Pengenaan Sanksi Administrasi Terhadap Keterlambatan Pembayaran Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan.

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI TERHADAP

KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : FAUZIAH NOVI UTARI NIM :082600008

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul “Pengenaan Sanksi Administrasi Terhadap Keterlambatan Pembayaran Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan” yang dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu dan kurangnya pengalaman penulis, sehingga penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan laporan yang lebih baik lagi.

Laporan ini dibuat oleh penulis berdasarkan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan dan tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Teristimewa Rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada keluarga penulis, pertama kepada kedua orang tua, Ayahanda tercinta Yan Harry Fauzi dan Ibunda tersayang Lilik Harliani ,SE


(3)

yang telah bersusah payah untuk membesarkan, mendidik, dan selalu mendoakan penulis agar selalu menjadi yang terbaik.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.si selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

4. Dra. Beti Nasution, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan dalam proses penulisan laporan ini. 5. Seluruh Dosen, Staf pengajar, serta para pegawai Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan FISIP USU.

6. H. Erwin Lubis, SH, MM selaku Bapak Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan yang telah memberikan izin dan kesempatan atas riset di Dinas Pertamanan.

7. Sutomo,S.Sos selaku Kepala Seksi Reklame Dinas Pertamanan Kota Medan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi serta telah menjadi Supervisor Lapangan buat penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

8. Buat adik-adikku tersayang, Dessy Iriani Putri, M.Tri Kurniawan, Anggriani Mahdianingsih (Ayonk) yang memberikan dukungan kepada penulis.

9. Buat teman spesial penulis Oyonk Aulia Arief yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.


(4)

10. Buat Keluarga Besar Alm H.M.A Syamsuri (Mbah Kakung) dan Hj. Soewarni Syamsuri (mbah uti) serta keluarga besar Alm Alimaddin Nst (Atok) Alm Hj Tengku Aspiah Hamdany (atok incek) atas dukungan kepada penulis.

11. Buat para Rangers ku sayang, Gadis, Mahe, Erovi, dan Didce, terima kasih atas suka dan duka bersama rangers, mudah-mudahan persahabatan kita tidak hanya sampai disini.

12. Seluruh teman-teman mahasiswa/i Administrasi Perpajakan FISIP USU stambuk 2008 khusunya kelas A yang sama-sama seperjuangan dalam masa perkuliahan dan menempuh selesainya tugas akhir ini. Dan juga kepada seluruh Pengurus IMPROSAJA 2010-2011 atas pengalaman-pengalaman dan suka cita yang penulis dapat dari IMPROSAJA.

Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatulagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranyan laporan ini. Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita maupun pihak lain yang memerlukannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, 23 JUNI 2011 Penulis

(Fauziah Novi Utari) NIM. 082600008


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM ... 3

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup PKLM ... 7

E. Metode PKLM ... 8

F. Metode Pengumpulan Data ... 9

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan ... 11

B. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan ... 12

C. Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan ... 14

D. Tata Kerja ... 34

E. Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan ... 36

BAB III GAMBARAN TENTANG PAJAK REKLAME A. Ketentuan Umum ... 40

B. Subjek dan Objek Pajak Reklame ... 42


(6)

D. Pengaturan Penempatan Lokasi, Letak, Ketinggian, Jarak

Reklame dan Pengenaan Nilai Strategi ... 48 E. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame ... 57

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak

Reklame ... 60 B. Penetapan Pajak Reklame dan Pengenaan Sanksi Pajak

Reklame ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah pusat saja melainkan menjadi perhatian pemerintah daerah (PEMDA). Terutama sejak diberlakukannya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintah Daerah. Pada saat ini prinsip otonomi daerah adalah otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab maka pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang berasal dari pendapatan asli daerah perlu ditingkatkan.

Adapun jenis-jenis pajak daerah menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009, yaitu :

1. Jenis Pajak Provinsi terdiri atas : a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

2. Jenis Pajak Kabupaten/ Kota terdiri atas : a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame


(8)

f. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Pajak Reklame adalah sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang berperan penting bagi anggaran daerah dan belanja daerah, pajak reklame diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi kelangsungan pembangunan daerah. Akan tetapi pemerintah masih mengalami kendala dalam meningkatkan penerimaan dari pajak reklame seperti kurangnya kesadaran atau kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak atas penyelenggaraan reklame/ merek usaha. Oleh karena itu perlu diadakan upaya dalam melakukan kearah perbaikan dan peningkatan pelayanan terhadap penerimaan pajak daerah. Salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah adalah lebih mensosialisasikan pentingnya Pajak Reklame kepada masyarakat tentang pentingnya pajak daerah khususnya reklame guna kepentingan umum atau pembangunan daerah tersebut.

Pembayaran pajak reklame terutang dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan daerah. Apabila pajak reklame tidak dilunasi maka dalam waktu 7 hari setelah jatuh tempo maka pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak dengan teguran atau peringatan.


(9)

yang bisa menyebabkan penyitaan dan pelelangan. Apabila dilakukan penyitaan dan pelelangan barang milik wajib pajak yang disita pemerintah kabupaten / kota diberi hak mendahulu untuk tagihan barang-barang wajib pajak. Ketentuan hak mendahulu meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga, denda, dan biaya penagihan pajak. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik ingin mengetahui sejauh mana ketidak patuhan wajib pajak dalam melunasi pajak reklame. Oleh karena itu penulis memilih judul : “Pengenaan Sanksi Administrasi Terhadap Keterlambatan Pembayaran Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis di lapangan yang langsung berhubungan dengan teori- teori keahlian yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Secara Spesifik, Tujuan Penulis Melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah : a. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak reklame.

b. Mengetahui mekanisme pemungutan dan pembayaran pajak reklame.


(10)

c. Untuk mengetahui ketidak patuhan wajib pajak serta sanksi-sanksi yang ditetapkan pada pajak reklame terutama pengenaan sanksi atas keterlambatan pembayaran pajak.

2. Manfaat yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri

a. Bagi Mahasiswa

1. Untuk menanamkan rasa tanggung jawab, profesionalisme, serta kedisiplinan yang nantinya akan sangat menentukan kewajiban karirnya nanti untuk mempraktikan dan menerapkan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikan kedalam kehidupan nyata yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Guna memberikan motivasi dalam belajar untuk memperoleh pencapaian yang lebih besar dari pada yang dicita-citakan saat ini.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang ilmu perpajakan terutama sanksi atas keterlambatan pajak reklame.

4. Menerapkan materi-materi yang telah diperoleh dalam perkuliahan kedalam permasalahan yang terjadi di lapangan.


(11)

b. Bagi Dinas Pertamanan Kota Medan

1. Dengan dilaksanakannya PKLM bagi mahasiswa diharapkan sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang dapat menjadi sumber masukan dalam peningkatan kinerja dalam lingkungan instansi.

2. Guna menunjukan citra dan kinerja dinas pertamanan dimata masyarakat terutama bagi lembaga pendidikan.

3. Untuk mempererat hubungan baik antara dinas pertamanan kota medan dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan 1. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi dalam

memberikan uji nyata mengenai ilmu yang diterima mahasiswa melalui praktik PKLM.

2. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan oleh Universitas Sumatera Utara. 3. Memberikan kedorongan keberanian sebagai dukungan

dimasa mendatang pagi para alumni.

4. Guna memberikan penawaran umpan balik bagi kurikulum dengan bertambahnya wawasan pengetahuan setelah melakukan praktik kerja lapangan mandiri (PKLM).


(12)

C. Uraian Teoritis

Dengan berlakunya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah perlu dilakukan perluasan objek pajak daerah dan retribusi daerah dan pemberian dikresi dalam penetapan tarif.

Menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak daerah adalah kontribusi wajib pajak kepada daerah yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Salah satu pajak daerah yang dapat memberikan pendapatan kepada daerahnya adalah Pajak Reklame. Yang dimaksud dengan pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Dan yang dimaksud dengan Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memeperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa, atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakuakan oleh pemerintah.


