BAB VI
UTILITAS
Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya suatu proses produksi. Dalam suatu pabrik, utilitas memegang peranan yang penting.
Karena suatu proses produksi dalam suatu pabrik tidak akan berjalan dengan baik jika utilitas tidak ada. Oleh sebab itu, segala sarana dan prasarananya harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan vinil asetat dari asetilen dan asam asetat adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan uap steam
2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan listrik
4. Kebutuhan bahan bakar
5. Unit pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Uap Steam
Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap yang digunakan ada dua jenis, yaitu uap pada 360
o
C, 1 atm superheated steam. Kebutuhan uap pada 360
o
C, 1 atm, pada pabrik pembuatan vinil asetat dapat dilihat pada Tabel 7.1 di bawah ini.
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap pada 360
o
C, 1 atm
Nama alat Jumlah Steam
kgjam
Vaporizer V-201 4928,987
Heater I HE-201 5833,526
Heater II HE-202 6072,3
Reboiler RB-301 2213,66
Total 19048,473
Uap yang digunakan adalah superheated steam pada temperatur 360
o
C dan tekanan 1 atm. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 19048,473 kgjam.
Universitas Sumatera Utara
Tambahan untuk faktor keamanan diambil sebesar 20 Perry dkk, 1999 maka :
Jadi total steam yang dibutuhkan = 1,2 × 19048,473 kgjam = 22858,1 kgjam
Diperkirakan 80 kondensat dapat digunakan kembali maka kondensat yang dapat digunakan kembali adalah :
= 80 × 22858,1 = 18286,5 kgjam Kebutuhan air tambahan untuk ketel :
= 22858,1 -18286,5 kgjam = 4571,6 kgjam
7.2 Kebutuhan Air
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Adapun kebutuhan air pada pabrik pembuatan
vinil asetat ini adalah sebagai berikut: •
Air untuk umpan ketel = 4571,6 kgjam •
Air Pendingin : Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin pada Alat
Nama alat Jumlah Air
Pendingin kgjam
Cooler I HE-204 18003,7
Kondensor Parsial CD-201 22562,4
Kondensor CD-301 61093,57
Coller II HE-301 12070,19
Total 113729,86
Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara pendingin air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi,
maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan, drift loss, dan blowdown Perry dkk, 1999.
Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan: W
e
= 0,00085 W
c
T
2
– T
1
Perry dkk, 1999 Di mana: W
c
= jumlah air masuk menara T
1
= temperatur air masuk T
2
= temperatur air keluar
Universitas Sumatera Utara
Maka, W
e
= 0,00085 × 79097,27× 140-82,4 + 0,00085 × 34632,59 × 104-82,4
= 4508,457 kgjam Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 – 0,2 dari air pendingin
yang masuk ke menara air Perry dkk, 1997. Ditetapkan drift loss 0,2 , maka: W
d
= 0,002
× 113729,8593 = 227,46 kgjam
Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus sirkulasi air pendingin, biasanya antara 3 – 5 siklus Perry dkk, 1997. Ditetapkan 5 siklus,
maka: W
b
=
1 −
S W
e
=
1 5
4508,457 −
= 1127,114 kgjam Perry dkk, 1999
Sehingga air tambahan yang diperlukan = W
e
+ W
d
+ W
b
= 4508,457 + 227,46 + 1127,114 = 5863,031 kgjam
• Air untuk berbagai kebutuhan
a. Kebutuhan air domestik
Kebutuhan air domestik untuk tiap orangshift adalah 40 – 100 ltrhari …... Met Calf Eddy, 1991
Diambil 100 ltrhari x jam
hari 24
1 = 4,167
ρ
air
= 996,23 kgm
3
= 0,99623 kgliter Jumlah karyawan = 145 orang
Maka total air domestik = 4,167 x 145 = 604,215 ltrjam x 0,99623 kgliter = 601,93 kgjam
b. Kebutuhan air laboratorium
Kebutuhan air untuk laboratorium adalah 1000 – 1800 ltrhari. Metcalf Eddy 1991 Maka diambil 1300 ltrhari = 54,17 kgjam
c. Kebutuhan air kantin dan tempat ibadah
Kebutuhan air untuk kantin dan tempat ibadah adalah 400 – 120 ltrhari. Metcalf Eddy, 1991 Maka diambil 100 ltrhari = 4,167 kgjam
Universitas Sumatera Utara
ρ
air
= 996,23 kgm
3
= 0,99623 kgliter Pengunjung rata –rata = 110 orang
Maka total kebutuhan airnya = 4,167 x 110 = 458,333 ltrjam x 0,99623 kgltr
= 456,6 kgjam d.
