Dasar Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

DASAR PENGENAAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : SEPTIANUS WINNER HULU NIM : 072600111

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karuniaNya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Dasar Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan”. Guna menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, selain itu juga diharapkan tugas akhir ini dapat menjadi bahan masukan bagi siapapun yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam penyajian materi maupun bahasa penyampaiannya. Tetapi karena bimbingan, bantuan dan pengarahan dari semua pihak maka penyusunan laporan tugas akhir ini dapat penulias selesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian ugas akhir ini. Oleh karena itu dengan segala hormat dan setulus serta kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Indra Efendi Rangkuti, S.Sos selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingannya baik itu ilmu, saran, dan nasihat selama penulisan tugas akhir.

4. Seluruh Dosen/Staff pengajar, serta para pegawai Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

5. Pihak Pimpinan dan seluruh karyawan Dinas Pertamanan Kota Medan yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan riset.

6. Terimakasih yang tak terhingga untuk keluarga tercinta, orangtua yang selalu mendukung dan memberikan semangat dan doa.

7. Seluruh teman-teman atas saran dan bantuannya.

Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga Tuhan yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Agustus 2012 Penulis,


(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...iii

Daftar Tabel...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri...1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...3

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...3

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4

C. Uraian Teoritis...5

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...9

F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri...11

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...12

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan...14

B. Susunan Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan...16

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan...18

D. Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan...32


(5)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME

A. Dasar Pelaksanaan...38

B. Ketentuan Umum...39

C. Subjek Pajak, Wajib Pajak dan Objek Pajak Reklame...42

D. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame...45

E. Perhitungan Pajak Reklame...49

F. Tata Cara Perizinan Reklame...51

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Masalah Yang Dihadapi...57

B. Upaya Penyelesain Masalah Yang Dihadapi...58

C. Realisasi Penerimaan Pajak Reklame...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...70

B. Saran...71

DAFTAR PUSTAKA...72 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin………..…37

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan………..…...37

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Struktural/Staff………...37

Tabel Besaran Nilai Rupiah Menurut Jenis Reklame………..…...46

Data Penerimaan Pajak Reklame T.A 2008………..………..61

Data Penerimaan Pajak Reklame T.A 2009...………..…...63

Data Penerimaan Pajak Reklame T.A 2010………..………..65


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah suatu cara kerja yang langsung dapat membimbing kita ke dalam dunia kerja yang nyata guna memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah kegiatan instrakurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri yang langsung ditujukan untuk memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari dosen jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian secara praktis, maka bantuan yang diberikan cenderung terbatas, untuk mengetahui “Dasar Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota”.

Pesatnya perkembangan dunia usaha tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM). Perkembangan dunia bisnis saat ini menuntut lembaga pendidikan untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil yang siap pakai. Tenaga-tenaga terampil tersebut diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam memajukan taraf hidup bangsa.

Mahasiswa sebagai calon tenaga kerja diharapkan dapat menjadi tenaga kerja yang berkualitas. Untuk itu mahasiswa harus dapat belajar dengan sungguh-sungguh


(8)

sehingga ilmu yang diperoleh dapat disumbangkan ke dalam dunia kerja tempat dimana nantinya dia akan bekerja.

Untuk mengantisipasi tingkat pengetahuan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan, maka Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Khususnya jurusan Administrasi Perpajakan Universitas Sumatra Utara merasa perlu membuat suatu program yang disebut Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Dimana dalam program ini mahasiswa ditempatkan pada suatu perusahaan untuk dapat melihat secara langsung bagaimana cara kerja dunia usaha yang sebenarnya agar mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek secara langsung, serta agar dapat memperoleh data yang nantinya akan sangat membantu mahasiswa dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.

Pada kesempatan ini penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) di Pemko Medan. Adapun spesifikasi PKLM yang diambil pada Pemko Medan ini adalah mengenai Dasar Pengenaan Pajak Reklame tentang Pajak Daerah. Adapun alasan penulis mengambil spesifikasi ini dikarenakan penulis melihat semakin maraknya reklame produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh berbagai pihak selaku produsen di Kota Medan dalam berbagai bentuk.

Dimana kita sadari bahwa reklame saat ini semakin gencar dilakukan oleh para pelaku bisnis baik penghasil produk maupun jasa, dikarenakan semakin banyaknya saingan yang mungkin saja dapat mengancam kehidupan bisnis mereka. Tentu saja hal ini dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Pemko untuk mengambil


(9)

sedikit keuntungan dari reklame-reklmae yang dibuat oleh pihak yang bersangkutan, karena hal ini tentu saja akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang jumlahnya patut kita perhitungkan. Disamping itu, pengaturan reklame yang baik juga akan dapat memberikan keindahan kota. Misalnya, reklame bersinar yang letaknya disesuaikan dengan keserasian jalan akan dapat membuat semarak Kota Medan pada waktu malam.

Keuntungan yang diambil oleh pemerintah Kota Medan dari banyaknya reklame yang dibuat di hampir seluruh penjuru Kota Medan adalah melalui pajak yang dibebankan kepada mereka para produsen baik barang maupun jasa pembuat reklame. Oleh karena itu penulis ingin mempelajari lebih jauh tentang hal-hal yang menyangkut “Dasar Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan PKLM

Kegiatan PKLM oleh Mahasiswa dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan PKLM yaitu:

1.1 Untuk mengetahui dasar pengenaan dan pemungutan pajak reklame di kota medan.


(10)

1.2 Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak reklame di Kota Medan.

1.3 Untuk mengetahui perkembangan jumlah penerimaan pajak reklame selama lima tahun terakhir di Kota Medan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini tentunya sangat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya adalah :

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang dasar pengenaan dan pemungutan pajak reklame di kota medan.

b. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Mandiri (PKLM).

c. Memahami dasar pengenaan dan pemungutan pajak reklame di kota medan.

2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Mempererat hubungan kerjasama antara Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan dengan pihak Universitas khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

b. Agar Universitas dapat lebih berperan dalam menyelesaikan kegiatan pendidikan sesuai dengan peraturan-peraturan yang sekarang diterapkan.


