Struktur Vegetasi Pohon Secara Horizontal

Menurut Ihsan dalam Astuti 2010, menyatakan bahwa di kawasan Hutan Gunung Sinabung ditemukan 114 jenis pohon dari 31 famili. Menurut Sagala 1997, bahwa di kawasan Hutan Gunung Sibayak ditemukan 46 jenis pohon dari 30 famili. Menurut Astuti 2010, bahwa di kawasan Hutan TWA Sicikeh-cikeh ditemukan 62 jenis pohon dari 25 famili. Berdasarkan perbandingan penelitian di Hutan Gunung Sibuatan dengan lokasi penelitian lain menunjukkan famili yang ditemukan di Hutan Gunung Sibuatan lebih sedikit dibandingkan di lokasi lain Hal ini dikarenakan jumlah spesies dan famili yang ditemukan lebih sedikit dibanding dengan lokasi lain.. Menurut Indriyanto 2008, menyatakan bahwa pada kondisi iklim yang berbeda-beda akan dijumpai hutan dengan komposisi jenis vegetasi yang berbeda pula. Masing-masing pohon yang menyusun tegakan hutan tersebut menghendaki persyaratan tempat tumbuh tertentu. Keanekaragaman jenis vegetasi yang tumbuh dan berkembang disetiap daerah memiliki perbedaaan vegetasi tertentu yang dipengaruhi oleh tipe iklim kawasan, tinggi tempat dan faktor lingkungan lainnya Nyoman, 2008. Menurut Polunin 1990, bahwa kondisi lingkungan sekitar tumbuhan merupakan faktor utama yang membatasi penyebaran dan juga pertumbuhan jenis tumbuhan. Tumbuhan hanya dapat tumbuh di tempat yang kondisinya cukup sesuai dengan pertumbuhan dan jenis-jenis yang berbeda sering kali membutuhkan kebutuhan yang berbeda pula.