(13)

Dasar pengenaan reklame adalah nilai sewa reklame. Nilai sewa reklame dihitung dengan memperhatikan faktor jenis, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame. Cara dan hasil perhitungan sewa reklame ditetapkan dengan peraturan daerah. Sedangkan tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25%. Besaran pokok pajak reklame yang terutang dihitung dengan cara tarif pajak reklame dikalikan dengan dasar pengenaan pajak reklame. Dan pajak reklame yang terutang dipungut diwilayah daerah tempat reklame tersebut diselenggarakan.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini dilaksanakan pada kantor dinas pertamanan kota medan. Penulis melakukan praktik kerja lapangan mandiri mengenai pajak reklame yang memegang peran penting dalam pembangunan daerah.

Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam melakukan PKLM adalah :

1. Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak reklame. 2. Tata cara pembayaran pajak reklame.

3. Sanksi-sanksi pada pajak reklame. 4. Data Penerimaan Pajak Reklame.


(14)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun sumber-sumber data yang diperlukan untuk mendujung penulisan laporan ini adalah:

1. Tahap Persiapan

Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) yang meliputi pengajuan judul, penetuan judul, tempat praktik, mencari bahan untuk pembuatan proposal hingga pada konsultasi pada pihak dosen.

2. Studi Literatur

Pemahamam tentang pajak reklame melalui berbagai sumber seperti buku bacaan, peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Observasi Lapangan

Yaitu penulis melakukan praktik yang dilakukan sesuai dengan data yang ada pada instansi yang bersangkutan mengenai objek study khususnya penerimaan pajak reklame.

4. Analisa dan Evaluasi Data

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek pembahasan.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk menyimpulkan data dan mencari data dan informasi dalam praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berik


(15)

1. Metode Wawancara (interview)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara, mengajukan pertanyaan kepada pegawai yang berkompeten baik secara lisan dan tulisan.

2. Metode Observasi

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap tiap gejala yang menjadi objek praktik.

3. Dokumentasi

Yaitu dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi mengenai penerimaan pajak reklame atau arsip-arsip yang di anggap sah sebagai bukti otentik.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat metode praktik kerja lapangan, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.


(16)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat gambaran umum dinas pertamanan kota medan, tentang sejarah singkat, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai.

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

Pada bab ini penulis menguraikan segala hal yang berkaitan dengan pajak reklame mulai dari pengertian dan dasar hukum, objek dan subjek pajak reklame, dasar pengenaan, tarif, tata cara perhitungan, tata cara perolehan izin reklame, ketentuan umum pemasangan reklame, kewajiban-kewajiban pemegang izin dan pengaturan letak ukuran ketinggian jarak, serta sanksi yang dikenakan dalam pajak reklame.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menganalisa mengenai data-data yang diperoleh kemudian melakukan evaluasi terhadap data tersebut, sehingga tercapainya manfaat dan tujuan PKLM.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran mengenai objek PKLM dan permasalahan yang penulis hadapi di lapangan.

LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA


(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan

Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pertamanan Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Medan Nomor 20 Tahun 1978 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan dan pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Tanggal 2 Juli 1979 Nomor 207/SK/1979 dan kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya Medan Nomor 8 Tahun 1987 dan pelaksanaannya dengan surat keputusan Walikota Medan Nomor 188.342/SK/1987 Tanggal 29 Agustus 1987 yang berlaku sejak tanggal 27 Juli 1987. Bentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan diubah kembali dengan berpedoman pada keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000. Tentang pedoman Susunan Organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah di lingkungan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan. Dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan berkaitan dengan kedudukan tugas pokok dan prinsip koordinasi integritas dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal untuk memenuhi hal tersebut maka tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan diatur dan ditetapkan


(18)

dalam Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala-Kepala Seksi di angkat dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatera Utara, sedangkan pejabat lainnya dilingkungan dinas di angkat dan di berhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas. Dalam hal ini Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya, maka wajib menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan tugasnya berdasarkan daftar urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah ini di atur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada Dinas Pertamanan Kota Medan ini adalah :

1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/ Retribusi Reklame, Pajak/ Retribusi pemakaman dan Pajak/ Retribusi Lapangan.

2. Keindahan Kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan umum, taman/ tempat rekreasi.

3. Pelayanan Masyarakat berupa penyediaan tempat pemakaman umum yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

B. Sruktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan

Susunan Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan terdiri dar : 1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, yang terdiri dari : a. Sub Bagian Umum


(19)

b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Kepegawaian

3. Bidang Perencanaan, yang terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Taman dan Makam b. Seksi Perencanaan Penerangan

c. Seksi Perencanaan Reklame

4. Bidang Taman/Makam, yang terdiri dari : a. Seksi Pembibitan/Penghijauan

b. Seksi Taman/Dekorasi c. Seksi Makam

5. Bidang Penerangan, yang terdiri dari : a. Seksi Lampu Penerangan Sektor A b. Seksi Lampu Penerangan Sektor B c. Seksi Lampu Penerangan Sektor C 6. Bidang Pengawasan, yang terdiri dari :

a. Seksi Pengawasan Taman dan Makam b. Seksi Pengawasan Lampu

c. Seksi Pengawasan Reklame 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) 8. Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas Pertamanan Kota Medan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal. Setiap pimpinan satuan


(20)

organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi, bawahannya masing-masing dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat-pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Pertamanan Kota Medan diatur sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, maka Dinas Pertamanan mempunyai fungsi :

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pertamanan dan keindahan kota.

2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah, swasta serta masyarakat bidang pertamanan dalam rangka usaha meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.

3. Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan jenazah, melayani penguburan serta merawat kuburan-kuburan umum milik Pemerintah Daerah.

4. Menyelenggarakan pembangunan, perawatan taman-taman kota, pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum, lampu-lampu penerangan jalan/jalur hijau, lapangan olahraga berikut bangunannya.


(21)

5. Mengelola izin reklame, mengatur letak, bentuk dan penempatan reklame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.

6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Melaksanakan tugas-tugas kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan tugas/urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta melaksanakan tugas pembantu sesuai dengan tugasnya.

a. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok sekretaris menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan; 2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;

3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumah tanggan Dinas;

4. Pengelolaan dan pemerdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;


(22)

5. Pelaksanakan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas; 6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian; 7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan;

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian. Yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum; 2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum; 3. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah

dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumah tanggaan Dinas;

4. Penyiapan bahan pembinaan pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan;

5. Penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendalian;

6. Penyiapan bahan mentoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(23)

c. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Keuangan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan; 2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan 3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verivikasi;

4. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan;

5. Penyusunan laporan Keuangan Dinas;

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(24)

d. Sub Bagian Kepegawaian

Sub Bagian Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada dibawah dan tanggung jawab Sekretaris. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas sekretaris lingkup administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Kepegawaian; 2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup pengelolaan administrasi

kepegawaian;

3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian;

4. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

5. Penyiapan bahan mentoring, evaluasi, dan pelaporan, pelaksanaan tugas;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

e. Bidang Perencanaan

Bidang perencanaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dinas. Bidang Perencanaan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Dinas lingkup perencanaan taman, makam, penerangan, dan reklame. Dalan melaksanakan tugas pokok Bidang Perencanaan mempunyai tugas :


(25)

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan taman, makam, penerangan, dan perencanaan reklame;

3. Pengumpulan bahan dan data dibidang perencanaan taman dan makam, perencanaan penerangan dan perencanaan reklame;

4. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan pembangunan taman dan makam, serta penerangan ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota;

5. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan serta proses perizinan terhadap penempatan reklame/spanduk, dan gambar-gambar reklame yang akan dipasang;

6. Penyusunan rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olah raga, tempat pemakamam umum ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota; 7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

perencanaan;

