sifat-sifat kayu Pengaruh Konsistensi Terhadap Penurunan Bilangan Kappa Dan Kenaikan Brightness Dari Proses Unbleach Blending Ke Proses Bleaching Do Stage Pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk- Porsea

1. Umumnya bentuk daun seperti jarum 2. Tajuk berbentuk kerucut 3. Umunya tidak menggugurkan daun kecuali beberapa jenis pohon saja 4. Pertumbuhan sangat cepat dan lurus ke atas 5. Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan Kayu daun lebbar mempunyai sruktur yang lebih lengkap, dari pada kayu daun jarum, memiliki pori-pori sel-sel pembuluh. Sedangkan daun kayu jarum tidak memiliki pori-pori melainkan sel trakeida yaitu sel yang berbentuk panjang dengan ujung-ujung yang yang kecil sampai meruncing. sel-sel itu merupakan jaringan dasar kayu jarum dan merupakan bagian yang terbesar dari volume kayu. Contohnya kayu pinus, agathis,jumuju. Dumanauw, J.F, 1982

2.2. sifat-sifat kayu

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat-sifat yang berbeda- beda. Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan dengan bagian ujung dan pangkalnya. Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut diketahui terlebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan, industri kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lain yang bersangkutan dengan sifat-sifat anomi kayu, sifat-sifat fisik , sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat kimianya. Disamping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu: a. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radikal b. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa unsur karbohidrat serta berupa lignin non- karbohidrat. c. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya longitudinal, tangensial dan radial. Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadaop sumbu vertikal dan horizontal pada batang pohon. d. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau dapat bertambah kelembapannya akibat perubahan kelembapan dan suhu udara disekitarnya. e. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika keadaan kayu kering . Dumanauw, J.F, 1982 Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan mnelintang itu dihaluskan, maka akan tampak suatu gambaran unsur-unsur kayu yang tersusun dalam pola melingkar dengan suatu pusat ditengah batang serta deretan sel akyu dengan arah mirip jari-jari roda kepermukaan batang . sebuah sumbu dapat dibayangkan melewati pusat itu dan merupakan salah satu sumbu arah utama yang disebut sumbu longitudinal. Sumbu-sumbu arah utama yang lain dapat dibuat tegak lurus pada dan memotong sumbu longitudinal; sumbu ini disebut sumbu arah radian. Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu arah tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini sangat penting artinya bagi keperluan mengenal sifat-sifat kayu yang khas. Yaitu antara lain sifat anisotropik yang telah disebut, perbedaan dalam kekuatan kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam kayu. Disamping itu mengenal kekuatan kayu yang menahan beban, ternyata lebih besar pada arah sumbu longitudinal dari pada arah-arah yang lain. Demikian pula aliran zat cair lebih cepat dan lebih mudah pada arah longitudinal dari pada arah sumbu radian dan tangensial. Sebaliknya kembang susut kayu tersbesar terdapat pada arah tangensial. 2.2.1.Sifat fisik kayu Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah: berat jenis, keawetan alami, warna, higroskopik, berat, kekerasan dll. Berat jenis: Kayu memiliki berat jenis yang berbeda- beda berkisar antara minimum 0,20 hinggga BJ 1,28 . Berat jenis merupakan petunjuk pentingbagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara berat dari suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standart. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air tesebut. Keawetan alami kayu: Ternyata berbeda-beda pula. Yang dima ksud dengan keawetan alami , adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti: jamur, rayap, bubuk, cacing laut, dan makhluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu zzat ekstraktif yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tektoquinon, kayu ulin memiliki silica dll. Sehingga jenis-jenis ini mempunyai cukup keawetan secara alami. Indonesia membedakan lima kelas keawetan kayu lihat pada Bab pengawetan kayu. Zat ekstraktif pada kayu mulai terbentuk disaat kayu gubal berubah menjadi kayu teras. Oleh karena itu kayu teras pada semua jenis umumnya lebih awet dibandingkan dengan kayu gubalnya. Selain itu kayu gubal sel-selnya masih hidup dan sebagai tempat cadangan bahan makanan serta kayunya lunak, sehingga lebih mudah bagi perusak-perusak kayu untuk menembus dan merusak kayu tersebut. Warna kayu Ada beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna sesuatu jenis kayu dap[at dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : tempat didalam batang , umur pohon, kelembapan udara. Kayu teras umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih dari pada warna bagian kayu yang ada disebelah luar kayu teras, yaitu kayu gubal. Kayu yang lebih tua dapat lebih gelap dari kayu pohon yang lebih muda dari jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dari pada kayu yang basah. Kayu yang lama berada di luar dari lebih gelap, dapat juga lebih pucat dari pada kayu yang lebih segar dan kering udara. pada pengenalan kayu, warna kayu yang dipakai adalah warna kayu terasnya. Pada umumnya warna sesuatu jenis kayu bukanlah warna yang murni, tetapi warna campuran beberapa jenis warna. Higroskopik Kayu mempun yai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskanair atau kelembaban. Suatu petunjuk, bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara pada suatu saat. Makin lembab udara di sekitar akan makin tinggi pula kelebaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu serupa inidina makan kandungan air kesembangan EMC= Equilibrium Moisture Content dengan masuknya air kedalam kayu itu, maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk dan keluarnya kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut. Tekstur Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Yang dimaksud dengan sel-sel kayu adalah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur adalah ukuran relatif serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, jenis kayu digolongkan ke dalam: a. Kayu tekstur halus contoh: giam, lara, kulim dan lain-lain b. Kayu tekstur sedang contoh jati, sonokoling dan lain-lain c. Kayu tekstur kasar contoh : kempas, meranti dan lain-lain Serat Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah umum sel-sel kayu didalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal pohon tadi. Arah serat dapat di tentukan oleh arah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu tersebut berserat mencong. Berat kayu Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, ronggga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar a ir yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Kekerasan Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu yang ringan juga kayu yan lunak. Kesan raba Kesan raba sesuatu jenis kayu adalah yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. apakah kayu tersebut memberikan kesan kasar, halus, licin, dingin. Kesan raba yang berbeda- beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar ekstraktif di dalam kayu. Bau dan rasa Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan yang baru pada kayu atau dengan membasaho kayu tersebut. sebab ada jenis-jenis kayu yang mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang cukup merangsang. Nilai dekoratif Umumnya menyangkut jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan keindahan pada kayu tersebut.

2.2.2. Sifat mekanik kayu

Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari uar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar adalah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya hampir pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan seperti keteguhan tarik, keteguhan kompressi, keteguhan geser, keteguhan lengkung, kekakuan, keuletan, kekerasan, dan keteguhan belah.

2.2.3. Sifat kimia kayu

Komponen kimia didalam kayu, mempunyai arti yang penting, karena menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu. Juga dengan mengetahuinya, kita dapat membedakan jenis-jenis kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan penerjaan dan pengolahan kayu, sehingga di dapat hasil yang maksimal. Dumanauw, J.F, 1982

2.3. Bahan- Bahan yang Terdapat dalam Kayu