2.2. Floristik Hutan Pegunugan
Secara umum, lebih banyak spesies yang terdapat di wilayah tropik daripada di kutub. Hal ini di sebabkan karena lebih banyak relung yang dapat dieksploitasikan
di wilayah tropik itu. Setiap spesies mendiami relung, bagi hewan-hewan relung ditentukan oleh pakan dan ukurannya. Jadi di antara karnivora di suatu komunitas
lahan berpohon
woodland
dapat ditemui relung-relung predator. Relung atau ruang-ruang kegiatan spesies merupakan segala dimensi lingkungan meliputi
faktor-faktor fisik, kimiawi, dan biologi, waktu seharian atau waktu tahunan Wirakusumah, 2003.
Ketinggian rata-rata pada lapisan atas pohon di hutan hujan dapat ditetapkan pada tinggi 30m dengan pohon tertinggi tidak lebih dari 55 m. Dengan
demikian pohon di hutan hujan biasa lebih tinggi daripada pohon di hutan iklim yang ketinggian tertingginya hanya sampai 46 m. Dalam hal lingkar batang, hutan
hujan tropis terkenal dengan kerampingannya dengan lingkar batang 1m yang merupakan bentuk lumrah pada umumnya Ewusie, 1990.
Selain hutan Dipterocarpaceae yang bernilai berkayu, hutan Borneo kaya dengan pohon buah-buahan yang sangat penting bagi kehidupan di hutan dan bagi
penduduk setempat. Jenis-jenis buah ini antara lain adalah mangga
Mangifera
, durian
Durio
,
Baccaurea
Euphorbiaceae, sukun dan nangka
Artocarpus
serta rambutan
Nephelium
. Beberapa jenis ini biasa dipelihara di halaman rumah-rumah penduduk. Di antara palem Borneo, hanya sedikit marga yang menghasilkan
buah-buahan, makanan dan produk lain yang secara luas digunakan oleh masyarakat setempat MacKinnon
et al.,
2000.
2.3. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan tumbuhan. Unsur-unsur iklim seperti temperatur, curah hujan,
kelembapan, dan tekanan uap air berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon. Pengaruh iklim terhadap kehidupan tumbuhan sangat nyata, terlebih lagi iklim
mikro di suatu tempat yang bergantung kepada keadaan topografi dan kondisi atmosfer karena kondisi atmosfer juga ikut menentukan sifat iklim setempat dan
regional. Adanya perbedaan iklim akan menimbulkan variasi dalam formasi hutan
Universitas Sumatera Utara
Arief, 1994. Sebaliknya kondisi vegetasi atau komunitas tumbuhan hutan juga memepengaruhi atau menegendalikan perubahan terhadap unsure-unsur iklim,
sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi iklim lokal sangat bergantung kepada kondisi vegetasi yang ada. Suatu contoh bahwa iklim perkotaan sangat
dipengaruhi oleh keberadaan dan kondisi vegetasi kota atau hutan kota. Bahkan keberadaan hutan kota di suatu tempat ditinjau dari fungsi ekologinya tidak dapat
digantikan oleh hutan di tempat lainnya apalagi dari segi peranannya terhadap pengendalian neraca energi dan neraca air Indriyanto, 2006.
Iklim merupakan faktor penting pembentukan suatu vegetasi. Untuk setiap jenis tumbuhan dan hewan ada rataan temperatur untuk dapat bertahan. Batasan
minimum di atur sebagai permulaan dan temperatur maksimum sebagai akhir untuk organisme hidup terus. Temperatur optimum dimana organisme dapat
memanfaatkan fungsinya dengan seefisien mungkin untuk mengalami pertumbuhan dan perkembangan Tivy, 1993.
2.4. Struktur dan Komposisi Pohon Hutan Pegunungan