Pengawasan Pemungutan Pajak Hotel Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Dalam Menunjang Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Dinas pendapatan Daerah Kota Medan

(1)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH PADA

DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU D

I S U S U N Oleh

ROI SITORUS 052600061

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan Kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat kasih

dan perlindungan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

Adapun judul dari Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini

adalah “Pengawasan Pewmungutan Pajak Hotel Guna Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Dalam Menunjang Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”

Dalam penulisan Laporan ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar

besarnya kepada :

1. Dekan FISIP USU Bapak Prof. Dr. M. Arif Nst, MA.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, Msi. selaku Ketua Jurusan

Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatra Utara.

3. Bang Faisal Eriza S.sos, M.Sp selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan


(3)

4. Pimpinan dan seluruh staf DISPENDA Kota Medan, Khususnya ibu Popy

Maya Syafira. SP, MM. yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam pengumpulan data yang diperlukan.

5. Terima Kasih yang sedalam dalamnya penulis ucapkan buat kedua orang

tua saya Bapak P. Sitorus dan R. Silaen terima kasih atas curahan kasih

sayang, nasehat, doa, dan dukungan yang telah kalian berikan kepadaku

dan juga buat kakak aku yang dijakarta… abangku, adekku,….makasih ya

bantuannya selama ini dan doanya.

6. Teruntuk Sahabat – sahabatku Insan Pajak” 05 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan koreksi

nya”””””””SEMANGAT”””””””YAH SEMUANYA.

7. Buat teman – temanku yang ada Di UNIKA “04 uda dimana semuanya


(4)

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, dan

inisemua tidak terlepas dari keterbatasan waktu, bahkan pengalaman dan ilmu

pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pajak yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan Praktik

Kerja Lapangan Mandiri ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi penulis,

mahasiswa, dan masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang perpajakan.

Medan, juni 2008 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM ... 1

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM ... 4

C. Ruang Lingkup PKLM... 6

D. Metode PKLM ... 7

E. Metode Pengumpulan Data ... 8

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ... 9

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat DISPENDA Kota Medan... 11

B. Struktur Organisasi DISPENDA Kota Medan... 13

C. Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi DISPENDA Kota Medan ... 15


(6)

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL

A. Defenisi Pajak Hotel ... 32

B. Dasar Hukum Pajak Hotel... 34

C. Objek Pajak Hotel ... 34

D. Subjek Pajak Hotel... 36

E. Wajib Pajak Hotel ... 36

F. Dasar Pegenaan, Tarif, Cara Perhitungan Pajak Hotel ... 36

G. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terhutang Pajak Hotel ... 37

H. Pendaftaran Dan Pendataan... 38

I. Keberatan Dan Banding ... 42

K. Cara Penyelesaian Keberatan Dan Banding... 44

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Pengawasan Pemungutan Pajak Hotel Guna Meningkatkan Pendapatan Daerah Asli Kota Medan ... 47

B. Tata Cara Pembayaran Dan Penyetoran Pajak hotel... 49

C. Mekanisme Pengawasan Pemungutan Pajak Hotel... 52

D. Target Dan Realisasi Pajak Hotel ... 53

E. Upaya-Upaya yang Dilakukan Pemerintah Daerah Kota Medan Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel ... 57


(7)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran... 60

Daftar Pustaka Lampiran


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM)

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang

luas dan kompleks. kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua

pihak Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu

jenjang pendidikan formal. berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan

sehingga produk produk yang dihasilkan benar benar berkualitas, terampil dan siap

dipekerjakan di tengah tengah masyarakat Indonesia. Dan mahasiswa sebagai salah

satu elemen perguruan tinggi dituntut untuk mampu berfikir kritis, tegas dan kreatif

khususnya di bidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa

sebagai generasi muda di harapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini

Guna memenuhi tuntutan dunia kerja di butuhkan produk produk perguruan

tinggi yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya di tuntut untuk lulus dari program

pendidikanya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu

pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan

mengikuti PKLM

Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah

atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkuliahanya tersebut. bahasan yang

diambil tentu saja yang berhubungan dengan bidang perpajakan

Sektor pajak di Indonesia merupakan salah satu penerimaan APBN terbesar


(9)

penerimaan tersebut, tanggung jawab perpajakan bukan hanya berada di pundak

pemerintah pusat tetap ada juga pada pemerintah Daerah. ini menyebabkan pajak

terbagi atas dua jenis yaitu pajak pusat dan pajak Daerah

Di lihat dari segi siapa yang berwenang untuk memungut pajak tersebut, hal

ini semakin dipertegas dengan keluarnya Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

pemerintah Daerah dengan segala dimensinya termasuk masalah pengelolaan

keuangan Daerah. ini menyebabkan pemerintah Daerah semakin gencar mencari

pemasukan bagi kas Daerah yang salah satunya adalah dari perpajakan

Sejalan dengan sistem perpajakan nasional pembinaan pajak Daerah

dilakukan secara terpadu dengan pajak nasional. pembinaan ini di lakukan secara

terus menerus terutama mengenai objek dan tarif pajak, sehingga antara pajak pusat

dan pajak Daerah dapat saling melengkapi. Pajak Daerah dan restribusi Daerah diatur

pelaksanaanya di dalam UU No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU No. 18

tahun 1997 tentang pajak restribusi Daerah. Pajak Daerah juga terbagi atas dua yaitu

pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota

Yang termasuk Pajak Provinsi

1. Pajak kendraan bermotor dan kendraan di atas air

2. Bea balik nama kendraan bermotor dan kendraan di atas air

3. Pajak bahan bakar kendraan bermotor


(10)

Yang termasuk Pajak kabupaten/kota

1. Pajak hotel

2. Pajak restoran

3. Pajak hiburan

4. Pajak reklame

5. Pajak penerangan jalan

6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C

7. Pajak parkir

Salah satu jenis pajak kabupaten/kota adalah pajak hotel. Pajak ini

mempunyai pengaruh yang penting terhadap pendapatan Daerah khususnya di kota

Medan karena sebagian besar bangunan bangunan besar di kota Medan adalah hotel

dan merupakan sumber devisa yang terutama di kota Medan karena banyak

dimanfaatkan oleh touris manca Negara yang melakukan kunjungan wisata ke

Sumatara Utara. sejalan dengan ini pemerintah Daerah di berikan wewenang untuk

mengatur rumah tangga Daerahnya sendiri dengan berusaha meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupa pajak Daerah. Berdasarkan hal tersebut

pemerintah Daerah di harapkan dapat menjadi suatu pemerintahan yang mandiri

supaya dapat membangun Daerahnya dari sektor pajak. khususnya dari sumber

penerimaan pajak hotel.

Dewasa ini pemerintah Daerah telah banyak menetapkan pemungutan pajak


(11)

mengetahui bagaimana cara, pengawsan, pelaksanaan, penetapan, perhitungan Pajak

hotel tersebut

Dengan dasar inilah penulis memilih Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

sebagai tempat penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi minor yang

diberi judul : “PENGAWASAN PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL GUNA

MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN”.

Disamping itu Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini merupakan salah

satu syarat untuk menamatkan studi pada Program Diploma III Administrasi

Perpajakan di Universitas Sumatra Utara.

B.Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik kerja lapangan mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib

dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan pada Program

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. setiap kegiatan yang dilaksanakan

tentunya mempunyai tujuan

1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

a. Untuk mengetahui mekanisme pengawasan pemungutan pajak hotel dan

perhitungan seberapa besar Tarif pajak yang ditetapkan pada kantor Dinas


(12)

b. Untuk mengetahui data tentang target dan realisasi penerimaan pajak hotel

c. Untuk mengetahui apa yang menjadi subjek/objek pajak hotel

d. Untuk mengetahui masalah - masalah yang dihadapi dalam mekanisme

pemungutan pajak hotel.

2. Manfaat praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) Bagi mahasiswa

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan

2. Agar dapat menerapkan teori - teori yang didapat selama perkuliahan

3. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa

Dalam melaksanakan kegiatan PKLM mahasiswa dapat menuangkan

keterampilan dan mengaplikasikan dengan baik dalam melaksanakan tugas - tugas

yang berhubungan dengan pengetahuan dan tehnologi dalam menghadapi masalah

yang timbul

4. Dengan melaksanakan PKLM ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk

mempersiapkan dirinya menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang

semakin sulit, karena telah di bekali keterampilan, pengalaman pengalaman dunia

kerja dalam pelaksanaan PKLM tersebut

Bagi kantor/instansi

1. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara instansi Pemerintah Daerah


(13)

mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan program

Diploma III Administrasi perpajakan FISIP USU

2. Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam mensosialisasikan Pajak Daerah

Bagi Universitas

1. Dapat menciptakan kerja sama antara Universitas dengan dinas pendapatan

Daerah kota Medan

2. Dapat memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatra utara

3. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya di kantor Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan

4. Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dibidangnya dilingkungan

Universitas Sumatara Utara.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi ruang lingkup praktik kerja lapangan mandiri yaitu

melalukan pengumpulan data yang menyangkut tata cara pengawasan pemungutan

pajak hotel guna meningkatkan pendapatan asli Daerah dalam menunjang

Pelaksanaan otonomi Daerah pada dinas pendapatan Daerah Kota Medan mulai dari

a. Untuk mengetahui pengawasan pemungutan pajak hotel dan perhitungan

seberapa besar Tarif pajak yang ditetapkan pada kantor dinas pendapatan Daerah


(14)

b. Untuk mengetahui data tentang target penerimaan pajak hotel

c. Untuk mengetahui apa yang menjadi subjek/objek pajak hotel

d. Untuk mengetahui masalah masalah yang di hadapi dalam mekanisme

perhitungan pajak hotel.