Kebutuhan air poliklinik Kebutuhan air untuk poliklinik adalah 1000 – 1500 ltrhari. Metcalf Eddy,
1991 Maka diambil 1200 ltrhari = 50 kgjam Tabel 7.3 Pemakaian air untuk berbagai kebutuhan
Kebutuhan Jumlah air kgjam
Domestik dan Kantor 601,93
Laboratorium 54,17
Kantin dan tempat ibadah 456,6
Poliklinik 50
Total 1162,7
Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah = 4952,6 + 5863,031 + 1162,7 = 11597,3 kgjam
Sumber air untuk pabrik pembuatan vinil asetat dari asetilen dan asam asetat adalah dari Sungai Cidanau, Propinsi Banten dengan debit air 5,421 m
3
detik. Adapun kualitas air Sungai Cidanau dapat dilihat pada tabel 7.4 sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Cidanau, Banten Parameter
Satuan Kadar
Suhu Kekeruhan
pH Ammonium
Aluminum Besi terlarut
Kesadahan : Kalsium
Magnesium Seng
Timbal Mangan
Timah Sianida
Bikarbonat Karbonat
Klorida Nitrat
Nitrit Pospat
Sulfat CO
2
bebas °C
NTU mgL
mgL mgL
mgL CaCO
3
mgL CaCO
3
mgL mgL
mgL mgL
mgL mgL
mgL mgL
mgL mgL
mgL mgL
mgL ± 28
146 7,7
0,34 0,4
0,79 93,5
55,8 0,1
- 0,6
0,005 0,008
370,1
- 20,5
0,11 0,03
0,4 6
32,1
Sumber: data hasil rata-rata tahunan pemantauan kualitas air [BPSDA-Propinsi Banten, 2007]
Unit Pengolahan Air
Kebutuhan air untuk pabrik pembuatan vinil asetat ini diperoleh dari sungai cidanau yang terletak di kawasan pabrik. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan
air, maka di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air water reservoar yang juga merupakan tempat pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini
meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan
keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu Degremont, 1991 :
1. Screening
2. Sedimentasi
3. Koagulasi dan flokulasi
4. Filtrasi
Universitas Sumatera Utara
5. Demineralisasi
6. Deaerasi
7.2.1 Screening
Tahap screening merupakan tahap awal dari pengolahan air. Adapun tujuan screening adalah Degremont, 1991:
- Menjaga struktur alur dalam utilitas terhadap objek besar yang mungkin merusak
fasilitas unit utilitas. -
Memudahkan pemisahan dan menyingkirkan partikel-partikel padat yang besar yang terbawa dalam air sungai.
Pada tahap ini, partikel yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit
pengolahan selanjutnya.
7.2.2 Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk
menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel
padatan yang tidak terlarut.
