Keadaan di permukaan bumi

179 suhu pada siang hari akan lebih panas dibandingkan dengan permukaan bumi yang ditumbuhi hutan. Udara akan menjadi panas karena adanya penyinaran matahari. Karena penyinaran matahari, permukaan bumi menerima panas pertama. Udara akan menerima panas dari permukaan bumi yang dipancarkan kembali setelah diubah dalam bentuk gelombang panjang. Gambar 5.4 Termograf Sumber: www.e-dukasi.net Radiasi yang dipancarkan matahari tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Bumi menyerap radiasi sebesar 51, selebihnya mengalami proses pembauran 7, pemantulan kembali oleh awan 20 dan oleh bumi 4, dan diserap oleh awan sekitar 3, serta molekul udara dan debu atmosfer sebesar 19. Gambar 5.5 Intensitas Sinar Matahari Sumber: www.e-dukasi.net Panas yang diterima oleh permukaan bumi akan dipancarkan dan dirambatkan kembali melalui proses-proses berikut. 4 20 6 dipantulkanoleh atmosfer Radiasi matahari 100 19 dibaurkan oleh awan dan atmosfer dipantulkan oleh awan dipantulkan oleh permukaan diserap Bumi 51 180 a. Konduksi, yaitu proses pemindahan panas pada molekul-molekul yang zat pengantarnya tidak ikut bergerak. b. Konveksi, yaitu proses pemindahan panas pada molekul yang zat pengantarnya ikut bergerak. c. Radiasi, yaitu proses pemindahan panas melalui pancaran gelombang dari sumber panasnya. Untuk mencatat intensitas pancaran matahari, digunakan alat yang dilengkapi dengan bola gas, tempat skala, dan kertas karbon yang mudah terbakar. Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat dapat digunakan rumus: T X = T o – 0,6 h 100 Keterangan: T X = temperatur rata-rata suatu tempat x yang dicari dengan satuan derajat Celcius T o = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui dengan satuan derajat Celcius h = tinggi tempat x dengan satuan meter Contoh: Temperatur di daerah Lembang 20 o C. Ketinggian tempat 700 m di atas permukaan laut. Berapakah temperatur rata-rata di Ledeng? Jawab: Diketahui: T o = 20 o C H = 700 m di atas permukaan laut Ditanyakan T X ? T X = 20 – 0,6 = 20 – 0,6 × 7 = 15,8 o C Di Indonesia, keadaan suhu udara relatif bervariasi. Data rata-rata suhu udara di beberapa kota di Indonesia, dapat kamu lihat pada tabel 5.2 berikut ini. 181 Tabel 5.2 Rata-rata suhu udara di beberapa kota di Indonesia Sumber: I Made Sandi, 1987, Rekayasa Rata-rata suhu tahunan, di Indonesia sekitar 26,80 C. Dalam peta, daerah daerah yang suhu udaranya sama dihubungkan dengan garis isotherm.

2. Tekanan udara

Lapisan udara dari permukaan bumi ke atas memberi tekanan tertentu. Tekanan udara adalah berat massa udara di atas suatu wilayah. Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Pada setiap bidang yang luasnya 1 cm 2 dengan tinggi kira-kira 10.000 km di atas permukaan bumi memberi tekanan dengan berat 1033,3 gram atau satu atmosfer. Kalau orang mengambil suatu kolom udara dari 1 m 2 penampang, maka beratnya sudah mencapai 10.333 kg. Semakin tinggi suatu tempat semakin berkurang tekanannya karena tiang udara semakin berkurang. Tekanan udara di atas permukaan laut akan lebih besar daripada di puncak gunung karena tinggi tiang udara di permukaan laut lebih panjang tiangnya daripada di puncak gunung. Alat pengukur tekanan udara adalah barometer. Satuan dalam ukuran tekanan udara adalah bar. 1 satu bar = 1000 milibar mb. Jenis barometer ada dua yaitu barometer raksa No Kota Rata-rata Suhu 0 o C 1 Pontianak 27 2 Surabaya 27 3 Jakarta 26,3 4 Bandung 22,0 5 Ujung Pkamung 25,8 6 Palembang 25,9 7 Banjarmasin 26,1 Gambar 5.6 Barometer Aneroid Sumber: www.e-dukasi.net 182 dan barometer kotak aneroid. Barometer air raksa terdiri atas sebuah bejana kaca yang ujung atasnya tertutup hingga hampa udara. Bejana terisi air raksa, ukuran penampangnya 1 cm 2 dengan panjang 1 m. Ujung bawahnya terbuka dan berdiri dalam sebuah bak yang berisikan raksa pula. Juluran tinggi raksa pada tabung di atas udara hampa adalah 760 mm, walaupun dimiringkan tinggi raksa tetap 760 mm. Suatu kolom raksa dari 760 mm menyebabkan tekanan yang besarnya 1,013 bar atau 1013 mb. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli 1643. Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Barometer yang banyak digunakan yaitu menggunakan kolom raksa. Tinggi kolom raksa menyatakan tekanan udara dalam satuan mmHg. Barometer yang tidak menggunakan raksa disebut barometer anaeroid, digunakan sebagai altimeter. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi, perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Di tempat lain terdapat tekanan udara tinggi, sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.

3. Kelembapan udara

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air dalam udara. Kelembapan udara dapat dinyatakan dengan besaran kelembapan mutlak dan kelembapan nisbi. Kelembapan mutlak, yaitu ukuran banyaknya uap air dalam gram di dalam 1 m 3 udara lengas campuran udara kering dengan uap air dan dinyatakan dengan gramm 3 . Kelembapan nisbi, yaitu perbandingan dalam persen antara tekanan uap air dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama. Alat pengukur kelembapan udara yang lain adalah higrometer rambut. Cara kerjanya memperhatikan perubahan ukuran atau dimensi bahan hidroskopik yaitu rambut manusia. Rambut manusia memiliki sifat, jika basah akan memanjang, sedangkan jika dalam keadaan kering akan lebih pendek. Artinya jika udara di sekeliling jenuh uap air maka cenderung rambut pengukur tersebut akan memanjang, sedangkan jika udara di sekeliling kering maka rambut tersebut akan mengerut.