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai

dengan metode yang digunakan, maka tahapanya adalah sebagai berikut:

1.Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut

PKLM ini, mulai dari penentuan judul, tempat praktik kerja lapangan mandiri,

mencari bahan untuk membuat proposal, konsultasi dengan dosen

2.Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data data yang menyangkut masalah yang akan

dibahas melalui sumber bacaan seperti: buku perpajakan, Undang Undang, artikel

ilmiah maupun literatur yang berhubungan dengan objek PKLM.

3.Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara langsung

pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi serta

keadaan objek tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang


(15)

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data melalui tiga cara yaitu data

sekunder berupa data hasil dari observasi lapangan, data dokumentasi, serta data

Visioner, yang bertujuan untuk pengumpulan berbagai data yang berhubungan

dengan penyusunan laporan PKLM

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa

dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian akan diinterprestasikan secara

objektif, jelas, dan sistematis.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Metode wawancara (interview)

Dalam metode ini penulis mengajukan pertanyaan secara langsung kepada

para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas

2. Metode Observasi

Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan untuk melakukan

peninjauan dengan cara mengamati, mendengar serta mencatat mengenai hal hal yang

berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti pengenaan pajak hotel

3. Metode Dokumentasi

Dalam tahap ini penulis meminta dokumen atau data data pendukung yang


(16)

F.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKLM)

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikanya pembahasan

ke dalam 5 bab.Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik

Kerja lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi dari

laporan. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat

PKLM, ruang lingkup PKLM, metode Pengumpulan data dan sistematika

penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi

PKLM, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi,serta gambaran

mengenai pegawai di kantor Dinas Pendapatan Daerah

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL

Dalam bab ini penulis memaparkan data yang berkaitan dengan pajak hotel

mulai dari pengertian, dasar pelaksanaan., subjek/objek, ketentuan umum

dalam peraturan perundang undangan, tata cara pengenaan, wajib pajak,


(17)

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh, serta

menganalisis masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga

evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah, serta menganalisa data

untuk menjawab perumusan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan disimpulkan uraian uraian dari bab- bab sebelumnya

dan saran saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah

yang ada

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN

A. Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah kota Medan

Pada mulanya Dinas Pendapatan Daerah kota medan adalah sub bagian pada

bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan Daerah.pada

sub bagian ini tidak terdapat lagi sub seksi, karena pada saat itu wajib pajak atau

wajib retribusi yang berdomisili di kota Medan belum begitu banyak.

Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan

penduduk kota medan melalui peraturan Daerah sub bagian keuangan tersebut

dirubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan dibentuklah beberapa

seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi Daerah yang merupakan

kewajiban para wajib pajak atau wajib retribusi dalam Daerah kota medan yang

terdiri dari 21 kecamatan, Sehubungan dengan intsruksi Menteri Dalam Negeri

KUPD No. 7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan

Daerah di seluruh Indonesia, maka pemerintah Daerah kota Medan berdasarkan

PERDA No. 12 tahun 1978, menyesuaikan dan membentuk struktur organisasi Dinas

Pendapatan Daerah yang baru. Di dalam struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah

yang baru ini dibentuklah seksi – seksi administrasi Dinas Pendapatan Daerah serta

bagian tata usaha yang membawa 3 ( tiga) Kepala sub bagian yang merupakan sub


(19)

memberikan kontribusi cukup penting bagi Pemerintah Daerah dalam mendukung

serta memelihara hasil hasil pembangunan dari peningkatan pendapatan Daerah.

Meningkatnya pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh dengan cara

kebijaksanaanya menaikkan tarif saja, tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki

atau menyempurnakan administrasi, system dan prosedur serta organisasi dari Dinas

Pendapatan Daerah yang ada sekarang. Namun pada kondisi saat ini, dirasakan

tuntutan untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan

Daerah ( MAPATDA). Seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang

berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama ini dilakukan secara sektoral

perlu dirubah secara fungsional dan disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah

yang paling akhir di bidang perpajakan, maka penyempurnaan telah dilaksanakan

secara bersungguh – sungguh sehingga berhasil disusun Manual Pendapatan Daerah

(MAPATDA).

Adapun penyempurnaan dimaksud dituangkan dalam :

1. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 973 – 442 tahun 1988 pada tanggal 26

Mei 1988, tentang system prosedur perpajakan, retribusi Daerah, dan

pendapatan Daerah lainnya serta pemungutan pajak bumi dan bangunan.

2. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang

pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 973 – 442 Tahun 1998.

3. Surat Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 1989 tanggal 1988, tentang


(20)

Pendataan Daerah Kota Medan atau Manual Pendapatan Daerah (

MAPATDA) yang dilaksanakan bertahap dan penyempurnaanya sebagai tahap awal

untuk Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan secara efektif. Berdasarkan Surat

Edaran Menteri Dalam Negeri No. 061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988, Instruksi

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatra Utara No. 188.342.20/1991, tanggal 11

Maret 1991 yang terakhir diubah dengan keputusan Walikota Medan No.

188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan PERDA No.16 Tahun 1991 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

B. STRUKTUR ORGANISASI DISPENDA KOTA MEDAN

Berdasarkan keputusan Walikota Medan No. 25 Tahun 2002 Pasal 5, susunan

organisasi DISPENDA Kota Medan terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Bagian Tata Usaha terdiri dari :

a. Sub Bagian Keuangan

b. Sub Bagian Kepegawaian

c. Sub Bagian Perlengkapan

d. Sub Bagian Umum

3. Sub Dinas Program terdiri dari :

a. Seksi Penyusunan Program

b. Seksi Pemantauan dan Pengendalian


(21)

d. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

4. Sub Dinas Pendataan dan Penetapan terdiri dari :

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

c. Seksi Penetapan

d. Seksi Pemeriksaan

5. Sub Dinas Penagihan terdiri dari :

a. Seksi Pembukaan dan Verifikasi

b. Seksi Penagihan dan Perhitungan

c. Seksi Retribusi dan Pemindah bukuan

d. Seksi Pertimbangan dan Keberatan

6. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain terdiri dari :

a. Seksi Penata usaha dan Penerimaan Retribusi dan Pendapatan Lain Lain

b. Seksi Penerimaan Lain – Lain

c. Seksi Penerimaan BUMD dan Pendapatan Lain – Lain

d. Seksi Legalisasi Pembukuan Surat – surat Berharga

7. Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari

a. Seksi Penata usaha Bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Non Pajak

b. Seksi Bagi Hasil Pajak

c. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak


(22)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

9. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas ( UPTD)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Sesuai dengan Keputusan Walikota Medan Nomor 25 Tahun 2002 tentang

tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah kota Medan, maka:

a. Daerah adalah Kota Medan

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan

c. Kepala Daerah adalah Walikota Medan

d. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Walikota Medan

e. Dewan Perwakilan Rakyat adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kota Medan

f. Perangkat Daerah adalah Organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang

bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dan mambantu Kepala Daerah

dalam penyelenggaraan pemerintah yang terdiri Sekretaris Daerah, Dinas

Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan sesuai

dengan kebutuhan Daerah.

g. Sekretariat Daerah adalah unsur staf Pemerintah Kota Medan

h. Sekretaris adalah Sekretaris Daerah Kota Medan

i. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kota Medan sebagai unsur pelaksana

Pemerintah Kota Medan

j. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan


(23)

l. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang

mempunyai tugas melaksanakan keahlianya dan jumlahnya disesuaikan

dengan kebutuhan.

Dinas Pendapatan adalah pelaksana Pemerintah Daerah Kota Medan dengan

bidang pemungutan pajak, retribusi dan pendapatan Daerah lainnya yang dipimpin

oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendapatan mempunyai tugas

melaksanakan sebagaian urusan rumah tangga Daerah dalam bidang pendapatan

Daerah dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pendapatan Daerah mempunyai

fungsi:

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pendapatan

Daerah.

2. Melakukan pembukuan dan pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak Daerah,

retribusi Daerah, dan penerimaan asli Daerah lainnya, serta penagihan pajak

bumi dan bangunan.

3. Melaksanaka koordinasi di bidang pendapatan Daerah dengan unit dan

instansi terkait dalam rangka penetapan besarnya pajak dan retribusi.

4. Melakukan penyuluhan pajak Daerah, retribusi Daerah,dan pendapatan

Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan.


(24)

D. Tata Kerja

1. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang

dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas. Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

melaksanakan sebagian tugas pokok dinas di bidang ketatausahaan yang meliputi

pengolahan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, perumahtanggaan,

dan urusan umum lainnya.

Bagian tata usaha mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya

c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan

laporan keuangan

d. Mengelola urusan administrasi kepegawaian

e. Mengelola urusan perlengkapan kerumahtanggaan dan pengadaan barang

dinas

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai


(25)

Bagian tata usaha terdiri dari :

1. Sub Bagian Keuagan mempunyai tugas mengelola keuangan dan

perbendaharaan serta menyusun laporan keuangan.

2. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengelolaan administrasi di bidang kepegawaian.

3. Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang

perlengkapan perumahtanggaan dan pengadaan barang.