7.2.3 Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi dan flokulasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air dengan cara mencampurkannya dengan larutan Al
2
SO
4 3
dan Na
2
CO
3
soda abu. Larutan Al
2
SO
4 3
berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na
2
CO
3
sebagai bahan koagulan tambahan yaitu berfungsi sebagai bahan pambantu untuk
mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid SS
dan koloid Degremont, 1991 : Koagulan yang biasa dipakai adalah alum. Reaksi hidrolisis akan terjadi
menurut reaksi : M
3+
+ 3H
2
O MOH
3
+ 3 H
+
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid. Kondisi pH yang optimum penting untuk terjadinya koagulasi dan terbentuknya flok-flok
flokulasi. Koagulan yang biasa dipakai adalah larutan alum Al
2
SO
4 3
. Sedangkan pengatur pH dipakai larutan soda abu Na
2
CO
3
yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Dua jenis reaksi
yang akan terjadi adalah Degremont, 1991 : Al
2
SO
4 3
+ 6 Na
2
CO
3
+ 6H
2
O 2AlOH
3
↓ + 12Na
+
+ 6HCO
3 -
+ 3SO
4 3-
2Al
2
SO
4 3
+ 6 Na
2
CO
3
+ 6H
2
O 4AlOH
3
↓ + 12Na
+
+ 6CO
2
+ 6SO
4 3-
Reaksi koagulasi yang terjadi : Al
2
SO
4 3
+ 3H
2
O + 3Na
2
CO
3
2AlOH
3
+ 3Na
2
SO
4
+ 3CO
2
Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan kesadahan permanent menurut proses soda dingin menurut reaksi Degremont, 1991
CaSO
4
+ Na
2
CO
3
Na
2
SO
4
+ CaCO
3
CaCl
2
+ Na
2
CO
3
2NaCl + CaCO
3
Selanjutnya flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah overflow yang selanjutnya
akan masuk ke penyaring pasir sand filter untuk penyaringan. Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang
akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54 Crities, 2004.
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan : Total kebutuhan air
= 11597,3 kgjam Pemakaian larutan alum
= 50 ppm Pemakaian larutan soda abu
= 0,54 × 50 = 27 ppm Larutan alum Al
2
SO
4 3
yang dibutuhkan = 50.10
-6
× 11597,3 = 0,5798 kgjam Larutan abu soda Na
2
CO
3
yang dibutuhkan = 27.10
-6
× 11597,3 = 0,3131 kgjam
Universitas Sumatera Utara
7.2.4 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan tujuan menyingkirkan Suspended Solid SS, termasuk partikulat BOD dalam air
Metcalf Eddy, 1991. Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam :
pasir, antrasit crushed anthracite coal, karbon aktif granular Granular Carbon Active atau GAC, karbon aktif serbuk Powdered Carbon Active atau PAC dan batu
garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan gravel sebagai bahan filter utama, menimbang tipe lain cukup mahal Kawamura,
1991. Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan vinil asetat menggunakan media filtrasi
granular Granular Medium Filtration sebagai berikut : 1.
Lapisan atas terdiri dari pasir hijau green sand. Lapisan ini bertujuan memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang
digunakan setinggi 10 in 25,4 cm. 2.
Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium berpori misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap atau tiga
tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan dengan luar permukaan pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite,
pozzuolana ataupun Granular Active CarbonGAC Degremont, 1991. Pada pabrik ini, digunakan antrasit setinggi 20 in 50,8 cm.
3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikilgravel setinggi 16 in 40,64 cm
Metcalf Eddy, 1991. Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik back washing. Dari sand
filter, air dipompakan ke bak penampungan air sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan.
Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk membunuh
kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, CaClO
2
.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan kebutuhan kaporit, CaClO
2
: Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 1162,7 kgjam
Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70 Kebutuhan klorin
= 2 ppm dari berat air Total kebutuhan kaporit
= 2.10
-6
× 1162,70,7 = 0,00332 kgjam
7.2.5 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan proses harus murni dan bebas dari garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi, dimana alat demineralisasi
dibagi atas : a.