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

f. Seksi Perencanaan Taman dan Makam

Dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan. Seksi Perencanaan Taman dan Makam mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas bidang perencanaan lingkup


(26)

perencanaan taman dan makam, teknis dan keindahan kota. Dalam melaksanakan tugas pokok bidang perencanaan taman dan makam mempunyai fungsi :

1. Menyiapkan rencana, program, dan kegiatan seksi perencanaan taman dan makam;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan taman dan makam;

3. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup perencanaan taman dan makam;

4. Pelaksanaan, perencanaan, pengembangan taman dan makam di tinjau dari sudut teknis dan keindahan kota;

5. Penyusunan rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olah raga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota;

6. Penyusunan rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman umum;

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

g. Seksi Perencanaan Penerangan

Seksi Perencanaan Penerangan dipimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan. Seksi


(27)

perencanaan penerangan mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas bidang perencanaan di lingkup perencanaan penerangan. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Perencanaan Penerangan mempunyai fungsi :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi perencanaan penerangan;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan penerangan; 3. Penghimpunan usulan pemasangan/ pembangunan Lampu Penerangan

Jalan dan Bidang Penerangan dan Kecamatan untuk selanjutnya disusun menjadi Rencana Kerja Anggaran;

4. Penyusunan bahan perencanaan pembangunan/ pemasangan Lampu Peneranga Jalan, Lampu Taman, dan Air Sirkulasi di Kota Medan; 5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

h. Seksi Perencanaan Reklame

Seksi perencenaan reklame dipimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan..seksi perencanaan reklame mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang perencanaan lingkup perencanaan reklame. Dalam melaksanakan tugas pokok seksi perencanaan reklame mempunyai fungsi :


(28)

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan penerangan reklame;

3. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan serta proses perizinan terhadap penempatan reklame/ spanduk yang terpasang;

4. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan terhadap gambar reklame yang akan dipasang;

5. Pembuatan gambar- gambar situasi penempatan reklame yang akan dipasang;

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

i. Bidang Taman dan Makam

Bidang taman dan makam dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Taman dan Makam mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pembibitan, penghijauan, taman dan dekorasi, serta makam. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Taman dan Makam mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Taman dan Makam;


(29)

3. Pengumpulan bahan dan data di bidang taman dan makam;

4. Pelaksanaan kegiatan pembibitan pohon penghijauan dan taman hias; 5. Pelaksanaan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai dan

perawatan pohon- pohon tua dan muda;

6. Pelaksanaan perawatan taman, lapangan olahraga, pulau- pulau jalan dan areal makam;

7. Pelaksanaan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu;

8. Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup pembibitan, penghijauan. Taman dan dekorasi, serta makam;

9. Pelaksanaan pelayanan pengangkutan jenazah;

10. Pelaksanaan pelayanan pemakamam untuk lokasi perkuburan milik pemerintah kota;

11. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

j. Seksi Pembibitan dan Penghijauan

Seksi Pembibtan dan Penghijauan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Taman dan Makam. Seksi Pembibitan dan Penghijauan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Taman lingkup pembibitan dan


(30)

penghijauan. Dalam melaksanakan tugas pokok seksi pembibitan dan penghijauan mempunyai tugas :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembibtan dan Penghijauan;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembibitan dan penghijauan;

3. Pelaksanaan kegiatan pembibitan pohon penghijauan, pembibitan tanaman hias;

4. Pelaksanaan proses penghijauan kota termasuk ditepi jalan dan pinggiran jalan;

5. Perawatan dan menjaga pohon-pohon tua dan muda;

6. Penginventarisan jenis pohon dan umur serta jumlah pohon penghijauan milik Pemerintah Kota Medan;

7. Pelaksanaan pemangkasan pohon yang sudah membahayakan;

8. Pelaksanaan penebangan pohon yang tumbang dan patah akibat angin (alam);

9. Pelaksanaan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan pohon sesuai dengan permintaan dan kondisi pohon yang ada di kebun bibit milik Dinas Pertamanan;

10. Penyiapan bahan pelaksanaan sosialisasi penghijauan kota;

11. Pelaksanaan proses perizinan penebangan pohon yang bermasalah sesuai dengan peraturan daerah;


(31)

12. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

k. Seksi Taman dan Dekorasi

Seksi Taman dan Dekorasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berdaa di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Taman dan Makam. Seksi Taman dan Dekorasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Taman dan Dekorasi lingkup taman dan dekorasi. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Taman dan Dekorasi mempunyai fungsi :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Taman dan Dekorasi;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup taman dan dekorasi;

3. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan taman, stadion teladan dan lapangan olahraga lainnya,serta pulau-pulau jalan;

4. Pelaksanaan dan pembersihan taman; 5. Penginventarisasian taman dan tanaman;

6. Pembuatan taman mini dan dekorasi pada acara kegiatan secara umum dan pada upacara tertentu;

7. Pembabatan rumput pada jalan dan lapangan terbuka;


(32)

9. Pelaksanaan proses perizinan pemakaian lapangan dan taman olahraga yang dikelola oleh Dinas Pertamanan;

10. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

l. Seksi Makam

Seksi Makam dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Taman dan Makam. Seksi Makam mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Taman dan Makam lingkup makam. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Makam mempunyai tugas :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Taman dan Makam; 2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup makam;

3. Pelayanan dan pelaksanaan pengangkutan jenazah; 4. Pelaksanaan proses perizinan pemakamam;

5. Perawatan areal pemakamam di lokasi makam;

6. Pelaksanaan inventarisasi jumlah makam yang ada di dalam lokasi pemakamam;

7. Penyediaan air bersih dan kamar mandi untuk ahli waris yang berziarah;


(33)

8. Pelaksanaan pangkas pohon dan menebang tanaman yang mengganggu bangunan (bina/tanda makam);

9. Pembangunan bina/ tanda makam sesuai dengan permintaan dan keinginan ahli waris;

10. Pemberitahuan atau menyampaikan kepada ahli waris tentang retribusi pemakamam;

11. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

m. Bidang Penerangan

Bidang Penerangan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Penerangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup lampu penerangan sektor A, B dan C. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Penerangan mempunyai tugas :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Penerangan; 2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup lampu penerangan sektor A, B,

C.

3. Pengumpulan bahan dan data dibidang penerangan;

4. Pelaksanaan pengadaan/ perawatan lampu-lampu penerangan di jalan/ taman, jalur hijau, lapangan olahraga dan bangunan-bangunan listrik;


(34)

5. Pelaksanaan pengawasan terhadap pemakaian listrik;

6. Pemberian saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan di bidang penerangan;

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penerangan;

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

n. Seksi Lampu Penerangan Sektor A

Seksi Lampu Penerangan Sektor A dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penerangan. Seksi Lampu Penerangan Sektor A mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penerangan lingkup lampu penerangan sektor A. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Lampu Penerangan Sektor A mempunyai fungsi:

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Lampu Penerang Sektor A;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lampu penerangan sektor A;

3. Pengadaan, perawatan, pengontrolan lampu penerangan jalan, taman dan gedung pada sektor a;

4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;


(35)

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

o. Seksi Lampu Penerangan Sektor B

Sektor Lampu Penerangan Sektor B dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penerangan. Seksi Lampu Penerangan Sektor B mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penerangan lingkup lampu penerangan sektor B. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Lampu Penerangan Sektor B mempunyai fungsi:

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Lampu Penerangan Sektor B;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lampu penerangan sektor B;

3. Pengadaan, perawatan, pengontrolan lampu penerangan jalan, taman dan gedung pada sektor B;

4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(36)

p. Seksi Lampu Penerangan C

Sektor Lampu Penerangan Sektor C dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penerangan. Seksi Lampu Penerangan Sektor C mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penerangan lingkup lampu penerangan sektor C. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Lampu Penerangan Sektor C mempunyai tugas :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Lampu Penerangan Sektor C;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lampu penerangan sektor C;