4. Sub Bagian Umum mempunyai tugas mengelola tata usaha dan surat

menyurat serta urusan umum lainnya.

Setiap sub bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

Yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

2. Sub Dinas Program

Sub Dinas Program mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di

bidang penyusunan program.

Untuk melaksanakan tugas Sub Dinas Program mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Mengumpulkan bahan dan dana untuk penyusunan program kegiatan dan

perencanaan pendapatan Daerah

c. Menyusun kebijaksanaan teknis serta program kerja jangka pendek,


(26)

d. Menyusun penerimaan pendapatan Daerah, merencanakan sistem dan

prosedur kerja

e. Menyusun rencana serta mengkaji pengembangan potensi pendapatan Daerah

f. Melaksanakan pembinaan teknis di bidang pendapatan terhadap semua unit

yang melaksanakan pemungutan pendapatan Daerah

g. Melaksanakan penyuluhan di bidang pendapatan Daerah

h. Mengkaji data statistik target dan realisasi pendapatan Daerah serta

mengidentifikasikan permasalahan pendapatan Daerah

i. Melaksanakan tukar menukar informasi tentang target dan realisasi

penerimaan Daerah dengan Daerah lainnya

j. Mempersiapkan rancangan peraturan Daerah, keputusan Kepala Daerah

tentang pajak Daerah, retribusi Daerah dan pendapatan Daerah lainnya

k. Mengevaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan teknis operasional

pengelolaan pendapatan Daerah

l. Menyusun laporan realisasi pendapatan Daerah

m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai


(27)

Sub Dinas Program dari:

1. Seksi Penyusunan Program mempunyai tugas merencanakan penerimaan

pendapatan Daerah, sistem dan prosedur kerja serta menyusun

kebijaksanaan teknis dan program jangka pendek, menengah, serta jangka

panjang.

2. seksi Pemantauan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan

pemungutan pendapatan Daerah dan melaksanakan kegiatan pemantauan

dan pengendalian terhadap tugas yang dilaksanakan di bidang pendapatan

Daerah.

3. Seksi Pengembangan Pendapatan mempunyai tugas menyusun rencana

serta mengkaji untuk pengembangan potensi pendapatan Daerah dan

mempersiapkan rencana peraturan Daerah, keputusan Kepala Daerah

tentang pajak Daerah, retribusi Daerah dan pendapatan Daerah lainnya.

4. Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas mengevaluasi dan

memonitor pelaksanaan teknis operasional pengelolaan pendapatan

Daerah, menyajikan data statistik target dan realisasi pendapatan Daerah,

mengidentifikasikan permasalahan pendapatan Daerah dan menyusun

laporan realisai pendapatan Daerah.


(28)

3. Sub Dinas Pendataan dan Penetapan

Sub Dinas pendataan dan penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas

yang dalam tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Sub Dinas Pendataan dan Penetapan memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak.

c. Melaksanakan pengolahan data dan informasi baik dari surat

pemberitahuan pajak Daerah (SPTPD), surat pemberitahuan retribusi

Daerah (SPRD), hasil pemeriksaan dan informasi dari instansi yang

terkait.

d. Melaksanakan penetapan pajak Daerah, retribusi Daerah dan pendapatan

Daerah lainnya.

e. Merencanakan dan menatausahakan hasil pemeriksaan terhadap wajib

pajak dan wajib retribusi.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

Sub Dinas Pendataan dan Penetapan terdiri dari beberapa seksi, yaitu

1. Seksi pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas melaksanakan

pendataan objek pajak Daerah/retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah

lainnya melalui Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTPD) dan Surat

Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), melakanakan pendaftaran


(29)

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, tugasnya adalah melaksanakan

pengumpulan dan pengolahan data objek pajak Daerah/retribusi Daerah,

menuangkan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data

serta mengirimkan kartu data kepada seksi penetapan dan demikian pula

sebaliknya.

3. Seksi penetapan mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penetapan

pokok pajak Daerah/pokok retribusi Daerah berdasarkan kartu data

termasuk perhitungan denda dan sanksi lainnya, menerbitkan dan

mendistribusikan serta menyimpan arsip surat perpajakan Daerah/retribusi

Daerah yang berkaitan dengan penetapan,melaksanakan perhitungan

jumlah angsuran pembayaran, penyetoran atas permohonan wajib pajak.

4. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas menyusun rencana pemeriksaan dan

melaksanakan pemeriksaan objek pajak/retribusi, menatausahakan hasil

pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak/retribusi serta

mengirimkan laporan hasil pemeriksaan kepada Kepala Seksi Pengolahan


(30)

4. Sub Dinas Penagihan

Sub Dinas penagihan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di

bidang penagihan meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan, dan

perhitungan restitusi, pemindahbukuan serta pertimbangan terhadap keberatan pajak

Daerah lainnya.Sub Dinas Penagihan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Melaksanakan pembukuan dan vertivikasi atas pajak Daerah, retribusi

Daerah dan pendapatan Daerah lainnya.

c. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak Daerah/retribusi

Daerah dan pendapatan Daerah lainnya.

d. Melaksanakan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas

pajak Daerah/retribusi Daerah dan pendapatan Daerah lainnya.

e. Melaksanakan keputusan dan saran pertimbangan terhadap keberatan

wajib pajak atas permohonan wajib pajak.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan bidang tugasnya.

Sub Dinas Penagihan dibagi ke dalam beberapa seksi, yaitu :

1. Seksi pembukuan dan Vertifikasi mempunyai tugas melaksanakan

pembukuan dan vertifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak

Daerah/retribusi Daerah dan pendapatan Daerah lainnya,

melaksanakan pembukuan dan vertifikasi penerimaan dan pengeluaran


(31)

2. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan

penagihan atas tunggakan pajak Daerah, retribusi Daerah, dan

pendapatan Daerah lainnya, menerbitkan dan mendistribusikan serta

menyimpan arsip surat perpajakan Daerah, retribusi Daerah yang

berkaitan dengan penagihan.

3. Seksi Restitusi dan Pemindahbukuan mempunyai tugas menerima

permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak, meneliti

kelebihan pembayaran pajak Daerah, retribusi Daerah yang dapat

diberikan restitusi dan atau pemindahbukuan serta mempersiapkan

Surat Keputusan Kepala Dinas tentang pemberian restitusi dan atau

pemindahbukuan.

4. Seksi Pertimbangan dan Keberatan mempunyai tugas menerima surat

keberatan dari wajib pajak dan wajib retribusi, serta mempersiapkan

Surat Keputusan Kepala Dinas tentang persetujuan atas keberatan


(32)

5. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain – lain

Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain – lain dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Dinas, dalam tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas.Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain- lain mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang retribusi dan pendapatan lain – lain.Sub

Dinas Retribusi dan Pendapatan lain – lain mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja

b. Melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan lain –

lain.

c. Melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan lain –

lain termasuk pinjaman Daerah dan dana darurat.

d. Melaksanakan penatausahaan penerimaan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) dan pendapatan lain – lain.

e. Melaksanakan legalisasi dan pembukuan surat – surat berharga.

f. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Sub Dinas Retribusi dan

Pendapatan Lain – lain dibantu oleh beberapa orang Kepala Seksi, Setiap

seksi di bagian Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain – lain


(33)

1. Seksi Penata usahaan Penerimaan Retribusi dan Penerimaan lain –

lain, tugasnya melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi dan

melaksanakan penatausahaan pendapatan lain – lain.

2. Seksi Penerimaan lain–lain mempunyai tugas melaksanakan

penatausahaan penerimaan lain–lain, merencanakan dan

mengupayakan penerimaan lain–lain baik dari pemerintah, wakil

Pemerintah di Daerah maupun dari lembaga–lembaga keuangan dan

atau badan – badan lain termasuk pinjaman Daerah dan dana darurat

3. Seksi Penerimaan Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) dan

Pendapatan lain lain mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan

hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan.

4. Seksi Legalisasi Pembukuan Surat surat Berharga mempunyai tugas

pembukuan surat – surat berharga.

6. Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan

Sub Dinas Bagi hasil dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas, dalam

tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Kepala Dinas. Sub Dinas

Bagi Hasil Pendapatan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja.

b. Melaksanakan peñata usahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan


(34)

c. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan

bukan pajak.

d. Melaksanakan perhitungan penerimaan dari Dana Alokasi Umum (DAU)

dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

e. Melaksanakan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang undangan dan

pengkajian hasil pendapatan Daerah di bidang bagi hasil pendapatan.

Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan

dibantu oleh beberapa orang Kepala Seksi, dimana setiap seksi di bagian

Sub Dinas bagi hasil pendapatan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Seksi Penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak

mempunyai tugas melaksanakan peñata usahaan surat surat ketetapan

pajak bumi dan bangunan dan menatausahakan pendapatan bagi hasil

pajak dan bukan pajak.

2. Seksi Bagi hasil pajak mempunyai tugas menerima dan

mendistribusikan surat Pemberitahuan Pajak Terutang ( SPPT) dan

daftar Himpunan Pokok pajak (DHPP), Daftar Himpunan Ketetapan

Pajak (DHKP) Pajak Bumi dan Bangunan, melaksanakan penagihan

PBB, melaksanakan perhitungan penerimaan pajak pusat dan pajak

provinsi, melaksanakan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak

lainnya serta membantu menyampaikan surat pemberitahuan objek


(35)

3. Seksi Bagi Hasil bukan pajak mempunyai tugas melaksanakan

perhitungan penerimaan dari Dana Alokasi Khusus.

