Sarana Proteksi Kebakaran Pasif
2. Detektor panas
t to
r Detektor panas merupakan alat yang secara otomatis
akan mendeteksi kebakaran melalui panas yang diterimanya. Detektor panas ini sangat sesuai ditempatkan di area dengan
kelas kebakaran kelas B atau cairan dan gas mudah terbakar. Jenis-jenis detektor panas diantaranya yaitu detektor suhu tetap,
detektor jenis peningkatan suhu, dan detektor pemuaian. 3.
Detektor nyala t
to r
+
t to
r merupakan serangkaian alat yang
berfungsi untuk mendeteksi penyalaan api. Api yang menyala akan mengeluarkan radiasi sinar infra merah dan ultra violet.
yang dapat dideteksi oleh sensor yang terpasang dalam detektor. Jenis-jenis detektor nyala antara lain sebagai berikut.
i. Detektor foto elektris
,
o to
tr
-
t to
r ii. Detektor infra merah
-.
r t
to r
iii. Detektor UV tr
1-2
t t
to r
4. Detektor gas
Detektor gas merupakan suatu alat yang dapat mendeteksi kenaikan konsentrasi gas-gas yang bersifat mudah
terbakar. Jenis-jenis detektor gas antara lain sebagai berikut. i.
3 4 2 5
2 . 67
8
t to
r ii.
9 25 07
t
- 5
Gas Detector
:
Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia SNI 03- 3985-2000, kriteria yang menjadi elemen penilaian untuk detektor
kebakaran
;
r
= =
t
= ?
to r
adalah sebagai berikut: 1. Terdapat detektor kebakaran yang dipasang di seluruh ruangan.
2. Setiap detektor yang terpasang dapat dijangkau untuk
pemeliharaan dan untuk pengujian secara periodik 3. Detektor diproteksi terhadap kemungkinan rusak karena
gangguan mekanis. 4. Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan.
5. Rekaman hasil
dari semua
inspeksi, pengujian,
dan pemeliharaan, harus disimpan untuk jangka waktu 5 tahun untuk
pengecekan oleh instansi yang berwenang Badan Standardisasi Nasional, 2000
. Alarm Kebakaran
Menurut Soehatman Ramli 2010, jenis-jenis alarm
kebakaran diantaranya sebagai berikut. 1.
Bell Alarm jenis bel dapat digerakkan secara manual
maupun secara otomatis melalui interkoneksi dengan sistem deteksi kebakaran. Alarm jenis bel sesuai untuk digunakan
dalam ruangan terbatas seperti di dalam bangunan gedung.
A B
2. Horn
Suara yang dikeluarkan oleh alarm jenis
C DE F
berupa sirine, dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis
otomatis. Alarm jenis horn dapat mengeluarkan suara yang lebih keras daripada jenis bel, sehingga sesuai digunakan di
tempat kerja yang luas seperti kawasan industri. 3.
Pengeras suara
G HIJ KL
M NN E O
ss Khusus untuk penggunaan di suatu bangunan gedung
yang luas dimana penghuni yang berada di dalamnya tidak dapat mengetahui keadaan darurat secara cepat, perlu dipasang
jaringan pengeras suara sebagai pengganti alarm jenis
IOJJ
maupun jenis
C DE
F
. Penerapan pengeras suara ini bertujuan untuk menyampaikan informasi secara searah kepada penghuni
bangunan gedung seperti menyampaikan panduan evakuasi atau rute evakuasi.
Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 03-3985-2000, Elemen yang menjadi penilaian untuk alarm kebakaran
PK
r
O M
J M
E Q
adalah sebagai berikut. 1. Terdapat alarm kebakaran pada unit produksi
2. Sinyal suara alarm kebakaran berbeda dari sinyal suara yang dipakai untuk penggunaan lain. Badan Standardisasi Nasional,
2000.