1
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Allah  SWT  mengkaruniakan  kepada  manusia  bermacam-macam  potensi dan  kemampuan  yang  dengan  potensi  dan  kemampuannya  itu  manusia  dituntut
taklif supaya mampu menjalankan tugas kemanusiaannya, baik sebagai  individu maupun  sebagai  anggota  masyarakat.  Kemampuan  dasar  yang  dimilikinya  itu
adalah  kemampuan  untuk  berpikir  serta  membedakan  mana  yang  baik  dan  mana yang  buruk.  Kemampuan  memilihini  erat  kaitannya  dengan  kemampuan
mengendalikan  diri,sehingga  nantinya  dapat  bermanfaat  bagi  dirinya  dalam memilih mana yang baik dan buruk tersebut.
Untuk  dapat  mengendalikan  diri,manusia  memerlukan  arahan  dan bimbingan  serta  keilmuan  yang  memadai, sebab walau  bagaimanapun  hasrat  dan
tujuan  manusia  tidak  selamanya  tertuju  pada  hal  yang  baik.  Salah  satu  potensi yang  juga  dimiliki  manusia  yang  membawanya  kepada  perbuatan  buruk  adalah
nafsu.Potensi  inilah  yang menurut para ulama merupakan  hasrat  yang  kuat untuk mencapai keinginan yang tiada batasnya. Dorongan nafsu ini mampu menjatuhkan
manusia  kedalam  jurang  kehinaan  dan  merendahkanmartabat  manusia  lebih rendah dari pada binatang.
1
Dengan  demikian,  dorongan  nafsuyang  kuat  ini  apabila  tidak dikendalikan  dan  diimbangi  oleh  keteguhan  iman  serta  peran  akal  dalam
mempertimbangkan  dan  memilih  akibatnya,  maka  akan  membuat  manusia
1
Yusuf  Madani,  Pendidikan  Seks  Untuk  Anak  Dalam  Islam,  Jakarta:  Rieneka  Cipta, 2003, h. 43.
mengalami  kehancuran dan penyesalan  selama  hidupnya. Diantara doronganyang dimaksud  adalah  dorongan  nafsu  seks,  yang  sering  kali  jadi  masalah  bagi
manusia,  bukan  hanya  berakibat  buruk  bagi  dirinya  tetapi  juga  membawa  akses dan dampak sosial.Akibat yang ditimbulkannya akan berpengaruh secara luas bagi
institusi-institusi kehidupan yang lain,keluarga dan masyarakat. Secara spesifik dorongan seks ini akan sangat mempengaruhi mental para
remaja  yang  sedang  dalam  masa  pertumbuhan,  karena  masa  remaja  adalah  masa dimana  nafsu  seksual  menjadi  awal  yang  dominan  yang  mulai  tumbuh  dalam
kehidupan  remaja,  sehingga  pengendalian  awal  akan  menjadi  dasar  keberhasilan mengarahkan dorongan ini.  Jika dorongan ini sejak awal sudah diarahkan kepada
yang positif,maka akan baik pula pertumbuhannya di masa selanjutnya,begitu juga sebaliknya.
Seks  bagi  sebagian  orang  sangat  menjijikan,membicarakannya merupakan  hal  yang  tabu,  apalagi  dikaitkan  dengan  anak-anak.  Dalam  hal  ini
anggapan orang tentang seks kurang Objektif, karena hanya melihat dari sisi etika saja,  tanpa  memandang  jauh  akibat  yang  ditimbulkan  jika  pengetahuan  seks  di
salah  artikan  oleh  pihak-pihak  yang  tidak  bertanggung  jawab,  terutama  apabila yang  menjadi  objek  sasarannya  adalah  anak-anak  dan  remaja.  Yang  menjadi
pertanyaan adalah “apakah hakikat seks itu buruk?”, tentu saja tidak, sebab naluri seksual  adalah  sunatullah  yang  kuat  dan  amat  penting  bagi  keberlangsungan
eksistensi umat manusia.