(11)

c. Mempromosikan potensi-potensi dari Universitas Sumatera Utara. 2.3 Bagi Dinas Pertamanan Kota Medan

a. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Universitas dengan Instansi Pemerintah khususnya Dinas Pertamanan Kota Medan.

b. Dapat memperkenalkan serta mempromosikan sumber daya manusia yang ada di Universitas Sumatra Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

C. Uraian Teoritis 1. Defenisi Pajak

Menurut pendapat Prof. Dr Rochmat Soemitro,SH, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbal (kontra pretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Fidel,2008:1)

Sementara menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 angka 1 disebutkan pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


(12)

Dari defenisi di atas diketahui bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar : a. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang

b. Berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan).

c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi invidual oleh pemerintah.

d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pusat maupun daerah. 2. Fungsi Pajak

a. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3.Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 2, pengertian wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, yang meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara


(13)

langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Pengertian Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan pajak reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang di berikan pemerintah kabupaten/kota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Reklame yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Reklame di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

5. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Reklame

Yang menjadi objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame dapat dilakukan oleh penyelenggaraan reklame atau perusahaan jasa periklanan yang terdaftar. Sedangkan yang menjadi subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan, melakukan pemasangan reklame, baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama orang lain yang menjadi tanggungannya.

Dan yang menjadi wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame. Jika reklame diselenggarakan langsung oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Apabila penyelenggara


(14)

reklame dilaksanakan melalui pihak ketiga, misalnya melalui jasa periklanan/biro reklame, maka pihak ketiga tersebut yang menjadi wajib pajak reklame.

6. Tarif Pajak Reklame

Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh lima persen (25%). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak reklame yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing kabupaten/kota.

7. Dasar Pengenaan Pajak

Adapun yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan letak reklame, jenis reklame, jangka waktu penyelenggaraan reklame dan ukuran media reklame.

8. Cara Menghitung Pajak Reklame

Cara menghitung pajak reklame adalah dengan menjumlahkan Nilai Jual Objek Pajak dengan Nilai Strategis kemudian mengalikan dengan tarif pajak yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan Pajak Reklame.


(15)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1. Dasar Pengenaan Pajak Reklame di Kota Medan. 2. Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame di Kota Medan.

3. Perkembangan penerimaan Pajak Reklame selama lima tahun terakhir di Kota Medan.

4. Objek Pajak Reklame di Kota Medan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ke objek lokasi yang meliputi kegiatan seperti: pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Diploma III Administrasi Perpajakan, mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal, pengajuan proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.


(16)

2. Studi Literatur (Kepustakaan)

Yaitu kegiatan studi mencari data informasi dengan membaca landasan teori. Buku-buku literatur, peraturan perundang-undang dibidang perpajakan, majalah, surat kabar, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang ada hubungannya dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung terhadap masalah yang di bahas dan meninjau secara langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yaitu:

a. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang terkait dengan cara melakukan wawancara dengan pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi sesuai dengan penulisan laporan tugas akhir.

b. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang mendukung laporan PKLM.


(17)

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan. Penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data, dan kemudian akan dipersentasikan secara objektif, jelas dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan Pengumpulan Data digunakan tiga metode yaitu : 1. Metode Wawancara (Interview)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi tentang Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame oleh Pemerintah Kota Medan.

2. Metode Observasi (Observation Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan mematuhi petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia, memiliki rahasia dan memiliki resiko yang tinggi.


(18)

3. Dokumentasi (Optional)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi maksud yang membuat sistematika penulis laporan PKLM adalah untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan PKLM. Sistematika penulisan PKLM dibuat dalam 5 (lima) bab dan dilengkapi dengan sub bab dan diberi penjelasan yang terperinci seperti terlihat di bawah ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab diuraikan mengenai latar belakang masalah PKLM, penambahan dan penjelasan, tujuan dan manfaat penulisan, uraian teoritis, ruang lingkup, metode pengumpulan data serta bentuk sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri. BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organissasi, uraian tugas pokok dan fungsi Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.


(19)

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Pengertian Pajak Reklame, Subjek, Objek dan Wajib Pajak Reklame serta bagaiamana Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan mengenai masalah yang timbul dari teori pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada saat melaksanakan PKLM dan juga kesimpulan bab-bab sebelumnya terhadap pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri agar lebih baik di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM

DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan

Dinas pertamanan adalah unsur pelaksanaan Pemerintah Kota Medan dalam Bidang Pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Terbentuknya Dinas Pertamanan Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya tingkat II Medan Nomor 20 Tahun 1987 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Pemerintah Kota Medan dan pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan tanggal 2 Juli 1979 Nomor 207/SK/1979, yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Medan Nomor 8 tahun 1987 dan pelaksanaanya dengan Surat Keputusan Walikota Medan No. 188.342/SK/1987 Tanggal 29 Agustus 1987 yang berlaku sejak Tanggal 28 Juli 1987. Yang kemudian bentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan yang berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, telah dibentuk dalam Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah dilingkungan Pemerintahan Kota Medan dengan Peraturan


(21)

daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan.

Dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan berkaitan dengan kedudukan tugas pokok dan prinsip koordinasi integrasi dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal untuk memenuhi hal tersebut maka tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Pemerintah Kota Medan diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala seksi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatra Utara, sedangkan pejabat lainnya dilingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan dalam menjalankan tugas, maka wajib menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan tugasnya berdasarkan daftar urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada Dinas Pertamanan Pemerintah Kota Medan ini adalah :

1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/Retribusi Reklame, Pajak/Retribusi Pemakaman dan Pajak/Retribusi Lapangan.

2. Keindahan kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan umum dan taman/tempat rekreasi.


(22)

3. Pelayanan Masyarakat berupa penyediaan tempat pemakaman umum yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

B. Susunan Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan

Susunan Organisasi Bagian Pertamanan Kota Medan terdiri dari : 1. Kepala Dinas.

2. Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari : a. Sub Bagian Umum.

b. Sub bagian Kepegawaian. c. Sub Bagian Keuangan. d. Sub Bagian Perlengkapan.

3. Sub Bagian Perencanaan Pengembangan, yang terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Taman.

b. Seksi Perencanaan Makam.

c. Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi. d. Seksi Perencanaan Reklame.

4. Sub Bagian Taman/Makam, yang terdiri dari : a. Seksi Pembibitan/ Penghijauan.

b. Seksi Taman/ Dekorasi. c. Seksi Makam.

5. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi, yang terdiri dari : a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A.


(23)

b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B. c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C. d. Seksi Lampu Taman/ Air Sirkulasi. 6. Sub Dinas Reklame, yang terdiri dari :

a. Seksi Perizinan. b. Seksi Operasional. c. Seksi Evaluasi.

7. Sub Dinas Pengawasan, yang terdiri dari : a. Seksi Pengawasan Taman.

b. Seksi Pengawasan Makam.

c. Seksi Pengawasan Listrik/ Air Sirkulasi. d. Seksi Pengawasan Reklame.

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

C. Uraian tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 18 tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, maka Dinas Pertamanan mempunyai fungsi :

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pertamanan dan keindahan kota.


(24)

2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah, swasta serta masyarakat bidang pertamanan dalam rangka usaha meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.

3. Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan pengangkutan jenazah,melayani penguburan serta merawat kuburan-kuburan umum milik pemerintah daerah.

