Konsepsi Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009.

2. Konsepsi

Konsep adalah suatu bagian terpenting dari teori. Konsep diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang kongkrit, yang disebut definisi operasional operational definition. 20 Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindari perbedaan kepentingan dan penafsiran mendua dubius dari semua istilah yang dipakai. 21 Pengertian Yayasan sebagai Badan Hukum Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya perbedaan pengertian tentang konsep yang dipakai dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan mengenai pengertian konsep yang dipakai tersebut sebagaimana dikemukakan sebagai berikut : 1. Pengertian Yayasan Adapun mengenai arti yayasan, para sarjana hukum berpendapat bahwa : Stichting adalah suatu badan hukum yang berbeda dengan badan hukum perkumpulan atau Perseroan Terbatas, tidak mempunyai anggota atau pesero, oleh karena itu Stichting dianggap badan hukum terdiri sejumlah kekayaan berupa uang dan lain-lain benda kekayaan. Dalam pada itu Paul Scholten berpendapat bahwa : Yayasan adalah suatu badan hukum yang dilahirkan oleh suatu pernyataan sepihak, pernyataan itu harus berisikan pemisahan suatu kekayaan untuk suatu tujuan yang tertentu 20 Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993, hal 10. 21 Tan Kamelo, Perkembangan Lembaga Fiducia: Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara, PPs- USU, Medan, 2002, hal. 35. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. dengan memberikan petunjuk bagaimana kekayaan itu harus diurus dan digunakan. Menurut N.H. Bregstein: yayasan adalah suatu badan hukum yang didirikan dengan suatu perbuatan hukum, yang tidak bertujuan untuk membagikan kekayaan dan atau penghasilan kepada pendiri atau penguasanya di dalam yayasan itu kepada orang-orang lain, kecuali sepanjang yang mengenai terakhir ini, yang demikian adalah bagi kegunaan tujuan idil. W.L.G Lemaire mengemukakan: yayasan diciptakan dengan suatu perbuatan hukum, yakni pemisahan suatu harta kekayaan untuk tujuan yang tidak diharapkan keuntungan serta penyusunan suatu organisasi berikut pengurus, dengan mana sungguh-sungguh dapat terwujud tujuannya dengan alat-alat tersebut. 22 a. Penetapan tujuan dan organisasi oleh para pendirinya, Menurut Maijers pada yayasan pokoknya terdapat, yaitu : b. Tidak ada organisasi anggotanya, c. Tidak ada hak bagi pengurusnya untuk mengadakan perubahan yang berakibat jauh dalam tujuan dan organisasi, d. Perwujudan dari suatu tujuan, terutama dengan modal yang diperuntukkan untuk itu. 23 Bagaimana di Indonesia ternyata untuk menemukan pendapat-pendapat para ahli dan yurisprudensi-yurisprudensi mengenai yayasan tidak mudah, tetapi praktik hukum dan kebiasaan membuktikan, bahwa di Indonesia dapat didirikan yayasan dan yayasan mempunyai kedudukan sebagai badan hukum. 22 Chidir Ali, Badan Hukum, Alumni Bandung, Bandung, 1999, hal. 86. 23 Ibid. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. Dalam kenyataannya yayasan-yayasan yang didirikan tersebut dalam pergaulan hukum diakui mempunyai hak dan kewajiban sendiri, merupakan salah satu pihak dalam hubungan hukum dengan subjek yang lain. 24 a. Harus ada pemisahan modalkekayaan sedemikian rupa, sehingga orang yang mendirikannya atau ahli warisnya tidak mempunyai kekuasaan secara nyata lagi terhadap kekayaan yang dipisahkan itu; Yayasan dapat didirikan baik pada waktu pendiriannya masih hidup atau dengan suatu surat wasiat. Hukum kebiasaan dan yurisprudensi mensyaratkan bagi yayasan sebagai badan hukum : b. Harus ada tujuan tertentu yang dirumuskan secara jelas; c. Harus ada penunjukan dalam penguasaan kekayaan dan penghasilannya dalam batas-batas yang ditetapkan; d. Adanya organisasi yang mengurus yayasan guna mendapat apa yang menjadi tujuannya. Sebagai syarat formil, pendirian yayasan harus dilakukan dengan akta Notaris. 25 Kekayaan yang terpisah itu diperlukan untuk mengejar tercapainya tujuan dan merupakan sumber dari segala hubungan-hubungan hukum. Tujuan itu sendiri harus tujuan yang idiil. Dengan demikian, tidak dibenarkan tujuan yang komersil atau tujuan untuk kepentingan sendiri. Pendiri adalah sama sekali bebas untuk mengaturnya sesuai dengan kehendaknya, tetapi harus dijaga bahwa yayasan tidak boleh berubah menjadi perkumpulan. Dalam akta pendirian memuat aturan-aturan, tentang penunjukkan para pengurus, 24 R Ali Rido, Badan Hukum dan kedudukan Badan Hukum Perseroan Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Alumni Bandung, Bandung, 2004, hal. 109. 