Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
133 data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan awal didukung oleh data-data yang valid dan
kredibel, konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian
kesimpulan dalam penelitian kualtatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masing gelap, remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal, interaktif, hipotesis atau teori Sugiyono, 2007: 345.
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif
Dalam pengujian keabsahan data metode kualitatif maka hasil data yang telah dikumpulkan dari lapangan dan diolah maka diperlukan uji validasi hasil data penelitian
kualitatif dilakukan dengan cara, yaitu sebagai berikut.
1. Credibility validitas internal, untuk menguji kredibilitas internal dapat dilakukan dengan cara perpanjangan waktu, meningkatkan ketekunan, triangulasi, termasuk
triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu, analisi kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan member check.
2. Transferability validitas eksternal merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitaif. Hal ini menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
134 transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat
diterapkan atau digunakan dalam situasi lain, bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai, hingga manakala hasil penelitian tersebut
dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Peneliti sendiri tidak menjamin “validitas eksternal” ini.
3. Dependability reliabilitas bisa disebut juga reliabilitas, dalam penelitian kualitatif debendability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
proses penelitian. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka debendabilitas penelitiannya patut diragukan
Sanafiah Faisal 1990. 4. Sedangkan confirmability obyektifitas menguji konfirmability berarti menguji
hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil, penelitian merupakan fungsi proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut
telah memenuhi konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
5. Dependability, terminologi ini juga dekat pengertiannya dengan konsep Verstehen dari Max Weber: bahasa Jerman yang artinya to understand: yang memiliki
beberapa makna antara lain: 1 To perceive and comprehend the nature and significance of, 2 To know thoroughly by close contact with or by long
experience of the phenomenon, 3 To grasp or comprehend the meaning intended or expressed by another, 4 To know and emphatic toward. In this cases Weber
used the term to refer to the social scientist’s attempt to understand both the intention and the context of human action.
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
135 6. Triangulasi, triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, triangulasi teknik pengumpulan data digunakan untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, dan triangulasi waktu diperlukan karena waktu
sering juga mempengaruhi kredibilitas data. 7. Member check, adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data
yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya tersebut valid, sehingga semakin kredibeldipercaya. Jadi tujuan member check adalah agar
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Pelaksanaan
membercheck dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan.
Sedangkan menurut Robert K. Yin 1984 sebelum membangun desain seorang peneliti perlu memperhatikan empat aspek kualitas, yakni validitas konstruk menetapkan
ukuran operasional yang benar untuk konsep-konsep yang diteliti validitas internal credibility, menetapkan hubungan kausal, dan ini khusus untuk studi kasus
eksplanatoris, validitas eksternal transperability, menetapkan ranah di mana temuan
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
136 suatu penelitian dapat divisualisasikan, dan reliabilitas dependability, proses penelitian
dapat diinterpretasikan, dengan hasil yang sama, dan yang keempat comfirmability, menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang
dilakukan. Bila hasil, penelitian merupakan fungsi proses penelitian yang dilakukan, maka komfirmability telah tercapai. Peneliti melakukan keempat langkah-langkah
validitas kontruk itu dari mulai menetapkan permasalahan, merumuskan permasalahan, seperti kajian literatur terhadap konsep-konsep religi dan budaya dari para ahli berikut
teori-teorinya, meminta arahan dari pembimbing, membuat pedoman observasi dan pedoman wawancara kemudian menetapkan informan yang benar-benar dapat
memberikan informasi yang dibutuhakan. Berkaitan dengan validitas eksternal, peneliti melakukan proses pemilahan dan kategorisasi terhadap data yang telah dikumpulkan,
mana-mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang tidak, untuk kemudian di display sajikan dan diinterpretasi untuk mendapatkan kebermaknaan.
Secara ringkas, standar reliabilitas mencakup tiga aspek: 1 Kemantapan atau ke “ajeg-an” suatu alat ukur memiliki tingkat kemantapan yang tinggi bilamana digunakan
mengukur berulang kali dilakukan replikasi pengukuran, akan menghasilkan hasil yang sama. 2 Ketepatan dan akurasi, suatu alat ukur memiliki tingkat ketepatan yang tinggi
bilamana menunjukkan ukuran yang benar terhadap sesuatu obyek yang diukur, dan 3 Homogenitas. Suatu alat ukur memiliki tingkat homogenitas yang tinggi bilama unsur-
unsur pokoknya mempunyai hubungan yang erat satu sama lain dan memberikan kontribusi pemahaman yang utuh terhadap pokok persoalan yang diteliti obyek yang
diukur.
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
137 Sebagaimana dengan penelitian kuantitatif, sebagai suatu disciplined inquiry,
penelitian kualitatif harus memiliki kriteria atau standar validitas dan reliabilitas. Namun demikian ada perbedaan standar antara paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif,
menurut Lincoln dan Guba 1985, paling sedikit ada empat standar atau kriteria utama guna menjamin keabsahan hasil penelitian kualitatif sebagai berikut.
