Diagram Phasor Tegangan dan Arus

Misalnya jika C1 = 1000pF ; C2 = 5000pF ; dan C3 = 50 pF, maka kita bisa menentukan C osilator Clapp sebesar: pF C 50 17 , 47 5000 106 1 50 1 5000 1 1000 1 1 ≅ = = + + = Dalam osilator Clapp, C3 dibuat jauh lebih kecil dari C1 dan C2, karena kapasitor- kapasitor dalam hubungan seri berkenaan dengan arus sirkulasi, C3 memegang peranan penting. Berdasar perhitungan diatas kita bisa membuat acuan bahwa: C ≅ C3 Contoh: Tentukan nilai frekuensi resonan jika C = 0,01 µF dan L = 50 mH. Jawab: fo LC π 2 1 = 10 01 , 10 50 28 , 6 1 6 3 − − × × × × = = 7121 Hz

1.3. Diagram Phasor Tegangan dan Arus

Hubungan antara R, X, Z dan θ dalam rangkaian RC dan RL sangat mirip. Perbedaannya adalah dalam suatu rangkaian RL, arus I ketinggalan dari tegangan sumber V sedangkan dalam rangkaian RC, arus mendahului tegangan sumber V. Hubungan Antara Tegangan Sumber dan Arus dalam Rangkaian RC Arus I adalah sama setiap bagian dari rangkaian RC seri pada gambar 4a, karena itu arus digunakan sebagai phasor referensi dalam diagram phasor yang ditandai dengan V R dan V C . Karena arus dan tegangan pada R adalah sefase, maka phasor tegangan V R pada gambar 4b segaris dengan phasor arus. Tetapi arus dalam kapasitor mendahului 90° dari tegangan kapasitor V C . Karena itu phasor V C digambarkan ketinggalan dari arus I dan V R sebesar 90°. Phasor V R adalah tegangan pada R dan V C tegangan pada C dalam pembagi tegangan RC seri, gambar 4a. Seperti kasus dalam rangkaian RL, tegangan sumber V merupakan jumlah phasor V R dan V C seperti pada gambar 4 b. Juga dapat dilihat bahwa V adalah hypotesa dari segitiga dengan sisi-sisinya V R dan V C . Karena itu digunakan rumus Pythagoras: 2 2 C R V V V + = C V R I θ V R V V C a rangkaian RC b diagram phasor arus dan tegangan Gambar 4. Diagram phasor arus dan tegangan Sudut θ yang membuat arus mendahului sumber tegangan dalam rangkaian RC seri sama dengan sudut θ antara phasor impedansi Z dan phasor resistansi R. Gambar 5 merupakan gambar 4 yang digambar ulang untuk memperlihatkan hubungan fase V, V R dan V C . Tegangan V R adalah perkalian dari I dan Z. Karena I adalah faktor yang sama dalam rangkaian tersebut, maka hanya diagram impedansi saja yang digambarkan, yakni gambar 4b. Diagram ini menunjukkan bahwa sudut fase θ pada gambar 4b sama dengan pada gambar 5b. Pelajari gambar 4b yang menunjukkan hubungan antara V, V R dan V C , juga sudut fase θ. Dari diagram phasor tegangan didapat : θ COS V V R = Tetapi dari segi tiga impedansi : Z R = θ cos dimana Z R V V R = atau tegangan yang melewati tahanan adalah : Z R x V V R = Dari segi tiga tegangan Gambar 4-b : R X V V C R C = = θ tan Maka : R V x V V C R C = Masukan harga V R dari persamaan diatas kita akan mendapatkan : R X x Z R Vx V C C = Z X Vx V C C = Kedua persamaan diatas dapat digunakan untuk menghitung V R dan V C dalam rangkaian RC seri bila tegangan sumber V, resistansi R dan X C diketahui. I.X C = V C I.Z = V I.X C = V C I.R = V R I.R = V R θ X C X C R Z R θ a b V Gambar 5. Sudut fase dari diagram phasor tegangan sama dengan sudut fase dari diagram phasor impedansi Contoh : Jika tegangan sumber 12 V pada rangkaian yang terdiri dari R = 47 Ω yang diserikan dengan C yang mempunyai X C = 100 Ω. Berapakah besar θ antara V dan I,V R dan V C ? Jawab : Dengan menggunakan Z R x V V R = kita dapatkan jawabannya dengan menggunakan scientific calculator dengan menekan kunci-kunci sebagai berikut: Θ = 1 0 0 : 4 7 = f tan -1 = 64,826 o Z = cos : 4 7 = 1x =110,494 Ω jawaban dibuat kedalam 3 desimal dibelakang koma. 494 , 110 47 12 x Z R x V V R = = = 5,104 V 494 , 110 100 12 x R V x V V C R C = = = 10,860 V Kita dapat memeriksa penyelesaian tersebut dengan menggunakan persamaan 2 2 C R V V V + = . Dengan menggabungkan nilai perhitungan V R dan V C kedalam persamaan tersebut, kita dapat menentukan : 2 2 860 . 10 104 , 5 + = V = 12.000 V Nilai perhitungan V sama dengan tegangan sumber yang diberikan V dan dengan pemecahan persoalan tersebut telah terbukti.

1.4. Impedansi Rangkaian