4. Seksi Peraturan Perundang undangan dan Pengkajian Pendapatan

mempunyai tugas mengkaji tentang pelaksanaan peraturan perundang

undangan dan melaksanakan koordinasi dengan unit terkait tentang

pelaksanaan peraturan perundang undangan serta melaksanakan

pengkajian atas penerimaan pendapatan Daerah secara periodik.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Dinas Pendapatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang

jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan

keahlianya

b. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.

c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan

Daerah

d. Jenis dan jenjang jabatan Fungsional tersebut ditentukan sesuai dengan


(36)

8. Gambaran Umum Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel I

Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota MedanTahun 2007

NO SEKSI JUMLAH

1 Kepala Dinas 1

2 Tata Usaha 19

3 SubDis Program 11

4 SubDis Pendataan dan Penataan 52

5 SubDis Penagihan 30

6 SubDis Retribusi dan Pendapatan lain lain 20

7 SubDis Bagi Hasil Pendapatan 62

8 Bendahara penerimaan / pengeluaran 23

9 Pemegang Barang 7

10 Pemegang Barang berharaga 5

11 Pegawai Swakelola 84

JUMLAH 314


(37)

KETERANGAN :

- Golongan II a = 1 orang

- Golongan II b = 4 orang

- Golongan II c = 17 orang

- Golongan II d = 22 orang

- Golongan III a = 43 orang

- Golongan III b = 78 orang - Golongan III c = 24 orang

- Golongan III d = 34 orang

- Golongan IV a = 2 orang

- Golongan IV b = 5 orang


(38)

BAGAN I

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PENDAPATAN DAERAH (DIPENDA) KOTA MEDAN

SEKSI UPTD Kelompok Jabatan Fungsional

SUBBAG KEUANGAN SUBBAG KEPEGAWAIAN SUBBAG PERLENGKAPAN SU

SUB DINAS RESTRIBUSI DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN

SUB DINAS P

SEKSI BAGI HAS

SEKSI PERATURA UU AN DAN PEN PENDAPATAN

SEKSI BAGI HAS PAJAK

SEKSI PENATAU BAGI HASIL PEN DAN NON PAJAK SEKSI PENATAUSAHAAN

PENERIMAAN RETRIBUSI DAN PEND. LAIN-LAIN

SEKSI LEGALISASI DN SURAT-SURAT BERHARGA SEKSI PENERIMAAN BUMD DAN PEND. LAIN-LAIN

SEKSI PENERIMAAN LAIN-LAIN

SUB DINAS PENAGIHAN

SEKSI PEMBUKUAN DAN VERIFIKASI

SEKSI PERTIMBANGAN DAN KEBERATAN SEKSI RESTITUSI DAN PEMINDAH BUKUAN SEKSI PENAGIHAN DAN PERHITUNGAN

SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN SEKSI PENGEMBANGAN PENDAPATAN SEKSI PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN SEKSI PENYUSUNAN PROGRAM

SUB DINAS PROGRAM SUB DINAS PENDAPATAN

DAN PENETAPAN

SEKSI PEMERIKSAAN SEKSI PENETAPAN SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI SEKSI PENDAPATAN DAN PENETAPAN

BAGIAN TATA USAHA KEPALA DINAS


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Eugenie, Muljono Liliawati 1999, Himpunan Peraturan Pajak Daerah, Harvindo, Jakarta.

Harmein Nasution 2000, Potensi Pajak Hotel dan Restauran, Di Kota Medan.

Haw, Widjaja 2002, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Istanto, F. Sugeng 1968, Beberapa Segi Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah

dalam Negara Kesatuan Indonesia, Fak. Sospol UGM, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajat 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Erlangga, Jakarta.

Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan Undang - Undang Republik Indonesia No.34 tahun 2000,Tentang Perubahan atas Undang

Undang No 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Restribusi Daerah.


(40)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL A. Defenisi Pajak Hotel

Salah satu peranan pemerintah dalam sistem perekonomian adalah melakukan

pemungutan pajak. Setiap orang yang hidup dalam suatu Negara pasti berurusan

dengan pajak. Oleh sebab itu, sebagai anggota masyarakat setiap orang wajib wajib

mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak. Secara umum

pajak diartikan sebagai pembayaran wajib dari perorangan atau badan hukum kepada

Negara untuk membiayai pengeluaran pengeluaran pemerintah bagi kepentingan

umum.

Undang undang Nomor 34 tahun 2000, dijelaskan bahwa pajak Daerah adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang. Pajak Daerah dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang undangan yang berlaku, di mana hasilnya digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah. Di

Indonesia penagihan pajak yang dilakukan oleh pemerintah Daerah bersumber hukum

pada undang undang Nomor 18 tahun 1997 yang sebagaimana telah diubah menjadi

undang undang Nomor 34 tahun 2000 yang membahas pajak Daerah dan retribusi

Daerah.

Menurut peraturan Daerah kota Medan Nomor 12 tahun 2003 tentang pajak

Daerah kota medan dijelaskan bahwa pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang


(41)

disediakan bagi orang untuk dapat menginap /istirahat, memperoleh pelayanan, dan

atau fasilitas lainya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang

menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan

perkantoran, demikian pula dengan system pemungutan pajak Daerah yang

diterapkan oleh pemerintah Daerah belum juga mempertegas pajak - pajak Daerah

mana yang dipungut dengan cara self assessment system yaitu pajak dibayar sendiri

oleh wajib pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

dan official assessment system yang artinya pajak dibayar berdasarkan penetapan

kepala Daerah melalui penerbitan surat ketetapan pajak Daerah atau with holding

system yaitu menyatakan bahwa sistem pemungutan pajak untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang ditentukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh pejabat

Daerah.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsure-unsur:

1. Iuran dari rakyat kepada Negara, bahwa yang berhak memungut pajak

Hanyalah Negara dan iuran tersebut berupa uang (bukan barang)

2. Berdasakan undang-undang, pajak dipungut berdasarkan atau dengan

kekuatan undang undang serta aturan pelaksanaanya

3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari Negara yang secara

langsung dapat ditunjuk

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, lalu pengeluaran yang


(42)

B. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel

Pemungutan pajak hotel didasarkan pada undang undang Nomor 34 tahun

2000 tentang pajak Daerah dan retribusi Daerah, Keputusan Walikota Medan Nomor

9 tahun 2004, tentang pelaksanaan peraturan Daerah kota Medan Nomor 12 tahun

2003 tentang pajak Daerah kota Medan.

Undang- undang yang mengatur Ketentuan - ketentuan Pajak Hotel.

1. Undang–Undang No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang–

Undang No. 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan retribusi Daerah

2. Peraturan Pemerintah tentang pajak Daerah No. 65 Tahun 2001

3. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 43 Tahun 1999 tentang sistem dan

prosedur administrasi pajak Daerah, retribusi Daerah dan penerimaan

pendapatan lain–lain

4. Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2003 tentang pajak Daerah kota Medan

C. Objek Pajak Hotel 1 ) Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan

pembayaran di hotel. Yang dimaksud dengan pajak hotel antara lain

a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain gubuk

pariwisata (cottage), motel, wisma pariwisata, pesanggrahan (hostel) losmen


(43)

kos dengan jumlah kamar minimal 10 (sepuluh) atau lebih yang menyediakan

fasilitas seperti rumah penginapan

b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal

jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyaman antara

lain telepon, faksimil, teleks, foto copy, pelayanan cuci, setrika, taksi dan

pengangkutan lainnya, yang disediakan atau dikelola hotel

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel,

bukan untuk umum antara lain pusat kebugaran, pub, diskotik, yang

disediakan atau dikelola hotel :

d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

e. Penjualan makanan dan atau minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas

penyantapannya di hotel.

2. Dikecualiakan dari Objek Pajak hotel

a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen dan atau fasilitas tempat tinggal

lainnya baik bangunan, pekarangan dan managemennya yang tidak menyatu

dengan hotel.

b. Pelayanan tinggal di asrama, pondok asrama dan pondok pesantren.

c. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan

oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran.


(44)

e. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat

dimanfaatkan oleh umum.

D. Subjek Pajak hotel

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan di hotel.

E. Wajib Pajak Hotel

Yang di maksud wajib pajak hotel adalah Pengusaha Hotel

F. Dasar Pengenaan, Tarif, Cara Penghitungan Pajak Hotel 1) Dasar pengenaan Pajak Hotel

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan ke

pada hotel.

Jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel merupakan pembayaran dari

orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan di hotel.

Dari jumlah pembayaran ini subjek pajak harus membayar pajak sebesar 10 %

dari jumlah pembayaran tersebut. Kemudian pajak inilah yang harus dibayarkan oleh

wajib pajak hotel pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

2) Tarif Pajak Hotel


(45)

3) Cara Penghitungan Pajak Hotel

Besarnya Pokok Pajak Hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalihkan

tarif pajak.