A Standar Kredibilitas
Standar kredibilitas ini identik dengan validitas internal dalam penelitian kuantitatif. Agar hasil penelitian kualitatif memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi sesuai dengan fakta di lapangan informasi yang digali dari subyek atau partisipan yang diteliti, perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1 Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di lapangan.
2 Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh, sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti seperti apa adanya.
3 Melakukan triangulasi, baik triangulasi metode menggunakan lintas metode pengumpulan data, triangulasi sumber data memilih berbagai sumber data
yang sesuai, dan triangulasi pengumpul data beberapa peneliti mengumpulkan data secara terpisah. Dengan cara ini teknik triangulasi
memungkinkan diperoleh variasi informasi seluas-luasnya atau selengkap- lengkapnya.
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
138 4 Melibatkan teman sejawat yang tidak ikut melakukan penelitian untuk
berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian peer debriefing.
5 Melakukan analisis atau kajian kasus negatif, yang dapat dimanfaatkan sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil penelitian.
6 Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data. 7 Mengecek bersama-sama dengan anggota penelitian yang terlibat dalam
proses pengumpulan data, baik tentang data yang telah dikumpulkan, kategorisasi analisis, penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian.
B Standar Transferabilitas
Standar ini merupakan modifikasi validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Pada prinsipnya, standar transferabilitas ini merupakan pertanyaan
empirik yang tidak dapat dijawab oleh peneliti kualitatif itu sendiri, tetapi dijawab dan dinilai oleh para pembaca laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif
memiliki kualitas transferabilitas yang tinggi bilamana para pembaca laporan penelitian ini memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks
dan fokus penelitian.
C Standar Debendabilitas
Standar debendabilitas ini boleh dikatakan mirip dengan standar reliabilitas. Adanya pengecekan atau penilaian akan ketepatan peneliti dalam
mengkonseptualisasikan apa yang diteliti merupakan cerminan dari kemantapan
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
139 dan ketepatan menurut standar relibilitas penelitian. Makin konsisten peneliti
dalam keseluruhan proses penelitian, baik dalam pengumpulan data, interpretasi temuan maupun dalam melaporkan hasil penelitian, akan semakin memenuhi
standar debendabilitas.
d Standar Konfirmabilitas
Standar konfirmabilitas ini lebih terfokus pada audit pemeriksaan kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa benar berasal dari pengumpulan data
di lapangan. Audit konfirmabilitas ini biasanya dilakukan bersamaan dengan audit debendabilitas.
Selain keempat standar di atas, ada sejumlah standar pelengkap yang patut diperhatikan dalam penelitian kualitatif, antara lainsebagai berikut.
a Dilaksanakan dalam kondisi wajar atau se-alamiah mungkin. b Memperlakukan orang-orang yang diteliti semanusiawi mungkin.
c Menjunjung tinggi perspektif emik partisipan. d Pembahasan hasil penelitian selain bersifat deskriptif juga sintesis.
e Kelemahan dan keterbatasan penelitisn tidak perlu disembunyikan, bahkan harus dikemukakan secara transparan.
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
140
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten Lama:
Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
141
Encep Supriatna, 2012 Implementasi Pembelajaran Sejarah yang Berbasis Religi dan Budaya di Kawasan Banten
Lama: Suatu Kajian Transformatif Nilai-Nilai Religi dan Budaya dalam Pendidikan Sejarah di SMA. Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
278
BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap implementasi pembelajaran sejarah yang berbasis religi dan budaya di kawasan Banten Lama yang merupakan suatu kajian
transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah Menengah Atas Kota Serang Banten sebagaimana telah di bahas pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut.
Pertama, pembelajaran Sejarah di sekolah yang selama ini digunakan oleh guru-guru di Sekolah Menengah Atas di Kota Serang Banten masih berlangsung
secara konvensional, hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dan siswi, bahwa suasana pembelajaran sejarah di kelas berlangsung secara monoton,
guru juga belum memasukan nilai-nilai religi dan budaya lokal Banten dalam pembelajaran sejarah tetapi ada juga siswa yang menjawab bahwa keterangan yang
disampaikan guru masih belum detail. Sehingga dengan demikian masih diperlukan adanya inovasi-inovasi yang harus dilakukan oleh
guru agar “kemasan” pembelajaran lebih menarik lagi, respon siswa terhadap materi pembelajaran oleh guru mereka
cukup pemnyenangkan, dikarenakan guru senantiasa sebelum melakukan proses pembelajaran mereka melakukan persiapan yang baik menyangkut pembuatan
penyampaian materi sejarah yang bermuatan lokal Banten terutama yang berbasis religi dan budaya serta ringkasan materi, dan mempersiapkan media pembelajaran,
respon siswa pun belum begitu positif dan baik, dan antusiasme siswa juga kurang