Isolasi Lignin METODE METODE DELIGNIFIKASI

13 Penggunaan etanol-air dengan penambahan basa akan mentransformasi sodium hidroksida ke dalam basa polisakarida dengan menyerap ion hidroksil. Penambahan basa akan menyebabkan tingginya konsentrasi ion hidroksil dalam larutan pemasak sehingga mempercepat pemutusan pada ikatan intra molekul lignin saat ekstraksi dan mempercepat delignifikasi [10]. Selama berlangsungnya proses pemasakan dalam digester yang berisi larutan soda api NaOH, polimer lignin akan terdegradasi dan kemudian larut dalam larutan pemasak. Larutnya lignin ini disebabkan oleh terjadinya transfer ion hidrogen dari gugus hidroksil pada lignin ke ion hidroksil [5]. Sehingga dengan kriteria metode ini, maka akan digunakan metode organosolv sebagai metode delignifikasi. Gambar 2.4 Reaksi Lignin dengan gugus hidroksil NaOH pada proses delignifikasi

2.3.8 Isolasi Lignin

Ada 2 metode umum secara laboratorium untuk menguraikan lignin. Metode pertama, meliputi pemutusan selulosa dengan pelarut yang cocok, asam sulfat 72, asam klorida lewat jenuh 42 atau cuproamonium, untuk memisahkan lignin dengan residu tidak larut. Metode pertama yang banyak digunakan adalah metode Klason 2.3.8.1 Metode Klason Lignin dapat diisolasi dari kayu bebas ekstraktif sebagai sisa yang tidak larut setelah penghilangan polisakarida dengan hidrolisis. Lignin dapat dihidrolisis dan diekstraksi dari kayu atau diubah menjadi turunan yang larut. Isolasi lignin pada berbagai serat umumnya tidak menghasilkan lignin murni karena di dalam kandungan lignin masih terdapat lignoselulosa lainnya seperti Universitas Sumatera Utara 14 hemiselulosa. Adanya unit kompleks dari ikatan lignin dengan hemiselulosa menyebabkan isolasi lignin mengalami kesulitan mendapatkan rendemen lignin murni. Untuk mendapatkan lignin yang murni dan kandungan zat anorganik yang lebih sedikit diperlukan kondisi optimum pada saat pengasaman dan pemisahan lignin [16]. Metode klason, dengan menggunakan asam sulfat 72. Perlakuannya antara lain 1gr kayu dihaluskan dan diayak dengan menggunakan ayakan 50 mesh dan ditambahkan 20ml asam sulfat 72 pada suhu 25 o C selama 2 jam, setelah larutan terlarut 3, lignin yang dicernakan dikumpulkan dalam wadah penyaring, dicuci dan diendapkan. Metode klason tidak cocok untuk kayu-kayu keras, karena senyawa-senyawanya lebih mudah dipengaruhi dengan asam dan cenderung untuk menghasilkan karbohidrat terdekomposisi yang tidak larut dengan metode ini. Lignin klason mengandung kompleks inti sebanyak 30, bervariasi anatar 20-30dari fraksi isolasi, setelah dicuci dengan aquadest. Dengan penambahan asam sulfat 72 polisakarida yang pertama akan mengalami penggembungan dan kemudian dilarutkan,penyusunan pada waktu yang singkat larutan yang sangat kental menjadi fluida. Dimana selulosa dan fraksi yang lain dilarutkan sedangkan diendapkan. Lignin klason ini disebut dengan ligno sulfonat. Anselme Payen dalam tahun 1838 mengamati bahwa kayu, bila ditambah dengan asam nitrat pekat, akan kehilangan sebagian zatnya, meninggalkan sisa padat dan berserat yang dinamakannya selulosa. Sebagai hasil studi-studi akhir terbukti bahwa bahan berupa serat yang diidolasi oleh payen juga mengandung polisakarida lain disamping selulosa. Pada sisi lain, zat yang tarlarut ”lamatiereincrustante”, mempunyai kandungan karbon yang tinggi dari pada dalam sisa serat dan disebut “lignin”. Istilah ini, yang telah dikenalkan dalam tahun 1819 oleh de Candolle, berasal dari kata latin untuk kayu lignum. Kemudian, perkembangan proses pembuatan pulpsecara teknis menimbulkan perhatian yang lebih besar pada lignin dan reaksi-reaksinya. Dalam tahun 1987, Petet Klason mempelajari komposisi lignosulfonat dan mengemukakan gagasan bahwa lignin