Contoh : perhitungan pajak hotel

Seorang subjek pajak melakukan pembayaran atas pelayanan yang ia terima

kepada hotel sebesar Rp 8000.000,00. Maka pajak hotel yang harus dibayar

adalah sebagai berikut :

Pajak terutang = Tarif x Dasar Pegenaan pajak

= 10 % x 8000.000,00

Maka pajak hotel yang dibayar adalah Rp 800.000,00

G. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terhutang Pajak Hotel

Pada pajak hotel, masa pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama

dengan 1 bulan takwim. Dalam pengertian masa pajak bagian dari bulan di hitung

satu bulan penuh. Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim

Pajak yang terhutang merupakan pajak hotel yang harus dibayar oleh wajib

pajak pada suatu saat, dalam masa pajak atau dalam tahun pajak menurut ketentuan

peraturan Daerah tentang pajak hotel yang di tetapkan oleh pemerintah Daerah

setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat kegiatan pelayanan

hotel dilakukan, pajak hotel terhutang dalam masa pajak terjadi pada saat


(46)

H. Pendaftaran Dan Pendataan

1. Kegiatan Pendaftaran dan Pendataan untuk WP baru dengan cara penetapan

Kepala Daerah (Offical Assesment) terdiri dari

a. Pendaftaran terdiri dari :

1.Menyiapkan Formulir Pendaftaran WP :

2.Mengirimkan Formulir Pendaftaran kepada WP setelah dicatat dalam

Daftar Formulir Pendaftaran :

3.Menerima dan memeriksa kelengkapan formulir Pendaftaran WP yang telah

diisi oleh WP atau yang diberi kuasa.

a. Apabila pengisianya benar dan lampiranya lengkap, dalam daftar

formulir pendaftaran diberi tanda dan tanggal penerimaanya dan

selanjutnya dicatat dalam daftar induk WP, daftar WP per golongan,

serta dibuatkan kartu NPWPD

b. Apabila belum lengkap formulir pendaftaran dan lampirannya

dikembalikan kepada WP untuk melengkapi.

b. Pendataan terdiri dari :

1.Menyiapakan Formulir Pendataan (SPTPD)

2.Menyampaikan Formulir Pendataan (SPTPD) kepada WP setelah dicatat

dalam daftar (SPTPD) ;

3.Menerima dan memerikasa kelengkapan Formulir Pendataan (SPTPD) yang


(47)

a. Apabila pengisianya benar dan lampiranya lengkap dalam daftar

formulir pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan.

b. Apabila belum lengkap Formulir Pendataan (SPTPD) dan lampirannya

dikembalikan kepada WP untuk melengkapi

4. Mencatat data Pajak Daerah dalam kartu Data yang selanjutnya diserahkan

Kepada Unit kerja yang membidangi untuk proses Penetapan.

c. Formulir / kartu dan daftar yang dipergunakan adalah :

1. Formulir / kartu terdiri dari

a. Formulir Pendaftaran (DPD – 01) ;

b. Formulir SPTPD (DPD – 02) ;

c. Kartu Data (DPD – 04);

d. Kartu NPWPD (DPD – 05) ;

2. Daftar terdiri dari

a. Daftar Formulir Pendaftaran (BK – 01) ;

b. Daftar SPTPD (BK – 02) ;

c. Daftar Induk Wajib Pajak (BK – 04) ;


(48)

2. Kegiatan Pendaftaran dengan Cara Dibayar Sendiri (self Assessment) terdiri

dari :

a. Menyiapkan Formulir Pendaftaran ;

b. Menyerahkan Formulir Pendaftaran kepada Wajib pajak setelah dicatat dalam

Daftar Formulir Pendaftaran.

c. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran yang telah diisi

oleh Wajib Pajak dan atau yang diberi kuasa.

1. Apabila pengisiannya benar dan lengkap, dalam Formulir Pendaftaran

diberi tanda dan tanggal penerimaan selanjutnya dicatat dalam Daftar

Induk WP. Daftar WP per golong serta dibuatkan Kartu NPWPD.

2. Apabila belum lengkap formulir pendaftaran dan lampiran dikembalikan

kepada WP kepada WP untuk melengkapi.

d. Formulir / kartu dan daftar yang dipergunakan adalah ;

1. Formulir terdiri dari :

a. Formulir pendaftaran (DPD).

b. Kartu NPWD (DPD – 05).

2. Daftar terdiri dari :

a. Daftar Formulir Pendaftaran (BK – 01).

b. Daftar Induk WP (BK – 04).

c. Daftar WP per golongan (BK – 06).

3. Kegiatan Pendataan dengan Cara Penetapan Kepala Daerah untuk wajib pajak


(49)

a. Menyiapkan Formulir Pendataan (SPTPD) berdasarkan Daftar WP.

b. Menyerahkan Formulir Pendataan (SPTPD) kepada WP, setelah di dalam

Daftar (SPTPD).

c. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendataan yang telah WP

atau yang diberi kuasa.

1. Apabila pengisiannya benar dan lampirannya lengkap, dalam formulir

Pendataan diberi tanda dan tanggal penerimaan.

2. Apabila belum lengkap Formulir Pendataan (SPTPD) di kembalikan

kepada WP untuk melengkapi

d. Mencatat Data Pajak Daerah dalam kartu data untuk selanjutnya diserahkan

kepada unit kerja yang membidangi untuk proses penetapan

e. Formulir dan Daftar yang dipergunakan adalah ;

1. Formulir terdiri dari :

a. Formulir SPTPD (DPD – 02)

b. Kartu Data (DPD – 04)

2. Daftar SPTPD (BK – 02)

4. Kegiatan Pendataan dengan cara Dibayar Sendiri (self Assesment)untuk wajib

pajak yang sudah memiliki NPWPD terdiri dari ;

a. Menyerahkan formulir Pendataan (SPTPD)

b. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendataan (SPTPD)


(50)

1. Apabila pengisiannya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar

SPTPD diberikan tanda dan tanggal penerimaan.

2. Apabila belum lengkap, SPTPD dikembalikan kepada WP untuk

melengkapi.

c. Mencatat Data Pajak Daerah dalam kartu data dan ke dalam daftar SPTPD

WP sef Assesment :

d. Formulir dan Daftar yang dipergunakan adalah

1. Formulir terdiri dari :

a. Formulir SPTPD (DPD – 02) ;

b. Kartu Data (DPD – 04);

2. Daftar terdiri dari :

a. Daftar SPTPD (BK – 02) ;

b. Daftar SPTPD WP Self Assesment (BK – 03).

I. Keberatan Dan Banding Menurut Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan sesuai Dengan surat Keputusan Walikota Medan Nomor : 9 Tahun 2004.

Pasal 60 a. Keberatan

1. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada kepala Daerah atau

pejabat yang sesuai dengan Peraturan Daerah kota Medan No. 09 tahun


(51)

a. Surat ketetapan pajak Daerah

b. Surat ketetapan pajak Daerah kurang bayar

c. Surat ketetapan pajak Daerah kurang bayar tambahan

d. Surat ketetapan pajak Daerah lebih bayar

e. Surat ketetapan pajak Daerah nihil

f. pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan peraturan

perundang – undangan perpajakan Daerah yang berlaku

2. Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus di

sampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga)

bulan sejak tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan SKPN

diterima oleh wajib pajak, kecuali apabila wajib pajak dapat menunjukkan

bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar

kekuasaannya ;

3. Kepala Daerah atau pejabat dalam jangka waktu paling lama 12 (dua

belas) bulan sejak tanggal surat permohonan keberatan sebagaimana

dimaksud pada ayat 2 diterima, sudah memberika keputusan.

4. Apabila setelah lewat waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) Kepala Daerah atau Pejabat tidak memberikan keputusan,

permohonan keberatan dianggap dikabulkan.

5. Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini tidak


(52)

b. Banding

Pasal 61

1. Wajib Pajak dapat mengajukan banding Kepada Badan Penyelesaian

Sengketa pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya

keptusan keberatan ;

2. Pengajuan banding sebagimana dimaksud pada ayat (1) tidak menunda

kewajiban membayar pajak.

Pasal 62

Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 atau

banding sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 dikabulkan sebagian atas

seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan

bunga sebesar 2 % sebulan untuk paling lama 24 bulan.

K. Cara Penyelesaian Keberatan dan Banding

1. Penyelesaian keberatan.

a. Menerima Surat Permohonan keberatan dari WP

1. Menerima Surat Permohonan keberatan dari WP.

2. Meneliti kelengkapan permohonan keberatan WP, setelah dilakukan

penelitian kembali dan bila perlu dilakukan pemeriksaan, dibuat


(53)

3. Penyampaian Laporan Hasil Penelitian kepada kadipenda untuk diteliti

dan dipertimbangkan apakah permohonan keberatan dapat diterima

atau ditolak.

4. Menyampaikan berkas keberatan WP disertai pertimbangan kadipenda

kepada kepala Daerah untuk pembuatan keputusan, baik penerimaan

atau penolakan terhadap keberatan yang diajukan oleh WP tersebut.

5. Pembuatan Surat keputusan yang ditandai tangani oleh Kepala Daerah

atau pejabat yang ditunjuk,berupa menerima seluruhnya atau

sebagian,menolak atau menambah pajak terutang.

6. Penyerahan Surat keputusan kepada WP.

2. Penyelesaian Keberatan.

a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari

1. Menerima Surat Permohonan Keberatan dari WP.

2. Meneliti kelengkapan permohonan keberatan WP, setelah dilakukan

penelitian kembali dan bila perlu dilakukan pemeriksaan dibuat

Laporan Hasil penelitian.

3. Penyampaian Laporan Hail Penelitian kepada kepala Dinas/ UKT dan

dipertimbangkan apakah permohonan keberatan dapat diterima atau

ditolak.

4. Menyampaikan berkas keberatan WP disertai pertimbangan


(54)

penerimaan atau penolakan terhadap keberatan yang diajukan oleh WP

tersebut.

