Latar Belakang Penelitian STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG.

Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

“Pariwisata saat ini telah merupakan bentuk nyata dari perjalanan sebuah bisnis global yang sangat menjanjikan. ..”Hermantoro, H, 2011 : 17. Berkembangnya perjalanan wisatamenyebabkan berkembangnya sebuah Daerah Tujuan Wisata DTW. Perjalanan wisata yang dilakukan tidak luput dari adanya pergerakan wisatawan. Pergerakan wisatawan mampu mendorong sebuah pertumbuhan ekonomi, meningkatkan citra kawasan, dan memicu dinamika pembangunan suatunegara daripendapatan devisa yang menguntungkan. Berdasarkan data UNWTO United Nations World Tourism Organization dalam Hermantoro, H 2011 : 17, mengemukakan bahwa: Pada tahun 1995 jumlah pergerakan wisatawan dunia hanya sebesar 565 juta wisatawan dengan pembelanjaan total sebesar USD 401 miliar. Namun tahun 2020 diperkirakan akan terjadi pergerakan sebanyak 1,6 milyar wisatawan dengan total pembelanjaan sebesar USD 2.000 miliar atau dengan perkiraan pembelanjaan rata-rata sebesar lebih dari USD 5 miliar per hari. Sammeng, A 2000 : 4 mengemukakan bahwa “Indonesia yang membentang diantara samudera Hindia dan lautan Pasifik, terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil dan penduduknya mempunyai budaya yang beranekaragam itu memang memiliki potensi kawasan wisata”. Berdasarkan data Kinerja Pembangunan Indonesia Tahun 2004-2012, pariwisata di Indonesia sendiri telah mengalami perkembangan.Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sejak tahun 2006 menunjukkan tren peningkatan, dimana perkiraan jumlah devisa yang dihasilkan juga terus mengalami peningkatan dengan puncaknya pada tahun 2012 yaitu sebesar USD 9.121 jutaatau mencapai USD 9,1 milyardengan jumlah kunjungan sebanyak 8.004.462 wisatawan . Berikut ini dapat dilihatpada tabel 1.1 mengenai perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. 2 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Perkiraan Penerimaan dari Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2012 Tahun Jumlah Wisman Perkiraan Penerimaan Devisa USD Juta 2004 5.321.165 4.798 2005 5.002.101 4.522 2006 4.871.351 4.448 2007 5.505.759 5.346 2008 6.234.497 7.348 2009 6.323.730 6.298 2010 7.002.944 7.603 2011 7.649.731 8.554 2012 8.004.462 9.121 Sumber : Kinerja PembangunanIndonesia, 2004-2012 Berkaitan dengan pernyataan di atas, perkembangan pariwisata yang pesat ini didorong oleh terwujudnya peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat serta kemajuan teknologi.Kemajuan teknologi memudahkan wisatawan untuk mendapatkan sebuah informasi mengenai Daerah Tujuan Wisata DTW melalui internet. Berkembangnya transportasi menyebabkan perjalanan semakin cepat dan mudah dalam mencapai Daerah Tujuan Wisata DTW. Informasi secara online pun dapat memudahkan wisatawan dalam memesan jasa transportasi, jasa akomodasi, serta jasa-jasa lain yang dibutuhkan.Pada tahap euforia, kunjungan wisatawan akan permintaan pariwisata membuat masyarakat antusias dalam menawarkan berbagai potensi wisata yang dimiliki.Keuntungan yang diperolehmelalui pembelian produk-produk khas daerah tujuan wisata dan lainnya, membangkitkankewiraswastaan dan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi, dimana usaha-usaha ini tidak hanya pada sektor pariwisata saja, melainkan juga disektor lain yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan perkembanganpariwisata.Namun, Pitana dan Putu 2005 : 6 memandang bahwa peranan pariwisata bukan hanya masalah ekonomi saja, sebagaimana dikemukakannya bahwa: Peranan pariwisata bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial, budaya, politik, dan seterusnya. Pariwisata adalah suatu sistem yang multikompleks, dengan berbagai aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi antar sesama. 