25 Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni Bandung, Bandung, 1989, hal. 61. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. ketentuan pengantian anggota pengurus dan wewenang serta kewajiban pengurus. 26 a. Kekayaan yang dipisahkan, Yayasan pada mulanya selalu didirikan dengan akta notaris sebagai syarat terbentuknya suatu yayasan, walaupun yayasan pada awalnya belum diatur dalam undang-undang maupun praktik hukum yang berlaku di Indonesia. Di dalam akta pendiriannya memuat anggaran dasar yang menentukan : b. Nama dan tempat kedudukan yayasan, c. Tujuan, d. Bentuk dan susunan pengurus serta cara penggantian anggota pengurus, e. Cara pembubaran, f. Cara menggunakan sisa kekayaan dari yayasan yang telah dibubarkan. Tidak adanya kewajiban untuk mendaftarkan dan mengumumkan akta pendiriannya oleh para pengurus, maupun mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai tindakan preventif dan hal tersebut tidaklah disyaratkan. Ali Rido selanjutnya menjelaskan, dapat didirikan Badan Hukum Yayasan dengan tidak adanya campur tangan dari penguasa, bahwa hukum kebiasaan dan yurisprudensi bersama-sama menetapkan bahwa kedudukan badan hukum tersebut diperoleh bersama-sama dengan berdirinya yayasan itu. Untuk mendirikan suatu yayasan diperlukan: 26 R Ali Rido, Op.Cit, hal. 110. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. 1. Syarat-syarat material yang terdiri dari : a. Harus ada suatu pemisahan kekayaan b. Suatu tujuan c. Suatu organisasi 2. Syarat formal pendiriannya dilakukan dengan akte otentik para pengurus tidak diwajibkan untuk mendaftarkan dan mengumumkan akta pendiriannya, juga pengesahan dari Menteri Kehakiman. 27 Dalam perkembangan yayasan sebagai badan hukum sebelum lahirnya Undang-undang Yayasan telah diakui dalam Yurisprudensi dan Doktrin, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya : 1. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 152 KSip1969 tanggal 26 November 1969 yang menyatakan bahwa yayasan adalah badan hukum dengan alasan : karena yayasan mempunyai pengurus sendiri, pengurus yayasan tersebut mewakili yayasan di dalam dan diluar pengadilan, yayasan tersebut mempunyai harta sendiri. 28 2. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 601 KSip1975 tanggal 20 April 1977 yang menyatakan : Gugatan Penggugat tidak dapat diterima karena gugatan untuk Tergugat ditunjuk secara pribadi dan bukan 27 Ibid. 28 Chaidir Ali, Op.Cit. hal. 91. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. digugat sebagai Pengurus Yayasan karena yayasan adalah badan hukum. 29 Hal yang demikian diungkapkan pula dengan Dokterina di bawah ini dikemukakan pendapat Sri Soedewi M.S, menjelaskan pertama-tama yang merupakan badan pribadi persoon itu ialah manusia tunggal dan disamping itu oleh hukum dapat diberikan kedudukan sebagai persoon kepada sesuatu yang disebut : badan hukum. Status bagi badan hukum dapat diberikan kepada wujud-wujud tertentu yaitu : a. Kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan untuk mendirikan suatu badan yaitu berwujud perhimpunan. b. Kumpulan harta kekayaan yang tersendiri untuk tujuan-tujuan tertentu, di dalam masyarakat berwujud yayasan. Baik perhimpunan maupun yayasan kemudian mempunyai status sebagai badan hukum, jadi merupakan persoon, pendukung hak-hak dan kewajiban. 30 Setelah diundangkannya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 dan yang selanjutnya diubah dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 maka pengertian yayasan dapat dilihat dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Dengan demikian yayasan dapat dikatakan sebagai badan hukum apabila telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara atau telah mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait. 29 H.P. Panggabean, Op.Cit. hal. 27. 30 Chidir Ali, Op.Cit. hal. 114. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. Yayasan menyatakan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota, dengan memperhatikan persyaratan formil yang ditentukan oleh undang-undang antara lain : dibuat dengan Akte Notaris, dalam Bahasa Indonesia, meminta pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. 31 a. Mempunyai kekayaan yang dipisahkan Adapun ciri-ciri yayasan sebagai badan hukum menurut Undang-undang Yayasan adalah sebagai berikut : b. Mencapai tujuan tertentu c. Ruang lingkup kegiatannya bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan d. Yayasan tidak mempunyai anggota e. Organ yayasan terdiri atas pembina, pengurus dan pengawas f. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal g. Pendirian yayasan dapat dilakukan dengan akta notaris dan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat h. Yayasan memperoleh status sebagai badan hukum setelah akta pendirian yayasan memperoleh pengesahan Menteri. 32 2. Pengertian dan Syarat Badan Hukum a. Pengertian Badan Hukum Di dalam pergaulan hukum di tengah-tengah masyarakat, ternyata manusia bukan merupakan satu-satunya subjek hukum pendukung hak dan kewajiban, tetapi masih ada subjek hukum lainnya yang sering disebut badan hukum rechtspersoon. 31 Rahayu Hartini, Op.Cit. hal. 114. 32 Salim H.S, Hukum Kotrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal. 71. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. Sebagaimana halnya subjek hukum manusia, badan hukum inipun dapat mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban, serta dapat pula mengadakan hubungan-hubungan hukum baik antara badan hukum yang satu dengan badan hukum yang lain maupun antara badan hukum dengan manusia. Karena itu badan hukum dapat mengadakan perjanjian- perjanjian jual-beli, tukar menukar, sewa-menyewa dan segala macam perbuatan di lapangan harta kekayaan. Dengan demikian badan hukum ini adalah pendukung hak dan kewajiban yang tidak berjiwa sebagai lawan pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa yakni manusia. 33 Sri Soedewi Maschun Sofwan menjelaskan bahwa manusia adalah badan pribadi itu adalah manusia tunggal. Selain dari manusia tunggal, dapat juga oleh hukum diberikan kedudukan sebagai badan pribadi kepada wujud lain disebut badan hukum yaitu kumpulan dari orang-orang Menurut R. Subekti, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim. R. Rochmat Soemitro mengemukakan, badan hukum rechtspersoon ialah suatu badan yang dapat mempunyai harta, hak serta kewajiban seperti orang pribadi. 33 Riduan Syahrani, Op.Cit. hal. 55. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. bersama-sama mendirikan suatu badan perhimpunan dan kumpulan harta kekayaan, yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu yayasan. Kedua- duanya merupakan badan hukum. Menurut Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo, pengertian tentang pribadi hukum ialah suatu badan yang memiliki harta kekayaan terlepas dari anggota-anggotanya, dianggap sebagai subjek hukum mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum, mempunyai tanggung jawab dan memiliki hak-hak serta kewajiban-kewajiban seperti yang dimiliki oleh seseorang. Pribadi hukum ini memiliki kekayaan tersendiri, mempunyai pengurus atau pengelola dan dapat bertindak sendiri sebagai pihak didalam suatu perjanjian. Wirjono Prodjodikoro mengemukakan perngertian suatu badan hukum, yaitu badan yang disamping manusia perseorangan juga dianggap dapat bertindak dalam hukum dan yang mempunyai hak-hak, kewajiban- kewajiban dan perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain. 34 a. Perkumpulan orang organisasi, Dari pendapat-pendapat diatas dapatlah disimpulkan tentang pengertian badan hukum sebagai subjek hukum itu mencakup hal berikut, yaitu : b. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum, c. Mempunyai harta kekayaan tersendiri, d. Mempunyai pengurus, e. Mempunyai hak dan kewajiban, 34 Chidir Ali, Op.Cit. hal. 20. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. f. Dapat digugat atau menggugat di depan Pengadilan. 