4. Mengelola izin reklame, mengatur letak , bentuk dan penempatan reklame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.

5. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

7. Menyelenggarakan Pembangunan, perawatan taman-taman kota, pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum, lampu-lampu penerangan jalan/taman, jalur hijau, lapangan olahraga berikut bangunannya.

Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan tugas/urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

1. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada


(25)

Kepala Dinas. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas dibidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan urusan umum lainnya.

1.1 Untuk melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengelola urusan administrasi kepegawaian.

c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan laporan keuangan.

d. Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang. e. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyuratdan urusan umum lainnya. f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas dibidang ketatausahaan dibantu oleh Sub-Sub Bagian. Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

1.2 Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Sub Bagian Umum.

Sub Bagian Umum ini mempunyai tugas mengelola surat-menyurat dan urusan umum lainnya.


(26)

b. Sub Bagian Kepegawaian.

Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas mengelola administrasi dibidang kepegawaian.

c. Sub Bagian Keuangan.

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola administrasi keuangan dan perbendaharaan serta menyusun rencana laporan keuangan.

d. Sub Bagian Perlengkapan.

Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas mengelola administrasi dibidang perlengkapan, kerumahtanggaan, dan pengadaan barang.

2. Sub Dinas Perencanaan Pengembangan

Sub Dinas Perencanaan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dibidang perencanaan pengembangan.

2.1 Untuk melaksanakan tugasnya Sub Dinas Perencanaan Pengembangan ini mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang perencanaan pengembangan taman, makam, listrik/air sirkulasi dan reklame.

c. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan pengembangan taman dan makam ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.


(27)

d. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu penerangan jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.

e. Melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan reklame/ spanduk, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.

f. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olah raga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.

g. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman umum.

h. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan dibidang taman, makam, listrik/air sirkulasidan reklame.

i. Memberikan saran dalam rangka pelaksanaan penelitian perencanaan pengembangan.

j. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

2.2 Sub Dinas Perencanaan Pengembangan terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Taman.

Seksi Perencanaan Taman mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan pengembangan taman, menyusun rencana


(28)

pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat-tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olah raga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.

b. Seksi Perencanaan Makam.

Seksi Perencanaan Makam mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan pengembangan makam, menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman umum.

c. Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi.

Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu penerangan jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.

d. Seksi Perencanaan Reklame.

Seksi perencanaan Reklame mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan reklame/ spanduk, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.

3. Sub Dinas Taman/Makam

3.1 Sub Dinas Taman/Makam mempunyai fungsi terdiri dari : a. Menyusun rencana kegiatan kerja.


(29)

c. Melaksanakan kegiatan pembibitan pohon penghijauan dan taman hias.

d. Melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai dan perawatan pohon-pohon tua dan muda.

e. Melaksanakan perawatan taman, lapangan olah raga dan pulau-pulau jalan. g. Melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi padalokasi

upacara tertentu.

h. Melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah.

i. Melaksanakan pelayanan pemakaman untuk lokasi perkuburan milik Pemerintah Kota.

j. Menyelenggarakan perawatan areal makam.

k. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang taman dan makam.

l. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang taman dan makam.

m. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.

n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

3.2 Sub Dinas Taman/Makam ini terdiri dari : a. Seksi Pembibitan/Penghijauan.

Seksi Pembibitan/Penghijauan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembibitan pohon penghijauan dan taman hias melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai dan perawatan pohon- pohon tua dan muda


(30)

serta melaksanakan inventarisasi, jenis, umur dan jumlah pohon penghijauan milik Pemerintah Kota Medan.

b. Seksi Taman/Dekorasi.

Seksi Taman/Dekorasi mempunyai tugas melaksanakan perawatan taman, lapangan olahraga dan pulau-pulau jalan serta menjaga kebersihan dari sampah-sampah taman, melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu serta melaksanakan inventarisasi tentang luas, jumlah dan jenis tanaman yang terdapat pada taman- milik Pemerintah Kota Medan.

c. Seksi Makam

Seksi Makam mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah, melayani pemakaman untuk lokasi perkuburan milik Pemerintah Kota, merawat areal makam dan melaksanakan inventarisasi jumlah makam, luas areal disetiap lokasi makam milik Pemerintah Kota Medan.

4. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi

4.1 Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi mempunyai fungsi : a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang listrik/air sirkulasi.

c. Melaksanakan pengadaan/perawatan lampu-lampu penerangan jalan/ taman, jalur hijau, lapangan olah raga dan bangunan-bangunan milik Pemerintah Daerah agar tetap berfungsi.


(31)

d. Melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian listrik.

e. Melaksanakan pengadaan/perawatan dan pengontrolan air sirkulasi di taman dan gedung agar tetap berfungsi.

f. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang listrik/air sirkulasi. g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

4.2 Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi terdiri dari : a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A.

Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat, dan mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor A.

b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B.

Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor B.

c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C.

Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor C.

d. Seksi Lampu Taman/Air Sirkulasi

Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol taman, gedung, air sirkulasi agar tetap berfungsi.


(32)

5. Sub Dinas Reklame

5.1 Sub Dinas Reklame mempunyai fungsi : a. Menyusun Rencana kegiatan Kerja.

b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang reklame.

c. Melaksanakan pengaturan letak, bentuk dan penempatan reklame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknik keindahan.

d. Mengkoordinasikan pembongkaran reklame yang bertentangan dengan izin yang berlaku.

e. Mendata dan mengevaluasi izin yang berjalan dan telah mati. f. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang reklame.

g. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang reklame. h. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

5.2 Sub Dinas Reklame ini terdiri dari : a. Seksi Perizinan.

Seksi perizinan ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta memproses pengeluaran izin reklame dan mengevaluasi izin yang telah diberikan.


(33)

b. Seksi Operasional.

Seksi Operasional ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data, melaksanakan penelitian lapangan dan mengkoordinasikan kegiatan operasional reklame.

c. Seksi Evaluasi Data.

Seksi Evaluasi ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data, mengevaluasi pelaksanaan pemberi izin reklame dan melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan.

6. Sub Dinas Pengawasan

6.1 Sub Dinas Pengawasan ini mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman, makam, listrik/air, sirkulasi dan reklame.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap bangunan-bangunan yang mengandung nilai sejarah.

c. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang pengawasan.

d. Mengumpulkan bahan dan data di bidang pengawasan taman, makam, listrik/air sirkulasi dan reklame.

e. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan dibidang pengawasan. f. Melaporkan kegiatan poelaksanaan tugas.

g. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan taman, makam, listrik/air sirkulasi dan reklame.


(34)

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugasnya.