3 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uraiantersebut menerangkan bahwa sektor pariwisata merupakan kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakatsetempat serta saling mempengaruhi antar sesama. Adanya pergerakan wisatawan dari suatu lingkungan masyarakat tertentu ke lingkungan masyarakat lain yang berbeda adat istiadatnya,adanya interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat,sertaadanyatingkah laku dan keinginan wisatawan yang berbeda- bedadan bahkan bertolak belakang dengan kebiasaan hidup masyarakat setempat,maka banyak atau sedikitnya dapatmempengaruhi gaya hidupthe way of life penduduk setempat serta lingkungan yang didatangi, dimanapengaruh tersebut dapat bernilai positif ataupun dapat bernilai negatif. Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki keragaman sumber daya wisata.Dilihat dari kondisi geomorfologinya, Kabupaten Subang yang memiliki bentang alam yang bervariatif ini, mulai dari daerah pegunungan, berbukit, hingga dataran rendah, memilikiODTW Alam, ODTW Budaya serta, ODTW Minat Khusus. Berdasarkan keragaman Objek dan Daya Tarik Wisata ODTW yang ada,Kabupaten Subangditetapkan menjadi salah satu dari enam Wilayah Pengembangan Wisata WPW Jawa Barat dan Banten yangmemilikipotensi untuk dikembangkan.Keragaman potensi membuatdaerah- daerah di Kabupaten Subang yang ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Wisata DTW menjadiramai dikunjungi wisatawan. Adapun jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Subang dari tahun 2008-2012 mengalami pertumbuhan yang berbeda, seperti halnya ditunjukkan pada tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kabupaten Subang Tahun 2008 – 2012 Tahun Jumlah Lokasi Objek Wisata Jumlah Wisatawan Jumlah Winus Jumlah Wisman 2008 32 5.478.471 5.418.707 98,91 59.764 1,09 2009 35 5.498.729 5.429.594 98,74 69.135 1,26 2010 35 3.060.960 2.852.513 93,19 208.447 6,81 2011 38 3.277.710 3.116.420 95,08 161.290 4,92 2012 39 3.398.262 3.227.988 94,99 170.274 5,01 Sumber : DisbudparporaKabupaten Subang, 2012 4 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari tabel 1.2, pertumbuhan kunjungan wisatawan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Subangmengalami perubahan yang dinamis. Pertumbuhan kunjungan wisatawan ini dapat mempengaruhiPendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Subang. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah RIPPDA Kabupaten Subang disusun untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan selanjutnya.Berdasarkan RIPPDAKabupaten Subang, terdapat tiga Satuan Kawasan Wisata SKW yang tersebar di Kabupaten Subang yaitu SKW Ciater, SKW Kalijati, dan SKW Patimban. Satuan Kawasan Wisata SKW ini memiliki jumlah objek wisata yang berbeda.Ditetapkannya jumlah objek wisata ini disesuaikan dengan potensi daerah yang dimiliki.Bila dibandingkan dengan Satuan Kawasan Wisata lainnya, yaitu SKW Kalijati yang memiliki 6 objek wisatadan SKW Patimban yang memiliki 5 objek wisata, SKW Ciater lebih memiliki beragam objek wisata yaitu sebanyak 20 jenisyang tersebar di berbagai Kecamatan.Satuan Kawasan Wisata SKW Ciater akan terus berkembang cepat dengan kemenarikan dan keberagaman objek wisatayang dimiliki. Sebagaimana dijelaskan dalamRIPPDA Kabupaten Subang 2008 : II-15, bahwa : Dalam RTRW kabupaten Subang, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas. Berdasarkan wilayah pengembangan, kegiatan pariwisata ini akan lebih menonjol di daerah selatan. Pengembangan kegiatan pariwisata di daerah selatan akan mengembangkan kegiatan yang sudah ada juga mengembangkan objek-objek yang belum dimanfaatkan secara optimal dan membentuk kegiatan baru. Pemaparan tersebut telah menyatakan bahwa daerah Subang bagian selatan akan lebih menonjol bila dibandingkan dengan bagian daerah lainnya. Daerah selatan ini merupakan bagian dari Satuan Kawasan Wisata SKW Ciater. Sebagian besar objek-objek wisata berada dalam Satuan Kawasan Wisata SKW Ciater. Keragaman objek wisata yang dikembangkan, membuat wisatawan semakin antusias dalam memilih objek wisata yang ingin dikunjunginya. Sehingga, keragaman objek wisata ini mempunyai peranan penting dalam perkembangan wilayah Kabupaten Subang. Adapun persebaran objek wisata di Kabupaten Subang ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut ini yang disajikan dalam Peta Satuan Kawasan Wisata dan Persebaran Objek Wisata Kabupaten Subang. Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1 Peta Satuan Kawasan Wisata dan Persebaran Objek Wisata Kabupaten Subang 5 6 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sejalan dengan dinamika penduduk, gerak perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai bidang terminologi. Salah satu perkembangan pariwisata ialah Desa Wisata. Nuryanti, W dalam Prihandono, F 2011 : 17 mengemukakan bahwa “Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi, antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku”. Suatu pedesaan yang khas parahyangan atau Tatar Sunda, haruslah memiliki potensi atraksi wisata alamiah berupa benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, adanya hasil ciptaan manusia, tata cara hidup masyarakat yang unik, yang didukung dengan kondisi lingkungan alam, sosial budaya, ketersediaan fasilitas amenitas dan aksesibilitas yang mampu menopang kegiatan pariwisata. Daerah yang memiliki karakteristik pola kehidupan sosial budaya yang unik di Kabupaten Subang ialah Desa Sanca Kecamatan Ciater dan Desa Bunihayu Kecamatan Jalancagak. Sebagian besar masyarakat di kedua desa ini, bermatapencaharian sebagai petani dengan mengolah lahan menjadi sawah dan kebun. Masyarakat agraris Desa Sanca dan Desa Bunihayu memanfaatkan teknik tanam padi secara tradisional mulai dari nandur, ngawuluku, ngabuat membajak sawah, menanam padi, menuai padi hingga panen. Pengunjung dapat melihat serta bergabung dengan warga desa atau petani untuk menggarap sawahnya maupun kebun. Selain itu, dari hasil panen tersebut, pengunjung dapat memetik dan merasakan buah-buahan segar langsung dari pohonnya atau dapat dibawa pulang sekadar untuk oleh-oleh. Selain buah-buahan, pengunjung dapat menikmati makanan dan minuman khas pedesaan Tatar Sunda serta disuguhi atraksi budaya setempat dengan menunjukan beberapa pergelaran seni yang diiringi alat-alat kesenian tradisional yang telah dipelihara masyarakat desa. Keahlian masyarakat desa dalam mementaskan pergelaran seni sudah menjadi tradisi leluhur yang diwariskan secara turun temurun. Pergelaran kesenian ini dilaksanakan pada upacara-upacara penting yang terdapat dalam kehidupan masyarakat desa. Hingga saat ini, kegiatan tersebut masih tetap dilaksanakan sebagai salah satu sendi kehidupan masyarakat yang mampu 7 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menumbuh kembangkan dan melestarikan seni-budaya milik masyarakat Subang. Kondisi lingkungan alam, warisan seni-budaya yang bernilai, serta tata cara hidup masyarakat Sunda yaitu dengan konsep “silih asah, silih asih, silih asuh”, dan aktivitas kegotongroyongan yang mewarnai hampir semua aspek kehidupan kemasyarakatan, menjadikan daerah Sanca dan Bunihayu memiliki daya tarik wisata yang dapat dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata DTW. Sehingga, kedua desa ini pun, yaitu Desa Sanca dan Desa Bunihayu ditetapkan menjadi Desa Wisata di Kabupaten Subang. Desa Sanca dikenal dengan nama Desa Wisata Wangunharja dan Desa Bunihayu dikenal dengan nama Desa Wisata Sari Bunihayu. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 1.3 mengenai persebaran Desa Wisata di Kabupaten Subang yang berada dalam SKW Ciater yang tersebar dalam dua Kecamatan yang berbeda. Tabel 1.3 Objek dan Daya Tarik Wisata dalam SKW Ciater di Kabupaten Subang No Objek Wisata Alamat Jumlah Kunjungan 1 Curug Cileat Desa Cibogo Kec. Cisalak 1.371 2 Sari Ater Jln. Raya Ciater – Kec. Ciater 1.751.913 3 Ciater Spa Resort Jln Raya Ciater Kec. Ciater 61.879 4 Ciater Highland Jln. Raya Ciater – Kec. Ciater 27.444 5 Tangkuban Perahu Jl. Raya Cikole Kec. Ciater 348.583 6 Desa Wisata Wangunharja Desa Sanca Kec. Ciater 1.516 7 Situ Cigayonggong Desa Cibeusi Kec. Ciater 9.865 8 Curug Cibareubeuy Desa Cibeusi Kec. Ciater 294 9 Bukit Ciater Kebun Strowbery Jl. Raya Ciater Kec. Ciater 425 10 Curug Cibentang Desa Sanca Kec. Ciater 233 11 Curug Cijalu Desa Cipancar Kec.Sagalaherang 2.310 12 Batu Kapur Curug Agung Kec.Sagalaherang 12.667 13 Curug Ponggang Desa Ponggang Kec.Sagalaherang 389 14 Situ Telun Desa Telaga Sari Sagalaherang 286 15 Camping Wisata Alam Cimuja Indah Desa Cicadas Kec.Sagalaherang 341 16 Curug Capolaga Kec. Sagalaherang 14.930 17 Ciater Resort Valley Desa Cicadas Kec. Sagalaherang 94 18 Taman Wisata Tirta Alam Desa Cibinong Kec. Sagalaherang 6.901 8 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 19 Desa Wisata Sari Bunihayu Desa Bunihayu Kec.Jalancagak 959 20 Kampung Jati Mas Jl. Kumpay Kec. Jalancagak 12.168 Sumber : Disbudparpora Kabupaten Subang, 2012 Berdasarkan tabel 1.3 mengenai Objek dan Daya Tarik Wisata ODTW dalam Satuan Kawasan Wisata Ciater di Kabupaten Subang Tahun 2012, terdapat dua Desa Wisata yang telah ditetapkan di Kabupaten Subang, yaitu Desa Wisata Wangunharja di Desa Sanca Kecamatan Ciater dan Desa Wisata Sari Bunihayu yang berada di Desa Bunihayu Kecamatan Jalancagak. Pengelola Desa Wisata ini mempunyai berbagai macam aktivitas dan potensi wisata yang disediakan serta pelayanan jasa-jasa pariwisata lain yang dapat menarik minat wisatawan agar dapat berkunjung. Akan tetapi, untuk mencapai keberhasilan terhadap potensi wisata yang dimiliki, apakah kedua desa tersebut sudah memanfaatkan sumberdaya secara optimal sebagai kriteria perwujudan Desa Wisata, baik dari segi kondisi lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, aksesibilitas, fasilitas- fasilitas pendukung, serta bentuk partisipasi masyarakat sekitar yang dilakukan, dimana hal ini dapat mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan. Selain itu, bagaimana karakteristik wisatawan yang berkunjung ke masing-masing Desa Wisata ini penting untuk dikaji karena untuk mengetahui mengapa mereka berkunjung ke masing-masing Desa Wisata tersebut. Desa Wisata Wangunharja memiliki tingkat kunjungan lebih banyak bila dibandingkan dengan Desa Wisata Sari Bunihayu, dimana wisatawan yang berkunjung sebanyak 1.516 orang pada Desa Wisata Wangunharja dan 959 orang pada Desa Wisata Sari Bunihayu. Namun, jarak dari Desa Wisata Wangunharja ke jalan raya utama sangat jauh, berbeda halnya dengan Desa Wisata Sari Bunihayu. Akses menuju Desa Wisata Sari Bunihayu ini cukup mudah, karena letaknya yang dekat dari jalan raya utama sehingga mudah dilalui. Sedangkan, dari segi Objek dan Daya Tarik Wisata, kedua Desa Wisata ini memiliki hal yang sama, yaitu memiliki Objek dan Daya Tarik Wisata Alam dan Budaya. Kedua Desa Wisata dengan khas daerah Tatar Sunda ini, memiliki ciri khas dan keunikan alamiah, sosial dan budaya sendiri yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Namun, dalam hal ini terdapat suatu kondisi dimana, bila dibandingkan dengan 9 Dinna Cahyaningrum, 2013 STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Desa Wisata Sari Bunihayu, Desa Wisata Wangunharja memiliki keunggulan lain yang lebih baik sehingga, dapat menjadi ciri khas dan kemenarikan tersendiri bagi wisatawan yang dapat menjadi citra dan karakter kawasan Desa Wisata tersebut. Sehubungan dengan penjelasan yang telah dipaparkan, maka perlu adanya suatu pengkajian mengenai perbandingan antara kedua Desa Wisata tersebut. Perbandingan ini mengacu pada potensi sumberdaya masing-masing Desa Wisata dalam memanfaatkannya untuk sektor pariwisata. Hal itulah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian ini. Adapun judul dari penelitian yang penulis lakukan adalah “STUDI KOMPARASI POTENSI DESA WISATA WANGUNHARJA DAN DESA WISATA SARI BUNIHAYU DALAM SATUAN KAWASAN WISATA CIATER DI KABUPATEN SUBANG”

B. Rumusan Masalah