35 b. Syarat-syarat Badan Hukum Adapun beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu badanperkumpukanbadan usaha agar dapat dikatakan sebagai badan hukum rechtspersoon. Menurut doktrin syarat-syarat itu adalah sebagai berikut : 1. Adanya harta kekayaan yang terpisah Harta kekayaan ini diperoleh dari para anggota maupun dari perbutan pemisahan yang dilakukan seseorangpartikelirpemerintah untuk suatu tujuan tertentu. Adanya harta kekayaan ini dimaksudkan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu daripada badan hukum yang bersangkutan. Harta kekayaan ini, meskipun berasal dari pemasukan anggota-anggotanya, namun terpisah dengan harta kekayaan kepunyaan pribadi anggota-anggotanya itu. Perbuatan pribadi anggota- anggotanya tidak mengikat harta kekayaan tersebut, sebaliknya, perbuatan badan hukum yang diwakili pengurusnya tidak mengikat harta kekayaan anggota-anggotanya. 2. Mempunyai tujuan tertentu Tujuan tertentu ini dapat berupa tujuan yang idiil maupun tujuan komersil yang merupakan tujuan tersendiri daripada badan hukum. 35 Ibid. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. Jadi bukan tujuan untuk kepentingan satu atau beberapa orang anggotanya. Usaha untuk mencapai tujuan dilakukan sendiri oleh badan hukum dengan diwakili organnya. Tujuan yang hendak dicapai itu lazimnya dirumuskan dengan jelas dan tegas dalam anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan. 3. Mempunyai kepentingan sendiri Dalam mencapai tujuannya, badan hukum mempunyai kepentingan sendiri yang dilindungi oleh hukum. Kepentingan-kepentingan tersebut merupakan hak-hak subjektif sebagai akibat dari peristiwa- peristiwa hukum. Oleh karena itu badan hukum mempunyai kepentingan sendiri, dan dapat menuntut serta mempertahankannya terhadap pihak ketiga dalam pergaulan hukumnya. Kepentingan sendiri dari badan hukum ini harus stabil, artinya tidak terikat pada suatu waktu yang pendek, tetapi untuk jangka waktu yang panjang. 4. Ada organisasi yang teratur Badan hukum adalah suatu konstuksi yuridis. Kerena itu sebagai subjek hukum disamping manusia badan hukum hanya dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan organnya. Bagaimana tata cara organ badan hukum yang terdiri dari manusia itu bertindak mewakili badan hukum, bagaimana organ itu dipilih, diganti dan sebagainya, diatur dalam anggaran dasar dan peraturan-peraturan Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009. lain atau keputusan rapat anggota yang tiada lain daripada pembagian tugas. Dengan demikian badan hukum mempunyai organisasi. 36 Metode penelitian merupakan suatu sistem dan suatu proses yang mutlak harus dilakukan dalam suatu kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka diadakan juga pemeriksaan mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul didalam gejala yang bersangkutan. Yang dapat menentukan suatu badanperhimpunanperkumpulan sebagai badan hukum atau bukan merupakan badan hukum ialah hukum positif yakni hukum yang berlaku pada suatu daerahnegara tertentu, pada waktu dan pada suatu masyarakat tertentu pula.

G. Metode Penelitian

37 Sebagai suatu penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penelitian dinilai dari pengumpulan data sampai pada analisis data dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah sebagai berikut: 36 Riduan Syahrani, Op.Cit, hal. 62. 37 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986, hal. 43. Jagjit Singh : Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, 2009.

1. Sifat Penelitian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

7 121 117

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

1 41 100

Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Kekayaan Yayasan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan

0 60 257

Analisis Hukum Prinsip Transparansi Pengelolaan Kegiatan Usaha Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 (Studi Pada Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya)

1 56 132

Konsekuensi Hukum Yayasan Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan

0 29 152

Suatu Tinjauan Terhadap Penerapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Oleh Yayasan AFTA sebagai Badan Hukum.

0 0 6

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM DALAM PRAKTEK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2OO1 PADA YAYASAN BINA SEJAHTERA PADANG.

0 3 6

Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

0 0 11

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 26