Penukar kation Berfungsi untuk mengikat logam – logam alkali dan mengurangi kesadahan air
yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation Ca, Mg, dan Mn yang larut dalam air dengan kation hidrogen dan resin. Resin yang digunakan
bertipe gel dengan merek IR–22 Lorch, 1981. Reaksi yang terjadi :
2H
+
R + Ca
2+
Ca
2+
R + 2H
+
2H
+
R + Mg
2+
Mg
2+
R + 2H
+
2H
+
R + Mn
2+
Mn
2+
R + 2H
+
Untuk regenerasi dipakai H
2
SO
4
dengan reaksi : Ca
2+
R + H
2
SO
4
CaSO
4
+ 2H
+
R Mg
2+
R + H
2
SO
4
MgSO
4
+ 2H
+
R Mn
2+
R + H
2
SO
4
MnSO
4
+ 2H
+
R
Perhitungan kesadahan kation :
Air Sungai Cidanau mengandung kation Fe
2+
, NH
4 +
, Al
3+
, Zn
2+
, Mn
2+
, Pb
2+
, Ca
2+
, dan Mg
2+
masing-masing 0,79 mgL, 0,34 mgL, 0,4 mgL, 0,1 mgL, 0,6 mgL, 0 mgL, 93,5 mgL, dan 55,8 mgL Tabel 7.4.
Total kesadahan kation = 0,79 + 0,34 + 0,4 + 0,1 + 0,6 + 0+ 93,5 + 55,8 mgL = 151,53 mgL = 0,15153 gL
Jumlah air yang diolah = 4571,6 kgjam
Universitas Sumatera Utara
=
3 3
Lm 1000
kgm 996,24
kgjam 4571,6
×
= 4588,888 Ljam Kesadahan air
= 0,15153 grL × 4588,888 Ljam × 24 jamhari × 10
-3
kggr = 16,688 kghari
Ukuran Cation Exchanger Jumlah air yang diolah = 4571,6 kgjam = 20,204 galmenit
Dari Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook, 1988 diperoleh : - Diameter penukar kation
= 2 ft – 0 in - Luas penampang penukar kation = 3,14 ft
2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 16,688 kghari Dari Tabel 12.2, Nalco, 1988, diperoleh :
- Kapasitas resin = 20 kgrft
3
- Kebutuhan regenerant = 6 lb H
2
SO
4
ft
3
resin Kebutuhan resin =
3
kgft 20
ari 16,688kgh
= 0,834 ft
3
hari Tinggi resin =
14 ,
3 0,834
= 0,266 ft Tinggi minimum resin 30 in = 2,5 ft Tabel 12.4, Nalco, 1988
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft × 3,14 ft
2
= 7,85 ft
3
Waktu regenerasi =
kghari 16,68
kgft 20
ft 7,85
3 3
×
= 9,4 hari Kebutuhan regenerant H
2
SO
4
= 16,68 kghari ×
3 3
kgrft 20
lbft 6
= 5,006 lbhari = 0,0947 kgjam
Perhitungan kesadahan anion : Perhitungan Kesadahan Anion
Air Sungai Cidanau, mengandung Anion : nitrat, nitrit, pospat, Cl
-
, SO
4 2-
, CN
-
, CO
3 2-
, masing-masing 0,11 mgL, 0,03 mgL, 0,4 mgL, 20,5 mgL, 6 mgL, 0,008 mgL, dan 370,1 mgL Tabel 7.4.
