Delignifikasi Dengan Metode Bj ӧrkman Delignifikasi Dengan Metode CEL Cellulothic Enzyme Lignin Delignifikasi Dengan Metode Isolasi Lignin Teknis Delignifikasi Dengan Metode Organosolv

11 diinginkan dari lignin yaitu unsur kayu semacam lemyang menahan serat kayu bersatu. Pada metode asam ini relatif berbahaya karena bahan yang digunakan menggunakan senyawa sulfit dengan jumlah yang sangat besar karena digunakan sebagai larutan pemasak [21].

2.3.4 Delignifikasi Dengan Metode Bj ӧrkman

Metode Bj ӧrkman disebut juga “lignin kayu yang digiling” Milled Wood LigninMWL yaitu metode isolasi lignin dengan cara menggiling bubuk kayu dalam penggiling bola, baik dalam keadaan kering atau dengan hanya adanya pelarut-pelarut, misalnya toluene. Struktur sel kayu dirusak dan bagian lignin biasanya tidak lebih dari 50 dapat diperoleh dari suspensi dengan cara mengekstraksi dengan campuran dioksana-air [21].

2.3.5 Delignifikasi Dengan Metode CEL Cellulothic Enzyme Lignin

Metode lignin enzimselulotik adalah isolasi lignin menggunakan enzim yang dihasilkan dari mikroorganisme perusak kayu dalam hal ini jamur. Limbah atau serbuk kayu direndam semalam, selanjutnya diberi jamur perusak kayu dan diinkubasi. Selulosa diuraikan oleh jamur penghasil enzim enzim, dan lignin terpisah dalam bentuk endapan [21].

2.3.6 Delignifikasi Dengan Metode Isolasi Lignin Teknis

Metode lignin isolasi teknis yaitu metode isolasi lignin dari larutan sisa pemasak pulp. Berbagai teknik isolasi lignin telah lama dipelajari, namun pada prinsipnya sama, yaitu diawali dengan proses pengendapan padatan. Berdasarkan perbedaan kelarutannya, lignin dapat diisolasi dari lindi hitam dengan cara mengendapkannya pada pH 2 menggunakan asam sulfat ataupun asam klorida. Pengendapan lignin dalam larutan sisa pemasak terjadi akibat reaksi kondensasi pada unit-unit penyusun lignin p-koumaril, koniferil dan sinapil alkohol yang semula larut, akan terpolimerisasi dan membentuk molekul yang lebih besar [21]. Universitas Sumatera Utara 12

2.3.7 Delignifikasi Dengan Metode Organosolv

Proses pulping merupakan proses pelarutan lignin delignifikasi. Selama pemasakan terjadi reaksi cepat dimana terjadi pemutusan ikatan lignin karbohidrat sehingga lignin yang lepas larut dalam larutan pemasak, serta reaksi lambat dimana terjadi kondensasi dan polimerisasi kembali yang menyebabkan lignin tidak larut dalam larutan pemasak [2]. Reaksi kondensasi lignin dapat terjadi dalam proses delignifikasi karena suasana asam akan secara langsung terjadi, yaitu dengan keluarnya gugus asetil dari serpih kayu selama pemasakan [18]. Proses organosolv dapat digambarkan sebagai suatu proses delignifikasi pada suhu pemasakan pulp dengan menggunakan pelarut organik metanol, etanol, asam asetat, kelompok amina dengan atom C yang rendah dan lain-lain sebagai media reaksi. Proses organosolv didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen kimia bahan baku pulp, dimana lignin dan ekstrakstif larut dalam pelarut organik, karbohidrat dengan bobot molekul rendah dapat larut dalam air sedangkan selulosa tidak larut dalam kedua larutan tersebut [2]. Delignifikasi pada proses organosolv disebabkan oleh terputusnya ikatan eter dalam molekul lignin [18]. Penggunaan pelarut organik dimaksudkan untuk mengurangi tegangan permukaan larutan pemasak pada suhu tinggi, mempercepat penetrasi ke dalam serpih dan difusi dari hasil pemutusan lignin dalam kayu ke dalam larutan pemasak. Disamping itu, penggunaan pelarut organik digunakan agar delignifikasi lebih sempurna dan merata serta untuk mengurangi waktu pemasakan [2]. Proses organosolv dengan menggunakan etanol sebagai bahan pemasak dengan kekuatan pulp kayu daun lebar sama dengan proses kraft. Suhu pemasakan yang paling efektif untuk delignifikasi proses ini berkisar pada selang antara 135- 175°C. Suhu pemasakan yang lebih tinggi cenderung untuk menghasilkan penghancuran fraksi polisakarida secara total. Proses ini yaitu dengan campuran alkohol etanol dan air memiliki viskositas yang rendah pada suhu proses dan cepat menembus pada seluruh serpih kayu. Lindi hitam proses organosolv mengandung lignin dan gula-gula hemiselulosa dengan komponen paling banyak, diikuti oleh alkohol, furfural serta campuran fenol dengan bobot molekul rendah [17]. Universitas Sumatera Utara 13 Penggunaan etanol-air dengan penambahan basa akan mentransformasi sodium hidroksida ke dalam basa polisakarida dengan menyerap ion hidroksil. Penambahan basa akan menyebabkan tingginya konsentrasi ion hidroksil dalam larutan pemasak sehingga mempercepat pemutusan pada ikatan intra molekul lignin saat ekstraksi dan mempercepat delignifikasi [10]. Selama berlangsungnya proses pemasakan dalam digester yang berisi larutan soda api NaOH, polimer lignin akan terdegradasi dan kemudian larut dalam larutan pemasak. Larutnya lignin ini disebabkan oleh terjadinya transfer ion hidrogen dari gugus hidroksil pada lignin ke ion hidroksil [5]. Sehingga dengan kriteria metode ini, maka akan digunakan metode organosolv sebagai metode delignifikasi. Gambar 2.4 Reaksi Lignin dengan gugus hidroksil NaOH pada proses delignifikasi

2.3.8 Isolasi Lignin