2
Setiapmanusia  memiliki  kekhasannya  sendiri.  Itulah  sebabnya  ia memerlukan  perlakuan  khusus  sesuai  dengan  pertumbuhan  dan  perkembangan
2
Muhammad Rafa’at, Asrar al-Hayatal-zawjiyya,h.105
usia,  begitupun  dengan  proses  pendidikan.  Ada  jenjang  dan  kelas  yang  perlu dibuat  untuk  lebih  memfokuskan  pengetahuan  yang  harus  disampaikan  sehingga
mudah dipahami. Remaja merupakan masa yang paling kritis dan rentan terhadap persoalan  seks.  Hal  ini  tidak  saja  disebabkan  oleh  banyaknya  informasi  yang
dapat  di  akses  secar  bebas,khususnya  menyangkut  free  seks  atau  prilaku pornografi  lainnya,  akan  tetapi  secara  biologis  ada  pertumbuhan  didalam  diri
remaja  itu  sendiri  yang  merangsang  dan  mendorongnya  untuk  menyaluran kebutuhan seksualnya.
3
Oleh  sebab  itu,  seseorang  pada  usia  kanak-kanak  layak  mendapatkan pendidikan  seks,  agar  ia  tidak  merasa  bingung  dan  tersesat  ketika  menghadapi
perubahan-perubahan  yang  terjadi  pada  dirinya,  baik  perubahan  fisik  maupun kejiwaan.  Pada  dasarnya  pendidikan  seks  yang  diberikan  harus  sesuai  dengan
tingkatan  umur  dan  intelegensi  anakdan  terus  ditingkatkan  seiring  dengan berjalannya waktu menuju kedewasaan.
4
Memberikan  pendidikan  seks  kepada  seorang  anak  dan  remaja  tidaklah mudah,masih  banyak  orang  tua  yang  merasa  bingung  dan  tidak  mengerti  kapan
danbagaimana  harus  memulainya,bahkan  sebagian  dari  mereka  masih beranggapan  bahwa  membicarakan  masalah  seks  apalagi  kepada  anak-anak
merupakan  sesuatu  yang  kotor dan tidak pantas. Padahal  pendidikan seks  kepada anak-anak dan remaja bukan berarti mengajarkan  cara-cara melakukan  hubungan
seks semata, melainkan lebih kepada upaya memberikan pemahaman kepada anak sesuai  dengan  usianya,mengenai  fungsi-fungsi  alat  seksual  dan  masalah  naluri
ilmiah  yang  mulai  timbul,  serta  memberikan  bimbingan  mengenai  pentingnya
3
Yusuf Madani, Pendidikan Seks Untuk Anak Dalam Islam, h. 43
4
Majdi  Muhammad,  Fiqih  Seksual  Sehat  Dan  Nikmat  Bercinta,  Jakarta:  Rieneka Cipta,2003, h. 51.
menjaga  dan  memelihara  organ  intim  mereka,  disamping  juga  memberikan pemahaman  tentang  prilaku  pergaulan  yang  sehat,serta  resiko-resiko  yang  dapat
terjadi seputar masalah seksual.
5
Para  ahli  mengatakan,  orang  mulai  mempunyai  birahi  pada usia  13  atau 14  tahun,  tetapi  bukan  berarti  diusia  itu  seseorang  sudah  memungkinkan  untuk
melakukan  kontak  seksual.  Kontak  seksual  berbeda  dengan  dorongan  seksual, pandangan  keliru  dianut  oleh  sebagian  besar  masyarakat  kita  yang  mengatakan
bahwa  pernikahan  dini  usia  14  tahun  merupakan  dosa  yang  tidak  terampuni  dan merupakan  penyelewengan  seksual,  padahal  permasalahan  sebenarnya  adalah
pada usia remaja atau gadis belum sempurna struktur fisikologi reproduksinya. Dibanyak  negara,  terutama  di  negara  makmur  pasangan  muda  sudah
dibekalidengan  pendidikan  seks  yang  benar.Cara  pandang  mereka  dipengaruhi oleh  cerita  generasi  tua,mungkin  juga  mereka  mendengar  persoalaan  seks  dari
para pembantu.
6
Banyak anggapan,gairah seks pria yang masih membujang sangat meledak  ledak  dari  pada  yang  sudah  menikah,tapi  pengalaman  dan  penelitian
membuktikan  sebaliknya.Lain    dari    itu,  penelitian  menunjukan  bahwa  wanita enopause  tidak  kehilangan  gairah  seksual  meskipun  beberapa  struktur
fisiologisnya  telah  mengalami  perubahan,seperti  berhentinya  datang  bulan,  suka pusing,  pening,  dan  terhentinya  struktur  vagina,dan  berkurangnya  cairan  yang
dikeluarkan vagina.
7
Namun  demikian,sebuah  proses  pertumbuhan  bukan  hanya  lahir  dari faktor internal semata, tetapi kehidupan yang hadir didalam ruang dan waktu juga
dapat  mempengaruhi  proses  pertumbuhan  itu  sendiri.  Hal  ini  dijelaskan  dalam
5
Tulus, Etika Dan Pendidikan Seksual.Bandung: Remaja Modern, 1996, h. 74.