6.2 Sub Dinas Pengawasan ini terdiri dari : a. Seksi Pengawasan Taman.

Seksi Pengawasan Taman ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman. b. Seksi Pengawasan Makam.

Seksi Pengawasan Makam ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data terhadap kegiatan pembangunan makam.

c. Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi.

Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan listrik/air sirkulasi.

d. Seksi Pengawasan Reklame.

Seksi Pengawasan Reklame ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan reklame.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan tugas khusu sesuai dengan bidang keahliannya dan jumlahnya desesuaikan dengan kebutuhan.


(35)

Kelompok Jabatan Fungsional ini terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalama berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah. Jenjang dan jenis jabatan fungsional ini diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi dalam lingkup Dinas Pertamanan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal.

Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Setiap pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan langsung dan menyampaikan laporan tepat pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada atasannya langsung sesuai dengan bidang tugasnya, untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas Daerah melalui Sekretaris Daerah.


(36)

Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pejabat-pejabat/Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Pertamanan diatur sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. Gambaran Umum Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan

Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Dinas Pertamanan Kota Medan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Bagian Tata Usaha terdiri dari 7 orang staff, yaitu : a. Kabag Tata Usaha.

b. Kasubbag Kepegawaian. c. Kasubbag Perlengkapan. d. Kasubbag Umum. e. Kasubbag Umum. f. Staff Pegawai 2 orang.

3. Bendaharawan terdiri dari 7 orang staff, yaitu : a. Pemegang Kas.

b. Pembukuan Dokumen Pengeluaran dan Penerimaan Uang. c. Kasir Pembayaran Uang.

d. Penyimpan Uang. e. Bendahara Uang.


(37)

g. Pencatatan Pembukuan.

4. Sub Dinas Perencanaan/Pengembangan terdiri dari 7 orang staff, yaitu : a. Kasubdis Perencanaan.

b. Kasi Perencanaan Taman. c. Kasi Perencanaan Makam.

d. Kasi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi. e. Kasi Perencanaan Reklame.

f. Staff Pegawai 2 orang.

5. Sub Dinas Taman/Makam terdiri dari 17 orang staff, yaitu : a. Kasubdis Taman/Makam.

b. Kasubdis Pembibitan/Penghijauan. c. Kasi Taman/Dekorasi.

d. Kasi Pemakaman. e. Staff Pegawai 13 oarang.

6. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi terdiri dari 15 orang staff, yaitu : a. Kasubdis Listrik/Air Sirkulasi.

b. Kasi Lampu Penerangan Taman/Gudang. c. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor A. d. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor B. e. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor C. f. Staff Pegawai 10 Orang.


(38)

7. Sub Dinas Reklame terdiri dari 20 orang staff, yaitu : a. Kasubdis Reklame.

b. Kasi Operasianal. c. Kasi Evaluasi Data. d. Kasi Perizinan.

e. Staff Pegawai 16 orang.

8. Sub Dinas Pengawasan terdiri dari 11 orang staff, yaitu : a. Kasubdis Pengawasan.

b. Kasi Pengawasan Taman. c. Kasi Pengawasan Makam. d. Kasi Pengawasan Listrik/Air. e. Kasi Pengawasan Reklame. f. Staff Pegawai 6 orang.


(39)

Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan sebagai berikut : Tabel 2.1. Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen (% )

Laki-laki 374 79.6

Perempuan 96 20.4

Jumlah 470 100%

Tabel 2.2. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan

Golongan Jumlah Persen (% )

IV (empat) 10 2.2%

III (tiga) 119 25.3%

II (dua) 293 62.3%

I (satu) 48 10.2%

Jumlah 470 100%

Tabel 2.2. Jumlah Pegawai berdasarkan struktural/staff

Struktural Jumlah Persen (% )

Struktural 25 5.3%

Staff 445 94.7%

Jumlah 470 100%


(40)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME

A. Dasar Pelaksanaan

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan Pajak Reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten/kota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten/kota,pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Reklame yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Reklame di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Dasar hukum yang melandasi Pajak Reklame ini adalah :

1. Keputusan Walikota Medan Nomor. 18 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.


(41)

2. Keputusan Walikota Medan Nomor. 510.12/1073.K/2004, tentang Pengaturan Letak, Jarak Reklame, Dan Penetapan Kelas Jalan serta Harga Nilai Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan.

3. Keputusan Walikota Medan Nomor. 71 Tahun 2002, tentang Izin Reklame.

4. Peraturan Daerah Nomor 2 tentang Pajak Reklame.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

B. Ketentuan Umum

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pajak Reklame, yang dimaksudkan dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Medan.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan.

3. Walikota adalah Walikota Medan.

4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

5. Penyelenggaran Reklame adalah orang atau badan yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk pihak lain yang menjadi tanggungannya.


(42)

6. Reklame adalah benda, alat perbuatan atau media yang menurut bentuk, susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersil dipergunakan untuk memperkenalkan atau memujikan suatu barang, jasa, orang atau badan.

7. Reklame papan/bilboard adalah reklame yang terbuat dari papan kayu,

callibrate, vinyle termasuk seng atau bahan jenis yang dipasang atau digantungkan atau dipasang pada bangunan, halaman, di atas bangunan.

8. Reklame megatron/videotron/large electronic display (LED) adalah reklame yang menggunakan layar monitor berupa program reklame atau iklan bersinar dengan tulisan dan gambar yang dapat berubah dan difungsikan dengan tenaga listrik.

9. Reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau yang sejenis dengan itu.

10.Reklame melekat adalah reklame yang berbebtuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebar, diberikan atau dapat diminta untuk dilekatkan pada benda lain.

11.Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebar, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk dilekatkan pada benda lain.


(43)

12.Reklame berjalan/kendaraan adalah reklame yang ditempatkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan mempergunakan kendaraan atau dengan cara dibawa orang.

13.Reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan gas, laser, pesawat udara atau alat lain yang sejenis.

14.Reklame suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantaraan alat.

15.Reklame film/slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise berupa kaca atau film, atau bahan sejenis sebagai alat untuk diproyeksikan atau dipancarkan pada laya atau benda lain didalam ruangan.

16.Reklame peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

17.Nilai sewa reklame adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya Pajak Reklame.

18.Nilai strategis titik reklame adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam satuan rupiah berdasarkan atas peletakan titik reklame pada kelas jalan/zona, ketinggian dan luas bidang reklame.


(44)

19.Kelas jalan adalah suatu klasifikasi atas setiap jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalulintas umum yang didasarkan kepada mutu dan lebar jalan.

20.Rumah ibadah adalah : Mesjid, Gereja, Vihara, Kuil dan Pura.

21.Gedung bersejarah adalah gedung-gedung peninggalan sejarah yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Daerah.