3. Pengadaan, perawatan, pengontrolan lampu penerangan jalan, taman dan gedung pada sektor C;

4. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

q. Bidang Pengawasan

Bidang Pengawasan di pimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengawasan tanam,


(37)

makam, lampu dan reklame. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang pengawasan mempunyai fungsi :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Bidang Pengawasan;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lampu pengawasan taman, makam, lampu, dan reklame;

3. Pengumpulan bahan dan data di bidang pengawasan taman dan makam, penerangan dan reklame;

4. Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman dan makam, penerangan dan reklame;

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

r. Seksi Pengawasan Taman dan Makam

Seksi Pengawasan Taman dan Makam dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengawasan. Bidang Pengawasan Taman dan Makam mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengawasan lingkup taman dan makam. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengawasan Taman dan Makam mempunyai fungsi :


(38)

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Taman dan Makam;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan taman dan makam;

3. Pengumpulan bahan dan data di bidang pengawasan taman dan makam;

4. Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman dan makam;

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

s. Seksi Pengawasan Lampu

Seksi Pengawasan Lampu di pimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengawasan. Bidang Pengawasan Lampu mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengawasan lingkup pengawasan lampu. Dalam melaksankan tugas pokok Seksi Pengawasan Lampu mempunyai fungi :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Lampu; 2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan lampu; 3. Pengumpulan bahan dan data di bidang pengawasan lampu;


(39)

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

t. Seksi Pengawasan Reklame

Seksi Pengawasan Reklame dipimpin oleh Kepala Seksi, yang bearda di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengawasan. Bidang Pengawasan Reklame mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengawasan lingkup pengawasan reklame. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengawasan Reklame mempunyai fungsi :

1. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengawasan Reklame;

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan reklame; 3. Pengumpulan bahan dan data di bidang pengawasan reklame; 4. Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan reklame; 5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(40)

u. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

v. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan sebagaian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

1. Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam Pasal 47, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1), dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk;

3. Jumlah tenaga fungsional tersebut pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

4. Jenis dan jenjang fungsional tersebut pada ayat (1), di atur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

D. TATA KERJA

1. Dalam melaksanakan tugas setiap pemimpin unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, intergrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing antar satuan organisasi


(41)

di lingkungan Pemerintah Daerah dengan instansi lain diluar pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing-masing;

2. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan;

4. Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya;

5. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahanya;

6. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepasa satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja;

7. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.


(42)

E. Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan

Adapun gambaran data pegawai di Dinas Pertamanan Kota Medan menurut jabatannya terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, yang terdiri dari : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Kepegawaian

3. Bidang Perencanaan, yang terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Taman dan Makam b. Seksi Perencanaan Penerangan

c. Seksi Perencanaan Reklame

4. Bidang Taman/ Makam, yang terdiri dari : a. Seksi Pembibitan/ Penghijauan

b. Seksi Taman/ Dekorasi c. Seksi Makam

5. Bidang Penerangan, yang terdiri dari : a. Seksi Lampu Penerangan Sektor A b. Seksi Lampu Penerangan Sektor B c. Seksi Lampu Penerangan Sektor C 6. Bidang Pengawasan, yang terdiri dari :


(43)

c. Seksi Pengawasan Reklame 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) 8. Kelompok Jabatan Fungsional

Gambaran data pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan berdasarkan jenis kelamin, golongan, jumlah struktur dan staf serta tingkat pendidikan dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

Laki-laki 411 Orang

Perempuan 116 Orang

Jumlah 527 Orang 100%

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai laki-laki mendominasi yaitu sebanyak 411 orang, Sedangkan pegawai berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 116 orang dari total jumlah keseluruhan pegawai yaitu sebanyak 527 orang.


(44)

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Golongan Jumlah Persen (%)

IV (Empat) 9 Orang

III (Tiga) 107 Orang

II (Dua) 346 Orang

I (Satu) 65 Orang

Jumlah 527 Orang 100%

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai dengan golongan II (dua) mendominasi yaitu sebanyak 346 orang disusul dengan pegawai golongan III (tiga) sebanyak 107 orang, Sedangkan pegawai dengan golongan I (satu) berjumlah 65 orang dan kemudian golongan IV (empat) berjumlah 9 orang dari total jumlah keseluruhan pegawai.

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah Struktur atau Staf

Jumlah Struktur/ Staf Jumlah Persen (%)

Struktur 21 Orang

Staf 506 Orang

Jumlah 527 Orang 100%


(45)

Dari Tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai yang menempati posisi struktural sebanyak 21 orang dan yang menempati pada posisi staf sebanyak 506 orang.

Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Disiplin Ilmu (Pendidikan)

Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%)

S2 (Strata dua) 9 Orang S1 (Strata Satu) 84 Orang D3 (Diploma Tiga) 16Orang

SMA 353 Orang

SMP 34 Orang

SD 31 Orang

Jumlah 527 Orang 100%

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai lulusan SMA mendominasi dari keseluruhan jumlah pegawai yaitu 353 orang. Kemudian pegawai dengan pendidikan S1 (Strata Satu) sebanyak 84 orang sedangkan pegawai lulusan SMP sebanyak 34 orang, pegawai yang lulusan SD sebanyak 31 orang dan pegawai dengan lulusan D3 (Diploma Tiga) sebanyak 16 orang sedangkan pegawai dengan lulusan S2 (Strata Dua) adalah jumlah pegawai yang paling sedikit yaitu 9 orang.


(46)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME A. Ketentuan Umum

Berdasarkan salinan Peraturan Walikota Medan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengaturan Letak, Jarak Reklame dan Penetapan Kelas Jalan serta Harga Nilai Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Medan;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan; 3. Izin adalah Izin Penyelenggara Reklame;

4. Reklame adalah benda, alat perbuatan yang menurut susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah;

5. Penyelenggara reklame adalah perorangan atau badan hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungan;

6. Titik strategis adalah titik lokasi pemasangan reklame yang telah ditetapkan mempunyai nilai strategis berdasarkan kriteria sudut pandang, kepadatan maupun pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan dibidang usaha;


(47)

7. Daerah Milik Jalan (DAMJA) adalah suatu daerah yang digunakan untuk jalan dan kelengkapannya dengan batasan mulai dari batas pemilikan persiltanah di satu titik jalan dengan persiltanah diseberang;

8. Trotoar adalah Bagian Daerah Milik Jalan (DAMJA) yang digunakan untuk pejalan kaki yang saat ini sudah ada kontruksinya;

9. Badan Jalan adalah suatu daerah yang digunakan untuk jalan antara sisi dalam trotoar dengan sisi dalam trotoar di seberangnya;

10. Median Jalan adalah Bagian Daerah Milik Jalan (DAMJA) yang membagi ruas jalan menjadi dua arah dengan kontruksi pembatas ruas jalan dari beton;

11. Persimpangan adalah pertemuan antara ruas jalan dengan ruas jalan lainnya;

12. Sisi dalam trotoar adalah bagian trotoar yang dekat dengan batas pemilikan persil tanah;

13. Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR) adalah biaya konstruksi reklame ditambah dengan biaya pemeliharaan reklame;

14. Nilai Strategis adalah Ukuran Nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame;

15. Nilai Sewa Reklame adalah Nilai Jual Objek Pajak Reklame ditambah Nilai Strategis;

16. SPTPD adalah Surat Pemberitahuan Pajak Daerah; 17. SKPD adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah;


(48)

19. SKPDKBT adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan;

20. STPD adalah Surat Tagihan Pajak Daerah; 21. SSPD adalah Surat Setoran Pajak Daerah.

B. Subjek dan Objek Pajak Reklame 1. Subjek Pajak Reklame

Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemasangan reklame.