5. Pembuatan Surat keputusan yang ditanda tangani oleh kepala Daerah

atas permohonan keberatan, berupa surat keputusan Penolakan

keberatan, apabila permohonan ditolak dan surat keputusan keberatan

apabila permohonan diterima.


(55)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Pengawasan Pemungutan Pajak Hotel Guna Meningkatkan (PAD) Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.

Indonesia sedang berada ditengah masa transformasi dalam hubungan antara

pemerintah pusat,provinsi dan kabupaten/ kota di dalam Undang undang No. 22 tahun

1999, tentang pemerintah Daerah telah dibuka saluran air baru (kran) bagi pemerintah

Daerah provinsi dan kabupaten untuk menggambil tanggung jawab, yang lebih besar

dalam pelayanan umum kepada masyarakat setempat untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri.

Yang dimaksud otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang undangan.dan

tujuan yang hendak dicapai dalam penyerahan urusan ini adalah antara lain,

menumbuh kembangkan Daerah dalam berbagai bidang untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat, menumbuhkan kemandirian Daerah dalam

meningkatkan daya saing Daerah dalam proses pertumbuhan yang dana

pembangunanya berasal dari PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang bersumber dari

penerimaan pajak Daerah. Khususnya dari penerimaan pajak hotel yang disampaikan

oleh wajib pajak ke pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, cepat


(56)

Daerah tersebut.yang nantinya yang dapat dituangkan dalam penyusunan dan

pelaksanaan APBD Daerah tersebut

Pembangunan Daerah sebagai bagian integral dari pembagunan nasional

dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi Daerah dan pengaturan sumber daya

nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan kinerja

Daerah untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat menuju masyarakat madani

yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan masyarakat. Sebagai Daerah otonom, Daerah yang mempunyai

kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat

berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan pertanggung

jawaban kepada masyrakat.

Kini pemerintah Daerah kota Medan melalui Keputusan Walikota Medan No.

09 tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No. 12 tahun

2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan. telah banyak melakukan perubahan terhadap

peraturan Daerah yang baru yang dapat diharapkan dapat memperkuat posisi PAD

(Pendapatan Asli Daerah) untuk menujang pembangunan Daerah dari sektor pajak

Daerah tersebut yang banyak berpedoman ke pada Dinas Pendapatan Daerah Kota


(57)

B. Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Hotel Pada kantor Dinas P endapatan Daerah Kota Medan.

a. Pembayaran Pajak Hotel melalui Kas Daerah terdiri dari ;

1. Pembayaran pajak dilakukan di kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk

oleh Kepala Daerah sesuai waktu yang telah ditentukan dalam SPTPD, SKPD,

SKPDKB, SKPDKBT,dan STPD

2. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil

penerimaan pajak harus disetor ke kas Daerah selambat – lambatnya 1 x 24

jam atau dalam waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Daerah.

3. Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dan 2 dilakukan

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD).

4. Waktu pembayaran berdasarkan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan

STPD yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

5. Pembayaran Pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.

6. Kepala Daerah dapat melakukan pemberian persetujuan kepada wajib pajak

untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

7. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara berturut – turut dengan

dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang

belum atau kurang bayar.

8. Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk


(58)

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dengan dikenakan bunga 2 %

(dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

9. Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara

pembayaran angsuran dan penundaan ditetapkan oleh Kepala Daerah.

10. Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti dan pembayaran dicatat dalam

buku penerimaan.

11. Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan, pajak

ditetapkan oleh kepala Daerah.

b. Penyetoran Pajak Hotel melalui Kas Daerah terdiri dari :

1. Kas Daerah menerima Uang dari WP disertai dengan media Surat ketetapan

dan media penyetoran SSPD dan Bukti Setoran Bank ;

2. Selanjutnya setelah SSPD ditanda tangani dan dicap oleh Pejabat Kas Daerah,

maka lembar pertama dari SSPD dan bukti Setoran Bank diserahkan kembali

WP

3. 2 (dua) lembar tindakan SSPD dikirim oleh Kas Daerah ke BKP Dipenda

yang dilampiri Bukti Setoran Bank ;

4. BKP, setelah menerima media penyetoran yang telah dicap oleh kas Daerah

dicatat dan dijumlahkan dalam Buku Pembantu Penerimaan Sejenis melalui

Kas Daerah dan selanjutnya dibukukan dalam Buku Kas Umum ;

5. BKP secara periodical (bulanan) membuat Laporan Realisasi Penerimaan dan


(59)

6. Mendistribusikan :

1. Lembar SSPD yang telah ditanda tangani/dicap kas Daerah kepada unit

kerja Pembukuan dan pelaporan ;

2. Lembar Buku Pembantu Penerimaan Sejenis kepada Unit Kerja

Pembukuan dan Pelaporan, Unit kerja Penagihan serta Unit Kerja

Pendataan ;

3. Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran Uang kepada Kepala

Daerah, Kadipenda Unit kerja perencanaan dan pengendalian operasional

7. Formulir dan Buku yang dipergunakan adalah ;

1. Formulir terdiri dari ;

a. SSPD (DPD – 12)

b. Laporan Realisasi Penerimaan dan Penyetoran Uang (DPD – 14)

2. Buku terdiri dari ;

a. Buku Pembantu Penerimaan Sejenis (BK – 10)


(60)

C. Mekanisme Pengawasan Pemungutan Pajak Hotel Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

1. Mengadakan Pemeriksaan dengan cara Self Assesment di mana wajib pajak

menghitung sendiri dan melaporkan besarnya pajaknya, dan berlaku sampai

diterbitkanya Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) dan pemeriksaan dilakukan

secara periodik atau berskala selama 3 bulan sekali, Mis : Januari, Februari,

Maret, dari pemeriksaan itu dilakukan pengawasan berapa besarnya pajak

yang dilapor ke kantor Dinas Pendapatan Daerah kota medan, yang dapat

dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan dari hasil

pemeriksaan tersebut dapat dilihat berapa besarnya pajak yang disetor ke

kantor Dinas Pendapatan Daerah dan apabila ada selisih kurang bayar yang

dilaporkan ke DISPENDA maka akan diterbitkan ( SKPKB) 7 hari setelah

pembayaran pajak dilakukan oleh wajib pajak. LHP itu juga ada pada pihak

DISPENDA selaku pemeriksa dan bagi wajib pajak sebagai yang diperiksa.

2. Mengadakan Pengawasan dengan cara Offical Assesment dimana Petugas

Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan hanya melakukan

pemantauan 3 bulan sekali melihat langsung omzet yang akan diperiksa, jika

omzetnya bertambah maka target penerimaan pajaknya juga bertambah maka

akan dilaporkan ke kantor Dinas Pendapatan Daerah maka penerimaan pajak

dari objek tersebut akan ditambahakan sesuai Dengan Peraturan Daerah Kota


(61)

D. Target Realisai Pajak Hotel Tahun 2007

Jumlah Wajib Pajak hotel Tahun 2007

Kode Rekening Uraian Jumlah WP Hotel

4.1.1.01.02 Hotel Bintang 5 1

4.1.1.01.03 Hotel Bintang 4 4

4.1.1.01.04 Hotel Bintang 3 8

4.1.1.01.05 Hotel Bintang 2 1

4.1.1.01.06 Hotel Bintang 1 14

4.1.1.01.07 Hotel Melati 3 18

4.1.1.01.08 Hotel Melati 2 20

4.1.1.01.09 Hotel Melati 1 90 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2007

Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa di Kota Medan terdapat

156 wajib pajak hotel. Hal ini menunjukkan bahwa kota medan merupakan salah

satu kota metropolitan. Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa pajak hotel

merupakan primadona Pajak Daerah Kota Medan, hal ini sangat berpengaruh

terhadap Pendapatan Asli Daerah( PAD) yang bisa digunakan sebagai pemasukan

untuk menambah APBD Daerah kota Medan. Yang nantinya digunakan dalam

pembangunan Daerah jika diperhatikan potensi pajak hotel sangat besar


(62)

Untuk mengetahui penetapan target dan realisasi pajak hotel tahun 2007 dapat

kita lihat pada tabel dibawah ini :

Penetapan target dan Realisasi Pajak Hotel Tahun 2007

Kode rekening Uraian ayat Target Realisasi S.D % 4.1.1.01 Pajak hotel

4.1.1.01.02 Hotel Bintang 5 3.600.000.000 3. 618. 778. 017 100,52% 4.1.1.01.03 Hotel Bintang 4 5.651.100.000 6. 463. 552. 453 114,38% 4.1.1.01.04 Hotel Bintang 3 6.230.047.000 5. 619.794. 311 90,20% 4.1.1.01.05 Hotel Bintang 2 293.945.000 354. 085.560 120,46% 4.1.1.01.06 Hotel Bintang 1 1.518.842.000 1. 481. 142. 716 97,52% 4.1.1.01.07 Hotel Melati 3 728.882.000 689.722. 826 94,63% 4.1.1.01.08 Hotel Melati 2 279.455.000 266. 669. 003 95,42% 4.1.1.01.09 Hotel Melati 1 251.229.000 222. 588. 640 88,60%

Jumlah 18.553.500.000 18.716.303.526 100,08%

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 2007

Jika kita melihat tabel diatas dimana terdapat realisasi penerimaan pajak hotel

untuk tahun 2007 adalah Rp 18. 716.303.526 Sementara target yang ditetapkan oleh

Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebesar 18.553.500.000, ini berarti

penerimaan pajak hotel sudah mencapai target bahkan sudah melebihi target yang

ditetapkan atau (over target) sebesar Rp 162.803.526 atau sekitar 100,08% berarti


(63)

pencapaian yang sangat bagus bagi kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan.dan disini dapat kita lihat bahwa pemerintah Daerah kota medan didalam

memungut pajak hotel telah menunjukkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya

dalam pencapaian target pajak Daerah khususnya pajak hotel, berarti tingkat

penginapan setiap hotel yang ada dikota medan mengalami peningkatan setiap

tahunya , ini berarti bahwa minat pengunjung dari setiap kota bahkan provinsi dan

juga touris mancanegara yang menginap dihotel mengalami peningkatan mungkin

disebabkan oleh karena banyaknya tempat wisata yang ada di kota Sumatara Utara.

