Dari uraian-uraian tentang hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukan diatas mengingat ikatan
π dari asam lemak tidak jenuh dalam minyak kemiri yang cukup tinggi seperti pada oleat, linoleat dan linolenat dan potensial untuk
diepoksidasi menjadi senyawa epoksida sebagai zat antara pembentukan poliol maka dalam penelitian ini dilakukan epoksidasi langsung terhadap ikatan
π dari asam lemak minyak kemiri tersebut sebagai trigliserida dengan menggunakan oksidator
peroksida asam performat untuk menghasikan senyawa epoksida. Selanjutnya senyawa epoksida yang diperoleh dihidrolisis dan juga dialkoksilasi dengan hasil
olahan oleokimia yakni gliserol menghasilkan senyawa poliol. Dari hasil hidolisis maupun juga alkoksilasi dengan menggunakan bahan dasar minyak kemiri tersebut
dapat dihasilkan dua jenis bentuk senyawa poliol yang memiliki jumlah gugus hidroksil serta posisi gugus hidroksil maupun bilangan hidroksil yang berbeda..
Untuk mencapai tujuan selanjutnya masing-masing senyawa poliol yang diperoleh dimanfaatkan untuk direaksikan dengan senyawa disisosianat yaitu toluen
diisosianat TDI dalam pembuatan bahan polimer poliuretan dan selanjutnya ingin diteliti untuk dikarakterisasi sejauh mana perbedaan sifat dari poliuretan yang
dihasilkan dengan menggunakan kedua jenis poliol tersebut yang juga hasil karakteriasi tersebut dibandingkan dengan menggunakan bahan poliol komersial
yang banyak beredar dipasar produk industri petrokimia yakni polietilen glikol PEG-1000.
1.2 Pemasalahan Yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah :
1. Apakah senyawa epoksida hasil epoksidasi dari minyak kemiri bila dihidrólisis maupun dialkoksilasi dengan gliserol dapat menghasilkan dua jenis senyawa
poliol yang memiliki bentuk perbedaan pola struktur? 2. Apakah ada perbedaan senyawa poliuretan yang diperoleh bila dilakukan
polimerisasi antara toluen diisosianat TDI dengan poliol sumber hasil
Universitas Sumatera Utara
hidrólisis PHHEM dibandingkan dengan hasil alkoksilasi dengan gliserol PHAGEM .
3. Sejauh mana perbedaan hasil karakterisasi dari poliuretan yang dihasilkan menggunakan sumber poliol hasil hidrólisis PHHEM dan alkoksilasi senyawa
epoksida minyak kemiri PHAGEM dibandingkan dengan senyawa poliol komersial hasil olahan industri petrokimia dalam hal ini adalah polietilen glikol
PEG-1000.bila masing-masing poliol tersebut dalam berbagai rasio vv direaksikan dengan toluen diisosianat TDI
1.3. Tujuan Penelitian.
1. Melakukan sintesis senyawa poliol melalui epoksidasi minyak kemiri yang dilanjutkan hidrolisis maupun alkoksilasi dengan gliserol sebagai bahan dasar
untuk pembuatan poliuretan 2. Membedakan senyawa poliuretan yang terbentuk antara hasil polimerisasi toluen
diisosianat TDI dalam berbagai rasio vv dengan PHHEM maupun PHAGEM..
3. Melakukan karakterisasi sejauh mana perbedaan poliuretan yang diperoleh melalui polimerisasi TDI dengan kedua poliol turunan minyak kemiri PHHEM
dan PHAGEM dibandingkan dengan poliol komersial yang beredar dipasaran hasil olahan industri petro kimia yaitu polietilen glikol PEG-1000.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan baru pada industri oleokimia bahwa minyak kemiri maupun gliserol yang keduanya produk oleokimia dapat digunakan sebagai
sumber senyawa poliol.
Universitas Sumatera Utara
2. Memberikan informasi baru bahwa poliol yang dihasilkan dari minyak kemiri salah satu penggunaannya adalah bahan baku pembuatan poliuretan dan dapat
menghasilkan senyawa poliuretan yang bervariasi. 3. Memberi informasi perbedaan antara poliuretan yang dihasilkan dengan
menggunakan sumber poliol dari minyak kemiri dibandingkan poliol komersial PEG-1000.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minyak dan Lemak