Universitas Sumatera Utara
Total kesadahan anion = 0,11 + 0,03 + 0,4 + 20,5 + 6 + 0,008 + 370,1 mgL = 397,148 mgL = 0,397148 grL
Jumlah air yang diolah = 4571,6 kgjam =
3 3
Lm 1000
kgm 996,24
kgjam 4571,6
×
= 4588,888 Ljam Kesadahan air
= 0,397148 grL × 4588,888 Ljam × 24 jamhari × 10
-3
kggr = 43,74 kghari
Ukuran Anion Exchanger
Jumlah air yang diolah = 4571,6 kgjam = 20,204 galmenit Dari Tabel 12.4 , The Nalco Water Handbook, diperoleh:
- Diameter penukar anion = 2 ft – 0 in
- Luas penampang penukar anion = 3,14 ft
2
- Jumlah penukar anion = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 43,74 kghari Dari Tabel 12.7, The Nalco Water Handbook, diperoleh :
- Kapasitas resin = 12 kgrft
3
- Kebutuhan regenerant = 5 lb NaOHft
3
resin Jadi, kebutuhan resin =
3
kgrft 12
kghari 43,74
= 3,645 ft
3
hari
Tinggi resin =
14 ,
3 3,645
= 1,16 ft Tinggi minimum resin 30 in = 2,5 ft Tabel 12.4, Nalco, 1988
Volume resin = 2,5 ft × 3,14 ft
2
= 7,85 ft
3
Waktu regenerasi =
kghari 43,74
kgft 12
x ft
7,85
3 3
= 2,15 hari Kebutuhan regenerant NaOH = 43,74 kghari x
3 3
kgrft 12
lbft 5
= 18,22 lbhari = 0,3447 kgjam
7.2.6 Deaerator
Universitas Sumatera Utara
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion ion exchanger dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada
deaerator ini, air dipanaskan hingga 90 °C supaya gas-gas yang terlarut dalam air, seperti O
2
dan CO
2
dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan korosi. Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dowterm bekas.
7.3 Kebutuhan Listrik
Tabel 7.5 Perincian Kebutuhan Listrik
No. Pemakaian
Jumlah Hp
1. Unit proses
50 2.
Unit utilitas 30
3. Ruang kontrol dan Laboratorium
30 4.
Bengkel 30
5. Penerangan dan perkantoran
30 6.
Perumahan 190
Total 360
Listrik yang dihasilkan ekspander = 173 Hp Total kebutuhan listrik = 360 – 173 = 187 hp
Total kebutuhan listrik = 187 hp × 0,7457 kWHp = 139,446 kW
Efisiensi generator 80 , maka : Daya output generator = 139,446 0,8 = 174,3 kW
7.4 Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga listrik generator adalah minyak solar, karena minyak solar memiliki efisiensi dan nilai
bakar yang tinggi.
Keperluan bahan bakar generator Nilai bahan bakar solar
= 19860 Btulb
m
Perry dkk, 1999 Densitas bahan bakar solar = 0,89 kgL
Universitas Sumatera Utara
Daya output generator = 174,3 kW
Daya generator yang dihasilkan = 174,3 kW ×0,9478 Btudet.kW×3600 detjam
= 594759,7 Btujam Jumlah bahan bakar = 594759,7 Btujam19860 Btulb
m
0,45359 kglb
m
= 13,58 kgjam Kebutuhan solar = 13,58 kgjam 0,89 kgltr
= 15,2626 literjam Keperluan bahan bakar ketel uap KU-01
Uap yang dihasilkan ketel uap = 22858,17 kgjam
Entalpi superheated steam 360 °C = 3195,83 kJkg
Smith, 2001 Entalpi air kondensat 150
°C = 2746,5 kJkg
Smith, 2001 Panas yang dibutuhkan ketel =
= 22858,17 kgjam × 3195,83 – 2746,5 kJkg
= 10270860 kJjam Efisiensi ketel uap = 85
Panas yang harus disuplai ketel = 10270860 kJjam0,85
= 12083365 kJjam
Nilai bahan bakar solar = 24763 Btulb Perry dkk, 1999
Jumlah bahan bakar = 12083365 kJjam46162,07 kJkg = 261,76 kgjam
Kebutuhan solar = 261,76 kgjam0,89 kgltr = 294,1119 literjam
Total kebutuhan solar = 15,2626 + 294,111 literjam = 309,3745 literjam
7.5 Unit Pengolahan Limbah