Rikha Sarah : Pemeriksaan Ketersediaan Hayati Dari Tablet Ibuprofen Pada Hewan Kelinci, 2009.
b. Pengaruh daya larut obat Pengaruh daya larut obatbahan aktif tergantung pada:
- Sifat kimia: modifikasi kimiawi obat - Sifat fisik: modifikasi fisik obat
- Prosedur dan teknik pembuatan obat - Formulasi bentuk sediaangalenik dan penambahan eksipien Joenoes, 2002.
c. Beberapa faktor lain fisiko-kimia obat - pKa dan derajat ionisasi obat
Konsentrasi relatif bentuk ionmolekul bergantung pada pKa obat dan juga pada pH lingkungannya. Kebanyakan obat berupa asam lemah atau basa lemah;
oleh karena absorpsi dengan cara difusi pasif hanya terjadi dalam bentuk tidak terionisasi atau molekul, maka perbandingan obat yang tidak terionisasi sangat
menentukan absorpsi. pKa obat merupakan faktor penting, apakah obat itu bila diberikan per oral diabsorpsi lebih banyak di lambung atau lebih banyak di usus
Joenoes, 2002. - Koefisien partisi lemakair Joenoes, 2002.
2.6 Ikatan Obat pada Protein plasma
Plasma dan serum merupakan cairan darah yang bebas dari sel dan sama- sama berwarna kuning jernih. Plasma didapat dengan melakukan sentrifuge
terhadap darah yang telah ditambahkan antikoagulan seperti heparin, tapi serum didapat dengan penggumpalan spontan tanpa penambahan antikoagulan Sadikin,
2002.
Rikha Sarah : Pemeriksaan Ketersediaan Hayati Dari Tablet Ibuprofen Pada Hewan Kelinci, 2009.
Senyawa yang terdapat dalam plasma salah satu diantaranya adalah protein plasma yang merupakan senyawa dengan ukuran molekul besar. Protein yang
terdapat dalam plasma dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu albumin dan globulin Sadikin, 2002.
Protein yang terkandung dalam serum dan plasma tidak sama. Plasma meliputi semua jaringan dari tubuh, termasuk elemen selular dari darah. Diduga
bahwa obat dalam plasma berada pada kondisi yang equilibrium yang dinamis dengan jaringan, sehingga perubahan konsentrasi obat dalam plasma akan
menggambarkan perubahan konsentrasi obat di jaringan Shargel, 2005. Ikatan antara zat aktif dan protein plasma tidak terlalu kuat, tetapi fenomena
tersebut berperan pada penyebaran zat aktif dalam jaringan, karena konsentrasi zat aktif dalam cairan interstisial ekstraseluler dapat lebih rendah dari konsentrasi
dalam plasma Aiache, 1993. Ikatan zat aktif dan protein pada umumnya mengikuti hukum aksi masa, jadi
terdapat keseimbangan bolak-balik antara bentuk bebas dengan bentuk terikat yang merupakan ketersediaan obat dalam plasma dan jumlah setiap bentuk
beragam tergantung pada senyawanya. Jumlah bentuk bebas awalnya tergantung pada difusi zat aktif yang masuk ke dalam plasma serta aktivitas dan lamanya
dalam peredaran. Gradien konsentrasi hanya tergantung pada konsentrasi bentuk bebas dalam plasma dan difusi pasif atau sederhana yang terus terjadi hingga
tercapai keseimbangan dengan bentuk bebas dalam semua cairan seluler atau ekstraseluler Aiache, 1993.
Hanya obat bentuk bebas yang dapat terikat dengan reseptor farmakologi dan ikatan ini yang menentukan efektivitas klinik dari zat aktif. Bentuk yang
Rikha Sarah : Pemeriksaan Ketersediaan Hayati Dari Tablet Ibuprofen Pada Hewan Kelinci, 2009.
terikat tidak aktif, tetapi ikatan ini hanya bersifat sementara. Bila sebagian bentuk bebas dimetabolisme dan atau ditiadakan, maka bentuk terikat akan melepaskan
bentuk bebasnya. Jadi ikatan plasma memperbaiki efek farmakologik dengan memperpanjang efek obat dan mengurangi intensitas efek awal Aiache, 1993.
2.7 Spektrofotometri