C. Subjek Pajak, Wajib Pajak dan Objek Pajak Reklame C.1 Subjek Pajak Reklame

Pada Pajak Reklame yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan, melakukan pemasangan reklame, baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. C.2 Wajib Pajak Reklame

Yang menjadi wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame. Jika reklame diselenggarakan langsung oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Apabila penyelenggaraan reklame dilaksanakan melalui pihak ketiga , misalnya melalui jasa periklanan/biro reklame, maka pihak ketiga tersebut yang menjadi wajib Pajak Reklame.


(45)

C.3 Objek Pajak Reklame

Yang merupakan objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame dapat dilakukan oleh penyelenggaraan reklame atau perusahaan jasa periklanan yang terdaftar.

Adapun yang menjadi objek pajak reklame meliputi :

a. Reklame Papan/Bilboard/Megatron/Large Electronic Display (LED).

b. Reklame Kain.

c. Reklame Melekat (stiker).

d. Reklame Selebaran.

e. Reklame Berjalan, termasuk pada kendaraan.

f. Reklame Udara.

g. Reklame Suara.

h. Reklame Film/Slide.

i. Reklame Peragaan.

Adapun yang tidak termasuk sebagai objek pajak reklame adalah :

a. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan dan sejenisnya.


(46)

b. Penyelenggaraan reklame oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

c. Penyelenggaraan reklame yang semata-mata mengenai pemelikan dana/atau peruntukan tanah, dengan ketentuan luasnya tidak melebihi 0,25 m2 dan diselenggarakan diatas tanah tersebut.

d. Penyelenggaraan reklame yang semata-mata memuat nama tempat ibadah dan tempat panti asuhan.

e. Merupakan reklame yang disebarkan, apabila benda yang dijadikan reklame itu dimaksudkan juga bermanfaat bagi yang menerimanya.

f. Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat, perwakilan PBB serta badan-badan atau lembaga organisasi internasional pada lokasi badan-badan dimaskud.

g. Diselenggarakan oleh Partai Politik dan atau Organisasi Kemasyarakatan.

D. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame D.1 Tarif Pajak Reklame

Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh lima persen. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupaten/kota.


(47)

D.2 Dasar Pengenaan Pajak Reklame

Dasar pengenaan pajak reklame adalah Nilasi Sewa Reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan :

1. Letak. 2. Jenis.

3. Jangka waktu penyelenggaraan. 4. Ukuran Media Reklame.


(48)

(1) Besaran Nilai Rupiah pada Lokasi Strategis Titik Reklame

( untuk semua jenis reklame kecuali merk toko/usaha )

Nilai Strategis Ukuran Reklame Besaran Nilai Strategis (Rp)

Kelas I s/d 2x4 m 30.000.000

Kelas II s/d 2x4 m 25.000.000

Kelas III s/d 2x4 m 20.000.000

Nilai Strategis Ukuran Reklame Besaran Nilai Strategis (Rp)

Kelas I diatas 2x4 m 175.000.000

Kelas II diatas 2x4 m 150.000.000

Kelas III diatas 2x4 m 125.000.000

(2) Besaran Nilai Rupaih pada Kelas Jalanan

Jenis Reklame Papan/ Billboard/ Videotron/ LED Lokasi Penempatan Ukuran Luas Reklame Jangka Waktu Pemasanga Besaran Nilai Sewa (Rp)

Kelas I.1 1m2 1 hari 9.000

Kelas I.2 1m2 1 hari 8.500

Kelas I.3 1m2 1 hari 8.000

Kelas II.1 1m2 1 hari 7.500

Kelas II.2 1m2 1 hari 7.000

Kelas II.3 1m2 1 hari 6.500

Kelas III.1 1m2 1 hari 6.000

Kelas III.2 1m2 1 hari 5.500

Kelas III.3 1m2 1 hari 5.000


(49)

Jenis Reklame Kain berupa Umbul-umbul Spanduk serta Balito Lokasi Penempatan Ukuran Luas Reklame Jangka Waktu Pemasanga n Besaran Nilai Sewa (Rp)

Kelas I.1 1m2 1 hari 8.000

Kelas I.2 1m2 1 hari 7.500

Kelas I.3 1m2 1 hari 7.000

Kelas II.1 1m2 1 hari 6.500

Kelas II.2 1m2 1 hari 6.000

Kelas II.3 1m2 1 hari 5.500

Kelas III.1 1m2 1 hari 5.000

Kelas III.2 1m2 1 hari 4.500

Kelas III.3 1m2 1 hari 4.000

Jenis Reklame Mini Billboard Shelter bus Reklame Menempel Lokasi Penempatan Ukuran Luas Reklame Jangka Waktu Pemasangan Besaran Nilai Sewa (Rp)

Kelas I 1m2 1 hari 8.000

Kelas II 1m2 1 hari 7.500

Kelas III 1m2 1 hari 7.000

Kelas I 1m2 1 hari 6.500

Kelas II 1m2 1 hari 6.000

Kelas III 1m2 1 hari 5.500

Kelas I 1m2 1 hari 5.000

Kelas II 1m2 1 hari 4.500

Kelas III 1m2 1 hari 4.000

Jenis Reklame Merk toko :

Logam Kaca Kayu Plastik Ukuran Luas Reklame Jangka Waktu Pemasangan Besaran Nilai Sewa (Rp)

1m2 1 hari 1.200

1m2 1 hari 1.200

1m2 1 hari 1.120

1m2 1 hari 1.000


(50)

(3) Nilai sewa reklame untuk jenis reklame selain reklame billboard/papan/megatron/videotron/LED dan reklame kain serta baliho, ditetapkan sebagai berikut :

a. Reklame melekat (stiker) : Rp.500/cm2 sekurang-kurangnya Rp.2.500.000,- setiap kali penyelenggaraan.

b. Reklame selebaran : Rp. 500/m2/lembar sekurang-kurangnya Rp. 2.500.000,- setiap penyelenggaraan

c. Reklame berjalan : Rp. 5.000/m2/hari.

d. Reklame udara : Rp. 2.000.000,- sekali peragaan, paling lama satu bulan.

e. Reklame suara : Rp. 1.000/15 detik, bagian-bagian yang kurang dari 15 detik dihitung menjadi 15 detik.

f. Reklame film/slide : Rp. 5.000/15 detik dengan suara, Rp. 2.000/15 detik tanpa suara. Bagian yang kurang dari 15 detik dihitung menjadi 15 detik.

g. Reklame peragaan : Rp. 12.000/hari dan sekurang-kurangnya Rp. 240.000,-


(51)

E. Perhitungan Pajak Reklame

E.1 Rumus perhitungan pajak reklame

NJOP Reklame + Nilai Strategis x 25 %

Keterangan :

NJOPR : diperoleh dengan cara maengalikan luas, jangka waktu pemasangan dan nilai sewa.