Dengan adanya sumber masukan ke kas Daerah kota medan dari Sumber Pendapatan

Asli Daerah (PAD) maka bisa dipergunakan untuk pembangunan Daerah yang

nantinya diagendakan dalam APBD kota Medan yang tujuan utamanya Pembangunan

sarana penunjang bagi masyarakat supaya bisa meningkatkan kualitas masyarakat

yang adil dan makmur dari sektor Pendapatan Asli Daerah sendiri khususnya dari

sektor Pajak hotel. Meningkatnya Penerimaan pajak hotel tidak terlepas dari

kesadaran yang tinggi dari wajib pajak disebabkan karena wajib pajak tersebut

berpendidikan tinggi dan juga tingginya pengetahuanya tentang pajak dengan kata

lain si wajib pajak mengetahui secara jelas untuk apa sebenarnya pajak tersebut

digunakan oleh Pemerintah Daerah.

Tetapi jika kita melihat pada tabel diatas dan menganalisa setiap jenis hotel

mulai dari hotel bintang 5, bintang 4, bintang 3, bintang 2, bintang 1, melati 3, melati

2, sampai dengan hotel melati 1, tidak semua memenuhi target, seperti pada hotel


(64)

sehingga persentasinya 90.20% yang berarti tidak mencapai target, Namun hal ini

dapat ditutupi oleh Hotel bintang 5 dan bintang 4, dimana hotel bintang 5

penerimaanya sebesar Rp 3.618.778.017 persentasenya 100,52% kemudian hotel

bintang 4 penerimaanya sebesar Rp 6.463.522.453 persentasenya 114,38%. Akan

tetapi pada hotel bintang 1, hotel melati 3, hotel melati 2, hotel melati 1, belum

mencapai target yang ditetapkan oleh kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Masalah - Masalah yang Dihadapi Dalam Pemungutan Pajak Hotel sehingga

ada beberapa jenis hotel yang belum mencapai target.

1. Wajib Pajak belum melaksanakan pembayaran sesuai dengan dengan (SKPD)

Surat Ketetapan Pajak Daerah yang diterbitkan karena (menunggak

pembayaran pajak).

2. Pembayaran yang dilakukan oleh WP tidak sesuai dengan nilai yang

tercantum dalam (SKPD).

3. Banyak WP yang sudah menutup usahanya disebabkan karena kurangnya

minat orang Dan juga disebabkan daya saing dari WP lain karena kurangnya

promosi atas usaha yang dimiliki oleh WP.

4. Masih banyak WP yang belum menyampaikan (SPTPD)

5. Wajib pajak belum sepenuhnya melaporkan dan membayar pajak sesuai

dengan yang diterima dari subjek pajak.

6. Masih terdapat wajib pajak yang belum membayar pajak sesuai yang


(65)

E. Upaya – Upaya yang Dilakukan Pemerintah Daerah Kota Medan Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel

Agar penerimaan pajak Hotel selalu mencapai target yang ditentukan,maka

diperlukanlah upaya–upaya demi peningkatan penerimaan pajak hotel tersebut antara

lain

1. Melaksanakan pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak,

dengan melakukan pengawasan terhadap wajib pajak yang mempunyai usaha

didalam pengelolaan hotel.

2. Melaksanakan upaya Pendekatan secara Persuasif kepada wajib pajak yang

melaksanakan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum

dalam SKPD.

3. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat bekerja

optimal melalui rapat evalusi.

4. Menyampaikan surat teguran kepada wajib pajak yang belum menyampaikan

SPTPD.

5. Mengembalikan SPTPD yang belum sepenuhnya menggambarkan potensi/

omzet yang sebenarnya.

6. Melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak yang belum

menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan.

7. Melakukan penyuluhan terhadap setiap Daerah, supaya masyarakat bisa sadar

membayar pajak .


(66)

9. Menghimbau Kepada semua pemilik hotel agar memberikan pelayanan

terbaik bagi pegunjung dan juaga melakukan Promosi baik melalui media

cetak dan eloktronik ataupun dari Papan iklan atau spanduk.

Dengan adanya upaya - upaya yang dibuat oleh kantor Dinas Pendapatan Daerah

Kota Medan. mungkin penerimaan pajak hotel untuk tahun berikutnya akan menjadi

bertambah atau meningkat dari sektor pajak hotel, yang bisa nantinya digunakan

Pemerintah Kota Medan untuk pembangunan kepentingan Daerah Kota Medan,

Apabila target penerimaan Pajak hotel setiap tahunnya tercapai ini merupakan

kebanggan tersendiri bagi masyarakat khususnya DISPENDA Kota Medan karena

merupakan Tulang punggung Pemerintah Daerah untuk melaksanakan Pemungutan

Pajak Daerah, Untuk itu seluruh wajib pajak harus sadar akan pentingnya membayar

Pajak Daerah untuk Pembangunan Daerah Kota Medan karena Pajak itu dipungut

berdasarkan Prinsip Demokrasi yang artinya Dari rakyat, Oleh rakyat, dan Untuk


(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari uraian masalah yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang

diperoleh dari Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pajak hotel adalah pelayanan yang telah disediakan dengan pembayaran

dihotel dengan tarif yang digunakan 10% dari pengenaan pajaknya

2. Perhitugan Pajak hotel dapat dilakukan oleh wajib pajak dengan 3 cara yaitu

a. dengan cara self assessment system yaitu pajak dibayar sendiri oleh wajib

pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD

b. official assessment system yang artinya pajak dibayar berdasarkan

penetapan kepala Daerah melalui penerbitan surat ketetapan pajak Daerah

c. with holding system yaitu menyatakan bahwa sistem pemungutan pajak

untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ditentukan oleh pihak

ketiga yang ditunjuk oleh pejabat Daerah.

3. Mekanisme Pemungutanya mempercayakan sepenuhnya kepada si wajib

pajak untuk melaporkan hasil penjualan kotornya, dan kemudian Petugas

Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan mengadakan pengawasan atas

kebenaran pelaporan wajib pajak, menghitung, menagih, menyetor ke kas


(68)

4. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan merupakan unsur pelaksana

Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kewenangan Walikota Medan

dibidang pengelolaan dan Pendapatan Daerah.

B. Saran

Saran penulis untuk meningkatkan penerimaan pajak hotel :

1. Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah harus menjungjung tinggi azas

keadilan.Ciptakanlah aparat pajak atau instansi pemerintah yang terkait yang

bebas dari KKN.

2. Kepada seluruh masyarakat atau wajib pajak ditumbuh kembangkanlah

budaya sadar dan peduli pajak demi pembangunan Daerah yang maju dan

berkembang dan mempunyai kualitas yang tinggi bagi masyarakatnya.

3. Petugas Pemungut pajak seharusnya melakukan penyuluhan kepada setiap

Daerah dan mensosialisasikan pentingnya membayar pajak bisa juga dengan

cara, membuat spanduk, membuat iklan baik dari media cetak maupun media

eloktronik.

4. bagi wajib pajak yang mempunyai usaha hotel harus melakukan promosi

besar-besaran dan juga memberikan pelayanan yang nyaman bagi subjek


(69)

PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS PENDAPATAN DAERAH

JL. Raden Saleh No. 2 Medan : Telp.4517556/4539802

SPTPD

(SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH) PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

Kepada Yth. :

__________________

N. P. W. P __________________

Di _______________

PERHATIAN :

1. Harap diisi dalam rangkap dua (dua) ditulis dengan huruf CETAK 2. Beri nomor pada kotank yang tersedia untuk jawaban yang diberikan

3. Setelah diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali kepadaDinas Pendapatan Daerah Tingkat ... paling lambat pada tanggal ... (Official

Assesment)

Dan tanggal 20 bulan berikutnya (Self Assesment)

4. Keterlambatan Penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan secara Jabatan

Untuk WP yang berdasarkan Official Assesment dan Denda untuk WP yang berdasarkan Self Assesment.

A. DIISI OLEH PENGUSAHA HOTEL

1. Golongan Hotel 01 Bintang lima 06 Melati tiga 02 Bintang empat 07 Melati dua 03 Bintang tiga 08 Melati satu 04 Bintang dua 09 Ekonomi 05 Bintang satu 10 Lainnya : ... 2. Tarif jumlah kamar hotel :

3. Menggunakan Kas Register 1. Ya 2. Tidak

4. Mengadakan Pembukuan / pencatatan 1. Ya 2. Tidak

NO Golongan Kamar Tarif (Rp.) Jumlah Kamar 1

2 3

B. DIISI OLEH PENGUSAHA HOTEL SELF ASSESMENT

1. Jumlah Pembayaran dan Pajak Terhutang untuk Masa Pajak sebelumnya (akumulasi dari awal Masa Pajak dalam Tahun Pajak Tertentu ) :

a. Masa Pajak : Tgl ……… s/d Tgl ………. b. Dasar Pengenaan (jumlah pembayaran

yang diterima) : Rp. ... c. Tarif Pajak (sesuai dengan Perda) : ... d. Pajak Terhutang (b x c ) : Rp ...