2. Objek Pajak Reklame

Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggara reklame. Adapun yang dimaksud dengan objek pajak reklame adalah sebagai berikut :

a. Reklame papan/ biilboard/ megalron/ videoltro/ large elektronic display (LED);

b. Reklame kain;

c. Reklame Melektif (Stiker) d. Reklame Selebran;

e. Reklame Berjalan, termasuk pada kendaraan; f. Reklame Udara;

g. Reklame Suara; h. Reklame Film/ Slide; i. Reklame Peragaan


(49)

Objek Pajak Reklame yang dikecualikan adalah :

a. Penyelenggara reklame melalui televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;

b. Penyelenggara reklame oleh Pemerintah Pusat dan Daerah;

c. Penyelenggara reklame yang semata- mata memuat tempat ibadah dan panti asuhan;

d. Penyelenggara reklame yang semata- mata mengenai kepemilikan dan peruntukan tanah dengan ketentuan luasnya tidak boleh lebih dari ¼ m2 dan diselenggarakan diatas tanah tersebut;

e. Merupakan reklame yang disebarkan, apabila benda yang dijadikan reklame itu dimaksudkan juga bermanfaat bagi yang menerimanya; f. Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat,

perwakilan PBB serta badan- badan atau lembaga organisasi internasional pada lokasi badan- badan tertentu;

g. Diselenggarakan oleh Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan.

C. Perizinan

Izin adalah izin reklame yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, penyelenggara reklame di Kota Medan guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan serta penataan tata ruang estetika kota yang ditentukan.


(50)

Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan reklame baik diruangan terbuka maupun ruangan tertutup/ dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat izin dari Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan atas nama Kepala Daerah. Masa berlaku izin paling lama 1 (satu) tahun dan izin tersebut dapat diperpanjang kepada Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan.

1. Prosedur Perolehan Izin Reklame

Setiap Wajib Pajak yang ingin memasang reklame harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota Medan melalui Dinas Pertamanan Kota Medan dengan mencantumkan data- data sebagai berikut :

a. Nama; b. Alamat; c. Pekerjaan; d. Teks Reklame; e. Ukuran Reklame; f. Jenis Reklame;

g. Lokasi Pemasangan Reklame; h. Masa Berlaku Pemasangan.

Permohonan Tertulis juga harus melampirkan syarat- syarat sebagai berikut :

a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), bagi pemohon perorangan. b. Foto Copy Surat Izin Usaha Perdagangan, bagi pemohon atas nama


(51)

c. Gambar konstruksi bangunan reklame. d. Gambar Lokasi.

e. Surat Pernyataan Bertanggung Jawab dari pemohon apabila terjadi sesuatu (patah/ tumbang) terhadap reklame yang berdiri diatas gedung.

Permohonan izin tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas dan wajib diteliti oleh Kepala Dinas meliputi beberapa aspek yaitu :

a. Keamanan dan Ketertiban Umum; b. Kesopanan;

c. Kesusilaan; d. Keagamaan; e. Keindahan; f. Kesehatan;

g. Lingkungan Hidup.

Jika telah diteliti dan permohonan telah meliputi aspekk- aspek diatas maka permohonan tersebut diproses dengan melakukan survey ke lokasi yang telah diajukan. Apabila lokasi tersebut memungkinkan maka di terbitkan Surat Penetapan Pajak Reklame (SPPR) dan pemohon menyetor pajaknya ke Kas Daerah melalui Dinas Pertamanan Kota Medan untuk di proses penerbitan izin.


(52)

2. Kewajiban Pemegang Izin Reklame

Pemegang izin reklame mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Menyusun naskah reklame dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah naskah dengan bahasa asing dan ditempatkan di sambing atau dibawah naskah bahasa Indonesia;

b. Memasang reklame pada panggung atau lokasi dalam kawasan/ zona yang telah ditentukan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah; c. Memelihara atau merawat supaya benda- benda, alat- alat yang

dipergunakan untuk reklame selalu dalam keadaan baik;

d. Menempatkan tanda berupa stiker, plat dan atau tanda- tanda lain yang ditetapkan oleh Kepal Dinas atas nama Kepala Daerah, apabila penyelenggara reklame tidak menempelkan tanda- tanda tersebut maka Kepala Dinas berwenang membuat tanda tersebut yang biayanya di bebankan kepada penyelenggara reklame;

e. Apabila penyelenggara reklame menimbulkan kerugian kepada pihak lain, penyelenggara reklame bertanggung jawab atas segala akibat dari kerugian tersebut;

f. Menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame secepatnya setelah jangka waktu berakhir atau setelah izinnya dicabut.


(53)

3. Penolakan Permohonan Izin Reklame

Permohonan izin penyelenggara reklame yang diajukan Wajib Pajak, dapat ditolak apabila :

a. Penyelenggara reklame tidak memenuhi persyaratan, dan aspek- aspek yang telah ditentukan;

b. Tempat penyelenggara reklame yang dimohonkan tidak pada lokasi yang diperbolehkan dan atau yang ditetapkan.

4. Pencabutan Izin Reklame

Izin penyelenggaraan reklame dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi apabila:

a. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban- kewajiban yang telah diberikan kepadanya;

b. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan; c. Naskah reklame tidak sesuai dengan ketentuan yang diizinkan oleh

pihak Dinas Pertamanan Kota Medan tidak dipenuhi;

d. Jika menurut pertimbangan Kepala Dinas, ternyata pada saat berlangsungnya penyelenggaraan reklame tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak memenuhi aspek- aspek yang telah ditentukan;


(54)

5. Pembongkaran Izin Reklame

Pembongkaran reklame dapat terjadi jika reklame yang dipasang tidak mempunyai izin dari pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pertamanan Kota Medan, dan pemasangan reklame tersebut menyalahi aturan- aturan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan.

Jika diketahui ada reklame yang tidak ada izinnya dan tidak memenuhi ketentuan yang berlaku maka pihak Dinas Pertamanan Kota Medan memberitahu kepada penyelenggara reklame untuk mengurus izin reklame tersebut dalam jangka waktu 3x24 jam terhitung saat surat pemberitahuan/ atau surat putih diberikan. Apabila jangka waktu tersebut penyelenggara reklame tidak mengurus izinnya maka pihak Dinas Pertamanan Kota Medan akan memberikan surat merah sebagai pemberitahuan kedua agar penyelenggara reklame mengurus izin atau membongkar reklame tersebut dan jika tidak dipatuhi juga maka pihak Dinas Pertamanan Kota Medan melakukan pembongkaran dan segala biaya yang ditimbulkan akibat pembongkaran reklame tersebut menjadi tanggung jawab penyelenggara reklame.

D. Pengaturan Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian, Jarak Reklame dan Pengenaan Nilai Strategis

Penempatan lokasi reklame yang diperkenankan di Kota Medan adalah di lokasi jalan sebagaimana dicantum dalam lampiran laporan ini.


(55)

1. Pengaturan letak, ukuran, ketinggian, dan jarak reklame di Daerah Milik Jalan adalah sebagai berfikut :

a. Di Trotoar :

1. Tiang reklame diletakkan di trotoar dengan tidak mengganggu fungsi trotoar, panel reklame dipasang tegak lurus jalan dan tidak boleh berada di atas badan jalan;

2. Letak reklame di trotoar harus berjarak minimum 50 meter dari persimpangan jalan yang daerah milik jalannya kurang dari 12 meter, kecuali pada persimpangan yang diperkenankan untuk pemasangan reklame;

3. Letak reklame di trotoar pada satu sisi jalan yang tidak mempunyai median jalan harus sejajar dengan reklame pada sisi jalan di seberangnya;

4. Jarak reklame pada sisi jalan yang sama minimal 25 meter;

5. Ukuran panel reklame 2m x 2m, ketinggian dasar reklame dari permukaan trotoar 3 meter.

b. Di Persimpangan :

1. Tiang reklame diletakkan di dalam sisi trotoar yang tidak mengganggu fungsi trotoar dan panel reklame tidak boleh berada di atas badan jalan;

