Alasan Memilih Judul PENDAHULUAN
Rasulullah SAW sering mengadakan musyawarah di masjid Nabawi dengan para sahabat yang membicarakan
masalah umat, perjanjian damai dengan kaum kafir Quraisy, menyusun strategi perang, pembagian tugas dakwah,
pembagian harta rampasan perang bahkan juga sebagai asrama bagi ash-habu shufah. Ash-habu suffah yaitu orang-
orang yang hijrah dari berbagai penjuru negeri menuju Madinah untuk memeluk Islam akan tetapi mereka tidak
memiliki kerabat di Madinah untuk tinggal disana dan belum memiliki kemampuan finansial untuk membangun rumah
sendiri, sehingga mereka tinggal di Masjid Nabawi. Masjid juga sebagai pusat pembelajaran dan penyebaran dakwah
Islam. Berbagai kegiatan keilmuan, penyampaian wahyu dan diskusi persoalan umat semua dilakukan di masjid.
Pada intinya masjid pada masa klasik adalah pusat segala bentuk kegiatan. Tidak hanya sebagai pusat ibadah
dan kegiatan ukhrawi, tapi juga pusat pemerintahan, kegiatan kenegaraan, kegiatan politik, pusat pendidikan dan
pengkajian, kegiatan ekonomi, dan kegiatan sosial-sosial lainnya. Masjid yang multifungsi ini bisa maksimal
pemanfaatannya untuk seluruh kepentingan masyarakat. Hingga saat ini keberadaan masjid tetap lestari bahkan
berkembang baik dari segi arsitektur, hingga kuantitasnya.
Negara Indonesia sendiri mulai awal abad ke 21, kita menyaksikan semangat umat Islam begitu besar dalam
membangun masjid. Bahkan masjid dan mushalla hampir ada di setiap tempat, tidak terkecuali di kawasan
perkantoran, bisnis, pendidikan, tempat pelayanan umum, dan wisata. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dewan
Masjid Indonesia DMI Pusat tercatat ada 700.0000 masjid dan mushalla yang tersebar diseluruh penjuru tanah air.
Jumlah ini merupakan yang terbesar di dunia atau setara dengan total jumlah seluruh masjid yang terbentang dari
kawasan Maghribi di bagian barat Afrika hingga Bangladesh di sebelah timurnya.
13
Pertumbuhan pesat jumlah masjid dan
13
http:www.dmi.or.id. diakses tanggal 28 Agustus 2016 pukul 19.07 WIB