Pemeriksaan neurologis C. Pemeriksaan aktivitas fungsional

Demensia dan Pengobatannya Ni Luh Oka Puriayuni, S. Ked 406071013 d.Riwayat psikiatrik e. Riwayat keracunan, nutrisi, obat-obatan f. Riwayat keluarga g.Pemeriksaan obyektif h.Pemeriksaan fisik umum i. Pemeriksaan neuropsikologis

B. Pemeriksaan neurologis C. Pemeriksaan aktivitas fungsional

D. Pemeriksaan psikiatri Pemeriksaan status mental mini MMSE dan Clock Drawing Test CDT dapat dilhat pada bab pemeriksaan gerontologi medik dan evaluasi klinis. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan begitu diagnosa klinis demensia ditegakkan untuk membantu pencarian etiologi demensia, khususnya pada demensia yang reversible. Laboratorium rutin yang dikerjakan berupa : a. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi kelainan sistem dan blood dicrasia. b. Urinalisa untuk infeksi saluran kemih dan diabetes. c. Elektrolit serum untuk mendeteksi gangguan elektrolitmetabolik. d. Kalsium darah untuk mendeteksi hiperkalsemi, hipokalsemi. e. BUN untuk mendeteksi uremia. f. Fungsi hati untuk mendeteksi ensefalopati hepatik. g. Hormon tiroid untuk mendeteksi hipotirodismhipertirodism. h. Kadar asam folat dan Vit B12 serum untuk mendeteksi defisiensi besi. 2. Diagnostik pencitraan imaging CT-Scan MRI sangat membantu dan harus dilakukan bila perjalanan klinis demensia atipikal, onset demensia dibawah 60 tahun, ada kecurigaan meningitis, hidrosefalus, riwayat tumorkanker, riwayat pemakaian obat antikoagulan, stroke, lesi fokal, atau curiga hematon trauma kapatis sebagai penyebab demensia. Diagnosa Banding 1. Delirium Delirium adalah keadaan akut dan serius, dapat mengancam jiwa, dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, gangguan metabolik dan reaksi obat. Gambaran klinis berupa kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap rangsangan luar, penurunan kesadaran, gangguan persepsi halusinasi, ilusi, gangguan pola tidur, disorientasi waktu, tempat, orang, dan gangguan memori new learning ability yang terjadi dalam waktu yang singkat beberapa jam sampai beberapa hari dan berfluktuasi dalam kurva harian. Perbedaan klinis delirium dan demensia Delirium Demensia Onset akut dengan waktu yang diketahui Onset tidak jelas dengan waktu tidak diketahui Perjalanan klinis akut Perjalanan klinis perlahan Biasanya reversible Biasanya irreversible Disorientasi terjadi pada fase awal penyakit Disorientasi terjadi pada fase lanjut Kepaniteran Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 204 Demensia dan Pengobatannya Ni Luh Oka Puriayuni, S. Ked 406071013 Fluktuasi dari jam ke jam Fluktuasi ringan dari hari ke hari Perubahan fisiologis yang nyata Perubahan fisiologis tidak terlalu nyata Tingkat kesadaran yang berfluktuasi Kesadaran berkabut tahap akhir Rentang waktu atensi pendek Rentang waktu atensi normal 2. Pseudodemensia Depresi dapat mempengaruhi status kognisi penyandang, oleh sebab itu sebelum mencari etiologi demensia, perlu dipastikan apakah penyandang mengalami demensia atau pseudodemensia karena depresi. Perbedaan klinis pseudodemensia karena depresi dengan demensia Pseudodemensia Demensia Onset akut Onset perlahan Pandangan tentang diri sendiri : jelek Pandangan tentang diri sendiri : normal Keluhan terkait : ansietas, insomnia, anoreksia Keluhan terkait : jarang, kadang insomnia Durasi bervariasi, dapat berhenti spontan atau setelah terapi Durasi dalam bulanan sampai tahunan Alasan konsultasi : rujukan diri sendiri, cemas adanya demensia Alasan konsultasi : keluarga yang merasakan perubahan memori, kepribadian, dan tingkah laku Ada riwayat psikiatri atau masalah keluarga pribadi. Seringkali ada riwayat keluarga dengan demensia

III. PENATALAKSANAAN DEMENSIA