2. Ukuran panel reklame di lokasi persimpangan adalah 5m x 10m dan ketinggian dasar panel reklame dari permukaan trotoar


(56)

minimum 4 meter, maksimum disesuaikan dengan kondisi lapangan;

3. Jumlah reklame di persimpangan dibatasi sesuai kondisi sudut panjang.

c. Di Median Jalan :

1. Tiang reklame diletakkan tepat pada titik tengah pulau jalan yang berfungsi sebagai median jalan;

2. Ukuran panel reklame di lokasi median jalan adalah 5m x 10m dan ketinggian dasar panel reklame dari permukaan jalan minimum 4 meter, maksimum di sesuaikan dengan kondisi dan keadaan lapangan;

3. Jumlah reklame di median jalan dibatasi dengan kondisi sudut panjang.

d. Di Lokasi yang Bukan Tanah Milik Pemerintah Kota Medan :

1. Peletakan merek usaha/ reklame pada halaman depan bangunan yang bukan toko dan yang mempunyai halaman harus mempertimbangkan keserasiannya dengan luas halaman/ bentuk bangunan dan merek usaha/ reklame tidak melewati badan jalan; 2. Ukuran panel reklame di lokasi yang bukan milik Pemerintah Kota

Medan maksimum 10m x 20m, disesuaikan dengan luas areal pemasangan reklame.

Pengaturan letak, ukuran ketinggian dan jarak reklame yang berada di atas plat beton adalah sebagai berikut :


(57)

1. Reklame diletakan di atas plat beton dengan ukuran panel reklame minimum 5m x 10m, maksimum 10m x 20m dengan ketinggian dasar panel reklame maksimal 5 meter dari atap plat beton bangunan.

2. Peletakan reklame harus sesuai ketinggian bangunan yang diperkenankan. 3. Jarak antar reklame pada atap plat beton bangunan minimum 100 meter

atau disesuaikan dengan sudut pandang.

Pengaturan letak merek usaha/ toko dan reklame pada bangunan toko dipinggir jalan adalah sebagai berikut :

1. Merek usaha/ toko di letakkan pada dan sejajar pada bangunan toko dipinggir jalan adalah sebagai berikut :

a. Untuk ukuran lebar atau panjang 0,25 m ke atas di genapkan menjadi 0,50 m.

b. Untuk ukuran lebar atau panjang 0,5 m ke atas di genapkan 0,75 m. c. Untuk ukuran lebar atau panjang 0,75 m ke atas di genapkan menjadi

1m .

d. Untuk ukuran lebar atau panjang 1m ke atas di hitung sesuai dengan ukuran yang terpasang.

2. Peletakan merek usuha/ toko pada bangunan toko bergandeng harus mempertimbangkan keserasian dengan merek toko disebelahnya dan pada bangunan toko yang bergandeng yang mempunyai ketinggian bangunan yang sama harus sejajar.


(58)

3. Peletakan reklame selain merek/ usaha menempel dan sejajar pada dinding depan bangunan serta luasnya harus memperhatikan keserasian dengan sekitarnya.

4. Peletakan reklame merek usaha/ toko yang melintang pada dinding bangunan luasnya harus disesuaikan dengan lebar toko.

Peletakan reklame berupa umbul- umbul adalah sebagai berikut :

1. Peletakan berupa umbul- umbul hanya diperkenankan dijalan dan dipersimpangan jalan dan diperbolehkan untuk penempatan reklame dengan tidak mengganggu reklame yang sudah ada serta pada halaman gedung atau taman tempat acara tertentu dilaksanakan.

2. Tiang umbul- umbul yang berada dijalan dan di persimpangan jalan harus diletakan di sisi jalan trotoar yang tidak mengganggu fungsi trotoar.

3. Peletakan reklame yang berupa umbul- umbul hanya di perkenankan maksimum 15 hari kalender dan dapat diperpanjang apabila diperlukan. 4. Reklame berupa umbul- umbul yang akan dipasang harus bersih.

Peletakkan reklame berupa spanduk dan poster/ stiker, hanya diperkenankan dipanggung- panggung reklame yang ditetapkan oleh Walikota Medan. Reklame tidak diperkenankan dipasang di depan Kantor Dinas Pemerintahan, Gedung Sekolah, Rumah Ibadah, dan Bangunan Bersejarah yang tidak dipergunakan untuk komersial.


(59)

2. Pengenaan Nilai Strategis Reklame

Lokasi penempatan adalah lokasi peletakan reklame berdasarkan nilai strategis titik reklame dan kelas jalan. Pembagian kelas jalan dan besaran nilai rupiah pada strategis titik reklame adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Besaran Nilai Rupiah Berdasarkan Kelas Jalan dan Ukuran Reklame

Nilai Strategis Ukuran Reklame Besaran Nilai Strategis (Rp)

Kelas I s/d 2x4m 30.000.000,- Kelas II s/d 2x4m 25.000.000,- Kelas III s/d 2x4m 20.000.000,- Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Tabel 3.2 Besaran Nilai Rupiah Berdasarkan Kelas Jalan dan Ukuran Reklame

Nilai Strategi Ukuran Reklame Besaran Nilai Strategis (Rp)

Kelas I Di atas 2x4m 175.000.000,- Kelas II Di atas 2x4m 150.000.000,- Kelas III Di atas 2x4m 125.000.000,- Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan


(60)

Tabel 3.3 Besaran Nilai Sewa Reklame Papan/ Billboard/ Videotron/ Large Elektronic Display (LED)

Jenis Reklame Lokasi Penempatan Ukuran Luas Reklame (m2) Jangka Waktu Pemasangan Besaran Nilai Sewa (Rp) Papan/ Billiboard/ Videotron/ LED

Kelas I.1 1 m2 1 Hari 9.000,- Kelas I.2 1 m2

1 Hari 8.500,- Kelas I.3 1 m2

1 Hari 8.000,- Kelas II.1

1 m2 1 Hari 7.500,-

Kelas II.2

1 m2 1 Hari 7.000,-

Kelas II.3

1 m2 1 Hari 6.500,-

Kelas III.1

1 m2 1 Hari 6.000,-

Kelas III.2

1 m2 1 Hari 5.500,-

Kelas III.3

1 m2 1 Hari 5.000,-


(61)

Tabel 3.4 Besaran Nilai Sewa Reklame Kota Berupa Umbul- Umbul, Spanduk dan Sejenisnya serta Baliho

Jenis Reklame

Lokasi Penempatan

Ukuran Luas Reklame (m2)

Jangka Waktu Pemasangan

Besaran Nilai Sewa (Rp)

Reklame kain berupa umbul- umbul, spanduk dan sejenisnya berupa baliho

Kelas I.1 1 m2

1 Hari 8.000,- Kelas I.2 1 m2 1 Hari 7.500,- Kelas I.3 1 m2 1 Hari 7.000,- Kelas II.1 1 m2 1 Hari 6.500,- Kelas II.2 1 m2 1 Hari 6.000,- Kelas II.3 1 m2 1 Hari 5.500,- Kelas III.1 1 m2 1 Hari 5.000,- Kelas III.2 1 m2 1 Hari 4.500,- Kelas III.3 1 m2 1 Hari 4.000,- Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan


(62)

Tabel 3.5 Besaran Nilai Sewa Reklame Mini Billboard/ Shelter Bus/ Reklame Menempel Jenis Reklame Lokasi Penempatan Ukuran Luas Reklame (m2) Jangka Waktu Pemasangan Besaran Nilai Sewa (Rp) Mini Billboard

Kelas I 1 M2 1 Hari 8.000,- Kelas II

1 M2 1 Hari 7.500,-

Kelas III

1 M2 1 Hari 7.000,-

Shelter Bus

Kelas I

1 M2 1 Hari 6.500,-

Kelas II

1 M2 1 Hari 6.000,-

Kelas III

1 M2 1 Hari 5.500,-

Reklame Menempel

Kelas I

1 M2 1 Hari 5.000,-

Kelas II

1 M2 1 Hari 4.500,-

Kelas III

1 M2 1 Hari 4.000,-


(63)

Tabel 3.6 Besaran Nilai Sewa Reklame Merek Toko

Jenis Reklame

Ukuran Luas Reklame (m2)

Jangka Waktu Pemasangan

Besaran Nilai Sewa (Rp)

Merek Toko : - Logam - Kaca - Plastik - Kayu

1 m2 1 Hari 1.200,-

1 m2 1 Hari 1.200,-

1 m2 1 Hari 1.120,-

1 m2 1 Hari 1.000,-

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

E. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame 1. Tarif Pajak Reklame

Tarif Pajak Reklame yang telah ditentukan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku adalah sebesar 25%

2. Dasar Pengenaan Pajak Reklame

a. Pajak Reklame pada titik strategis ditetapkan sebesar NJOPR ditambah Harga Nilai Strategis dikalikan 25%.

b. Pajak reklame yang berada di atas gedung, menempel digedung dan di atas tanah bukan milik Pemerintah Kota Medan, ditetapkan sebesar NJOPR ditambah dengan Harga Nilai Strategis dikali 25%.


