, jumlah tanggungan,luas lahan dengan tingkat adopsi petani terhadap teknologi anjuran budidaya kentang di daerah penelitian. 2. Sampel penelitian yaitu petani kentang di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. 3. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Merdeka di Kabupaten Karo. 4. Waktu penelitian adalah tahun 2013. BAB IV Universitas Sumatera Utara DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Wilayah Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah Kecamatan Merdeka merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada dikabupaten Karo dengan ibukota Kecamatan di desa Merdeka yang berjarak 14 km dari Kabanjahe dan 67 km dari Medan ibukotaPropinsi. Kecamatan Merdeka dibentuk atas dasar PERDA 04 TAHUN 2005, dimana Kecamatan Simpang Empat dimekarkan menjadi 3tiga Kecamatan yaitu Simpang Empat sebagai Kecamatan induk, Kecamatan Merdeka hasil pemekaran, dan Kecamatan Namanteran hasil pemekaran. Kecamatan Merdeka telah diresmikan sejak tanggal 29 Desember 2007 lalu.Kecamatan Merdeka dengan luas ± 44,7 km² berada pada ketinggian rata-rata 1000-1400 m diatas permukaan laut dengan temperatur 16°C-17°C dengan batas wilayah sebagai berikut: • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Merdeka • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Namanteran • Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Deliserdang • Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Simpang empat Kecamatan Merdeka berasal dari Kecamatan Simpang Empat dimana pada sejak pra kemerdekaan yang disebut dengan istilah kerajaan yang dipimpin oleh Raja yang disebut dengan Sibayak Lingga yang kekuasaan meliputi • Ulung Sitelu kuru yang diperintahkan oleh Raja Uung Merga Karo-karo • Urung Tiga Pancur diperintah oleh Raja Ulung Merga Sembiring Gurukinayan • Urung Sempat Teran yang diperintah oleh Raja Urung Merga Karo-karo Sitepu Universitas Sumatera Utara Tabel 4: Luas wilayah menurut desa di Kecamatan Merdeka No Desakelurahan Luaskm² Rasio terhadap total luas lahan kecamatan 1 Deram 3,93 8,90 2 Ujung teran 6,42 14,53 3 Cinta rakyat 5,90 13,36 4 Sada peralih 4,53 10,26 5 Semangat 2,87 6,50 6 Merdeka 3,87 8,76 7 Gongsol 2,80 6,34 8 Jarang uda 5,46 12,36 9 Semangat gunung 8,39 18,99 Jumlah 44,17 100,00 Sumber kantor Camat Kecamatan Merdeka 2013 Keadaan Penduduk Pada tahun 2012 diadakan sensus penduduk di Kecamatan Merdeka sehingga tahun 2013 keadaan penduduk Kecamatan Merdeka sesuai dengan sensus 3 563 rumah tangga dengan jumlah penduduk 13.310 jiwa. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat seperti pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5 : Distribusi Penduduk Kecamatan Merdeka Berdasarkan Jenis Kelamin No Distribusi Penduduk Jumlah Persentase 1 Laki-Laki 6 821 50,1 2 Perempuan 6786 49,9 Jumlah 13.607 100 Sumber: Kantor Kecamatan merdeka dalam angka 2013 Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa di Kecamatan Merdeka jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan. Universitas Sumatera Utara Terdapat tiga Agama di Kecamatan Merdeka yaitu: Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik yang distribusinya dapat kita lihat pada tabel 6 berikut: Tabel 6 : Distribusi Penduduk Kecamatan Merdeka Berdasarkan Agama No Distribusi Penduduk Penduduk Persentase 1 Islam 3 831 28,1 2 Kristen Protestan 9 632 70,8 3 Kristen Katolik 144 1,1 Jumlah 13607 100 Sumber: Kantor Kecamatan Merdeka Tahun 2013 Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa di Kecamatan Merdeka jumlah pemeluk agama Kristen Protestan lebih banyak daripada pemeluk agam Islam dan pemeluk agama Kristen Katolik Perekonomian Desa Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Merdeka adalah sektor pertanian. Komposisi penduduk Kecamatan Merdeka dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7: Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Merdeka tahun 2012 NO Mata pencaharian Jumlah penduduk Persentase 1 Petani 7748 88,2 2 Industri rumah tangga 100 1,1 3 PNSABRI 165 1,8 4 Lainnya 783 8,9 Jumlah 8776 100 Sumber: Kantor Kecamatan Merdeka Tahun 2013 Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Merdeka mempunyai matapencaharian dari sektor pertanian sebanyak 7748 orang yaitu . Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh sektor pertanian. Universitas Sumatera Utara Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di Kecamatan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana angkutan, sarana pendididkan dan sarana sosial. Daerah ini dapat dicapai dengan angkutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 8: Tabel 8 : Sarana dan Prasarana di Kecamatan Merdeka pada tahun 2012 No Sarana Prasarana Jumlah 1 Pendidikan SD,SMP dan SMA 6 2 Kesehatan Posyandu, Pustu,poskesdes 27 3 Pasar Kedai dan Kios Saprodi 48 4 Peribadatan Mesjid 11 Gereja protestan 15 Gereja khatolik 2 6 Industri Kilang dan Gilingan Padi 15 7 Sosial Pengaspalan dan Pembangunan 40 Sumber: Kantor Kecamatan Merdeka Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Merdeka kurang memadai, karena untuk hanya sekolah SD dan SMA saja yang ada di Kecamatan Merdeka. Untuk melanjutkan jenjang pendidikan SMP harus ke luar Kecamatan ataupun ke ibukota Kabupaten. Untuk fasilitas kesehatan sudah tersedia PUSTU dan POSYANDU, dan POSKESDES. Dari keterangan penduduk untuk fasilitas kesehatan sudah tersedia dan sudah memadai. Masyarakat dilokasi penelitian pada umumnya melakukan transaksi hasil pertanian atau membeli langsung kepasar Kecamatan ataupun pasar Kabupaten, walaupun terdapat kedai di Kecamatan Merdeka namun belum bisa memenuhi keperluan yang diingan oleh masyarakat karena jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan masih terbatas. Universitas Sumatera Utara Karakteristik Petani Sampel Petani yang menjadi sampel penitian adalah petani yang mengadopsi teknologi anjuran budidaya kentang. Adapun karakteristiknya dari 30 sampel petani yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 9 :Karakteristik petani sampel No Uraian Range Rataan 1 Umur petani 25-57 45,53 2 Tingkat pendidikan 6-16 10,4 3 Pengalaman bertani 2-22 13,6 4 Luas lahan 0,25-1 0,54 Sumber: lampiran 1 Dari Tabel 9 diketahui umur petani di lokasi penelitian yaitu sebesar 46,03 tahun dengan range 25 tahun sampai dengan 57 tahun hal ini menunjukkan petani dilokasi penelitian masih tergolong usia produktif untuk melakukan kegiatan budidaya kentang. Untuk tingkat pendidikan adalah 6 tahun sampai dengan 16 tahun hal ini mempegaruhi petaniuntuk mengadopsi teknologi anjuran budidaya kentang termasuk dalam hal penggunaan pupuk, pestisida. Dari segi pengalaman bertani dilokasi penitian tergolong sudah lama 13,6 tahun dengan range 2-22 tahun hal ini mempengaruhi keahlian petani dalam mengatasi berbagai masalah dalam usahatani kentang. Sedangkan luas lahan dilokasi penilitian yaitu sebesar 0,25 Ha sampai dengan 1 Ha. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Terhadap Teknologi Anjuran Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah di Desa Simanindo Sangkal, Kecamatan Simanindo, Kab.Samosir

0 43 116

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Lahan Kering Oleh Petani (Studi Kasus : Desa Aji Julu Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara)

5 60 96

Hubungan Antara Faktor - Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Tenaga Kerja Wanita Upahan Pada Usahatani Kol( Brassica oleraceae)(Studi Kasus : Desa Dolat Rakyat Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)

1 26 76

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja, Produktivitas Dan Pendapatan Petani Sayur Mayur Di Kabupaten Karo (Kasus : Wortel, Tomat atau Kol di Desa Merdeka, Kecamatan Merdeka)

8 108 66

Dampak Peningkatan Harga Beras Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Pada Beberapa Strata Luas Lahan (Studi Kasus: Desa Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

0 50 85

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang (Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

1 2 11