2. Jumlah Pembayaran dan Pajak Terhutang untuk Masa Pajak sekarang (lampirkan Foto kopy

No. SPTDP : ________________ Masa Pajak : ________________ Tahun Pajak : ________________


(70)

dokumen) :

a. Masa Pajak : Tgl ……… s/d Tgl ………. b. Dasar Pengenaan (jumlah pembayaran

yang diterima) : Rp. ... c. Tarif Pajak (sesuai dengan Perda) : ... d. Pajak Terhutang (b x c ) : Rp ...

PEMERINTAH _______________ Nomor Formulir DAERAH TINGKAT___________

DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN JL.

FORMULIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK/RETRIBUSI BADAN

Kepada Yth.

... ...

Di ...

PERHATIAN :

1. Harap diisi dalam rangkap dua (2) ditulis dengan huruf CETAK

2. Beri tanda V pada kotak yang tersedia untuk jawaban yang diberikan

3. Setelah formulir Pendaftaran ini diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali kepada Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II. JL ...

langsung atau dikirim melalui Pos paling lambat tanggal ... DIISI OLEH SELURUH WAJIB PAJAK BADAN 1. Nama Badan / Merk Usaha :

2. Alamat (Photo kopy Surat Keterangan domisili dilampirkan) - Jalan / No. :

- Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten / Kotamadya : - Nomor Telepon : - Kode Pos :

3. Surat Izin yang dimiliki (Photo kopy Surat Izin harap dilampirkan) - Surat Izin Tempat Usaha : No ... Tgl ... - Surat Izin ... No ... Tgl ... - Surat Izin ... No ... Tgl ... - Surat Izin ... No ... Tgl ... 4. Bidang Usaha (Harap diisi sesuai dengan bidang usahanya)

Biro Reklame

Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Hiburan


(1)

PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS PENDAPATAN DAERAH

JL. Raden Saleh No. 2 Medan : Telp.4517556/4539802 SPTPD

(SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH) PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

Kepada Yth. :

__________________ N. P. W. P __________________

Di _______________

PERHATIAN :

1. Harap diisi dalam rangkap dua (dua) ditulis dengan huruf CETAK 2. Beri nomor pada kotank yang tersedia untuk jawaban yang diberikan

3.

Setelah diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali kepadaDinas Pendapatan Daerah Tingkat ... paling lambat pada tanggal ... (Official

Assesment)

Dan tanggal 20 bulan berikutnya (Self Assesment)

4.

Keterlambatan Penyerahan dari tanggal tersebut di atas akan dilakukan Penetapan secara Jabatan

Untuk WP yang berdasarkan Official Assesment dan Denda untuk WP yang berdasarkan Self Assesment.

A. DIISI OLEH PENGUSAHA HOTEL

1.

Golongan Hotel 01 Bintang lima 06 Melati tiga 02 Bintang empat 07 Melati dua 03 Bintang tiga 08 Melati satu 04 Bintang dua 09 Ekonomi 05 Bintang satu 10 Lainnya : ... 2. Tarif jumlah kamar hotel :

3. Menggunakan Kas Register 1. Ya 2. Tidak

4. Mengadakan Pembukuan / pencatatan 1. Ya 2. Tidak

NO Golongan Kamar Tarif (Rp.) Jumlah Kamar 1

2 3

B. DIISI OLEH PENGUSAHA HOTEL SELF ASSESMENT

1. Jumlah Pembayaran dan Pajak Terhutang untuk Masa Pajak sebelumnya (akumulasi dari awal Masa Pajak dalam Tahun Pajak Tertentu ) :

a. Masa Pajak : Tgl ……… s/d Tgl ………. b. Dasar Pengenaan (jumlah pembayaran

yang diterima) : Rp. ... c. Tarif Pajak (sesuai dengan Perda) : ... d. Pajak Terhutang (b x c ) : Rp ...

2. Jumlah Pembayaran dan Pajak Terhutang untuk Masa Pajak sekarang (lampirkan Foto kopy

No. SPTDP : ________________ Masa Pajak : ________________ Tahun Pajak : ________________


(2)

a. Masa Pajak : Tgl ……… s/d Tgl ………. b. Dasar Pengenaan (jumlah pembayaran

yang diterima) : Rp. ... c. Tarif Pajak (sesuai dengan Perda) : ... d. Pajak Terhutang (b x c ) : Rp ...

PEMERINTAH _______________ Nomor Formulir DAERAH TINGKAT___________

DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN JL.

FORMULIR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK/RETRIBUSI BADAN

Kepada Yth.

... ...

Di ...

PERHATIAN :

1. Harap diisi dalam rangkap dua (2) ditulis dengan huruf CETAK

2. Beri tanda V pada kotak yang tersedia untuk jawaban yang diberikan

3. Setelah formulir Pendaftaran ini diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali kepada Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II. JL ...

langsung atau dikirim melalui Pos paling lambat tanggal ... DIISI OLEH SELURUH WAJIB PAJAK BADAN 1. Nama Badan / Merk Usaha :

2. Alamat (Photo kopy Surat Keterangan domisili dilampirkan) - Jalan / No. :

- Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten / Kotamadya : - Nomor Telepon : - Kode Pos :

3. Surat Izin yang dimiliki (Photo kopy Surat Izin harap dilampirkan) - Surat Izin Tempat Usaha : No ... Tgl ... - Surat Izin ... No ... Tgl ... - Surat Izin ... No ... Tgl ... - Surat Izin ... No ... Tgl ... 4. Bidang Usaha (Harap diisi sesuai dengan bidang usahanya)

Biro Reklame

Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Hiburan


(3)

Restoran

Lainnya yang tidak termasuk bidang tersebut di atas yaitu :

KETERANGAN PEMILIK ATAU PENGELOLA 5. Nama Pemilik/Pengeloala :

6. Jabatan : 7. Alamat Tempat Tinggal

- Jalan / No. : - RT/RW/RK : - Kelurahan : - Kecamatan : - Kabupaten / Kotamadya : - Nomor Telepon : - Kode Pos : 8. Kewajiban Pajak / Retribusi

Pajak Hotel dan Restoran Retrubusi Kebersihan

Pajak Hiburan Retrubusi Pasar Grosir dan Pertokoan

Pajak Reklame Retrubusi Pasar

Pajak Penerangan Jalan Retrubusi ………..

Pajak Galian C Retrubusi ………..

Pajak Air Bawah / Atau Tanah Retrubusi …………

……….20………

Nama Jelas : Tanda Tangan :

DIISI OLEH PETUGAS PENERIMA DIISI OLEH PETUGAS PENCATAT DATA Diterima tanggal : NPWPD yang diberikan :

Nama Jelas / NIP Tanda Tangan

NPWRD yang diberikan :

Nama Jelas / NIP :

Tanda Tangan


(4)

---

No. Formulir : ... TANDA TERIMA

Nama : ... Alamat : ...

... Tahun ...

Yang Menerima

(...) MODEL : DPD – 01 B

KARTU DATA

PAJAK HOTEL DAN RESTORAN Tahun Pajak : ...

N. P. W. P

1. Nama Badan :

2. Alamat : 3. Nama Pemilik : 4. Alamat : A. Objek Hotel

A.1. Golongan 01 Bintang lima 05 Bintang satu 09 Ekonomi 02 Bintang empat 06 Melati Tiga 10 Lainnya ...

03 Bintang tiga 07 Melati Dua 04 Bintang dua 08 Melati Satu

B. Objek Restoran

C. Diisi untuk Objek Hotel dan Restoran 1. Ya 2. Tidak 1. Menggunakan Kas Register

2. Menggunakan Pembukuan / Pencatatan 1. Ya 2. Tidak . 3. Jumlah pembayaran dan setoran yang dilakukan

No. Tanggal Masa Jumlah Pembayaran (Rp) Setoran No. Golongan Kamar Tarif (Rp) Jumlah Kamar


(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Mengetahui. Dibuat Oleh :

Ka. ... Pendaftaran dan Pendataan : a. ... Pendataan

( ...) (...)

NIP. NIP.

MODEL DPD – 04 A

PEMERINTAH _______________ DAERAH TINGKAT___________ DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN JL._________________________ ______________Telp _________

SSPD

(SURAT SETORAN PAJAK

DAERAH)

Tahun ...

Nama :

Alamat : NPWPD :

Menyetorkan berdarkan : SKPD STPD Lain – lain

SKPDT SPTPD

SKPDKB SK Pembetulan

SKPDKBT SK Keberatan

: Masa Pajak : ... Tahun : ... No. Urut : ...


(6)

Jumlah Setoran Pajak

Dengan Huruf

Ruang untuk Teraan Kas. Register/ Tanda Tangan

Petugas Penerima

Diterima Oleh : Petugas Tempat Pembayaran Tanggal :

Tanda Tangan : Nama Terang :

... Tahun ... Penyetor

(...)

Beri tanda V pada kotak sesuai dengan ketetapan yang dimiliki MODEL : DPD – 12