secara kimia berhubungan dengan koniferialkohol. Dalam tahun 1907 ia mengusulkan bahwa lignin merupakan zat Universitas Sumatera Utara 15 makromolekeul dan sepuluh tahun kemudian, bahwa unit-unit koniferol alkohol terikat satu sama lain dengan ikatan-ikatan eter. Lignin dapat diisolasi dari kayu bebeas ekstraktif sebagai sisa yang tidak dapat larut setelah penghilangan polisakarida dengan hidrolisis. Secara alternatif, lignin dapat dihidrolisis dan diekstraksi dari kayu atau diubah menjadi turunan yang larut. Yang disebut lignin Klason diperoleh setelah penghilangan polisakarida dari kayu yang diekstraksi bebas damar dengan hidrolisis dengan asam sulfat 72. Asam-asam lain dapat digunakan untuk hidrolisis, tetapi metodenya mempunyai kekurangan yang serius yaitu bahwa struktur lignin berubah secara ekstensif selama hidrolisis. Polisakarida dapat dihilangkan dengan enzim-enzim dari bubuk kayu yang digiling halus. Metodenya menjemukan, tetapi “lignin enzim selulotik” CEL yang dihasilkan pada dasarnya tetap memperahankan struktur aslinya tanpa perubahan. lignin juga dapat diekstraksi dari kayu dengan menggunakan dioksana yang mengandung air dan asam klorida, tetapi terjadi perubahan struktur yang sangat besar.Turunan-turunan lignin yang larut ligninsulfonat dibentuk dengan memperlakukan kayu pada suhu tinggi dengan larutan yang mengandung belerang dioksida dan ion-ion hidrogen sulfit. Lignin juga larut sebagai alkali lignin bila kayu diperlakukan pada suhu tinggi 170 o C dengan natrium hidroksida atau lebih baik, dengan campuran natrium hidroksida dan natrium sulfida lignin sulfat atau lignin kraft. Lignin lebih lanjut diubah menjadi keturunan yang larut alkali dengan larutan asam klorida dan asam tioglikolat pada 100 o C. Lignin kayu lunak dapat ditentukan secara gravimetri dengan metode Klason. Kayu lunak normal mengandung 26-32 lignin, sedangkan kandungan lignin kayu tekan adalah 35-40. Lignin yang terdapat dalam kayu keras sebagian larut dalam hidrolisis asan dan karena itu harga-harga gravimetri harus dikoreksi untuk “lignin yang larut dalam asam” dengan menggunakan spektrometri FT-IR. Metode langsung spektrofotometri FT-IR juga telah dikembangkan untuk menentukan lignin dalam kayu dan pulp. Kayu keras normal mengandung 20-25 lignin, meskipun kayu keras tropika dapat mempunyai kandungan lignin lebih dari 30. Kayu tarik hanya mengandung 20-25 lignin. Universitas Sumatera Utara 16 Lignin merupakan polimer dari unit-unit fenilpropana. Banyak aspek dalam kimia lignin yang terdapat dalam kimia lignin yang masih belum jelas, misalnya ciri-ciri struktur spesifik lignin yang terdapat dalam berbagai daerah morfologi dari xylem kayu. Namun unsur-unsur struktur dasar lignin telah banyak dijelaskan sebagai hasil studi yang mendalam pada penyiapan lignin yang diisolasi, seperti lignin kayu yang digiling, dengan menggunakan teknik-teknik degradasi khusus, yang berdasarkan pada oksidasi, reduksi atau hidrolisis dalam suasana asam dan alkali. Banyak usaha telah dilakukan untuk menjelaskan biosinteswa lignin. Identifikasi secara rinci terhadap produk-produk reaksi telah dimungkinkan dengan teknik-teknik kromatografi dan metode spektroskopi baru yang dikembangkan selama dua atau tiga dasawarsa terakhir [20]. Lignin adalah suatu produk alami yang dihasilkan oleh semua tumbuhan berkayu. Merupakan komponen kimia dan morfologi ciri semua tumbuhan berkayu. Merupakan komponen kimia dan morfologi ciri dari jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan lignin mencapai 15-40 dari berat kering kayu , kondisi pertumbuhan, bagian dari tumbuhan dan banyak faktor lain. Dari segi morfologi, lignin merupakan senyawa amorf yang terdapat dalam lemela tengah, dinding primer maupun dalam