4.2. Struktur Vegetasi Pohon Secara Horizontal

Salah satu indikator struktur hutan yang sering digunakan adalah diameter batang. Pada setiap lokasi ketinggian memiliki struktur hutan yang bervariasi, dikarenakan setiap spesies memiliki diameter batang yang berbeda-beda. Struktur vegetasi pohon horizontal secara keseluruhan dengan luas 1,6 Ha dan pada keempat lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Luas Bidang Dasar Pohon Tertinggi di Hutan Gunung Sibuatan Lokasi penelitian di Hutan Gunung Sibuatan Gambar 4.1 didapatkan total luas bidang dasar sebesar 84,92 m 2 1,6 ha, dengan tingkatan luas bidang dasar famili berkisar 0,02 – 29,85 m 2 1,6 ha. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari famili Fagaceae dengan nilai 29,85 m 2 1,6 ha. Hal ini disebabkan famili Fagaceae yang tumbuh di Hutan Gunung Sibuatan memiliki ukuran diameter batang yang besar dan memiliki jenis dan individu yang banyak. Luas bidang dasar terendah didapatkan dari famili Ebenaaceae dengan 0,2 m 2 1,6 ha. Menurut Pambudhi dalam Sudiyasa 2009, menyatakan bahwa kondisi normal hutan alam memiliki luas bidang dasar untuk pohon berdiameter batang 10 cm sebesar 27-38 m 2 ha. Gambar 4.2 Luas Bidang Dasar Pohon Tertinggi di Lokasi I Pada lokasi I dengan ketinggian 1500-1600 m dpl Gambar 4.2 didapatkan total luas bidang dasar sebesar 15,09 m 2 0,4 ha, dengan tingkatan luas 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 Lu as B id an g D as ar m 2 Famili 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 L u a s B id a n g D a ta r m 2 Famili Universitas Sumatera Utara bidang dasar famili berkisar 0,02 – 4,72 m 2 0,4 ha. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari famili Fagaceae dengan nilai 4,72 m 2 0,4 ha. Hal ini dikarenakan famili Fagaceae memiliki keliling yang besar untuk kisaran pohon. Faktor lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan besar kecil pohon. Luas bidang dasar terendah didapatkan dari famili Ebenaceae dengan 0,02 m 2 0,4 ha. Meurut Kurniawan 2012, bahwa tingkatan pohon dan tiang yang memiliki naungan luas serta tinggi dan diameter yang besar mendapatkan intesitas cahaya yang lebih banyak sehingga pertumbuhan tingkatan pancang dan semai akan terhambat. Pada lokasi II dengan ketinggian 1600-1700 m dpl Gambar 4.3 didapatkan total luas bidang dasar sebesar 33,45 m 2 0,4 ha, dengan tingkatan luas bidang dasar famili berkisar 0,43 – 14,93 m 2 0,4 ha. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari famili Fagaceae dengan nilai 14,93 m 2 0,4 ha. Famili Fagaceae mendominasi di Lokasi II dikarenakan memiliki jumlah kehadiran yang tinggi dengan setiap keliling dari jenis pohon yang besar. Menurut Sambas 2014, bahwa populasi pohon dalam hutan sub-pegunungan terdiri dari campuran kelas diameter. Luas bidang dasar terendah didapatkan dari famili Compositae dengan 0,43 m 2 0,4 ha. Gambar 4.3 Luas Bidang Dasar Pohon Tertinggi di Lokasi II 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 L u a s B id a n g Da ta r m 2 Famili Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Luas Bidang Dasar Pohon Tertinggi di Lokasi III Pada lokasi III dengan ketinggian 1700-1800 m dpl Gambar 4.4 didapatkan total luas bidang dasar sebesar 21,46 m 2 0,4 ha, dengan tingkatan luas bidang dasar famili berkisar 0,43 – 6,85 m 2 0,4 ha. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari famili Fagaceae dengan nilai 6,85 m 2 0,4 ha, hal ini dikarenakan famili ini memiliki diameter batang yang besar. Pada Lokasi III mulai terjadi perubahan struktur hutan dimana famili Myrtaceae memiliki kehadiran tertinggi sehingga memiliki nilai luas bidang dasar tertinggi kedua pada lokasi tersebut. Menurut Maisyaroh 2010, bahwa ditinjau dari segi kehadiran pada suatu komunitas tumbuhan dapat dikatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat maka semakin sedikit pula tumbuhan yang tumbuh. Luas bidang dasar terendah didapatkan dari famili Clusiaceae dengan 0,43 m 2 0,4 ha. Pada lokasi IV dengan ketinggian 1800-1900 m dpl Gambar 4.5 didapatkan total luas bidang dasar sebesar 16,34 m 2 0,4 ha, dengan tingkatan luas bidang dasar famili berkisar 0,29 – 5,63 m 2 0,4 ha. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari famili Myrtaceae dengan nilai 5,63 m 2 0,4 ha, dikarenakan famili Myrtaceae memiliki tingkat kehadiran yang tinggi di lokasi tersebut.. Luas bidang dasar terendah didapatkan dari famili Annonaceae dengan 0,29 m 2 0,4 ha, dikarenakan memiliki diameter batang yang relatif kecil diantara famili yang lain, sehingga sangat mempengaruhi dalam penyusunan struktur hutan. Variabel yang perlu diperhatikan dalam komposisi jenis pohon yang menyusun tegakan hutan, 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 L u a s B id a n g D a sa r m 2 Famili Universitas Sumatera Utara struktur tegakan hutan, kerapatan tegakan hutan, faktor tempat tumbuh, dan sifat toleransi pohon yang berimplikasi terhadap kondisi tegakan hutan Indriyanto, 2008. Gambar 4.5 Luas Bidang Dasar Pohon Tertinggi di Lokasi IV

4.3. Struktur Vegetasi Pohon Secara Vertikal