Nilai Strategis : ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan. 25 % : tarif pajak reklame yang telah ditetapkan.

1. Untuk memperkenalkan produk terbarunya, PT. Sampoerna membuat reklame jenis billboard dengan luas 50m2 (5mx10m) yang diletakkan di jalan H. Adam Malik Medan, dengan izin yang diajukan untuk masa satu tahun. Hitunglah pajak terutang atas reklame tersebut.

Contoh perhitungan

(setelah meliihat daftar kelas jalan, H. Adam Malik termasuk pada kelas I.1, dengan nilai sewa Rp. 9.000 dan nilai strategis kelas I Rp. 175.000.000,-)


(52)

Penyelesaian :

NJOPR = luas x jangka waktu pemasangan x nilai sewa

= 50m2 x 365 hari x Rp 9.000,- = Rp. 164.250.000,-

Nilai strategis kelas I =

Total = Rp. 339.250.000,-

Rp. 175.000.000,-

Pajak terutang = Rp. 339.250.000 x 25%

=

E.2 Rumus perhitungan untuk jenis reklame Merk Toko/Usaha RP 84.812.500,-

NJOP Reklame x 25%

Keterangan :

NJOPR : diperoleh dengan cara mengalikan luas, jangka waktu pemasangan dan nilai sewa.

25 % : tarif pajak reklame yang telah ditetapkan.

1. Agar lebih mudah dikenali masyarakat, ”Indah Jaya Photo” yang bergerak dalam usaha fotocopy dan penjualan alat-alat sekolah/kantor membuat reklame untuk merk toko/usahanya tersebut. Bahan reklame terbuat dari kayu dengan ukuran luas 2m2 (1mx2m) dengan izin yang diajukan untuk masa satu tahun.

Contoh perhitungan


(53)

(setelah melihat tabel diatas, besar nilai sewa dari jens kayu Rp. 1.120) Penyelesaian :

NJOPR = luas x jangka waktu pemasangan x nilai sewa = 2m2 x 365 hari x Rp. 1.120,-

=Rp. 817.600,-

Pajak terutang = Rp. 817.600 x25% =

F. Tata Cara Perizinan Reklame

Rp.

204.400,-F.1 Kewajiban Pemegang Izin Reklame

a. Menyusun naskah reklame dalam Bahasa Indonesia dengan mempergunakan huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah naskah dengan bahasa asing yang ditempatkan di samping atau di bawah naskah Bahasa Indonesia.

b. Memasang reklame pada panggung atau lokasi dalam kawasan/zona yang telah ditentukan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.

c. Memelihara atau merawat supaya benda-benda, alat-alat yang dipergunakan untuk reklame selalu dalam keadaan baik.

d. Menempatkan tanda berupa stiker, plat dan atau tanda-tanda lain yang ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.

e. Menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame secepatnya setelah jangka waktunya berakhir atau setelah izinnya dicabut.


(54)

f. Apabila penyelenggaraan reklame menimbulkan kerugian pada pihak lain, penyelenggaraan reklame bertanggungjawab atas segala akibat dari kerugian tersebut.

F.2 Pencabutan Izin Reklame

Izin dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan hukum apabila :

a. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya.

b. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan.

c. Naskah reklame tidak dipenuhi sebagaimana mestinya.

d. Menurut pertimbangan Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah, ternyata pada saat berlangsungnya penyelenggaraan reklame tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan syarat-syarat tentang keindahan, kesehatan maupun lingkungan hidup.

e. Masa berlaku izin telah habis.

F.3 Prosedur Pengurusan Permohonan Izin Reklame

1. Permohonan/wajib pajak mengajukan permohonan ke Dinas Pertamanan Kota Medan dengan melengkapi persyaratan (mencantumkan data) sebagai berikut :


(55)

a. Nama b. Alamat c. Teks Reklame d. Jenis dan Ukuran e. Lama Pemasangan f. Lokasi Pemasangan Dan juga melampirkan :

a. Photo copy KTP

b. Gambar/denah lokasi

c. Khusus billborad rekomendasi dari :

- Dinas P.U. apabila dipasang di tanah Pemda.

- Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan apabila dipasang diatas bangunan.

- Melampirkan gambar konstruksi.

2. Dinas Pertamanan memproses permohonan tersebut dengan mengadakan survey ke lokasi yang dimohon tersebut. Apabila sesuai dengan ketentuan maka diterbitkan penetapan pajaknya.

3. Permohonan/wajib pajak membayar pajak reklame/merk usaha ke Bendaharawan Dinas Pertamanan dengan membawa Surta Penetapan Pajak Reklame (SPPR) yang telah diterbitkan.


(56)

4. Bukti setor pajak dari bendaharawan dikirim ke Subdis Reklame agar diproses untuk penerbitan izin reklame/merk usaha.

F.4 Penolakan Permohonan Izin Reklame Permohonan izin reklame ditolak apabila : a. Tidak memenuhi ketentuan persyaratan

b. Tempat penyelenggaraan reklame yang dimohonkan tidak pada lokasi yang diperbolehkan dan atau yang ditetapkan untuk itu.

c. Rekomendasi penolakan dari dinas teknis terkait.

Ada beberapa larangan yang harus diperhatikan oleh pihak penyelenggara reklame yaitu sebagai berikut :

1. Tidak dibenarkan memasang spanduk pada :

a. Pohon penghijauan.

b. Tiang listrik, telepon dan lampu trafic light. c. Tiang reklame billboard.

d. Posisi melintang jalan.

2. Tidak dibenarkan memasang umbul-umbul pada : a. Taman.

b. Pulau Jalan.

3. Tidak dibenarkan memasang reklame mini billboard pada persimpangan jalan.


(57)

4. Tidak dibenarkan memasang reklame yang menutupi reklame lain yang telah ada sebelumnya.

F.5 Pembongkaran Reklame

Pembongkaran Reklame memiliki beberapa ketentuan yaitu :

a. Pemegang izin/penyelenggara reklame diharuskan melakukan pembongkaran dan penyingkiran reklame tersebut dalam waktu 14 hari, terhitung mulai tanggal berakhir dan atau dicabutnya izin.

b. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan tersebut, pembongkaran dan penyingkiran tidak dilakukan oleh pihak penyelenggara reklame, maka Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah akan melaksanakan pembongkaran dan penyingkiran dengan biaya yang ditimbulkandari pembongkaran tersebut dibebankan kepada pihak penyelenggara.


(58)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Masalah yang Dihadapi

Berdasarkan proses pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan, permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Masih banyaknya wajib pajak yang belum mendaftarkan reklamenya untuk dikeluarkan izinnya dari Dinas Pertaman Kota Medan. Dimana masalah ini juga dipicu oleh kesadaran dan pengetahuan tentang Pajak Reklame yang masih rendah pada wajib pajak.

2. Masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melunasi kewajiban membayar Pajak Reklame. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum sepenuhnya menyadari bahwa pajak tersebut digunakan untuk kepentingan pembangunan daerahnya sendiri.

3. Wajib pajak tidak mengurus izin reklame yang sudah habis masa izinnya. Dimana permasalahan lain yang timbul adalah kurang memadainya kendaraan operasional yang dipakai pihak Dinas Pertamanan untuk melakukan pendapatan/penjaringan terhadap wajib pajak serta untuk mendata reklame yang tidak mempunyai izin atau menyalahi aturan yang ada.


(59)

4. Adanya wajib pajak yang tidak mendaftarkan izin penyelenggaraan reklame. Masalah ini biasanya terjadi pada pemilik reklame berupa merk toko/usaha dan pemilik reklame berupa jasa (seperti : dokter, pengacara, notaris dll). Hal ini dikarenakan wajib pajak tersebut tidak mengetahui bahwa merk toko/usaha maupun jasanya termasuk objek pajak yang dikenakan pajak reklame.

5. Tidak mendaftarnya wajib pajak juga disebabkan oleh anggapan tentang tarif pajak yang tinggi.

6. Dalam melakukan pembayaran pajak, sering sekali wajib pajak meminta waktu/tempo pembayaran, sehingga penerimaan pajak menjadi tertunda dan memakan waktu yang cukup lama.

7. Masih banyaknya pihak penyelenggara reklame yang tidak mengindahkan ketentuan dan peraturan dalam pemasangan reklame yang baik dan benar, sehingga menimbulkan dampak yang baik untuk Tata Kota Medan.

B. Upaya Penyelesaian Masalah

Untuk mengatasi masalah di atas, upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui himbauan-himbauan baik secara langsung yaitu dengan mendatangi wajib pajak yang belum melunasi pajaknya, juga secara tidak langsung yaitu dengan memasang


(60)

spanduk-spanduk, memberikan selebaran-selebaran atau memasang billboarad yang isinya menghimbau masyarakat untuk membayar pajak.

2. Melakukan pendataan terhadap objek pajak reklame dengan melakukan pemeriksaan ke lapangan sehingga dapat diketahui objek-objek pajak reklame yang belum terdaftar. Kemudian dari hasil pemeriksaan tersebut, pihak Dinas Pertamanan dapat menindak lanjutinya dengan tegas dengan cara memberikan surat teguran agar wajib pajak tersebut segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan izin reklame.

3. Dalam hal permasalahan mengenai kesulitan menghubungi pihak pemilik reklame yang berada di luar kota, maka pihak Dinas Pertamanan menghubungi biro reklame yang melakukan pemasang reklame tersebut pertama kalinya agar menghubungi pihak pemilik untuk memberitahukan ketentuan mengenai perpanjangan izin reklamenya.

4. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada wajib pajak apabila masa izin berlakunya penyelenggaraan atas reklame telah habis, dan jika ingin diperpanjang maka diharapkan untuk segera mengurus surat permohonan izin yang baru.

Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan terhadap reklame yang dipasang menyalahi ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :


(61)

1. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang telah diberikan, setelah diterbitkan surat teguran.

2. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang izinnya telah berakhir dan tidak diperpanjang lagi.

3. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang tempat pemasangannya tidak disetujui oleh Dinas Tata Kota.

C. Realisasi Penerimaan Pajak Reklame

Sebagai salah satu kota terbesar, Kota Medan memilik mobilitas perekonomian yang cukup tinggi dimana dalam mempromosikan segala sesuatunya juga cukup besar. Sehingga, diharapkan dapat menambah pemasukan bagi kas daerah dari sisi penerimaan Pajak Reklame.

Untuk itu kita dapat melihat bagaimana Realisasi Penerimaan Pajak Reklame Kota Medan dari Tabel Data Penerimaan Pajak Reklame Kota Medan mulai dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011.


(62)

(63)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2008 dapat kita ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 12.168.409.591,-. Sedangkan jumlah pajak terendah yaitu dari Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 14.760.869,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 6.568.372.950,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 1.905.992.547,-. Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 593.090.500,-. Dan Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 366.162.112,-.

Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2008 sebesar Rp. 21.636.788.569,80.


(64)

(65)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2009 dapat kita ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 13.444.499.555,-. Sedangkan jumlah pajak terendah yaitu dari Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 187.226.918,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 6.823.343.509,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 3.056.674.276,-. Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 472.317.250,-. Dan Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 199.122.500,-.

Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2009 sebesar Rp. 24.083.184.008,-.


(66)

(67)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2010 dapat kita ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 15.630.922.524,-. Sedangkan jumlah pajak terendah yaitu dari Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 31.868.375,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 6.012.492.184,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 2.990.217.770,-. Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 159.960.722,-. Dan Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 68.170.000,-.

Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2010 sebesar Rp. 24.813.631.575,-.


(68)

(69)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2011 dapat kita ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 18.191.999.237,-. Sedangkan jumlah pajak terendah yaitu dari Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 10.745.450,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 15.000.000.000,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 3.418.762.930,-. Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 270.432.634,-. Dan Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 20.440.000,-.

Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 26.757.363.691,-.

Dari keempat tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun 2008 dan 2009 penerimaan pajak reklame sudah mengalami peningkatan yang cukup baik, dengan target yang telah ditetapkan Rp. 13.700.060.400,- dengan realisasi Rp. 21.636.788.569,80. Selanjutnya untuk tahun 2009 dengan target yang telah ditetapkan Rp. 20.013.945.942,- dengan realisasi Rp. 24.183.164.008,-

Sementara untuk tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame mengalami penurunan. Dapat kita lihat pada tabel penerimaan pajak reklame tahun 2010 dengan target penerimaan pajak reklame Rp. 30.000.000.000,- sementara realisasinya hanya Rp 24.893.631.575,- kurang Rp 5.106.368.000,- dari target yang telah ditetapkan. Untuk tahun 2011 dengan penerimaan pajak reklame yang telah ditetapkan Rp


(70)

48.161.250.000,- sementara realisasinya hanya Rp. 26.757.363.691,- kurang Rp. 21.403.886.309,- dari target yang telah ditetapkan.

Penurunan realisasi penerimaan pajak reklame yang terjadi tersebut dikarenakan belum maksimalnya usaha-usaha pemungutan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertamanan dalam menjaring wajib Pajak Reklame. Selain itu, juga disebabkan karena masih banyaknya wajib pajak yang sudah terdaftar namun belum menyetorkan Pajak Reklame terutangnya ke Dinas Pertamanan Kota Medan.