(64)

c. Setiap penambahan ketinggian sampai dengan 15 meter dikenakan tambahan pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari pokok pajak pada ketinggian 15 meter pertama.

3. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame

a. Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima SPTPD, SKPD, SKPDKB, dan STPD.

b. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus di setor ke Kas Daerah selambat- lambatnya 1x24 jam dalam waktu yang ditentukan Kepala Daerah.

c. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPD.

d.Pembayaran pajak dengan sistem membayar sendiri, dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah pada tanggal 7, 14, 21 dan 28 berdasarkan atas pajak yang telah dipungut dalam masa pajak, bilamana tanggal tersebut jatuh pada hari libur maka jadwal pembayaran dimundurkan pada tanggal berikutnya.

4. Cara Perhitungan Besarnya Pajak Reklame

Adapun rumus perhitungan Pajak Reklame untuk jenis reklame merek toko adalah sebagai berikut :


(65)

Keterangan :

NJOPR : Nilai Jual Objek Pajak Reklame yaitu dengan mengalikan ukuran reklame dengan jangka waktu dan nilai sewa.

Tarif : Tarif yang akan dikenakan atas NJOPR yang akan dikenakan yaitu 25%.

Contoh perhitungan :

Reklame usaha “Salon Onet” yang terletak di jalan Brigjen Katamso No. 12 dengan ukuran reklame 3m x 1m dan terbuat dari plastik (nilai sewa : Rp1.120)

Penyelesaian :

NJOPR : Ukuran x jangka waktu pemasangan x nilai sewa

(3m x 1m) x 365 hari x Rp 1.120,- =Rp 1.226.400

Jumlah Pajak Terhutang : 25% x Rp 1.226.400 = Rp 306.000

5. Masa Pajak dan Saat Terhutangnya Pajak Reklame

Masa pajak reklame adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun takwin atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pajak Reklame terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan penyelenggaraan reklame dilakukan atau diterbitkan Surat Penetapan Pajak Reklame (SPPR). Pajak yang terhutang dipungut di dalam daerah.


(66)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Reklame

Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Dari kenyataan di atas dapat dipastikan bahwa perdagangan dan perekonomian di kota ini juga cukup besar, sehingga sudah tentu reklame/ merek usaha yang terpasangcukup banyak. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak reklame/ merek usaha yang terpasang tidak mempunyai izin penyelenggaraan reklame.

Dalam upaya meningkatkan penerimaan daerah melalui pajak reklame masih di hadapkan pada masalah- masalah kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak atas penyelenggaraan reklame/ merek usaha. Hal ini di sebabkan karena kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak reklame/ merek usaha masih rendah, di tambah lagi dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan yang melanda bangsa Indonesia sampai dengan saat ini. Padahal dengan membayar pajak dapat meningkatkan pendapatan daerah dan menunjang pembangunan di daerah itu sendiri.

Adapun realisasi penerimaan pajak reklame dalam 5 (lima) tahun anggaran adalah sebagia berikut :


(67)

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) 2006 25.000.000.000 16.057.723.589,50 2007 8.500.000.000 16.010.834.506

2008 13.700.050.400 21.636.788.569,80 2009 20.013.945.942 24.183.184.008 2010 30.000.000.000 24.893.631.575 Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari tabel di atas menunjukan bahwa realisasi penerimaan Pajak Reklame selama 5 (lima) tahun terakhir adalah pada tahun 2007, 2008, dan 2009 melebihi target yang ditetapkan oleh Pemerintah yang masing- masing terealisasi sebesar Rp 7.510.834.506, Rp 7.936.738.169,80, serta Rp 4.169.238.066. Sedangkan untuk tahun 2006 dan 2010, realisasi penerimaan Pajak Reklame tidak memenuhi target yang telah di tetapkan oleh pemerintah, yang masing- masing sebesar Rp 8.942.276.410,50, serta Rp 5.106.368.425 dari rencana target yang akan di setor ke kas daerah untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) guna pembangunan daerah tersebut.

Dan dapat kita lihat bahwa ketidak patuhan wajib pajak dalam membayar pajak atas penyelenggaraan reklame/ merek usaha adalah pada tahun 2006 dan 2010. Ini disebabkan karena kurangnya kesadaran wajib pajak dalam mematuhi Peraturan- Peraturan mengenai pentingnya pajak reklame yang akan digunakan Pemerintah Daerah tersebut untuk kepentingan umum. Penurunan ini juga disebabkan karena pada tahun 2006 adanya penataan pemasangan reklame/ merek


(68)

usaha yang tidak estetika. sedangkan pada tahun 2010 tingginya target yang yang ditetapkan oleh Pemerintah sehingga penerimaan pada tahun 2010 tidak terealisasi dengan maksimal. Akan tetapi pada tahun 2010 penerimaan Pajak Reklame memang terealisasi tetapi tidak memenuhi target, namun pada tahun 2010 tersebut realisasi penerimaan Pajak Reklame mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (2009).

B. Penetapan Pajak Reklame dan Pengenaan Sanksi Pajak Reklame

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang disampaikan oleh wajib pajak dan pendataan yang dilakukan Dinas Pertamanan, Bupati/ Walikota atau Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/ Walikota menetapkan Pajak Reklame yang terhutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). SKPD harus dilunasi wajib pajak paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya SKPD oleh wajib pajak atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikota. Apabila setelah waktu yang ditentukan wajib pajak tidak atau kurang membayar pajak terfutang dalam SKPD, wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dan di tagih dengan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). Penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan penagihan pajak. Surat teguran atau surat peringatan dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayara pajak dan dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/ Walikota dalam jangka waktu 7 hari sejak


(69)

surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterimanya, wajin pajak harus melunasi pajak terhutang.

Selanjutnya, bila jumlah pajak terhutang yang masih harus di bayar tidak dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis, akan di tagih dengan surat paksa. Tindakan penagihan pajak dengan surat paksa dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan, pelelangan, pencegahan, dan penyanderaan jika wajib pajak tetap tidak mau melunasi hutang pajaknya sebagaimana mestinya. Terakhir, apabila dilakukan penyitaan dan pelelangan barang milik wajib pajak yang di sita, Pemerintah Kabupaten/ Kota diberi hak mendahulu untuk tagihan pajak atau barang- barang milik wajib pajak atau penanggung pajak. Ketentuan hak mendahulu meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga, denda dan biaya penagihan pajak.

a. Ketentuan Pidana

Keputusan Walikota Medan tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pajak Reklame adalah sebagai berikut :

1. Wajib pajak yang karena ke alpaan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling banyak 2 kali jumlah pajak terhutang.


(70)

2. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 kali pajak terhutang.


