Pengaruh konsistensi Bilangan Kappa Kappa number

Pada bleaching plant dengan sistem pengendali yang bekerja secara otomatis, ada instrumen yang terpasang pada jalur tersebut untuk mengukur brightness pulp stock pada tahap-tahap klorinasi, hipoklrit dan klorin dioksida. Pengukuran ini dipergunakan untuk mengendalikan dosis bahan kimia didalam tahap tersebut. 2.7.Konsistensi Konsistensi merupakan berat kering serat dalam 100 gram campuran pulpair. Ini adalah subuah ukuran terhadap konsentrasi bubur pulp. Konsistensi 5 artinya bahwa 5 bagian dari pulp kering bergabung dengan 95 bagian air. Konsistensi = x 100. Sirait, 2003

2.7.1. Pengaruh konsistensi

Pengaruh konsistensi terhadap efisiensi pemutihan dengan klorin dioksida adalah kecil, akan tetapi biaya pemanasan air daripada pulp menjadi 70 o C membuatnya setinggi mungkin. Konsistensi yang optimum proses pemutihan untuk pencampuran klorin dioksida adalah 11-12. Konsistensi stock pulp yang masuk ke tahap Klorinasi dan stock yang meninggalkan menara pemutihan menuju Pulp machine diukur dan dicatat oleh instrumen – instrumen yang terpasang dijalur tersebut. Pengukuran ini adalah untuk dibandingkan terhadap hasil pemeriksaan di laboratorium. Sebagai tambahan, contoh yang dikumpulkan dari tahap yang berbeda- beda didalam proses akan diperiksa konsistensinya di laboratorium. 2.8.Titrasi Redoks Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemerikasaan kimia berbagai zat organik dan zat anorganik. Untuk pemeriksaan suatu senyawa terlebih dahulu senyawa yang ditentukan diubah kebentuk tereduksi atau oksidasi pendahuluan. Oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan oksidasi suatu unsur dalam zat yang mengalami oksidasi; dapat juga dilihat sebagai kenaikan muatan positif penurunan muatan negatif dan umumnya juga kenaikan valensi. Sebaliknya ialah reduksi, yaitu reaksi yang menurunkan bilangan oksidasi atau muatan positif menaikkan muatan negatif dan umumnya menurunkan valensi unsur dalam zat yang tereduksi. Jadi sekalipun mereduksi atau mengoksidasi suatu persenyawaan, sebenarnya dioksidasi ataupun direduksi itu adalah unsusr tertentu yang terdapat didalam persenyawaan tersebut. Dalam reaksi redoks selalu harus ada oksidator dan reduktor bersama-sama sebab, bila ada satu bertambah bilangan oksidasinya melepas elektron , maka harus ada yang menangkap elektron itu turun bilangan oksidasinya. Jadi, tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun hanya reduktor saja. Dengan perkataan lain. Dengan perkataan lain, dalam reaksi redoks pasti ditemukan unsur yang naik bilangan oksidasinya dan unsur lain yang turun bilangan oksidasinya pada waktu yang bersamaan. Setelah zat yang diperiksa dipersiapkan dengan cara oksidasi atau reduksi dengan memakai oksidator atau reduktor diatas, maka titrasi redoks dapat dilakukan. Cara titrasi redoks tergantung pada zat yang akan ditentukan. salah satu zat pengoksidasi yang digunakan adalah KmnO 4 . Kalium permanganat merupakan salah atu oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam. Setengah reaksinya sebagai berikut : MnO 4 - + 5 e + 8 H + Mn 2+ + 4H 2 O Titrasi ini dilakukan pada larutan yang bersifat asam. Meskipun demikian, kalium permanganat juga merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam titrasi apabila larutan standart yang digunakan adalah iodine maka disebut metode iodometri. Pada titrasi iodometri digunakan cara yang tidak langsung. Dalam reaksi iodometri analat harus berbentuk suatu oksidator kuat, karena dalam metode ini analat selalu direduksi terlebih dahulu oleh KI sehingga di peroleh I 2 . Dalam hal ini oksidator ditambah sengan KI berlebihan dan iodium I - yang dibebaskan akan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. I 2 + 2Na 2 S 2 O 3 2NaI + Na 2 S 4 O 6 Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I 2 , yang dititrasi itu akan lenyap bila titik akhir tercapai Day, R.A. Underwood, A.L.1993 BAB III BAHAN DAN METODOLOGI 3.1. Peralatan dan Bahan 3.1.1. Peralatan