6
Muhammad Rafa’at, Asrar Al-Hayatal-Zawjiyyah, Jakarta:2003, h. 32
7
Emil khalil, Wajibat Al- Zawj, h. 55.
sebuah  hadis  yang  menjelaskan  bahwa  kemurnian  fitrah  manusia  yang  dibawa sejak  lahir  bisa  berubah  karena  pengaruh  lingkungannya.Mereka  bisa  menjadi
yahudi,  nasrani,  dan  majusisebagai  mana  sabda  Nabi  SAW.Dalam  masyarakat permisif  serba  boleh,pendidikan  seks  lebih  ditekankan  pada  pencegahan
kehamilan  dan  penyakit-penyakit  menular  seksual.  Tidak  ada  usaha  serius  untuk memberikan pembinaandan penyadaran bagi kalangan remaja dan pemuda tentang
baiknya kesucian dan pematangan sebelum melaksanakan hubungan seksual. Dalam  literature  keagamaan,petunjuk  dan  pendidikan  seks  tidak
diketahui  secara  teknis,teks-teks  keagamaan  yang  berbicara  tentang  seks  bisa ditemukan  dalam  bahasa  normative,  dan  etika  melakukan  seks  itupun  hanya
ditujukan  bagi  pasangan  suami  istri,  tidak  ada  petunjuk  yang  jelas  dalam pembinaan seks bagi remaja dan pemuda,pembahasannya baru sebatas hukum dan
akibat yang ditimbulkannya. Rasulullah SAW bersabda :
ﻬﺳ ﻦﻋ ﹴﻡﹺﺯﺎﺣ ﺎﺑﹶﺃ ﻊﻤﺳ ﻲﻠﻋ ﻦﺑ ﺮﻤﻋ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﻲﻣﺪﹶﻘﻤﹾﻟﺍ ﹴﺮﹾﻜﺑ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ ﻦﻋﺪﻌﺳ ﹺﻦﺑ ﹺﻞ
ﻦﻤﻀﻳ ﻦﻣ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻪﹶﻟ ﻦﻤﺿﹶﺃ ﻪﻴﹶﻠﺟﹺﺭ ﻦﻴﺑ ﺎﻣﻭ ﻪﻴﻴﺤﹶﻟ ﻦﻴﺑ ﺎﻣ ﻲﻟ
ﹶﺔﻨﺠﹾﻟﺍ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali dia mendengar Abu Hazim dari Sahl bin
Sad  dari  Rasulullah  shallallahu  alaihi  wasallam  beliau  bersabda:  “Barangsiapa dapat  menjamin  bagiku  sesuatu  yang  berada di  antara  jenggotnya  mulut dan  di
antara kedua kakinya kemaluan, maka aku akan menjamin baginya surga” HR. Bukhari”.
8
8
Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz 20, h. 115.
ﻦﻋ ، ﺔﻴﻘﺑ ﺎﻧﺄﺒﻧﺃ : ﻝﺎﻗ ﺮﺼﻧ ﻦﺑ ﺭﺎﻤﻋ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﻦﻋ ، ﱘﺮﻣ ﰊﺃ ﻦﺑ ﷲﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﺮﻜﺑ ﰊﺃ
ﻢﹰﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ : ﻝﺎﻗ ﻲﺋﺎﻄﻟﺍ ﻚﻟﺎﻣ ﻦﺑ ﻢﺜﻴﳍﺍ :
ﹴﺐﻧﹶﺫ ﻦﻣ ﺎﻣ ﻪﹶﻟ ﱡﻞﺤﻳ ﺎﹶﻟ ﹺﻢﺣﺭ ﻲﻓ ﹸﻞﺟﺭ ﺎﻬﻌﺿﻭ ﺔﻔﹾﻄﻧ ﻦﻣ ﷲﺍ ﺪﻨﻋ ﻢﹶﻈﻋﹶﺃ ﷲﺎﺑ ﻙﺮﺸﻟﺍ ﺪﻌﺑ
”Dari  al-Haiytam  Ibn  Malik  ath-Tha’I  dari  Nabi  SAW  bersabda  :“Tidak  ada sesuatu dosa sesudah syirik yang lebih besar di sisi Allah SWT, dari pada seorang
laki-laki  yang  meletakan  maninya  pada  rahim  yang  tidak  halal  baginya” HR.Ibnu Abid Dunya”.