dinding sekunder. Selama perkembangan sel, lignin dimasukkan sebagai komponen terakhir didalam dinding sel, menembus diantara fibril dan berfungsi sebagai penguat dinding sel. Secara garis besar , kegunaan lignin dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Sebagai bahan bakar b. Sebagai produk polimer c. Sebagai sumber bahan-bahan kimia dengan berat molekul rendah. Kurang lebih setengah dari bahan organik yang terdapat di dalam larutan sisa pemasak pulp kertas adalah lignin dan sisanya terdiri dari asam karboksilik yang terbentuk sebagai hasil degradasi karbohidrat kayu. Beberapa cara untuk memisahkan lignin dari bahan baku digunakan pereaksi anorganik yaitu H 2 SO 4 pekat dan HCl pekat dengan tujuan untuk mendestruksi karbohidrat. Isolasi yang dilakukan pada pH rendah akan dihasilkan rendemen yang lebih tinggi, karena Universitas Sumatera Utara 17 reaksi polimerisasi yang terjadi pada pH yang lebih rendah berlangsung lebih sempurna sehingga semakin banyak unit penyusun lignin yang semula larut mengalami polimerisasi lagi dan membentuk polimer lignin. Reaksi kondensasi akan meningkat dengan meningkatnya keasaman [5]. Proses isolasi dengan metode pengasaman banyak digunakan untuk mendapatkan lignin dengan kemurnian tinggi. Urutan prosesnya adalah sebagai berikut : • Pengendapan lignin dengan asam sulfat • Pelarutan endapan lignin dengan menggunakan NaOH. • Pengendapan lagi dengan menggunakan asam sulfat. • Pencucian dengan air. • Pengeringan padatan lignin 2.3.8.2 Metode Klason pada Lignin Penentuan kandungan lignin adalah penting untuk analisis kayu maupun untuk karakterisitik pulp. Metoda-metoda penentuan lignin secara kuantitatif dapat dibagi sebagai berikut: - Metode langsung, yaitu lignin ditentukan sebagai sisa - Metode tidak langsung, dimana kandungan lignin • Dihitung sesudah penentuan polisakarida • Ditentukan dengan metode-metode spektrofotometri • Merupakan hasil reaksi dengan kemikalia pengoksidasi Lazim pada semua metode penentuan lignin adalah munculnya persoalan senyawa pengganggu senyawa ekstraktif, hasil degradasi polisakarida dan atau ketidakpastian apakah kandungan lignin tercatat sempurna.Metoda langsung didasarkan pada prinsip isolasi dan penentuan secara gravimetri lignin yang tidak larut dengan asam. Metoda yang paling mantap adalah penentuan lignin menurut klason. Hidrolisis dilakukan dengan perlakuan serat TKKS yang sudah diekstraksi lebih dahulu atau pulp tak dikelantang dengan asam sulfat 72 dan langkah akhir hidrolisis dengan asam sulfat 20 pada kondisi tertentu. Metode ini menghasilkan angka lignin yang cukup tinggi. Lignin asam klorida dan lignin asam fluorida dapat juga digunakan untuk kuantifikasi kandungan lignin. Universitas Sumatera Utara 18 Penentuan lignin lebih pasti dapat diperoleh dengan penentu bagian polisakarida kayu setelah hidrolisis total, dan penghitungan kandungan lignin sebagai perbedaan 100. Sebelum isolasi lignin, ekstraktif harus dihilangkan terlebih dahulu untuk mencegah pembentukan hasil- hasil kondensasi dengan lignin selama proses isolasi. Dengan alasan yang sama, terutama jika asam mineral kuat digunakan dalam isolasi, metoda isolasi kelompok pertama menghasilkan lignin asam dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida, campuran asam – asam tersebut atau asam mineral lain. Dalam hal lignin asam sulfat konsentrasi asam yang digunakan untuk tahap hidrolisis pertama adalah antara 68 dan 78 kemudian dilanjutkan dengan tahap pengenceran dan untuk menyempurnakan hidrolisis polisakarida digunakan asam dengan konsentrasi rendah. Semua lignin yang diperoleh dengan hidrolisis asam berubah struktur dan sifat – sifatnya terutama karena reaksi kondensasi [20].

2.4 ANALISIS BIAYA PRODUKSI ISOLASI LIGNIN