(71)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Dinas Pertamanan Kota Medan merupakan salah satu unit kerja yang melakukan koordinasi dan melaksanakan pemungutan Pajak Daerah khususnya Pajak Reklame, berdasarkan pendapatan Pajak Reklame dalam 5 tahun anggaran terakhir (2007-2010) terlihat pada tahun 2007 sampai dengan 2009 penerimaan pajak reklame mengalami peningkatan. Hal ini dapat terwujud dikarenakan pengawasan yang ketat sehingga menambah kedisiplinan wajib pajak dalam membayar pajak reklame. Akan tetapi pada tahun 2006 dan 2010 pendapatan pajak reklame menurun atau tidak terealisasi dengan maksimal dari jumlah target yang telah di tetapkan oleh Pemerintah. Hal ini disebabkan karena ketidak patuhan wajib pajak dalam membayar pajak reklame atas penyelenggaraan reklame/ merek usaha, dan ini ditimbul juga karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan wajib pajak dalam hal pentingnya pajak daerah khususnya pajak reklame. Dan juga karena adanya pemasangan reklame yang tidak sesuai dengan estetika yang di sebabkan juga karena kurangnya pengawasan dari petugas yang terkait. 2. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pertamanan Kota Medan bekerja

sama dengan pihak- pihak terkait, antara lain dengan :

a. Satuan Polisi Pamong Praja dalam hal penertiban dan pembongkaran terhadap reklame yang menyalahi izin.


(72)

b. Dinas Bina Marga dalam hal penempatan reklame yang menyangkut fasilitas umum.

3. Dinas Pertamanan Kota Medan memberikan sanksi atau keterlambatan pembayaran pajak reklame pada wajib pajak berupa bunga sebesar 2 % perbulan dan ditagih dengan menerbitkan SKPD.

B. SARAN

1. Agar pelaksanaan pemungutan terhadap Pajak Reklame dapat dilaksanakan dengan baik maka sangat di perlukan adanya peningkatan pengawasan terhadap hal- hal yang berkaitan dengan Pajak Reklame yaitu :

a. Membudayakan pola kerja yang terpadu dan melaksanakan pemerataan beban tugas;

b. Melakukan penataan ulang terhadap lokasi- lokasi pemasangan reklame/ merk usaha;

c. Memberikan kemudahan pelayanan kepada wajib pajak dalam pengurusan izin penyelenggaraan/ pemasangan Reklame/ merk usaha; d. Menyediakan sarana dan prasarana agar dapat membantu kelancaran

tugas dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak.

2. Untuk meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi utang pajaknya, maka perlunya meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya pajak daerah khususnya pajak reklame.


(73)

3. Lebih mempererat kerja sama dengan pihak- pihak tertentu untuk mengkaji kelayakan pemasangan reklame/ merk usaha untuk meningkatkan pemasangan reklame secara teratur sesuai dengan estetika.

4. Dinas Pertaamanan Kota Medan harus melakukan transparasi kepada publik terhadap penerimaan Pajak Reklame dan alokasi dana yang diperoleh dari sektor Pajak Reklame.


(74)

DAFTAR PUSTAKA

Siahaan, Marihot, 2000, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta : PT Grafindo Persada

Mardiasmo, 2005, Perpajakan, Yogyakarta: Andi Offset

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-U ndang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004, Tentang Pajak Reklame

Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002, Tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan

Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002, Tentang Izin Reklame

Salinan Peraturan Walikota Medan Nomor 2 Tahun 2008, Tentang

Pengaturan Letak, Jarak Reklame, dan Penetapan Kelas Jalan serta Harga Nilai Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan


(1)

surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterimanya, wajin pajak harus melunasi pajak terhutang.

Selanjutnya, bila jumlah pajak terhutang yang masih harus di bayar tidak dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis, akan di tagih dengan surat paksa. Tindakan penagihan pajak dengan surat paksa dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan, pelelangan, pencegahan, dan penyanderaan jika wajib pajak tetap tidak mau melunasi hutang pajaknya sebagaimana mestinya. Terakhir, apabila dilakukan penyitaan dan pelelangan barang milik wajib pajak yang di sita, Pemerintah Kabupaten/ Kota diberi hak mendahulu untuk tagihan pajak atau barang- barang milik wajib pajak atau penanggung pajak. Ketentuan hak mendahulu meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa kenaikan, bunga, denda dan biaya penagihan pajak.

a. Ketentuan Pidana

Keputusan Walikota Medan tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pajak Reklame adalah sebagai berikut :

1. Wajib pajak yang karena ke alpaan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling banyak 2


(2)

Pemberitahuan Pajak Daerah atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 kali pajak terhutang.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

1. Dinas Pertamanan Kota Medan merupakan salah satu unit kerja yang melakukan koordinasi dan melaksanakan pemungutan Pajak Daerah khususnya Pajak Reklame, berdasarkan pendapatan Pajak Reklame dalam 5 tahun anggaran terakhir (2007-2010) terlihat pada tahun 2007 sampai dengan 2009 penerimaan pajak reklame mengalami peningkatan. Hal ini dapat terwujud dikarenakan pengawasan yang ketat sehingga menambah kedisiplinan wajib pajak dalam membayar pajak reklame. Akan tetapi pada tahun 2006 dan 2010 pendapatan pajak reklame menurun atau tidak terealisasi dengan maksimal dari jumlah target yang telah di tetapkan oleh Pemerintah. Hal ini disebabkan karena ketidak patuhan wajib pajak dalam membayar pajak reklame atas penyelenggaraan reklame/ merek usaha, dan ini ditimbul juga karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan wajib pajak dalam hal pentingnya pajak daerah khususnya pajak reklame. Dan juga karena adanya pemasangan reklame yang tidak sesuai dengan estetika yang di sebabkan juga karena kurangnya pengawasan dari petugas yang terkait. 2. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pertamanan Kota Medan bekerja

sama dengan pihak- pihak terkait, antara lain dengan :

a. Satuan Polisi Pamong Praja dalam hal penertiban dan pembongkaran terhadap reklame yang menyalahi izin.


(4)

fasilitas umum.

3. Dinas Pertamanan Kota Medan memberikan sanksi atau keterlambatan pembayaran pajak reklame pada wajib pajak berupa bunga sebesar 2 % perbulan dan ditagih dengan menerbitkan SKPD.

B.SARAN

1. Agar pelaksanaan pemungutan terhadap Pajak Reklame dapat dilaksanakan dengan baik maka sangat di perlukan adanya peningkatan pengawasan terhadap hal- hal yang berkaitan dengan Pajak Reklame yaitu :

a. Membudayakan pola kerja yang terpadu dan melaksanakan pemerataan beban tugas;

b. Melakukan penataan ulang terhadap lokasi- lokasi pemasangan reklame/ merk usaha;

c. Memberikan kemudahan pelayanan kepada wajib pajak dalam pengurusan izin penyelenggaraan/ pemasangan Reklame/ merk usaha; d. Menyediakan sarana dan prasarana agar dapat membantu kelancaran

tugas dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak.

2. Untuk meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi utang pajaknya, maka perlunya meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya pajak daerah khususnya pajak reklame.


(5)

3. Lebih mempererat kerja sama dengan pihak- pihak tertentu untuk mengkaji kelayakan pemasangan reklame/ merk usaha untuk meningkatkan pemasangan reklame secara teratur sesuai dengan estetika.

4. Dinas Pertaamanan Kota Medan harus melakukan transparasi kepada publik terhadap penerimaan Pajak Reklame dan alokasi dana yang diperoleh dari sektor Pajak Reklame.


(6)

Siahaan, Marihot, 2000, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta : PT Grafindo Persada

Mardiasmo, 2005, Perpajakan, Yogyakarta: Andi Offset

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-U ndang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004, Tentang Pajak Reklame

Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002, Tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan

Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002, Tentang Izin Reklame

Salinan Peraturan Walikota Medan Nomor 2 Tahun 2008, Tentang

Pengaturan Letak, Jarak Reklame, dan Penetapan Kelas Jalan serta Harga Nilai Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan