Iklim Koppen KLASIFIKASI IKLIM

198 iklim pertama yaitu Af, Am, dan Aw lebih sering muncul, sehingga dalam pembahasan diarahkan pada ketiga subregion iklim tersebut. Iklim Af adalah tipe iklim tropik basah Tropical wet climate dengan endapan hujan pada bulan-bulan terkering sekurang-kurangnya 60 milimeter 2,4 inchi. Tipe iklim Aw adalah tipe iklim basah tropik tropical wet and dry climate. Ciri tipe iklim ini adalah memiliki curah hujan di bawah 60 milimeter sekurang-kurangnya satu bulan. Tipe iklim Am adalah tipe iklim basah tropis dengan musim kering yang singkat tropical wet with short dry climate. Ciri tipe iklim ini adalah memiliki kesamaan dengan Af dalam jumlah endapan hujannya tetapi penyebaran musimnya menyerupai Aw. Endapan hujan pada tipe iklim Am di bawah 60 mm dalam bulan- bulan terkering. b. Tipe iklim B, adalah iklim kering dry climate. Iklim kering terjadi karena jumlah penguapan lebih besar atau sama dengan jumlah hujan yang diterima. Karena itu, tidak ada kelebihan air yang dapat disimpan, sebab semuanya diuapkan kembali. Di daerah ini biasanya tidak ditemukan sungai permanen. c. Tipe iklim C, adalah tipe iklim mesothermal atau iklim lintang sedang yang dipengaruhi oleh lautan. Ciri tipe iklim ini adalah rata-rata suhu dalam bulan-bulan terdingin lebih kecil daripada 18 o Celcius, tetapi masih di atas – 3 o Celcius. Sementara itu, rata-rata suhu bulan-bulan panasnya lebih besar daripada 10 o Celcius. Seperti tipe iklim lainnya, tipe iklim C terbagi dalam tiga subregion, yaitu Cf, Cw, dan Cs. Tipe iklim Cf adalah tipe iklim C yang tidak memiliki musim kering. Perbedaan antara bulan-bulan kering dan basah sangat kecil dan bulan-bulan kering dalam musim panas masih menerima hujan lebih besar dari 30 milimeter. Tipe iklim Cw adalah tipe iklim C yang kering selama musim dingin dan jumlah hujan dalam musim panas terbasah adalah sekurang-kurangnya sama dengan sepuluh kali jumlah hujan selama bulan musim dingin yang kering. Tipe Iklim Cs adalah tipe iklim C yang kering selama musim panas dan jumlah hujan dalam bulan musim dingin sekurang-kurangnya sama dengan tiga kali jumlah hujan dalam musim panas terkering, sedangkan musim panas terkering masih menerima hujan kurang dari 30 milimeter. d. Tipe iklim D, adalah tipe iklim mikrothermal atau iklim lintang sedang yang dipengaruhi oleh daratan. Ciri tipe iklim ini adalah memiliki rata- rata suhu bulan-bulan terdingin di bawah – 3 o Celcius dan rata-rata suhu bulan-bulan terpanas di atas 10 o Celcius. Kenampakan yang dapat diamati di daerah yang bertipe iklim ini adalah penutupan salju pada lapisan tanah yang beku pada beberapa bulan yang dingin. Tiga subregion iklim D adalah Df, Dw dan Ds. Iklim Df adalah iklim dingin dengan musim dingin yang basah. Iklim Dw adalah iklim dingin dengan musim dingin yang kering. Iklim Ds adalah iklim dingin yang kering selama musim panas. 199 curah hujan bulan terkering mm curah hujan tahunan mm e. Tipe iklim E, adalah tipe iklim kutub. Ciri tipe iklim ini adalah memiliki rata-rata suhu pada bulan-bulan terpanas lebih kecil dari 10 o Celcius. Iklim ini terdiri atas dua subregion iklim yaitu iklim Et dan Ef. Iklim Et adalah iklim tundra dengan suhu rata-rata pada bulan-bulan terpanas masih di bawah 10 o Celcius tetapi masih di atas 0 o Celcius. Tipe iklim Ef adalah tipe iklim es abadi. Ciri dari tipe iklim ini adalah rata-rata suhu semua bulan di bawah 0 o Celcius. Kenampakan yang terlihat dari tipe iklim ini adalah permukaannya yang selalu ditutupi es, sehingga disebut tipe iklim es abadi. Berdasarkan klasifikasi Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E. Tipe iklim A dibagi menjadi tiga sub tipe yang ditandai dengan huruf kecil yaitu f, w dan m sehingga terbentuk tipe iklim Af, Aw, dan Am. Pembagian iklim Koppen secara rinci, adalah sebagai berikut. Af = iklim hujan tropic Aw = Iklim savana tropic BS = iklim stepa BW = iklim gurun Cf = iklim hujan sedang, panas tanpa musim kering Cw = iklim hujan sedang, panas dengan musim dingin kering Cs = iklim hutan sedang, panas dengan musim panas yang kering Df = iklim hutan salju tanpa musim kering Dw = iklim hutan salju dengan musim dingin yang kering Et = iklim tundra Ef = iklim salju Gambar 5.21 Diagram Koppen Sumber: www.e-dukasi.net 200 A . Iklim hujan tropis B . Iklim kering C. Iklim mesothermal lembap D. Iklim mikrotermal lembap E . Iklim kutub IKLIM DI BUMI Hutan hujan tropis sabana tropis stepa padang rumput gurun Iklim hangat dengan musim dingin yang kering sabana daerah muson Iklim hangat dengan musim panas yang kering mediteran Iklim sedang lembap Iklim dingin dengan musim dingin yang lembap Iklim dingin dengan musim dingin yang kering tipe muson Tundra Iklim es abadi Gambar 5.22 Iklim di dunia berdasarkan klasifikasi Koppen Sumber: Trewartha, 1995, hal.800 201

3. Iklim Schmidt – Fergusson

Cara perhitungan pembagian iklim menurut Schmidt-Ferguson berdasarkan perhitungan jumlah bulan-bulan terkering dan bulan-bulan basah setiap tahun, kemudian dirata-ratakan. Untuk menentukan bulan basah dan bulan kering menggunakan metode Mohr. Menurut Mohr, suatu bulan dikatakan: a. bulan kering yaitu bulan-bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm; b. bulan basah yaitu bulan-bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm; c. bulan lembab yaitu bulan-bulan yang curah hujannya antara 60 - 100 mm; Berdasarkan klasifikasi tadi, ditentukanlah jumlah bulan kering dan bulan basah selama kurun waktu tertentu S-F menggunakan data iklim selama 10 tahun atau lebih. Hasil pembagian antara jumlah bulan kering fd dengan jumlah tahun data T menghasilkan rata-rata bulan kering Md dan hasil pembagian antara jumlah bulan basah fw dengan jumlah tahun data T menghasilkan rata-rata bulan basah Mw. Hasil bagi antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah dikalikan dengan 100 persen menghasilkan nilai Q. Nilai Q inilah yang menentukan tipe iklimnya, apakah termasuk tipe iklim A, B, C, D, E, F, G, atau H. Md = fd T Md = rata-rata bulan kering Mean of dry months fd = jumlah frekuensi bulan kering d = dry T = jumlah tahun data Mw = fw T Mw = rata-rata bulan basah Mean of wet months fw = Jumlah frekuensi bulan basah T = jumlah frekuensi bulan basah w = wet Q = Md Mw × 100 202 Q 14,3 Tipe iklim A 14,3 Q 33,3 Tipe iklim B 33,3 Q 60 Tipe iklim C 60 Q 100 Tipe iklim D 100 Q 167 Tipe iklim E 167 Q 300 Tipe iklim f 300 Q 700 Tipe iklim G 700 Q Tipe iklim H 1 160 150 130 70 60 40 40 50 60 100 120 150 2 170 180 120 60 75 30 20 40 50 60 130 140 3 170 170 120 80 70 30 25 45 50 70 110 130 Dari hasil analisisnya, S-F membagi tipe iklim menjadi delapan tipe iklim dengan lambang huruf dari A sampai dengan H. Pembagian tersebut menggunakan batas tipe iklim dari hasil perhitungan Q. Nilai Q dan tipe iklimnya adalah seperti pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.5 Tipe iklim Schmidt-Ferguson Contoh perhitungan Perhatikanlah data iklim berikut ini Dari data tersebut, tercatat bulan kering 60 mm atau fd berjumlah 11 dan bulan basah 100 mm atau fw berjumlah 15, sedangkan untuk jumlah tahun datanya adalah 3. Selanjutnya hitunglah oleh Kamu dengan menggunakan rumus S-F di atas Setelah diketahui hasilnya lihat pada tabel nilai Q, maka akan diketahui jenis iklimnya. Nilai Q Tipe iklim Tahun Curah Hujan per Bulan Jan Feb Mar Apr M e i Jun Jul Ags Sep Okt Nov D e s