9
Pendidikan  seks  adalah  pengajaran,penyadarandan  penerangan  kepada anaksejak  ia  telah  dapat  memikirkan  masalah-masalah  seksual,naluri,  dan
pernikahan,sehingga  ketika  anak  itu  telah  menjadi  pemuda  dan  tumbuh  dewasa diharapkan  dapat  memahami  urusan  kehidupan,dapat  memahami  perkara  mana
yang halal dan mana yang haram.
10
Seks bukansemata-mata
melakukan hubungan
badan atau
mempertemukan  dua  alat  kelamin  saja,  akan  tetapi  lebih  kepada bagaimana  para remaja  menjaga  hawanafsu  birahi  seksualnya,  dan  mengendalikan  rangsangan
yang  diterimanya.Dalam  islam,  untuk  mengajarkan  sejak  dini  bagaimana  cara mengendalikan  nafsu  birahi  seks  agar  tidak  berlebihan  dan  melampaui  batas
normal,maka  dianjurkanlah  bagi  setiap  anak  baik  laki-laki  dan  perempuan  untuk memotong  sebagian  dari  alat  kelaminnya  khitan  karena  pada  alat  kelamin  laki-
9
Abu al-Fida Isma’il ibn Katsir al-Damsyiqiy, Tafsir Ibn Katsir, Beirut: Dar al-Kutub al- Ilmiyyah, 2000, h. 21.
10
Abdulah  Nasih  Ulwan,  Tarbiyah  Aulad  fi  al-Islam,  Bandung:  PT.  Remaja  Rosda karya, 1997, h. 53.
laki  dan  perempuan  disitulah  puncak  titik  nafsu  birahi  dan  kenikmatan  seks terdapat, sebagaimana sabda Nabi SAW :
ﹶﻈﺣﹶﺃ ﻚﻟﹶﺫ ﱠﻥﹺﺈﹶﻓ ﻲﻜﹺﻬﻨﺗ ﺎﹶﻟ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲﹺﺒﻨﻟﺍ ﺎﻬﹶﻟ ﹶﻝﺎﹶﻘﹶﻓ ﹺﻞﻌﺒﹾﻟﺍ ﻰﹶﻟﹺﺇ ﺐﺣﹶﺃﻭ ﺓﹶﺃﺮﻤﹾﻠﻟ ﻰ
.
“Dan  telah  berkata  Nabi  SAW:  “Jangan  berlebihan,  karena  hal  itu  adalah  bagian dari kenikmatan perempuan dan kecintaan suami” HR.Abu Daud ”.
11
Khitan ialah memotong praeputiumkepala zakar  yang menutupi zakar.Ali Akbar menjelaskan tentang pengertian khitan,  yaitu membuang kulit penutup alat
kelamin  dimana  dibawahnya  terdapat  suatu  zat  smegma  yang  berbau  dan  sarang virus  kanker,  sedangkan  menurut  Sayyid  Sabiq,  khitan  adalah  memotong  kulit
yang  menutupi  ujung  kemaluan  untuk  menjaga  agar  disana  tidak  berkumpul kotoran,  juga  agar  dapa  tmenahan  kencing  dan  supaya  tidak  mengurangi
kenikmatan dalambersenggama. Seorang  anaklaki-lakidan  perempuan  wajib  untuk  di  khitan
kemaluannya,karena  kelamin  laki-laki  dan  perempuan  merupakan  anggota  tubuh yang  menjadi  alat  untuk  melakukan  seks,maka  laki-laki  dan  perempuan  harus
menjaga  kemaluan  itu,  bagi  anak  laki-laki  khitan  wajib  dilakukan  demi  menjaga kesehatan  dan  kesucian  kemaluannya  dan  untuk  mendapatkan  kenikmatanketika
melakukan hubungan seksual, sebagai mana sabda Nabi SAW:
11
Abu  Daud,  Sulaiman  bin  al-Asy’ats.  Sunan  Abu  Daud,  t.tp,  Dar  al-Hadis  al-Qahirah, t.th, bab tentang keutamaan khitan, juz 14, h. 14
ﹴﺏﺎﻬﺷ ﹺﻦﺑﺍ ﻦﻋ ﺲﻧﻮﻳ ﻲﹺﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﹴﺐﻫﻭ ﻦﺑﺍ ﺎﻧﺮﺒﺧﹶﺃ ﺎﹶﻟﺎﹶﻗ ﻰﻴﺤﻳ ﻦﺑ ﹸﺔﹶﻠﻣﺮﺣﻭ ﹺﺮﻫﺎﱠﻄﻟﺍ ﻮﺑﹶﺃ ﻲﹺﻨﹶﺛﺪﺣ ﻦﻋ
ﻰﱠﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻝﻮﺳﺭ ﻦﻋﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲﹺﺑﹶﺃ ﻦﻋ ﹺﺐﻴﺴﻤﹾﻟﺍ ﹺﻦﺑ ﺪﻴﻌﺳ ﺲﻤﺧ ﹸﺓﺮﹾﻄﻔﹾﻟﺍ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻪﻧﹶﺃ ﻢﱠﻠﺳﻭ ﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ
ﻂﹺﺑﹺﺈﹾﻟﺍ ﻒﺘﻧﻭ ﹺﺭﺎﹶﻔﹾﻇﹶﺄﹾﻟﺍ ﻢﻴﻠﹾﻘﺗﻭ ﹺﺏﹺﺭﺎﺸﻟﺍ ﺺﹶﻗﻭ ﺩﺍﺪﺤﺘﺳﺎﻟﺍﻭ ﹸﻥﺎﺘﺘﺧﺎﻟﺍ
“Telah  menceritakan  kepadaku  Abu  ath-Thahir  dan  Harmalah  bin  Yahya keduanya  berkata,  telah  mengabarkan  kepada  kami  Ibnu  Wahab  telah
mengabarkan  kepada  kami  Yunus  dari  Ibnu  Syihab  dari  Said  bin  al-Musayyab dari  Abu  Hurairah  dari  Rasulullah  shallallahu  alaihi  wasallam,  bahwa  beliau
bersabda:  Fitrah  itu  adalah  lima  yaitu:  khitan,  mencukur  bulu  kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” HR. Bukhari”.
Khitan  juga  terjadi  pada  wanita  yakni  dengan  memotong  sedikit  pucuk clitoris.  Khitan  sangat  penting  untuk  menjadi  salah  satu  bagian  dari  materi
pendidikan  seks,sebab  khitan  merupakan  suatu  langkah  persiapan  bagi  seorang remaja  yang  akan  menggalang  kehidupan  seksual  yang  harmonis  dalam  rumah
tangga  kelak.  Ada  beberapa  manfaat  dilakukannya  khitan  baik  bagi  pria  ataupun wanita, yakni:
a.  Dari  segi  medis,  khitan  merupakan  suatu  tindakan  yang  higienis, karena alat kelamin akan dapat terjaga kebersihannya dari kotoran.
b.  Dari  segi  seksual,  khitan  bagi  pria  merupakan  tindakan  yang  sangat tepat, karena dengan khitan itu kepala zakar menjadi terbuka sehingga
dapat  menambah  kenikmatan  dalam  bersenggama,  baik  bagi  dirinya maupun istrinya.
c.  Manfaat bagi wanita yang dikhitan adalah dapat menambah keindahan tubuh.
12
Khitan bukan hanya wajib bagi seorang laki-laki tetapi juga bagi wanita, seorang  anak  laki-laki  sudah  diwajibkan  dikhitan  ketika  sudah  mencapai  hari
ketujuh dari kelahirannya,khitan juga merupakan tanda bahwa seorang anak sudah wajib  melakukan  syariat-syariat  agama  seperti  shalat,  puasa,zakat,  dan  bagi
seorang wanita mengkhitan  kemaluan merupakan baik dan mulia dari segi agama maupun  kesehatan,karena  secara  biologis  wanita  yang  sudah  dikhitan  dapat
merasakan kenikmatan yang lebih ketika melakukan hubungan seks. Dengan  adanya  pendidikan  seks  diharapkan  remaja  bisa  melindungi  diri
dan  terhindar  dari  bahaya  pelecehan  seksual,sementara  remaja  dapat  lebih bertanggung jawab dalam mengendalikan hasrat seksualnya.Melalui tulisan inilah
penulis  mencoba  memberikan  sebuah  jalan  untuk  mendalami  dan  memahami bagaimana  sebenarnya  pendidikan  seks  yang  sesuai  dengan  ajaran  agama  islam.
Oleh  karena  itu,berawal dari  inilah  penulis  tertarik  dan  menjadi  landasan  penulis
untuk  menulis  skripsi  ini  dengan  judul:  “Pencegahan  Seks  Bebas  Zina Perspektip Hadis ”.
B.  Identifikasi, Pembatasan,dan Perumusan Masalah 1.  Identifikasi masalah