Melalui uapaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan, diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya realisasi penerimaan Pajak Reklame dapat mencapai ataupun melebihi target penerimaan Pajak Reklame yang telah ditetapkan. Dan adanya peningkatan tersebut, maka akan meningkatkan pendapatan daerah yang bersumber dari Pajak Reklame, sehingga mendukung pelaksanaan pembangunan daerah Kota Medan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama yang baik anatara petugas pajak dan masyarakat yang menjadi wajib pajak agar tujuan yang ingin divapai oleh pemerintah daerah dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.


(71)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pertamanan berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

2. Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum.

3. Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame yaang diperhitungkan dengan memperhatikan letak, jenis reklame, jangka waktu penyelenggaraan dan ukuran media reklame yang digunakan.

4. Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame baik di ruangan terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat izn dari Kepala Dinas Pertamanan atas nama Kepala Daerah.

5. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Dinas Pertamanan adalah masih kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dari reklame yang telah mereka pasang.


(72)

6. Berdasarkan data pada tabel realisasi penerimaan pajak reklame, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan penerimaan pajak reklame pada tahun 2008 dan 20092, dimana penerimaan pajak reklame melebihi dari target yang telah ditetapkan. Tetapi untuk tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame mengalami penurunan, dan masih jauh dari target yang telah ditetapkan.

B. Saran

1. Perlu diadakannya penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan merata kepada seluruh masyarakat mengenai perpajakan, khususnya pajak daerah.

2. Pelaksanaan pendapatan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak yang sudah terdaftar maupun belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dalam waktu-waktu tertentu.

3. Menindak wajib pajak yang tidak memenuhi peraturan atau tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.

4. Agar para pegawai/staff yang sudah ada dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya, agar lebih produktif dalam melaksanakan pekerjaan.

5. Hasil dari penerimaan pajak tersebut hendaknya digunakan tepat sasaran untuk pelayanan dan kepentingan masyarakat.


(73)

DAFTAR PUSTAKA

Fidel, 2008, Pajak Penghasilan, Carofin Publishing, Jakarta.

Mardiasmo, 2009, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi Offset.

Kurniawan, Panca, SE., dan Purwanto, Agus, SE., Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, (Malang, Bayu Media Publishing, 2004).

Setiawan, Agus, Ak. Dan Musri, Basri, SE., Ak., MM., 2006, Perpajakan Umum, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Keputusan Walikota Medan Nomor. 18 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

Keputusan Walikota Medan Nomor. 71 Tahun 2002, tentang Izin Reklame.

Keputusan Walikota Medan Nomor. 510.12/1073.K/2004, tentang Pengaturan

Letak, Jarak Reklame, Dan Penetapan Kelas Jalan serta Harga Nilai

Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004, tentang Pajak Reklame. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011, tentang Pajak Reklame.


(1)

(2)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2011 dapat kita ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 18.191.999.237,-. Sedangkan jumlah pajak terendah yaitu dari Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 10.745.450,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 15.000.000.000,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 3.418.762.930,-. Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 270.432.634,-. Dan Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 20.440.000,-.

Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 26.757.363.691,-.

Dari keempat tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun 2008 dan 2009 penerimaan pajak reklame sudah mengalami peningkatan yang cukup baik, dengan target yang telah ditetapkan Rp. 13.700.060.400,- dengan realisasi Rp. 21.636.788.569,80. Selanjutnya untuk tahun 2009 dengan target yang telah ditetapkan Rp. 20.013.945.942,- dengan realisasi Rp. 24.183.164.008,-

Sementara untuk tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame mengalami penurunan. Dapat kita lihat pada tabel penerimaan pajak reklame tahun 2010 dengan


(3)

48.161.250.000,- sementara realisasinya hanya Rp. 26.757.363.691,- kurang Rp. 21.403.886.309,- dari target yang telah ditetapkan.

Penurunan realisasi penerimaan pajak reklame yang terjadi tersebut dikarenakan belum maksimalnya usaha-usaha pemungutan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertamanan dalam menjaring wajib Pajak Reklame. Selain itu, juga disebabkan karena masih banyaknya wajib pajak yang sudah terdaftar namun belum menyetorkan Pajak Reklame terutangnya ke Dinas Pertamanan Kota Medan.

Melalui uapaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan, diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya realisasi penerimaan Pajak Reklame dapat mencapai ataupun melebihi target penerimaan Pajak Reklame yang telah ditetapkan. Dan adanya peningkatan tersebut, maka akan meningkatkan pendapatan daerah yang bersumber dari Pajak Reklame, sehingga mendukung pelaksanaan pembangunan daerah Kota Medan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama yang baik anatara petugas pajak dan masyarakat yang menjadi wajib pajak agar tujuan yang ingin divapai oleh pemerintah daerah dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pertamanan berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

2. Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum.

3. Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame yaang diperhitungkan dengan memperhatikan letak, jenis reklame, jangka waktu penyelenggaraan dan ukuran media reklame yang digunakan.

4. Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame baik di ruangan terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat izn dari Kepala Dinas Pertamanan atas nama Kepala Daerah.


(5)

6. Berdasarkan data pada tabel realisasi penerimaan pajak reklame, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan penerimaan pajak reklame pada tahun 2008 dan 20092, dimana penerimaan pajak reklame melebihi dari target yang telah ditetapkan. Tetapi untuk tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame mengalami penurunan, dan masih jauh dari target yang telah ditetapkan.

B. Saran

1. Perlu diadakannya penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan merata kepada seluruh masyarakat mengenai perpajakan, khususnya pajak daerah.

2. Pelaksanaan pendapatan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak yang sudah terdaftar maupun belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dalam waktu-waktu tertentu.

3. Menindak wajib pajak yang tidak memenuhi peraturan atau tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.

4. Agar para pegawai/staff yang sudah ada dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya, agar lebih produktif dalam melaksanakan pekerjaan.

5. Hasil dari penerimaan pajak tersebut hendaknya digunakan tepat sasaran untuk pelayanan dan kepentingan masyarakat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fidel, 2008, Pajak Penghasilan, Carofin Publishing, Jakarta.

Mardiasmo, 2009, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi Offset.

Kurniawan, Panca, SE., dan Purwanto, Agus, SE., Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, (Malang, Bayu Media Publishing, 2004).

Setiawan, Agus, Ak. Dan Musri, Basri, SE., Ak., MM., 2006, Perpajakan Umum, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Keputusan Walikota Medan Nomor. 18 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

Keputusan Walikota Medan Nomor. 71 Tahun 2002, tentang Izin Reklame.

Keputusan Walikota Medan Nomor. 510.12/1073.K/2004, tentang Pengaturan Letak, Jarak Reklame, Dan Penetapan Kelas Jalan serta Harga Nilai Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004, tentang Pajak Reklame.